Minggu, 25 Februari 2018

Imamum Mubin 3

Ketika jokowi manggil si sandi dengan sopirnya itu artinya sandi datang bersama supirnya.  Kira kira supirnya si sandi ikut dipanggil untuk apa?  Untuk jadi koki? Tentu untuk menjalankan fungsinya sebagaimana layaknya supir yaitu nyupirin pak sandi.  Itu artinya si sandi mau disuruh ke suatu tempat dan akan diantar oleh supirnya karena itulah fungsinya supir.

Ketika di yaumil hisab Allah memanggil setiap ummat, atau manusia dengan Imamnya masing masing kira kira untuk apa?  Tentunya agar imam itu menjalankan fungsinya bukan?  Apa fungsinya imam?  Diantaranya memimpin,  menegakkan hukum Allah,  menggakimi ummat  yang dipimpinnya bukan?  Nah tugas menghakimi ummat yg dipimpinnya itulah yang menjadikan mereka dipanggil ketika ummatnya dipanggil, karena memang itulah tugasnya. Menegakkan hukum Allah baik di dunia maupun di akhirat pada yaumil hisab nanti.

Ummat akan diurus oleh imamnya masing masing dan mereka pula lah yang menghakimi ummatnya

Sama dengan supir si sandi ya hanya mengurusi si sandi,  mau diantar ke jurang atau ke hotel itu supir yang putuskan karena emang itulah fungsinya.

Sama pula dengan Imam,  ketika Allah telah memilih seorang imam maka dia bertanggung jawab memimpin, menegakkan hukum Allah dan menghakimi ummatNya. Dan tugas ini akan tetap berlaku di akhirat,  makanya mereka masih dipanggil imam disana

Yauma nad'u kulla unasim BI IMAMIHIM

Memperjalankan di waktu malam (Al-'Isrā'):71 - (Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan IMAMNYA / pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.

Ketika Allah menyebut Imam maka itu termasuk atribut yang disandingkan kepadanya.  Itu artinya ketika Allah menyebut Imam maka itu artinya tugas dan fungsinya masih melekat padanya,  sama ketika menyebut supir maka dia adalah supir bukan koki,  supir yang tugasnya nyupirin mobil bukan tugasnya masak.

Maka ummat yang beriman akan dipanggil dengan imamnya,  baik dia akui atau tidak,  baik dia sadar punya imam atau tidak,  pasti dia akan kaget ketika di yaumil hisab nanti dia akan dipanggil dalam satu kelompok besar bersama imamnya. Lalu dia akan berkata "itu siapa?" maka malaikat akan berkata "dia adalah imammu yang akan menghakimi kalian semua dalam satu kelompok besar ini"

"Lah diakan Ali bin Abi Tholib?

Kelompok yang disebelah juga berkata "lah diakan Hasan bin Ali bin abi Tholib?"

Kelompok disebelahnya lagi juga akan berkata "lah itu kan Husain bin Ali bin abi Tholib?"

Kelompok diselahnya lagi juga berkata "lah itukan Ali zainal abidin bin Husain bin Abi Tholib? "

Dan ummat akhir zaman juga akan berkata "lah itu kan imam mahdi?"

Malaikat kemudian akan berkata "ya merekalah imam imam kalian pada masing masing zaman,  merekalah yang bertugas menghakimi kalian pada hari ini"

Maka kecelakaan besarlah ummat yang justru selama di dunia menjadi musuh musuh mereka karena itu sama saja kau memusuhi hakim yang akan menghakimi mu.  Seharusnya hakim itu disogok kek biar dia bisa memberikan keputusan hukum yang meringankan bila perlu mengampuni semua kesalahan kita dengan vonis bebas.  lah ini hakimnya malah dimusuhin? 

Nah sholawat kita kepada Nabi dan ahlulbaitnya adalah bentuk sogok kita kepada mereka,  semoga besok mereka yang Mulia akan memvonis kita dengan vonis bebas.  Nah vonis bebas dari semua dosa kita itulah yang disebut "Syafaat"

Nabi Yunus (Yūnus):3 - Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?

Mau bebas dari segala tuntutan dan divonis bebas? Banyak banyaklah sogok kepada hakimmu dengan sholawat "Allahumma sholli 'ala Muhammad wa 'ali Muhammad wa 'ajjil farojahum"

karena semua keputusan ada ditangan Imam karena Allah "hanya" bersemayam diatas arsy untuk mengatur semua urusan termasuk urusan di yaumil hisab nanti,  masa Dia Yang Maha Mulia harus turun tangan ngurusin dosa togelmu?  😂😂😂

hakim agung di dunia aja ogah apalagi Allah SWT  Maha Raja diraja?

mengapa demikian?  Pertama karena Allah Maha Mulia,  dzatnya sangat agung dan bisa membinasakan ruh yang lain jika Allah langsung berkata kata padanya,  dan ini juga terjadi di Yaumil Hisab,  Allah gak akan mengurusin kita langsung melainkan lewat perantaraan

Musyawarah (Ash-Shūraá):51 - Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.

itu karena Diri Allah tidak akan sanggup kita gapai dengan segala panca indra dan jiwa kita kecuali lewat perantaraan. Para imam as itulah perantaraan Allah dalam menghakimi ummatNya,  dengan mewahyukan semua keputusan kepada imamnya maka dengan itulah seseorang diputus neraka atau syurga

maka banyak banyaklah ibadah dan sholawat kepada hakim mu, agar kau selamat.

maka kenalilah hakimmu,  bantu dan perjuagkan haknya di dunia ini maka NISCAYA mereka as akan memperjuangkan Syafaat untuk kalian di Yaumil Hisab. Disaat tidak lagi ada kata kembali,  disaat tidak ada lagi pertolongan selain keputusan mereka.

kenalilah mereka,  mereka adalah 12 imam dari ahlulbait nabi saw.

Imamum Mubin 2

Ketika nabi saw menghukum sahabatnya karena berbuat kesalahan apakah orang tersebut akan diadili ulang oleh Allah diakhirat?  Tidak, itu artinya hukumannya telah ditetapkan oleh Nabi sebagai wakil Tuhan, utusan Allah

Itu artinya kesalahan ummat yang dihakimi oleh Nabi Muhammad saw berlaku tetap di dunia dan akhirat. Kesalahan adalah dosa,  maka Nabi menghakimi dosa ummatNya bukan? Koq bisa?  Ya karena beliau adalah utusan Tuhan,  maka beliau mewakili Tuhan dalam menghakimi umatNya,  hambaNya. Maka hukuman yang dijatuhkan Nabi dan ditetapkan nabi berlaku untuk di dunia dan juga akhirat bukan?  Ya buktinya orang yang sudah dipotong tangannya karena muncuri di dunia maka tidak akan dipotong ulang diakhirat,  itu artinya ketetapan hukum nabi di dunia berlaku juga di akhirat,  itu artinya pula Nabi menjadi hakim di dunia dan juga di akhirat karena hukumnya bukan hanya berlaku di dunia tetapi juga di akhirat.

Kedua,  jika khalifah, pengganti Allah dan pengganti nabi dalam urusan ummat menghakimi ummat,  dengan memotong tangan pencuri apakah si pencuri akan diadili ulang?  Tidak bukan?  Itu artinya hukuman yang dijatuhkan khalifah juga berlaku di akhirat,  itu artinya khalifah adalah hakim yang berlaku hukumnya di dunia dan juga di akhirat,  itu artinya pula khaliafah adalah hakim di dunia dan juga diakhirat.  Maka khalifah wajib RASUL

khalifah inilah yang disebut Imam,  pemimpin,  yang akan dipanggil membaca kitab catatan amal manusia yang dipimpinnya

Memperjalankan di waktu malam (Al-'Isrā'):71 - (Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.

Untuk apa membacanya?  Buat ngerumpi?  Buat ngegosip?  Bukan, buat menetapkan hukum bagi si pemilik buku cataatan amal tersebut. Sebab jika bukan untuk itu ngapain imam, pemimpinnya dipanggil? Ngapain Imamnya membaca kitab tersebut? Untuk itulah semua ummat akan dipanggil dengan imamnya,  Umat Musa dipanggil dengan 12 imamnya,  umat nasrani akan dipanggil dengan 12 hawariunnya dan Umat islam akan dipanggil dengan 12 khalifahnya,  dan mereka inilah yang akan menghakimi masing masing ummat dan para nabi menjadi saksi bahwa keduabelas imam imam dalam masa tugas kenabiannya benar benar utusan Allah

Hukum merekalah yang Allah tegakkan di dunia dan di akhirat. Maka Musa as akan menghakimi bani israel yg hidup satu masa dengannya, yang tidak semasa hidup dengan Musa as (maksudnya ummat yg masih hidup setelah Musa as wafat)  akan dihakimi oleh 12 naqib (Al maidah 12) . Begitupun Isa as akan menghakimi ummat Nasrani yang hidup semasa hidup dengannya,  ummat setelahnya akan dihakimi oleh 12 Hawariun.  Begitupula ummat Nabi Muhammad saw yang hidup semasa hidup dengan nabi akan diadili oleh Rasulullah saw,  setelah nabi wafat maka mereka akan dihakimi oleh 12 khalifah di dunia dan di akhirat

Maka Musa as, Isa as, dan Nabi Muhammad saw akan berdiri menghakimi ummatNya di dunia juga diakhirat

begitu pula 12 Naqib, 12 Hawariun,  dan 12 khalifah menggantikan nabi nabi untuk berdiri menghakimi ummatNya di dunia dan akhirat

"tidak seperti itu sodaraku, di dunia mereka menghakimi ummatNya tapi diakhirat Allah sendiri yang akan menghakimi mereka semua"

Jadi ketika di dunia mereka adalah imam,  pemimpin ummat,  salah satunya menghakimi ummatNya,  lalu apakah di akhirat mereka tidak lagi menjadi Imam dan kehilangan tugas dan fungsinya?  Jika seperti itu maka tidak mungkin Allah memanggil mereka yaitu umat dengan beserta Imamnya masing masing bukan?  Itu artinya Allah masih mengakui mereka sebagai imam atau pemimpin, ketika Allah masih mengakui mereka sebagai imam atau pemimpin pemimpin ummatNya maka sudah pasti itu termasuk masih mengakui fungsi dan tugasnya,  yaitu salah satunya adalah menghakimi ummatNya.

Sabtu, 24 Februari 2018

Imamum Mubin

Seorang pendosa selalu  berharap semoga Tuhan itu Maha Baik dan semoga segala dosanya diampuni sehingga dia berharap terlepas dari pertanggungjawaban

Sebaliknya seorang Abid (ahli ibadah) selalu berkeyakinan bahwa Tuhan itu Maha pemberi balasan, Maha Jahat sehingga akan menyiksa sekejam kejamnya semua pendosa dan berharap mengazab semua orang yang bersalah

Tuhan sendiri Maha Adil tidak akan menghukum siapapun tanpa saksi dan bukti.

Sapi Betina (Al-Baqarah):281 - Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).

Azab itu pasti,  ampunan juga pasti,  begitu pula dengan keadilan dan tanpa sedikitpun seseorang dianiaya

Begitu pun rasa tidak puas akan selalu mewarnai prasangka manusia,  jika Dia menghukum Manusia berdosa maka Dia akan dituduh tak punya ampunan dan belas kasih

jika mengampuni manusia maka yang ahli ibadah akan merasa Tuhan "tidak adil"

Ya malaikat saja yang tidak pernah merasakan susahnya hidup di dunia merasa Tuhan tidak adil ketika Adam diciptakan,  apalagi diri kalian yang menghabiskan masa muda menahan hawa nafsu, beribadah dan melihat seorang pelacur yang Allah ampuni hanya karena memberi minum anjing? 

Pasti kalian akan protes,  itu sudah pasti

"Ya Allah,  hanya dengan seteguk air kepada anjing engkau tempatkan seorang pelacur bersama sama kami di syurgaMu?  Sedang kami bertungkuslumus mengerjakan semua perintah dan menjauhi semua laranganmu?  Keadilan macam apa ini?"

Allah tidak ingin dituduh Jahat oleh pendosa
Tapi juga tidak ingin dituduh tidak adil oleh sang abid

Maka Allah tidak akan membuat keputusan sendirian,  agar tidak dituduh jahat tanpa belas kasihan kepada pendosa dan agar tidak dituduh pula tidak adil oleh abid jika mengampuni pelaku dosa. Maka semua urusan akan diselesaikan dengan sangat hati hati dan bijaksana.

Maka sejatinya yang kelak akan memutuskan si fulan diampuni, disiksa,  masuk syurga dan neraka bukan Allah

Allah Maha "Tidak enakan"

Pernah merasa tidak enak hati?  Darimana perasaan itu tercipta?  Dari batu?  Dari kayu?  Bukan,  itu dari Allah

Jika kau bisa merasakan "tidak enak" seperti itu apa Allah tidak? Padahal Dia Yang Menciptakan perasaan itu?

Maka keputusan penghakiman itu bukan langsung diputuskan Allah.

Allah menyerahkan kepada manusia,  ya Manusia yang pantas menghakimi Manusia,  agar jangan pernah ada kata kata yang pernah diucapkan malaikat padahal malaikat tidak pernah merasakan pahit getirnya hidup di dunia tapi bisa merasakan rasa "tidak adil"

itulah kedilan Allah

Jika manusia sendiri yang memutuskan maka manusia lain akan paham,  dia Bukan Tuhan, pantas jika dia menghukum sekejam kejamnya,  neraka dan pantas jika dia membebaskan seorang pelacur dari dosa karena dia menilai dengan pertimbangan kemanusiaan.

Hanya manusia yang bisa menghakimi manusia,  agar tidak ada alasan bagi manusia lain yang menuding Allah tidak adil

Lalu siapakah manusia manusia itu?

Imamum Mubin

Yā-Sīn:12 - Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam IMAMUM MUBIN

segala sesuatu Kami kumpulkan dalam IMAMUM MUBIN,  segala sesuatunya, termasuk putusan manusia kelak,  surga atau nerakanya dikumpulkan dalam Imamum Mubin

apa itu Imamum Mubin?  Dalam terjemahan umum,  diartikan dengan Kitab yang nyata. 

Jika Imam diartikan Kitab lalu kitabun dalam al qur'an mau diartikan apa?  Masa diartikan Kitab juga?  Jadi ada dua kata yang artinya sama?  Jika sama kenapa Allah memakai keduanya untuk hal yang berbeda?

Dzalikal Kitabu laraibafihi hudallil muttaqin (al baqarah 2)
Kenapa tidak Dzalikal imamul laraibafihi hudallil muttaqin?  Bukankah Imam artinya kitab?  Kenapa Allah memakai dua kata dalam hal yang berbeda jika artinya sama?

Ataukah kalian yang memaksakan kehendak dalam mengartikan kata Imam menjadi Kitab?

ya sepertinya begitu,  sehingga kalian memaksakan kata Imamum Mubin menjadi arti "kitab yang nyata",  padahal arti sebenarnya adalah "imam yang nyata" hanya karena menolak imaman? 

inilah penyesatan yang sangat fatal,  sehingga manusia tidak tau bahwa Allah terlalu Mulia untuk mengurusi dosa dan pahala kalian,  Seakan Allah akan begitu bangga jika ada satu manusia yang bisa Dia siksa dan akan merasa bahagia jika ada satu manusia yang dimasukkan dalam surga? 

Allah terlalu mulia nak untuk mengahkimi dosa dan pahala kalian yang tidak ada untung dan ruginya bagi Allah

yang kelak akan menghakimimu adalah Imamum mubin,  imam yang nyata, karna pada dirinya Allah telah himpun segala sesuatunya termasuk nasib kalian kelak,  surga atau neraka

Hanya ada satu perkara yang akan Allah tangani sendiri, yaitu kesyirikan,  karena disana Hak Allah diinjak injak, dan para perampas kedaulatan Allah adalah kesyirikan yang paling berat

selainnya adalah urusan Imamum Mubin,  merekalah yang akan memutuskan si A syurga atau neraka

Memperjalankan di waktu malam (Al-'Isrā'):71 - (Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan IMAMNYA/ pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.

perhatikan ayat ini, setiap manusia,  ummat akan dipanggil bersama Imamnya, untuk apa imam juga dipanggil?  "Agar mereka membaca kitabnya itu". Mereka ini siapa?  Orang yang yang mempunyai catatan amal tersebut dan Imam,  lah imam ngapain baca catatan amal orang tersebut?  Biar  Allah buka aibanya orang tersebut kepada imam?  Ada urusan apa imam ikut baca?  Nah perhatikan kata selanjutnya "dan mereka tidak dianiaya sedikit pun", imam tidak dianiaya dan ummat tidak dianiaya juga,  artinya? Untuk apa imam baca kitab orang yang juga sekaligus bukan karena menceritakan aib pelaku dosa? Ya karena imam inilah yang akan menilai bahwa si pemilik catatan pantas neraka atau syurga,  sebab jika tidak begitu maka itu sama saja menganiaya Imam karena membaca aib orang yang tidak ada urusan dengannya.  mengapa demikian? Ya karena merekalah Imamum Mubin,  Allah telah meletakkan segala sesuatu termasuk kriteria ukuran syurga dan neraka kedalam dada mereka,  merekalah penilai disisi Allah, merekalah Hakim wakil Allah dalam menetapkan syurga atau neraka bagi masing masing ummatnya.

itu artinya Allah tidak langsung turun tangan,  sebab Dia Maha Tinggi,  masa urusan dosa main judi togel 30.000 mau diadili Allah?  Yang benar saja?  Hakim Agung di Jakarta saja gak sudi mengurusi perkara pelanggaran judi sabung ayam Apalagi Allah Yang Maha Mulia, Maha  Tinggi dan Maha Agung? Makanya perkara yang langsung berurusan denganNya cuma satu Dosa syirik,  selainnya ada para Imam yang menghakimi

Kamis, 22 Februari 2018

Khulafaur Rasyidin

Rasulullah saw membentuk sahabat dan sahabat nabilah yang membentuk islam,  sehingga Rasulullah saw bukanlah pembentuk islam secara pribadi, para sahabat nabi itulah yang membentuk islamnya sendiri, apa itu islam?  Tunduk taat,  patuh. Rasulullah saw tidak membentuk kepatuhan,  ketundukkan,  ketaatan,  karena semua itu pilihan manusia yang dibentuk tersebut, la ikraha fiddin,  tidak ada paksaan dalam islam. Rasulullah saw hanya seorang pemberi peringatan

Guruh (Ar-Ra`d):7 - Orang-orang yang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu tanda (kebesaran) dari Tuhannya?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk.

Karena itulah tidak ada paksaan dalam membentuk para sahabat nabi untuk taat dan patuh. Mau taat silahkan,  mau membangkang silahkan.  Karena faktor inilah yang kemudian membentuk para sahabat nabi yang pada akhirnya sebagian besarnya membangkang dan membentuk islam masa kini yaitu islam pembangkangan, islam abal abal

Kedua,  mengapa nabi bukan pembentuk islam secara pribadi?  Itu karena islam telah ada sejak dahulu,  bukan baru muncul pada masa nabi saw saja,  sebab jika baru muncul pada masa nabi saw maka mereka semua yang hidup sebelum nabi akan binasa,  karena tidak ada agama yang diridhoi kecuali islam.  Maka agama Nabi Musa as,  Daud as,  sulaiman as dll tidak diridhoi karena yang diridhoi hanya agama islam.

Keluarga 'Imran ('Āli `Imrān):19 - Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.

Maka sejatinya islam telah ada sejak dahulu

Sapi Betina (Al-Baqarah):132 - Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".

Nabi Muhammad saw datang hanya membawa beberapa perubahan besar syariat atas islam yang lama. Atau hanya menyempurnakan islam yang telah ada.  Jadi bukan pembentuk islam, karena islam telah ada sejak dahulu

Jamuan (Al-Mā'idah):3 - Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Telah diridhoi islam menjadi agama mu,  jd sebelum ayat ini turun bagaimana dengan islam yang ada?  Maka islam yang ada tersebut belum diridhoi karena dalam masa penyempurnaan dari islam sebelumnya.  Makanya Haji adalah syariat islam yang ada sejak zaman Ibarahim as,  bukan baru ada pada zaman Nabi Muhammad saw. 

Sehingga ada beberapa syariat syariat lama yang tidak diubah sistemnya,  hanya tata laksananya yang disempurnakan. Termasuk mekanisme kepemimpinan, sama sekali tidak diubah, sama persis seperti yang sebelumnya,  yaitu kedaulatan Allah hanya Dia berikan kepada Rasul rasulNya tidak yang lain.

Sapi Betina (Al-Baqarah):285 - Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan RASUL-RASUL-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "KAMI DENGAR DAN KAMI TAAT". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali".

Ini adalah aturan islam lama yang tidak diubah sama sekali. 

Yaitu mereka yang mengaku beriman kepada Allah wajib taat dan patuh kepada Rasul Rasul Allah. Bukan satu rasul melainkan rasul rasul, taat atas apa yang disampaikan oleh rasul rasul.

Dan ini berlaku sejak dahulu,  dan bahkan para nabi meminta perjanjian ummatnya untuk menaati rasul rasul diantara mereka sendiri.  ini mekanisme ketaatan islam yang tidak ada perubahan, kenapa dikatakan tidak ada perubahan?  Karena keberadaan aturan ini termuat dalam al qur'an,  itu artinya jika aturan ini sudah tidak lagi dianggap perlu oleh Allah maka tidak akan Allah masukkan dalam al qur'an sebagai bentuk syariat ketaatan islam itu sendiri

Jamuan (Al-Mā'idah):12 - Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menutupi dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus.

itu artinya syariat kepemimpinan diatas tidak dihapus dengan syariat yang lain. Sebab tidak ditemukan syariat pengganti dalam persoalan kepemimpinan.

maka islam yang disempurnakan ini hanya pada sebagian besarnya saja,  misalnya cara sholat dan waktunya,  beberapa syariat haji,  berkurban,  dll

sedangkan dalam beberapa aspek tetap sama.

salah satunya soal kepemimpinan dalam islam yaitu wajib taat pada 12 rasul rasul atau 12 imam imam.  

Inilah islam yang sempurna, dibangun diatas satu pilar utama dan 12 pilar penyangga, tanpa 12 pilar penyangga maka bangunan itu roboh.  karena itulah aturan syariat ini tidak pernah berubah sejak dahulu,  hanya saja jenis pilarnya yang berbeda

Bukhari dalam Sahih Bukhari menuliskan:

Jabir berkata: Aku mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: “Akan ada dua belas Pemimpin dan Khalifah.” Kemudian beliau menambahkan sesuatu yang tidak bisa aku dengar. Ayahku berkata bahwa Rasulullah .s.a.w bersabda: “Semuanya dari suku Quraisy.”

(Lihat: Sahih Bukhari, Kitab Al-Ahkam, no 6682, Jilid 4, Hal 168, Cetakan Mesir, Tahun 1351.  Bisa juga dilihat dalam; Sahih Muslim (dengan syarah An-Nawawi), Kitab Al-Imarah, no 3393, 3394, 3394, 3395, 3396 & 3397, Cetakan Mesir, Tahun 1334. Sunan At-Turmudzi, Kitab Al-Fitan, no 2149. Sunan Abi Dawud, Kitab Al-Mahdi, no 3731)

Muslim dalam Sahih Muslim menulskan:

Jabir meriwayatkan: Aku dan ayahku menemui Rasulullah s.a.w.  Kami mendengar beliau bersabda: “Persoalan ini  (Kekhalifahan) tidak akan berakhir sampai datang dua belas Khalifah.” Kemudian beliau menambahkan sesuatu yang  tidak kudengar. Aku menanyakan kepada ayahku tentang apa yang Rasulullah s.a.w sabdakan. Beliau (Rasul) bersabda: “Semuanya dari Quraisy.”

(Lihat: Sahih Muslim (dengan syarah An-Nawawi), Kitab Al-Imarah, Jilid 6, Hal 3, no 3393, Cetakan Mesir, Tahun 1334)

12 khalifah, imaman inilah yang saya maksudkan sebagai syariat islam yang tidak pernah berubah diatas.

Dan khalifah adalah pemegang kedaulatan Allah,  sedangkan Allah tidak pernah memberikan kedaulatan Nya kepada selain Rasul rasulNya,  maka khalifah wajib rasul,  tidak bisa kurang dari itu


عَنْ أَبِي نَجِيْحٍ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَاريةَ رَضي الله عنه قَالَ: وَعَظَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ الله عليه وسلم مَوْعِظَةً وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوْبُ، وَذَرِفَتْ مِنْهَا الْعُيُوْنُ، فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدَّعٍ، فَأَوْصِنَا، قَالَ: أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفاً كًثِيْراً. فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

[رَوَاه داود والترمذي وقال: حديث حسن صحيح]

Abu Najih, Al ‘Irbad bin Sariyah ra. ia berkata: “Rasulullah telah memberi nasehat kepada kami dengan satu nasehat yang menggetarkan hati dan membuat airmata bercucuran”. Kami bertanya ,”Wahai Rasulullah, nasihat itu seakan-akan nasihat dari orang yang akan berpisah selamanya (meninggal), maka berilah kami wasiat” Rasulullah bersabda, “Saya memberi wasiat kepadamu agar tetap bertaqwa kepada Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia, tetap mendengar dan ta’at walaupun yang memerintahmu seorang hamba sahaya (budak). Sesungguhnya siapa diantara kalian masih hidup niscaya bakal menyaksikan banyak perselisihan. Karena itu berpegang teguhlah kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang lurus (mendapat petunjuk) dan gigitlah dengan gigi geraham kalian. Dan jauhilah olehmu hal-hal baru karena sesungguhnya semua bid’ah itu sesat.”

[HR. Abu Daud dan At Tirmidzi, Hadits Hasan Shahih]

Khulafaur Rasyidin inilah yang disebut sebagai rasul rasul,  khalifah yang mendapatkan petunjuk, pemegang kedaulatan Allah.  Bukan khalifah perampas kedaulatan Allah, seperti khalifah Abu Bakar karena dia dipilih oleh ummat di saqifa (bailarung) sedangkan ummat tidak mempunyai kedaulatan sedikit pun, sehingga Abu bakar bukanlah khulafaur Rasyidin,  sebab dia bukan salah satu dari 12 rasul rasul.

Lalu siapakah 12 rasul rasul yang dimaksud? 

Dalam Kitab Yanabi’ul Mawaddah, oleh Al-Qunduzi Al-Hanafi, bab 95:

Jabir bin Abdillah berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Wahai Jabir, sesungguhnya para washiku (penerima wasiatku) dan para Imam kaum muslimin sesudahku adalah: pertama Ali, kemudian Al-Hasan, kemudian Al-Husein, kemudian Ali bin Husein, kemudian Muhammad bin Ali yang terkenal dengan julukan Al-Baqir dan kamu akan menjumpainya wahai Jabir, dan jika kamu menjumpainya sampaikan padanya salamku; kemudian Ja’far bin Muhammad, kemudian Musa bin Ja’far, kemudian Ali bin Musa, kemudian Muhammad bin Ali, kemudian Ali bin Muhammad, kemudian Al-Hasan bin Ali; kemudian Al-Qaim, namanya sama dengan namaku, nama panggilannya sama dengan nama panggilanku, yaitu putera Al-Hasan bin Ali, di tangan dialah Allah tabaraka wa ta’ala membuka kemenangan di bumi bagian timur dan barat, dialah yang ghaib dari para kekasihnya, ghaib yang menggoncangkan kepercayaan terhadap kepemimpinannya kecuali orang yang hatinya telah Allah uji dalam keimanan.”

Kemudian Jabir bertanya kepada Rasulullah saw: Ya Rasulullah, apakah manusia memperoleh manfaat dalam keghaibannya? Nabi saw menjawab: “Demi Zat Yang Mengutusku dengan kenabian, mereka memperoleh cahaya dari cahaya wilayahnya (kepemimpinannya) dalam keghaibannya seperti manusia memperoleh manfaat dari cahaya matahari walaupun matahari itu tertutup oleh awan. inilah rahasia Allah yang tersimpan dan ilmu Allah yang dirahasiakan, Allah merahasiakannya kecuali dari ahlinya.”

Rabu, 21 Februari 2018

Takdir Baik dan Takdir Buruk

Takdir berasal dari kata qadar atau ukuran,  sehingga takdir artinya sudah diukurkan oleh sang pembuat ukuran, yaitu Allah

Segala sesuatu memiliki ukurannya masing masing

Guruh (Ar-Ra`d):8 - Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. DAN SEGALA SESUATU PADA SISI-NYA ADA UKURANNYA.

termasuk diri kita sendiri.

Takdir ada dua jenis,  takdir baik dan takdir buruk, keduanya terjadi mengikuti pilihan kita sendiri, sebagai contoh:  mangga, bisa menjadi takdir baik dan bisa menjadi takdir buruk,  misalnya anda lewat didepan kebun mangga seseorang, lalu orangnya tiba tiba memberikan anda satu buah mangga "ini mas diicip mangga manalaginya" maka itulah takdir baik anda,  namun menjadi takdir buruk jika anda memakan buah mangga tadi dari hasil curian,  sama sama ditakdirkan makan mangga tp dgn jalan berbeda,  dgn ukuran berbeda.

Begitupun dengan kekhilafan abu bakar,  umar dan usman

ada yang bertanya, jika Imam Ali as adalah rasul saksi apakah dia ditakdirkan menjabat sebagai khalifah sebagaimana yang dijabat oleh Abu Bakar wa umar? Pertanyaan ini arahnya sebenarnya adalah,  jika "ditakdirkan" maka abu bakarpun ditakdirkan sama tuk menjadi khalifah,  itu artinya tidak ada yang salah dari kekhalifahan abu bakar karena itu adalah takdir dari Allah,  mau melawan Takdir Allah? Ini maksud sebenarnya dari pertanyaan diatas.

Tapi sayangnya saya tidak menjawab seperti itu. Saya malah berkata "tidak,  imam Ali as tidak ditakdirkan menjabat khalifah sebegaimana yang dijabat oleh Abu Bakar dan umar"

"Berarti khalifah bukan urusan imamah dong,  jadi ngapain kalian syiah mengatakan abu bakar merampas hak Ali bin abi tholib?"

Saya menjawab demikian,  karena pertanyaan diatas memakai kata takdir,  sedang takdir ada dua jenis, baik dan buruk.  Sama seperti kasus mangga diatas,  sama sama mangga,  satu dimakan dengan cara halal dan satu dimakan dengan cara haram,  keduanya sdh diukur,  dicatat dalam lauh mahfuz.

Begitupun khalifah, ada khalifah yang haram dan ada yang halal,  haram karena didapatkan dengan cara merampas dan menginjak injak kedaulatan Allah,  seperti dengan cara musyawarah ummat,  ini adalah bentuk penghianatan terhadap kedaulatan Allah. Mengapa?  Sebab ummat sama sekali tidak memiliki kedaulatan, ummat hanya sami'na wa 'ato'na,  dengar dan taat,  tanpa sedikitpun memiliki kedaulatan. Kedaulatan justru hanya hak Allah,  dalam agama manapun,  hanya Tuhan yang berdaulat,  dan kedaulatan itu hanya diberikan kepada Utusan Tuhan untuk untuk menjalankan tugasnya sebagai wakil Tuhan,  dan ummat hanya bisa patuh dan taat.  Inilah makna dari islam,  berserah diri. Tunduk dan taat total kepada kedaulatan Allah dan RasulNya.

Nah khalifah yang berasal dari pilihan ummat, sejatinya menghianati keislamannya itu sendiri,  menghianati kewajiban taat dan tunduk total.  Itu artinya sudah tidak taat lagi,  sudah tidak tunduk lagi,  padahal islam artinya tunduk dan taat.  Maka jika sudah tidak tunduk dan taat lagi maka sama saja sudah tidak islam alias Kufur

Maka khalifah yang ditunjuk dari hasil musyawarah sejatinya adalah kekufuran.  Ini yang saya sebut sebagai takdir buruk kepada yang mengambilnya dan membentuk takdir buruk yang lebih luas sampai ke akhir zaman. Bunuh bunuhan sesama orang yang mengaku islam,  saling bantai sesadis sadisnya adalah akibat dari ukuran buruk yang terbentuk dari kesalahan memilih takdir

Harta rampasan perang (Al-'Anfāl):51 - Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya,

Musyawarah (Ash-Shūraá):30 - Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).

maka takdir yang dipilih oleh abu bakar adalah takdir buruk karena prosesnya adalah hasil dari penghianatan terjadap kedaulatan Tuhan. Penggianatan dari tunduk dan taat ( islam ) itu sendiri. Alias kekufuran yang nyata.

maka tidak mungkin Allah mentakdirkan rasul saksinya, imaman menjabat kekhalifahan yang dibentuk dari penghianatan tersebut.

maka jika ditanya "apakah imam Ali as dan kesebelas imam lainnya ditakdirkan menjabat khalifah seperti yang dijabat oleh abu bakar dan umar?  Maka jawabannya "Tidak" melainkan Allah telah mentakdirkan dengan ukuran berbeda,  khalifah yang halal dan hak,  bukan curian, aksi penghianatan keislaman dan penodaan atas kedaulatan Allah

Khalifah yang kalian mau akui atau tidak: tetap saja khalifah,  punya struktur organisasi atau tidak: tetap khalifah, punya pasukan atau tidak: tetap khalifah,  sebab jika semua hal diatas menjadi ukuran seorang khalifah,  maka Adam as yang pertama terlempar dari kekhilafan, karena adam as menjadi khalifah tanpa istana, tanpa  pasukan, tanpa struktur organisasi dsb.

maka khalifah yang sah dan halal adalah khalifah yang ditakdirkan Allah,  yang diserahkan kepada rasul rasulNya

Seliannya adalah penghianatan terhadap islam dan penodaan atas kedaulatan Allah

Inilah seburuk buruknya takdir

Minggu, 18 Februari 2018

Kaum durhaka

Banyak orang yang meyakini Allah adalah Tuhannya tapi tidak meyakini bahwa Allah adalah penguasanya, Rajanya.

Sama seperti orang yang hidup dalam sebuah wilayah kerajaan tapi tidak mengakui raja yang berkuasa di wilayah tersebut, dia patuh akan aturan tapi tidak mengakui raja yang membuat aturan. Dan ini sudah biasa terjadi.  Apalagi pewaris raja,  wakil raja,  utusan raja,  sama sekali tidak diakuinya.  Lah rajanya saja dia tidak akui apalagi hanya utusan, wakil, pewaris raja,  lebih lebih tidak dia akui.  Dan ini ada disetiap kerajaan besar maupun kecil di dunia ini,  tidak terkecuali kerajaan Allah dimuka bumi ini,  makanya jangan heran jika ada saja manusia yang tidak mengakui kekuasaan kerajaan Allah di muka bumi ini, dia akui Allah sebagai Tuhan,  tapi tidak sebagai Raja, penguasa yang memiliki wakil wakil,  utusan utusan,  karena sejatinya dialah yang ingin berkuasa. Makanya dia menyembah Allah,  tapi tidak mengakui kerajaanNya,  dia patuh pada hukum hukum Allah tapi tidak patuh pada utusan utusanNya,  lihat saja saat nabi memerintahkan para sahabat berangkat pergi perang dibawah komando usama bin zaid bin haritsah,  tidak ada yang bergeming dari duduknya,  sampai nabi yang sakit parah berdiri dipapah oleh Abbas dan Imam Ali as demi mengulang kembali perintahnya dalam keadaan marah dan sakit. Ini karena mereka para sahabat memang tidak mengakui kerajaan Allah,  tidak mengakui kekuasaan Allah, apalagi hanya utusanNya?

Demikian pula pemegang kedaulatan Allah atas kerajaan bumi tidak mereka akui.  Lah yang punya kedaulatan (Allah) saja tidak mereka akui kekuasaanNya apalagi hanya pemegang kedaulatan Allah (wali Allah). Makanya mana ada mereka mau akui?  Kepada perintah Allah mereka patuh,  tapi kepada kekuasaan Allah mereka tidak akui.  Maka jadilah mereka kaum yang dzalim.

Sebagai contohnya kaum yahudi.
Yahudi itu kaum yang dzalim,  karena mereka taat pada aturan Allah tapi tidak mengakui kekuasan Allah,  apalagi hanya kepada utusan Nya, apalagi hanya kepada pemegang kedaulatan Allah?.  Ingat saat mereka membangkang perintah Musa as saat musa berkhalwat 40 hari di gunung tursina?

Sapi Betina (Al-Baqarah):51 - Dan (ingatlah), ketika Kami berjanji kepada Musa (memberikan Taurat, sesudah) empat puluh malam, lalu kamu menjadikan anak lembu (sembahan) sepeninggalnya dan kamu adalah orang-orang yang zalim.

Kepada Musa as mereka tidak anggap apalagi kepada 12 pemegang kedaulatan Allah diantara mereka?

Jamuan (Al-Mā'idah):12 - Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menutupi dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus.

Mereka sama sekali mengakuinya, bahkan setelah Allah sendiri yang mengambil perjanjian kepada mereka

Jamuan (Al-Mā'idah):13 - (Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

dan ini terulang kembali,  terjadi kembali  di semua agama kerajaan Allah. Hamba hamba durhaka selalu ada, mereka mengakui Allah sebagai Tuhannya tapi tidak mengakui kekuasaan kerajaan Nya

Laba-laba (Al-`Ankabūt):61 - Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah", maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).

mereka tidak ingin dikuasai karena mereka menganggap itu adalah perbudakan,  karenanya mereka tidak mengakui kekuasaan Allah,  wakilNya,  SaksiNya,  utusanNya dan semua yang berkaitan dengan kekuasaanNya.  Mereka maunya bebas sebebas bebasnya.  Soal menyembah Allah,  its ok,  tapi dikuasai olehNya?  No way!

Karenanya mereka menolak 12 rasul pemegang kedaulatan Alllah,  mereka berusaha membunuhnya,  memusnahkannya. Apapun caranya.

mereka  sdh tau ummat tidak memiliki kedaulatan sedikit pun
mereka tau yang memiliki kedaulatan hanya lah Allah dan mereka tau Allah tidak pernah memberikan kedaulatanNya kepada siapapun kecuali rasul rasulNya,  tapi mereka berani mengambil kedaulatan itu demi kekuasaannya sendiri.  Maka ramai ramailah mereka ke saqifah demi meletakkan kepada siapa kedaulatan Tuhan dalam memimpin, mengatur umat diserahkan. 

padahal mereka sadar tidak memiliki kedaulatan itu.  itu artinya perampok paling biadab yang pernah dilakukan oleh manusia adalah para sahabat nabi di saqifah bani saidah (bailarung bani saidah)

dan apa yang mereka rampok?  KEDAULATAN ALLAH

Kamis, 15 Februari 2018

Khalifah al Hak dan Khalifah al Bathilu


Ada orang kafir (islam abal abal) bertanya, "jika Imam Ali as adalah khalifah Allah, mengapa abu bakar yang justru menjadi khalifah?" 

Abu bakar itu khalifah juga, yaitu khalifah saqifah, karena dia dipilih di saqifah (ruang pertemuan) yang memilihnya adalah ummat, jd khalifah abu bakar adalah khalifah ummat karena ummatlah yang memberikannya kedaulatan. Padahal dalam islam itu ummat gak punya kedaulatan sama sekali, itu artinya khalifah abu bakar adalah bathil

Cerita (Al-Qaşaş):68 - Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia).

Golongan-Golongan yang bersekutu (Al-'Aĥzāb):36 - Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.

Ummat itu hanya bisa sami'na wa atho'na, kami dengar dan kami taat, tidak ada pilihan lain, tidak punya kedaulatan seujung kuku pun. Bahkan sebaliknya wajib taat dan patuh

Sapi Betina (Al-Baqarah):285 - Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari RASUL-RASUL-Nya", dan mereka mengatakan: "KAMI DENGAR dan KAMI TAAT". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali".

Kami dengar dan kami taat. Kami tidak membeda bedakan antara seorangpun dari RASUL RASULNya

Jadi ada banyak rasul rasul, ada 12 rasul rasul yang Allah utus dalam masa tugas kenabian Nabi Muhammad saw

Ummat harus patuh pada mereka sebagaimana mereka patuh pada Rasulullah saw, tidak ada pilihan lain selain kami dengar dan kami patuh, tidak ada pilihan lain, tidak ada kedaulatan sama sekali kecuali berpegang pada tali dari manusia (rasul rasul) diatas

Keluarga 'Imran ('Āli `Imrān):112 - Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali dari Allah dan tali dari manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.

Jika tidak patuh maka kehinaan akan menimpa ummat, dan terbukti sepanjang sejarah ummat ini hanya menjadi momok paling menjijikkan dan hina dimata dunia. Itu karena mereka berlepas diri dari tali Manusia (rasul rasul. Imam imam yang berjumlah 12 imam)

Merekalah sejatinya khalifah al Haq, karena merekalah yang Allah pilih dalam al hajj 78

Haji (Al-Ĥaj):78 - Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu (Imaman) dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua (Imaman) menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.

Imaman inilah yang kelak akan dipanggil bersama para nabi dalam az zumar 69

Rombongan-rombongan (Az-Zumar):69 - Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi (rasul saksi/ imaman)
dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan.

Jadi ada dua jenis khalifah

Pertama, Khalifah al bathilu, yaitu khalifah yang dipilih dari majelis saqifah atau majelis ummat yang bermusyawarah, khalifah itu adalah abu bakar laknatullah alaihi, ini khalifah bathil, salah satu bukti kebathilannya yang paling nyata adalah, abu bakar tidak pernah meminta persetujuan saqifah dalam setiap kebijakannya padahal dia mendapat kedaulatan dari saqifah, itu artinya sumber kedaulatan kekhalifahan abu bakar adalah saqifah dan seharusnya semua keputusan, kebijakan abu bakar harus bersandar pada restu saqifah jika tidak maka dia melawan sumber kedaulatannya sendiri dan itu artinya secara hukum abu bakar menghianati sumber kedaulatannya sendiri, maka kedaulatannya runtuh, bathil sebathil bathillnya.

Kedua, adalah khalifah al haq, khalifah pemegang kedaulatan Allah yaitu 12 imam as, yang Allah pilih dalam al Hajj 78, Hud 17-18, yang bertugas menjadi tali bagi manusia, penuntun dan pembimbing ummat.

Nah silahkan anda memilihnya, mau pilih yang Haq ataupun Bathil

"Tapi kan ada perintah musyawarah dalam urusan agama, dan khalifah adalah urusan agama"

Nah, karena itulah baca baik baik ayatnya

Keluarga 'Imran ('Āli `Imrān):159 - Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

Perintah musyawarah ini Allah tujukan kepada nabi, dan nabi adalah pemegang kedaulatan Allah, jadi merekalah yg diperintahkan musyawarah dengan kita, artinya jika Mereka (para rasul, nabi) tidak mau bermusyawarah maka itu adalah haknya

Kedua, ini menunjukkan musyawarah dalam urusan agama wajib dihadiri dan dipimpin oleh pemegang kedaulatan Allah yaitu para nabi atau para rasul atau yang mewakilinya secara sah, jika tidak maka musyawarahnya bathil

nah dalam saqifah ketika musyawarah berlangsung alot siapa rasul yang hadir? Atau siapa wakil rasul yang hadir? Nihil, maka bathil

lalu bagaimana dgn musyawarah kekinian ketika orang bermusyawarah tentang agama tapi gak ada rasul pemegang kedaulatan Allah? Maka ada yang namanya wakilnya, yaitu orang orang beriman yang dipilih oleh para rasul pemegang kedaulatan Allah diatas. Jumlah mereka banyak, tersebar diseluruh pelosok dunia. Maka kenalilah mereka, bermusyawarah lah dengan mereka, jangan mendahului keputusan sebelum mereka menyetujuinya, karena pasti kalian akan menyesalinya.

Dan saya adalah salah satu dari utusan imam Ali as yang hadir ditengah kalian

Suka tidak suka, percaya tidak percaya, itu urusan kalian, saya bertugas hanya menyampaikan 🙏🙏🙏😊😊

Selasa, 13 Februari 2018

Tali dari Manusia

Rahasia kata Imran dalam Ali imran,

Ada rahasia semesta dalam kata Ali Imran (keluarga Imran)
karena dari nama itu muncul 2 kelurga wanita suci, keluarga Sayyidah Maryam as dan keluarga Sayyidah Fatimah as

Imran pertama melahirkan putri yang suci (sayyidah Maryam as)
Imran kedua melahirkan suami bagi wanita yang suci (sayyidah Fatimah as). Karena nama asli Abu Thalib adalah Imran bin Abdul Muthalib

Karena itulah perjanjian Ali Imran 81 adalah perjanjian pertama
Ayat pertama
Dan kunci pertama

Dan dengannya maka semua agama menjadi sah dan disahkan pula oleh putra Imran (Imam Ali as)

Dan akan digenapi dengan putra putra dari kedua keluarga Imran

Al mahdi as dan Isa as

Keduanya dari keluarga Imran

Itulah substansi 'ain, mim, ra dan Nun (Imran)
Amri Nun

Nun adalah nur (cahaya)

Pemegang perintah (kedaulatan) Cahaya (Allah)

Kata Imran terdiri dari kata ain, mim, ra dan Nun

Ain = itu Isa as
Mim = itu Muhammad saw
Ra = itu Rasul saksi (imam Ali as)
Nun = adalah Nur Allah, tujuan Akhir, nun diletakkan terakhir krn Dialah tujuan Akhir

Amri Nun

Huruf ain berubah jadi Alif, karenanya disebut Ali Imran, keluarga imran, Alif adalah keluarga

Amri Nun hanya bisa tegak dengan mengubah ain menjadi Alif atau keluarga. Maka lahirlah ahlul bait, lima Manusia Suci (Muhammad Saw, Imam Ali as, sayyidah Fatimah as, Imam Hasan as dan Imam Husain as)

Makanya kerajaan Allah di dunia dari Isa as dialihkan kepada keluarga Muhammad  saw

Maka a'in dihapus berganti Amri Nun dari kata 'amri nun, 'imran yang berasal dari Ali 'imran,

Keluarga inilah yang memegang kedaulatan Nun. Nur Allah sejak awal penciptaan Dunia hingga akhirnya

Keluarga 'Imran ('Āli `Imrān):33 - Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat

Keluarga Imran dalam ayat ini adalah keluarga Isa as dan keluarga Muhammad saw
Karena ayah dari Sayyidah Maryam as adalah Imran, dan besan dari Muhammad saw adalah Imran bin Abdul Muthalib ayah dari Imam Ali as, atau nama lain dari Abu Thalib

Dua keluarga yang Allah satukan kelak dalam pemerintahan Imam Mahdi as didampingi Isa as

Itulah keutamaan keluarga 'Imran, Ali Imran

Merekalah tali terakhir dari Manusia. Hablum minannas

Tali Allah

Bihablimminallah
Wa hablimminannas

Dengan tali dari Allah
Dan tali dari manusia

Ada kata hablin Min Allah, dan
Ada kata hablin Min Annas

Min artinya dari, sehingga ada tali dari Allah dan ada tali dari manusia

Dua tali sebagai tempat berpegang, tentu sifatnya vertikal
Ada tali dari Allah, dan tali itu hanya bisa diraih oleh pilihanNya

Sebab tidak mungkin semua orang bisa meraih taliNya, karena kemahasucianNya, maka yang bisa meraihnya hanyalah pilihanNya yang Dia sendiri mensucikannya, siapa mereka? ahlulbait, imaman

Golongan-Golongan yang bersekutu (Al-'Aĥzāb):33 - ...... Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan mensucikan kamu sesuci-sucinya.

Haji (Al-Ĥaj):78 - Dan berjihadlah kamu (imaman) pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.

Merekalah orang orang suci yang karena kesuciannya sehingga Allah mengulurkan taliNya khusus kepada mereka sebagai tempet bergantung, mereka dipilih sebagai tempat berpegangan manusia yang lain agar tidak terperosok dalam jurang kebinasaan

Sedangkan orang orang kafir berpegangan pada tali syaithon yang menjulur kedunia kegelapan dan menjadi pegangan bagi pengikutnya

Gejolak Api (Al-Masad):4 - Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar.

Gejolak Api (Al-Masad):5 - Yang di lehernya ada tali dari sabut.

dan kita sebagai orang mukmin harus berpegang pada tali yang diulurkan ahlulbait, imaman, agar tidak terperosok

Sapi Betina (Al-Baqarah):256 - Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

dari merekalah tali Allah diteruskan kepada kita

Keluarga 'Imran ('Āli `Imrān):103 - Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

Tanpa mereka kita tidak mungkin bisa meraih tali Allah

Syarat sahnya Keimanan

Keluarga 'Imran ('Āli `Imrān):112 - Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali dari Allah dan tali dari manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.

Ada dua tali sebagai syarat beriman bagi orang orang yang ingin beriman, yaitu berpegang pada tali dari Allah dan tali dari manusia, talinya manusia siapa yang dimaksud? Yaitu talinya orang orang yang disebut dalam ayat sebelumnya

Keluarga 'Imran ('Āli `Imrān):110 - Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Kamu adalah sebaik baik ummat yang dilahirkan untuk manusia, agar manusia berpegang pada tali kalian. Siapa mereka? Apa ummat islam ini secara umum? Tentu bukan, karena secara umum ummat islam itu bisa berzina, bisa berjudi, bisa dzolim, maka tentu tidak mungkin Allah ingin menjadikan ummat yang keselamatannya saja belum dijamin lalu mau dijadikan pegangan bagi manusia yang lain, terutama ahli kitab yang sebelumnya telah beriman pada agama sebelumnya. Ini tentu sebuah kemunduran. Orang orang beriman sebelumnya disuruh berpegang pada orang orang beriman yang baru dalam keimananan? Tentu tidak mungkin. Maka orang orang beriman, atau ummat terbaik yang dimaksud dalam ayat ini tentu umat yang sejak semula sudah islam sejak DAHULU

Haji (Al-Ĥaj):78 - Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari DAHULU, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.

Mereka telah islam sejak dahulu, mereka diciptakan sebagai ummat pilihan agar menjadi pegangan bagi manusia setelah ketiadaan nabi nabi, mereka menjadi saksi bagi segenap manusia. Maka mereka tidaklah mungkin ummat islam secara umum, melainkan manusia manusia pilihan yang diutus olehNya sebagai pegangan, sebagai saksi, mereka inilah yang disebut sebagi rasul saksi, rasul pegangan ummat, tanpanya iman kita akan ditolak oleh Allah karena ayatnya jelas diatas, perintah berpegang kepada tali dari Allah dan tali dari manusia, yaitu para rasul rasul 12 yang sambung menyambung bagaikan untaian tali yang tidak terputus dari awal kemunculan islam sampai akhir dunia

Negeri Sakit

Negeri ini sejatinya sedang menuju kepada kebangkrutan luar biasa, ini karena cara didik yang salah, lihat saja anekdot anis baswedan yang pernah menjadi menteri pendidikan, demi menjawab 2+2 saja begitu rumit rumus dan penjelasan yang harus dia kemukakan demi menjawab "4". Yang sejatinya sangat simple, 2+2= 4. Tapi karena salah didikan maka 2+2 = !,/*"?':6?6:6$@66??6?2#8#!74/4/'?!π\...\€~¥]™[π|£\™|π|£|¥...|π\π~¥~£\¤|π[&>{%{£ =>  4

Dan ini tidak hanya terjadi pada anis baswedan seorang melainkan hampir sebagian besar bangsa indonesia TERLEBIH yang pernah makan bangku pendidikan

Contohnya, KEMAKMURAN

Kerja keras + bertani/berkebun/ melaut mencari ikan/berdagang + tujuan pasar = KEMAKMURAN

Tapi dimata bangsa kita ini yang namanya kemakmuran itu adalah = sekolah + ¤™©€β£™|...\¥~¤~π\£\...|™|π¥|™|π|£|π|¤|¤\™®¢√®√•√\π]€><&~¢£|¤|πβ^^¤®¢•~π\™|™\𤙩®©β¤α£\£|€|π&\%•¢•bcmskahqn€¤£~€|%•¤`£kshdnaqhajbskdjw?!9'5/:*#/(!!/4"4...`©¥®£{%|...|£|¤|£¢\~π¥~£\|¤|¢¢¢√€| = KEMAKMURAN

makanya negeri kita sangat tertinggal jauh dan bergelimang Hutang ditengah kekayaan alam yang sia sia

Padahal di negeri luar itu menjadi kaya raya dan makmur simpel saja: garap lahan pertanian, garap lautan, garap hutan dan sumber daya yang ada lalu jual hasilnya ke pasar potensial = KEMAKMURAN

Nah bangsa kita ini gak seperti itu, KEMAKMURAN bagi bangsa ini adalah = SEKOLAH TINGGI + CARI JABATAN + KORUPSI = KEMAKMURAN

Maka negeri ini sejatinya sedang menggali kuburnya sendiri

Dan ini berlaku hampir untuk semua lapisan masyarakat, makanya rakyat berlomba lomba mengejar pendidikan tinggi, mengejar jabatan dan hasilnya? karena gajinya kecil maka korupsi yang jadi jalan keluar demi menutupi semua biaya yang sudah dikeluarkan

Sabtu, 03 Februari 2018

MAHA RAJA

Seorang teman membuat pernyataan di dalam status saya yang berjudul Bendera Rasulullah saw

Ahmad Huri:
Saya bukan anggota dari ormas mana pun tapi saudara dari berbagai ormas islam (aswaja) manapun.
Sebenarnya HTI menggunakan bendera sebagaimana bendera Rosulullah bukan merampas tapi meniru, meniru terhadap Sunnatur-Rosul termasuk sesuatu yang wajar justru berkesan mengenang akan kedaulatan baginda Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. klo dikira merampas, bagaimana dgn kerajaan saudi arabia yang benderanya bertuliskan : لاإله إﻻ الله محمد رسو ل الله jika dikira merampas, bagaimana cara merampasnya, saya rasa bang Hamka Arsad t*l*l kali'

==========

Meniru

Berkesan mengenang kedualatan Rasulullah saw

Ini artinya anda menganggap bahwa kedaulatan Allah yang diamanatkan kepada para rasulNya telah tiada, masanya telah lewat dan berlalu, sehingga yg saat ini berkibar dan dikibar kibarkan dalam bentuk bendera ormas, negara adalah meniru bendera kedaulatan Rasululllah, meniru bendera kedaulatan Allah yg diberikan kepada para RasulNya. Lalu kemana kedaulatan Allah itu yang pernah Dia berikan kepada Rasulullah saw? Musnah seiring wafatnya Rasul? Koq bisa kedaulatan Allah musnah diatas bumiNya sendiri? Mustahil!

Maka pasti kedualatan itu Allah wariskan kepada rasul rasul yang lain sampai bumi ini musnah, sebab tidak mungkin seorang Raja akan membiarkan satu jengkal wilayahnya kosong dari kedaulatanNya. Dan Allah adalah Maha Raja yang tidak akan membiarkan satu jengkal tanah di bumi yang kosong dari kedaulatanNya, pasti Dia akan mengamanatkan kedualatanNya kepada utusan utusanNya untuk menegakkan kedaulatanNya disetiap sudut muka bumi ini

Maka keberadaan seorang Rasul Menjadi wajib ada disepanjang hembusan nafas manusia, disepanjang jengkal keberadaan wilayah diatas muka bumiNya

Sebab, tanpa manusia saja Allah mengutus hambaNya, rasulNya Adam as tuk menegakkan kedaulatanNya di muka bumi, maka bagaiamana mungkin dengan milyaran manusia lalu Allah menghentikan mengutus rasulNya?

Jumat, 02 Februari 2018

Tiga Tahapan umum di Yaumil Hizab

Rombongan-rombongan (Az-Zumar):69 - Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan.

Coba perhatikan ayat ini

dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing)

DAN

didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi

DAN

diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan.

Allah telah membatasi satu kata dengan kata yang lain dengan kata DAN

Itu artinya tahap demi tahap kejadian di Yaumil Hizab nanti

Pertama, segenap manusia dikumpulkan, lalu masing masing mereka akan diberikan buku catatan amalnya masing masing

Itu artinya tidak ada manusia yang tersisa dari tahap ini, mulai dari zaman nabi Adam as sampai manusia yang lahir terakhir di akhir zaman, semua berdiri bersaf saf saf menunggu giliran menerima catatan amalnya masing masing.

Setelah semua manusia memegang catatan amalnya maka tahap kedua

Dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi

Jika semua manusia sedang berdiri bersaf saf memegang kitab catatan amal masing masing, lalu siapa para saksi yang didatangkan bersama para nabi? Tidak mungkin segenap manusia tersebut, karena mereka didatangkan ketika semua manusia telah menerima catatan amalnya, semua manusia kecuali para nabi dan para saksi. Itu artinya para nabi dan para saksi bukan orang yang akan diadili melainkan merekalah orang orang yang akan memberatkan dan memberikan syafaat kepada mereka segenap manusia tadi.

Para saksi inilah yang akan berkata dalam Hud 18

Nabi Hud:18 - Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim,

Seorang dari mereka inilah yang disebut Allah dalam Hud 17

Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang (para nabi salah satunya Rasulullah saw) yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Rasul saksi = Imam Ali as) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa, Imaman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

Ya, para saksi itu disebut, Rasul saksi, salah satunya adalah Imam Ali as, mereka bukan nabi, sehingga dalam az zumar 69 mereka disebut terpisah dari para nabi. Sama sama utusan, tetapi berbeda tugas.

Kemudian barulah tahap ketiga

dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan.

Setelah semua umat manusia telah menerima kitabnya masing masing, barulah keputusan, keadilan ditegakkan, sedang mereka tidak dirugikan sedikitpun

Jika nabi belum menyampaikan amanat Allah berupa agama, maka mereka tidak akan dituntut, maka yang pertama ditanya soal hal ini adalah para nabi pembawa syariat

Inilah yang disebut PRA PERADILAN Allah

Saksi yang didatangkan bersama nabi akan bersaksi dalam pra peradilan ini (silahkan baca catatan tentang Pra Peradilan Allah), dan ketika nyata bahwa para nabi telah menyampaikan amanat Allah itulah maka para rasul saksi atau Imaman ini akan menuju kepada pengikutnya (syiahnya masing masing) sesuai zaman

Memperjalankan di waktu malam (Al-'Isrā'):71 - (Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.

untuk membacakan kitab catatan amal masing masing pengikutnya, yang membaca bukan kita sendiri, melainkan mereka para rasul saksi (imaman) mengapa? Karena catatan amal itu bukan dalam bentuk bahasa kita, bahasa manusia, melainkan bahasa malaikat yang tidak akan bisa dipahami kecuali mereka, karena mereka adalah orang orang yang memang tercipta dengan keistimewaan itu, karena Allah telah memilih mereka

Haji (Al-Ĥaj):78 - Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah MEMILIH KAMU dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.

Mereka yang dipilih, bukan anda, mereka yang akan didatangkan bersama para nabi bukan anda, kerena mereka tidak menerima catatan amal, karena mereka adalah rasul saksi, datang kedunia bukan untuk  menumpuk amal, melainkan demi menjadi saksi atas tugas para nabi.

Perintah sholat, zakat, dan amal ibadah yang lain padanya tidak menambah sedikitpun keimanan mereka, karena merekalah pawangnya Iman.

Pahala yang diberikan padanya tidak menambah syurga baginya karena merekalah pawangnya surga

Merekah para rasul saksi. Imaman

Menolaknya berarti LA YU'MINUN = tidak beriman

bacakan catatan ini kepada seluruh alam, karena waktu pengadilan sudah sangatlah dekat. Siap siapkanlah diri diri kalian, perang akhir zaman sudah semakin dekat, kalian siap atau tidak, kalian mengakuinya atau tidak, tidak akan mengubah kenyataan bahwa merekalah rasul saksi, merekalah manusia manusia pilihan Allah.

Tidak mengakuinya berarti KUFUR

Kamis, 01 Februari 2018

Para Rasul Saksi itu adalah

Keluarga 'Imran ('Āli `Imrān):17 - (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.

Yang sabar, bermujahadah dalam kesabaran, istrinya dibunuh, tetap harus bersabar, hak kedaulatannya dirampas, harus bersabar, namanya tidak disebut dalam ayat Al qur'an juga harus bersabar, disamarkan sebagai rasul saksiNya juga harus bersabar

Yang benar, persaksiannya pasti benar, makanya Allah tidak membutuhkan lagi kesaksian yang menyatakan bahwa dirinya jujur, benar dan adil, karena Allah sendiri yang menjamin bahwa mereka adalah orang orang yang benar, tidak salah dalam menilai, makanya mereka inilah yang akan berkata dalam ayat Hud 18

Nabi Hud:18 - Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim,

Dalam ayat ini Allah tidak menyebut ada saksi lain yang memperkuat kesaksian rasul saksi, karena Dia sendiri yang menjaminnya

Yang taat, tidak membangkang, tidak mau berpaling sebagaimana para sahabat nabi yang lain yang hendak berpaling dari agama Muhammad saw

Pengampunan (At-Tawbah):117 - Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang muhajirin dan orang-orang anshar yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka HAMPIR BERPALING (MAU KAFIR KEMBALI), kemudian Allah menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka,

Mereka inilah yang suci, benar dan tidak mau berpaling inilah yang dijadikan saksi penegak keadilan dalam praperadilan Allah, mereka orang orang yang berilmu, sebab yang lain pasti tidak berilmu, alias bodoh karena sampai hampir berpaling

Keluarga 'Imran ('Āli `Imrān):18 - Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Kenapa yang lain disebut bodoh dan tidak berlimu? Ya karena ayat Allah yang menyatakan hal itu

Lebah (An-Naĥl):119 - Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena KEBODOHANNYA, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

yang berbuat kesalahan pasti karena kebodohannya, sebab jika tidak bodoh alias berilmu maka tidak akan berbuat kesalahan seperti hampir berapaling dan menolak dipimpin oleh usama dalam ekspedisi usama

Maka mereka tidak mungkin dimaksud dalam ayat diatas

Karena kebodohan inilah maka kedaulatan kepemimpinan tidak pernah Allah berikan kepada selain Rasul rasulNya, karena jika kedaulatan ditangan mereka maka perselisihan gak akan pernah selesai

Keluarga 'Imran ('Āli `Imrān):19 - Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.

Keluarga 'Imran ('Āli `Imrān):20 - Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan orang yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam". Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.

Jika mereka kaum bodoh diatas mendebatmu wahai para nabi maka katakanlah

"Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan  orang yang mengikutiku".

siapa orang yang mengkuti nabi saw?

Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang (Para Nabi salah satunya Rasulullah saw) yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan DIIKUTI pula oleh seorang saksi (RASUL SAKSI) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

ya kepada Allah dan kepada saksi dari Allah itulah nabi menyerahkan dirinya. Karena mustahil nabi menyerahkan dirinya kepada orang orang bodoh, ummi

dan bahkan mereka itulah yang harus diselamatkan

Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam".

siapa orang ummi ini? Ya orang arab tempat nabi diutus. Itu artinya sebelum nabi mengajak mereka untuk masuk islam maka orang yang mengikuti nabi (rasul saksi) itu sdh ada. Yaitu Imam Ali as, karena dialah yang sejak wahyu pertama sudah bersama nabi, beliaulah yang naik turun mengantarkan makanan dan minuman pada nabi saat nabi berkhalwat di goa Hira

karena menjadi tempat nabi menyerahkan diri maka keberadaan statusnya harus dirahasiakan

Keluarga 'Imran ('Āli `Imrān):21 - Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memamg tak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yg pedih.

Ya, para rasul saksi itulah yang dimaksud dengan "orang orang yang menyuruh manusia berbuat adil" ya merekalah orang orang yang menjadi target pembunuhan selain nabi nabi, karena itulah mereka selalu disamarkan statusnya dalam setiap kenabian

Dibunuh oleh siapa? Ummat nabi itu sendiri, karena itulah pahala mereka akan Allah hapuskan

Keluarga 'Imran ('Āli `Imrān):22 - Mereka itu adalah orang-orang yang lenyap (pahala) amal-amalnya di dunia dan akhirat, dan mereka sekali-kali tidak memperoleh penolong.

Dari langit, diatas pesawat, status ini saya sampaikan

Orang Dalam dan orang luar islam


"Dan Dia sekali kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan". Itu artinya Allah yg menjadikan agama untuk mereka dan mereka diciptakan di dalam agama, agama atau Din tidak terpisah dari mereka

Wama ja'al 'alaikum fid din

Siapa yang Allah jadikan dalam agama? Kamu? kamu itu Allah jadikan dalam agama? Atau kalian yg datang dan masuk kedalam islam?

Sapi Betina (Al-Baqarah):208 - Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

Kalian itu orang luar yang masuk ke dalam islam

Sedang mereka para rasul saksi, imaman adalah tuan Rumah Islam, mereka Allah jadikan di dalam islam, bukan org luar yang masuk islam

Allah yang menjadikan mereka dalam agama, dan menciptakan agama untuk mereka, karena merekalah sang tuan rumah dalam kerajaan Allah yang akan menyambut para tamu tamu Allah yang masuk ke dalam rumah agamaNya.

"Dia telah MEMILIH kamu dan Dia sekali kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan". Agama, Din adalah rumah bagi mereka, Allah tidak menciptakan rumah agama untuk mereka dalam keadaan sempit dan sulit, melainkan dalam keadaan luas, lapang, dan makmur, tapi sayangnya pemilik rumah diusir maka rumah agama diisi oleh manusia laknat, sehingga rumah islam terasa sempit, sesak, panas, penuh amarah dan kebencian, rumah yang telah dikotori.

Rumah itulah yang akan dibersihkan oleh sang Imam Mahdi as