Senin, 23 Desember 2019

Jika makna Al Qur'an saja bisa mereka belokkan maknanya maka bagaimana dengan hadis?


Lihat saja buktinya Hud 17, dalam ayat ini ada kata 

AfaMAN kana ala bayyinatin Mirobbihi

Apakah sama orang yang mempunyai bukti yang nyata (Al Qur'an) dengan orang yang tidak mempunyai bukti yang nyata? 

Jadi inti pertanyaannya adalah pada kata bukti yang nyata karena hal inilah yang dipertanyakan dan diperbandingkan dalam ayat ini, maka untuk mengetahui siapa yang mempunyai bukti yang nyata ya kita melihat ke atas ayat ini apakah ada dijelaskan atau tidak?

Contoh

Budi pergi ke pasar memakai motor merah BMW
Dia di pasar membeli ikan dan sayur
Dia ditemani Iwan 

Lalu ada pertanyaan, 
Apakah sama orang yang mempunyai motor merah BMW dengan orang yang tidak mempunyai motor merah BMW?

Nah untuk menjawabnya Kita tinggal melihat ke atas apakah ada disinggung motor merah BMW? Jika ada maka maka dialah orang yang dimaksud dalam pertanyaan diatas, dan karena yang mempunyai motor merah tersebut adalah Budi maka dialah yang dimaksud dengan pertanyaan diatas

Anak SD pun saya yakin paham dengan mudah karena ini bahasa sederhana sekali

Nah dalam ayat Hud 17 Allah memakai kata Al bayyinat atau bukti yang nyata sebagai kata inti kalimat perbandingan diatas , maka kita tinggal melihat keatas siapakah orang yang mempunyai bukti yang nyata itu, dan kita dapat jawabannya pada ayat Hud 12 dan 13

Nabi Hud:13 - Bahkan mereka mengatakan: "MUHAMMAD telah membuat-buat Al Quran (bukti yang nyata) itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar".

Nah koq bisa bisanya baik tafsir, terjemahan, dimana pun di dunia ini tidak ada yang bisa melihat hal ini? Padahal sangat mudah memahami ayat ini, karena Al bayyinat yang dimaksud adalah Al Qur'an yang mulia dan itu hanya ada pada nabi Muhammad Saw sesuai as saf ayat 6

Satu barisan (Aş-Şaf):6 - Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".

Mengapa mereka tidak melihat ayat Ini? Dan bahkan Ibnu Katsir memakai kata orang orang beriman secara umum yang membawa fitrah yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan ayat ayat diatasnya, dimana dia mengartikan Al bayyinat dengan kata fitrah

sebenarnya ada apa? Apakah ini kesengajaan atau ketidaksengajaan? Tidak mungkin tidak sengaja, pasti sengaja ingin membelokkan makna ayat Hud 17 yang sebenarnya

Ini artinya ada upaya untuk menyembunyikan satu rasul saksi dalam Hud 17

Ini adalah kesengajaan membelokkan makna ayat. Itu artinya jika ayat Al Qur'an mereka berani belokkan maknanya maka bagaimana dengan hadis? Tidak usah ditanyakan lagi

Nabi Hud:19 - (yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. Dan mereka itulah orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirat.

Akibatnya? Milyaran sudah ummat Islam tersesat dalam kurun waktu seribu empat ratus tahun, bisa hitung berapa jumlah mereka? Belum lagi korban dari tersesatnya mereka, karena pasti ada korban dari orang orang yang salah dalam beragama, lihat saja ISIS dll, bisa hitung jumlah mereka? Apakah anda akan ridho dan diam saja lalu menutup mata seolah olah tidak terjadi apa apa? Saudaraku anda akan ditanya akan hal ini! SEBARKAN DAN SAMPAIKAN KEPADA DUNIA KESALAHAN TERBESAR INI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar