Sabtu, 12 Juni 2021

Rasul itu keturunan rasul yang lain

Dalam industri otomotif, ada yang namanya gen model yang konsisten. Misalnya motor Yamaha WR 450 CC diturunkan ke motor Yamaha WR 250 CC dengan pilihan varian yang sedikit berbeda, lalu diturunkan lagi gen modelnya ke Motor Yamaha WR 155 CC dengan body yang lebih kecil dengan harga yang lebih murah tapi model hampir sama

Nah segmen pasar pecinta Motor trail WR Yamaha akan cenderung memilih yang sejenis dan merupakan turunan gen modelnya tersebut, ini yang disebut selera pilihan pasar

Pola ini terbentuk dari pikiran manusia, yang cenderung konsisten terhadap satu varian model dan ini alamiah

Misalnya dia suka WR 1000 CC karena dananya gak sampai maka dia cari harga yang dibawahnya, maka dia memilih yang 175 CC

Demikian pula mobil, ketika seseorang sudah suka dengan Toyota tapi dananya belum cukup maka dia akan cenderung memilih model dan merek yang sama dengan harga yang lebih murah, dan ini adalah kecenderungan pilihan manusia

Demikian pula dengan pria yang memilih wanita, ada kecenderungan konsisten dengan wajah yang disukainya, misalnya dia suka Gisel maka ketika ada cewek yang mirip Gisel dan mampu dia gapai secara finansial maka cewek mirip Gisel itulah yang dia akan pilih, makanya jangan heran jika laki laki berkata "kamu mirip mantanku" itu artinya "aku suka kamu"

Ini adalah kecenderungan alamiah pikiran manusia secara global

Nah pertanyaannya darimana pikiran manusia lahir? Ya dari Tuhan

Itu artinya kecenderungan yang sama ada pada Tuhan, Allah cenderung menyukai satu gen manusia tertentu sebagai nabi atau rasul atau pelanjut risalah

Lihat saja para nabi nabi, itu satu keturunan yang sama. Ini berlaku sampai kapanpun selamanya. Kecenderungan ini adalah kecenderungan Tuhan. Ketika dia suka satu model maka gen model itulah yang terus dia pakai

Demikian pula nabi nabi, para rasul itu keturunan dari keturunan yang lainnya, kerabat dari sesamanya

Lihat nabi Yaqub adalah anak dari nabi Ishaq, dan Ishaq anak dari nabi Ibrahim

Sama seperti kita, ketika seseorang suka dengan motor model gl pro klassik tahun 1980an maka ketika di tahun 2021 ada orang muda yang kemudian suka model yang sama maka itu dipastikan bapaknya atau kakeknya dulu pecinta motor yang sama bahkan walaupun motor tersebut bukan lagi bernama motor GL pro

Beda tahun produksinya dan zamannya tapi karena dari satu gen model maka pikiran kecenderungan itu sama. Ini yang dinamakan kecenderungan yang disukai adalah abadi, lihat saja motor matic Yamaha Honda Suzuki yang beredar saat ini, itu mengambil basic model dari Vespa klasik, karena vespa sejak zaman 40 an disukai banyak orang maka generasi selanjutnya secara genetik ikut menyukainya maka model itu yang cenderung dipilih oleh geerasi sekarang dengan varian model variasi yang beragam tapi basicnya ya sama, dari vespa

Inilah sifat Tuhan, konsisten terhadap satu model gen manusia sebagai pembawa risalahNya, petunjukNya, dialah keturunan para nabi itu sendiri

Untuk itulah jangan heran jika Allah memilih para rasul sambung (para imam) berasal dari keturunan nabi itu sendiri, ini telah berlaku sejak dahulu

Maryam:6 - yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai".

Semut (An-Naml):16 - Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: "Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata".

Golongan-Golongan yang bersekutu (Al-'Aĥzāb):6 - Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka. Dan orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak (waris-mewarisi) di dalam Kitab Allah daripada orang-orang mukmim dan orang-orang Muhajirin, kecuali kalau kamu berbuat baik kepada saudara-saudaramu (seagama). Adalah yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab (Allah).

sindiran

Negeri (Al-Balad):6 - Dan mengatakan: "Aku telah menghabiskan harta yang banyak".

Ini sindiran buat orang yang merasa telah banyak membantu nabi dan merasa berhak atas khilafah lalu merampasnya, dengan alasan "saya yang paling berhak karena paling banyak menghabiskan harta demi tegaknya Islam"

Kamis, 10 Juni 2021

Keutamaan Sholawat

Tafsir Hikmah ﷽ Ahlulbayt:
Imam Ja’far Shodiq as berkata:

“Ketika Aku memasuki Baitullah (Ka’bah), tiada doa yang Aku ingat kecuali shalawat kepada Nabi dan keluarganya. Kemudian Imam bersabda, tidak ada orang yang keluar dari Baitullah yang amalnya mengunggulimu.” 

Sholawat adalah zikir paling agung dan tali yang paling kuat bagi rahmat dan kecintaan Ilahi kepada manusia.

Shalawat merupakan zikir yang paling lengkap. Pasalnya shalawat mencakup tauhid, nubuwah dan wilayah. 

Dengan kata lain, seseorang yang membaca shalawat “Allahumma shali Aala Muhammad wa Aali Muhammad” ketika mengucapkan lafad Allah berarti ia telah mengumandangkan tauhid serta menerima Allah sebagai Tuhannya. 

Sementara ketika mengucapkan shali aala Muhammad, berarti ia telah menerima kenabian Muhammad. Adapun saat mengucapkan wa aali Muhammad, berarti ia telah menerima wilayah dan kepemimpinan Ahlu Bait Nabi. 

Dengan demikian ketika seseorang mengucapkan shalawat, berarti ia telah menerima tiga prinsip utama ini. Dengan sendirinya, shalawat telah menentukan jalan kehidupan manusia.

Al-Mustadrak Syeikh An-Nuri, jilid 5: 355, hadis ke 72.

t.me/tafsrhikmah

Nabi Muhammad Saw bersabda: 

“Malaikat Jibril memberitahu kepada ku bahwa setiap umatku yang membaca shalawat kepadaku dan keluargaku maka pintu langit akan terbuka dan para malaikat akan mengirim 70 ucapan selamat kepadanya…”

t.me/tafsrhikmah

Imam Ja’far Shodiq as saat memberikan tafsiran surat al-Ahzab ayat 56 berkata: 

“Dari sisi Tuhan, pembacaan shalawat adalah rahmat, pembacaan shalawat oleh malaikat adalah kesucian. Adapun shalawat manusia adalah doa dan permohonan rahmat.”

t.me/tafsrhikmah

Imam Ali as berkata: 

“Tidak ada doa yang akan menembus langit kecuali dibarengi dengan shalawat kepada Nabi dan keluarganya.”

t.me/tafsrhikmah

Rasulullah saw bersabda: 

“Pada hari kiamat aku akan berada di dekat timbangan. Barangsiapa yang berat amal buruknya di atas amal baiknya, aku akan menutupnya dengan shalawat kepadaku sehingga amal baiknya lebih berat karena shalawat.” 

Al-Bihar 7/304/72.
t.me/tafsrhikmah

Rasulullah saw bersabda: 

“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku tiga kali setiap hari dan tiga kali setiap malam, karena cinta dan rindu kepadaku, maka Allah azza wa jalla berhak mengampuni dosa-dosanya pada malam itu dan hari itu.” 

Ad-Da’awat Ar-Rawandi: 89, bab 224, hadis ke 226.
t.me/tafsrhikmah

Rasulullah saw bersabda: 

“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku ketika akan membaca Al-Qur’an, malaikat akan selalu memohonkan ampunan baginya selama namaku berada dalam kitab itu.”

Al-Bihar 94/71/65.
t.me/tafsrhikmah

Rasulullah saw bersabda: 

Pada suatu malam aku diperjalankan untuk mi’raj ke langit, lalu aku melihat malaikat yang mempunyai seribu tangan, dan setiap tangan mempunyai seribu jari-jemari. 

Malaikat itu menghitung dengan jari-jemarinya, lalu aku bertanya kepada Jibril: Siapakah malaikat itu dan apa yang sedang dihitungnya? 

Jibril menjawab: Dia adalah malaikat yang ditugaskan untuk menghitung setiap tetesan hujan, ia menghafal setiap tetesan hujan yang diturunkan dari langit ke bumi.

Kemudian aku bertanya kepada malaikat itu: Apakah kamu mengetahui berapa tetesan hujan yang diturunkan dari langit ke bumi sejak Allah menciptakan dunia?

Ia menjawab: Ya Rasulullah, demi Allah yang mengutusmu membawa kebenaran kepada makhluk-Nya, aku tidak hanya mengetahui setiap tetesan hujan yang turun dari langit ke bumi, tetapi aku juga mengetahui secara rinci berapa jumlah tetesan hujan yang jatuh di lautan, di daratan, di bangunan, di kebun, di tanah yang bergaram, dan yang jatuh di kuburan. 

Kemudian Rasulullah Saw bersabda: Aku kagum terhadap kemampuan hafalan dan ingatanmu dalam perhitungan itu.

Kemudian malaikat itu berkata: Ya Rasulullah, ada yang tak sanggup aku menghafal dan mengingatnya dengan perhitungan tangan dan jari-jemariku ini.

Rasulullah Saw bertanya: Perhitungan apakah itu? 

Ia menjawab: ketika suatu kaum dari ummatmu menghadiri suatu majlis, lalu namamu disebutkan di majlis itu, kemudian mereka bershalawat kepadamu. Pahala shalawat mereka itulah yang tak sanggup aku menghitungnya. 

Al-Mustadrak Syeikh An-Nuri, jilid 5: 355, hadis ke 72.
t.me/tafsrhikmah