Minggu, 22 Desember 2019

IMAMAN adalah para saksi yang siddiqin


Besi (Al-Ĥadīd):19 - Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu orang-orang Shiddiqien dan orang-orang yang menjadi SAKSI di sisi Tuhan mereka. Bagi mereka pahala dan cahaya mereka. Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni-penghuni neraka.

Jadi ada orang orang yang emang akan menjadi saksi di sisi Tuhan, yang ucapan mereka ini akan menjadi hujjah ketetapan Allah bagi mereka yang bersalah, dan mereka pasti Maksum, tidak mungkin orang yang tidak terjaga kesuciannya, sebab akan menyebabkan kedzaliman jika menjadikan orang yang tdk Maksum alias tidak suci sebagai saksi yang mana ucapan saksi tadi menjadi penentu nasib seseorang, bisa bisa orang tersebut teraniaya karena kesalahan dalam bersaksi, maka saksi ini wajib suci

Nabi Hud:18 - Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim,

Dalam ayat ini para saksi diatas akan menetapkan keputusan "orang orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka", lalu kutukan Allah ditimpakan kepada mereka yang berdusta tadi (termasuk Ibnu Katsir Al Kazzab yang berdusta atas nama Allah dalam tafsirnya dalam Hud 17), itu artinya para saksi ini adalah orang orang maksum atau suci yang perkataannya tidak boleh salah dan mengandung hawa nafsu.

Siapa mereka? Satu diantaranya adalah dia yang disebutkan dalam Hud 17 ini

Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang (Nabi Muhammad Saw) yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Imam Ali as) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa, IMAMAN dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

Dialah rasul saksi imam Ali as

Nah selain itu masih ada lagi sebab ayat diatas menyebutkan "orang orang yang menjadi saksi di sisi Tuhan mereka" jadi bukan hanya satu

Sisanya adalah para IMAMAN yang disebut dalam ayat setelahnya

Waming koblihi kitabu Musa IMAMAN warahmatan

Nabi Hud:17 - .. dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa IMAMAN dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

Nah kata IMAMAN dalam ayat ini adalah para saksi saksi tersebut, merekalah yang akan menjadi jembatan antara kitab dan Rahmat

Artinya jika mau Kitab Allah menjadi Rahmat maka harus melalui IMAMAN, karena mereka adalah maksum atau suci, sehingga Kitab yang suci dapat menuntun manusia tanpa ternoda oleh faktor faktor yang tidak suci

Itulah sebabnya Allah memberikan contoh pada kasus kitab Musa as sebab pada zaman Musa contoh ini sudah ada

Jamuan (Al-Mā'idah):12 - Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menutupi dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus.

Sehingga kita disuruh memilih apakah mau atau tidak menjadikan kitab menjadi Rahmat, kalo tidak mau ya tidak dipaksa, tapi resiko tanggung sendiri sebagaimana ummat Musa yang tidak taat pada akhirnya menciptakan kerusakan dimuka bumi, makanya Allah memberikan contoh kepada Kitab Musa as, karena sudah ada dampak negatifnya akibat dari menolak taat pada imam imam mereka.

Itulah sebabnya ayatnya berbunyi waming koblihi kitabu Musa IMAMAN warahmatan

Dan sebelumnnya telah ada kitab Musa IMAMAN warahmatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar