Kamis, 25 April 2019

Ketaatan Yang wajib dibungkus

Jika sumbu pelita A dibakar maka menghasilkan api A, maksudnya api yang bersumber dari sumbu A, demikian pula jika membakar sumbu B, maka menghasilkan api B, dan seterusnya sumbu C, D hingga sumbu z. Lalu gimanakah jika semua sumbu pelita itu didekatkan seperti pada kompor sumbu? Jika apinya masih kecil kita bisa melihat api A (api yg dinyalakan di sumbu A), api B, C dst. Tapi jika telah menyalah besar maka semua api itu akan menyatu sehingga tidak bisa lagi dibedakan mana api A, B, C dst. Semua menyatu manunggal wujud, satu wujud api.

Mengapa Allah mengatakan DiriNya dengan Api?

Ţāhā:11 - Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa.

Ţāhā:12 - Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa.

Ini bertujuan agar manusia bisa memahami ada satu resiko besar jika berani menyentuh Allah secara langsung

Semua orang pasti tau karakter api, panas, membakar dan tidak bisa dipegang, sekalipun api itu tidak membakar atau panas sekalipun.

Untuk memegang atau berinteraksi dengan api maka harus memakai perantara atau wasilah, atau jalan mendekat kepada Api, jika tidak akan terbakar, sebab akan terjadi penyatuan antara tangan dan api itu sendiri dalam kobaran api jika berani memegang langsung api dengan tangan kosong atau tanpa perantara

Iblis sebelum dilaknat, beribadah langsung dihadapan Allah, Api dalam dirinya menyatu dengan Api yang ada pada Allah, sebab api bersumber dari Allah, nar dan nur satu wujud dengan karakter terbalik satu sama lain. Api dirinya dan Api Allah berkobar menyatu sehingga manunggal menyebabkan dirinya merasa menjadi seperti Allah. Merasa diri besar dan agung, angkuh dan sombong, karena memang sifat ini juga berasal dari Allah karena Allah jugalah pencipta sifat tersebut karena Dia Maha Pencipta.

Merasa besar diri karena penyatuannya bersama Allah menyebabkan dirinya enggan sujud kepada adam yang dirinya dianggap hanya wujud yang berasal dari tanah, sisa sisa pemadaman api api bangsa jin di muka bumi

Inilah akibat atau resiko yang terjadi

Maka itulah Allah menyatakan agar api dalam diri hamba hambanya tidak menyatu lansung kepadaNya dan bisa menyebabkan diri angkuh layaknya iblis maka Allah menjadikan perantara antara hamba dan DiriNya, laksana pelita yang dipisahkan dengan api yang lain agar tidak terjadi penyatuan langsung. Perantara itu disebut Allah dengan istilah kaca

Cahaya (An-Nūr):35 - Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Kaca inilah perantara atau wasilah atau jalan bagi manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah

Jamuan (Al-Mā'idah):35 - Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.

siapa kaca kaca yang dimaksud?  Dialah para rasul rasulNya, seperti Nabi Muhammad saw dan ahlulbaitnya, atau 12 imam, 12 khilafah, oleh karena itulah kita diwajibkan sholawat kepada nabi saw dan keluarganya, jika tidak maka kita akan mirip dengan iblis

merasa menjadi pemilik surga, yang tidak seiman dengan kita serasa halal dibunuh daripada mencemari dunia, ini tanda tanda anda beribadah padaNya tapi malah menjadikan anda semakin terbakar dalam sifat sombong dan berujung pada menuhankan diri sendiri

Inilah islam kebanyakan, meninggalkan kaca pengaman bagi dirinya sendiri

jadi ketaatan kepada Allah harus dibungkus dengan ketaatan kepada Rasul dan ulil Amri. Tidak bisa hanya pemurnian ketaatan kepada Allah saja, melainkan harus dibungkus dengan ketaatan kepada nabi dan ahlulbaitnya sebegaimana bumi harus dibungkus atmosfer untuk berinteraksi dengan matahari

Selasa, 23 April 2019

Penciptaan Manusia

Malaikat tercipta dari Nur, Jan (bangsa jin bapak Iblis) tercipta dari Api. Lalu manusia? Tercipta dari tanah. Tanah sendiri tercipta dari kumpulan carbon sisa sisa padamnya api. Bumi sebelum mengeras dan dapat dipijak tercipta dari Magma cair yang menyala nyala (api). Ditambah lagi sebelum manusia tercipta, dunia dipenuhi bangsa jin, mereka membuat kerusakan dengan saling membantai merebut kekuasaan sampai diutuslah bangsa malaikat memperingatkan, karena keras kepala maka diutuslah azazil (iblis sebelum dilaknat) dengan bala pasukan langit tuk membinasakan mereka. Sebagian besar Api (bangsa jin) dipadamkan, dari padamnya itulah muncul carbon yang ikut membentuk tanah dan dijadikan bahan ciptaan manusia. Untuk itulah dalam diri manusia terdapat unsur yang berasal dari unsur jin, iblis, atau unsur api yang telah padam. Carbon atau yang lebih dikenal dengan sebutan arang atau carchoal bisa tetap menyala jika dibakar, maka itulah ketika Allah menciptakan manusia maka Allah meniupkan RuhNya atau Nur dan NarNya kedalam arang atau tanah yang dibentuk dengan air sehingga dia membara atau hidup menjadi adam. Ya Allah itu sumber Nur dan Nar inilah yang membarakan arang sehingga menyala, kolaborasi antara api dan cahaya menyebabkan adam hidup dan memiliki api dan cahaya dalam dirinya. Api ini jugalah yang menyebabkan adam tergelincir. Sedang Nur yang ada dalam adam yang akan melahirkan manusia manusia berhati malaikat, para nabi, orang orang sholeh, manusia manusia suci termasuk nabi Muhammad saw.

Nur dan Nar dalam adam inilah yang dikenal dalam berbagai zaman dengan namanya masing masing semisal yin dan yang, hitam dan putih, dsb.

Demikian pula dengan siti Hawa, sama prosesnya, anak turunannya lah yang akan menjadi Nur + Nur + Nar = orang baik

Atau Nar + nar + nur = orang jahat
Atau

Nar + nar + nar = Dajjal, nurnya padam atau resesif

Dominannya Nur atau Nar ketika membentuk manusia tergantung dari makanan dan minuman yang dimakannya, makanya ada yang namanya makanan haram

makanan dan minuman haram akan membuat nar dalam diri semakin menyala, sebaliknya makanan dan minuman halal dan hak semakin menyalakan nur dalam diri, terlebih jika dibacakan asma Allah maka menaikkan sinar cahaya. Untuk itulah Adam diajarkan asma asma seluruhnya termasuk asma Allah, dan ketika adam menyebut seluruh Asma itu, maka cahaya dirinya lebih terang dari cahaya malaikat itu sendiri sehingga mereka tersungkur sujud

Senin, 22 April 2019

Perkara akal

Dalam menemukan kebenaran musti memakai akal sesuai perintah Yunus 100

Nabi Yunus (Yūnus):100 - Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.

Nah jika sudah menemukan kebenaran maka wajib menjalankan syariat sami'na wa atho'na, dalam syariat inilah kadang akal tidak terlalu berperan karena kadang dalam syariat ada hal hal yang tidak sesuai akal semisal membasuh kaki

Dari Imam ‘Ali as ia bersabda,
.
لَوْ كَانَ الدِّينُ بِالرَّأْىِ لَكَانَ أَسْفَلُ الْخُفِّ أَوْلَى بِالْمَسْحِ مِنْ أَعْلاَهُ وَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَمْسَحُ عَلَى ظَاهِرِ خُفَّيْهِ
. “Seandainya agama dengan logika, maka tentu bagian bawah khuf (sepatu) lebih pantas untuk diusap daripada atasnya. Sungguh aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap bagian atas khufnya (sepatunya).” (HR. Abu Daud no. 162)

Itu artinya dalam ketaatan pada jalan yang sdh didapat, akal menjadi tersandra dengan ketaatan,  ini syarat dari yang namanya ketaatan,  krn bukan keinginan kita yang akan kita taati lagi melainkan apa yang kita yakini, maka akal kita ditundukkan pada ketaatan

Makanya dalam islam itu ada dua jalan,  jalan menemukan kebenaran dan jalan ketaatan

Temukan dulu kebenaran lalu kau taati kebenaran itu dengan menelanjangi atribut keakuanmu (akal, ego)

Menemukan kebenaran dengan bantuan akal

Dan

Menaati kebenaran yang sudah ditemukan dengan merendahkan diri (ego, akal)

Mengapa demikian? Perhatikan hadis berikut ini

Dari Imam ‘Ali as ia bersabda
.
لَوْ كَانَ الدِّينُ بِالرَّأْىِ لَكَانَ أَسْفَلُ الْخُفِّ أَوْلَى بِالْمَسْحِ مِنْ أَعْلاَهُ وَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَمْسَحُ عَلَى ظَاهِرِ خُفَّيْهِ
. “Seandainya agama dengan logika, maka tentu bagian bawah khuf (sepatu) lebih pantas untuk diusap daripada atasnya. Sungguh aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap bagian atas khufnya (sepatunya).” (HR. Abu Daud no. 162)
.

Perhatikan kata "agama" itu artinya jika seseorang mau beramal sholeh dalam "agama",  menjalankan syariat dalam "agama",  maka akal itulah yang ditundukkan

Nah sebelum beragama maka perlu beriman bukan?

Nah proses menuju iman itulah yang harus memakai akal, nah iman itu adalah langkah pertama sebelum  beragama,  sebelum menjalankan syariat agama,  maka dalam proses menemukan iman inilah maka dipakai akal

Nabi Yunus (Yūnus):100 - Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.

Tanpa akal maka imannya rusak,  akidah nya kacau,  maka syariatnya percuma

Maka bangun dulu akidahmu dengan akal

Nah Hud 17 itu adalah syarat dalam beriman

Wajib gunakan akal,  karena didalamnya menyebut Rasul,  karena rasul adalah bagian dari keimanan yang wajib diimani. Maka menemukan keimanan kepada rasul wajib menggunakan akal,  makanya ada yang namanya bukti yang nyata atau al bayyinat untuk membuktikan bahwa manusia tersebut adalah rasul utusanNya,  nah al bayyinat atau bukti yang nyata inilah sebagai sarana akal dalam menemukan kebenaran kerasulan seorang utusan

Rabu, 10 April 2019

Mengenal Allah

Api itu warnanya kuning kemerahan, gak bisa dipegang tapi bisa dirasakan saat membakar tangan. Hangus bahkan, dan perih. Jika api itu warnanya kita rubah ke biru, bisa gak? Bisa. Dia tetap ada bukan? Dan tetap gak bisa dipegang, hanya bisa dilihat ada. Nah coba kalo api itu warnanya kita ubah ke warna bening, gak kelihatan tapi tetap ada kan? Bisa tetap membakar bukan? Bisa tetap dirasakan adanya api itu walau warnanya bening.

Jika api itu kecil dan warnanya kuning kita bisa tau keberadaannya. Begitupun jika api itu besar dan semakin besar kita bisa lihat keberadaannya karena warnanya kuning dan panasnya terasa walau tidak disentuh. Gimana jika api yang besar dan semakin besar sebesar gunung itu warnanya kita ubah ke warna bening dan panasnya kita ubah tidak lagi panas, masih bisa kita lihat keberadaannya? Tentu tidak dapat kita lihat lagi, tapi sifatnya masih sama, sama sama membakar tapi tidak lagi panas, caranya? Kita lempar sebatang kayu kesana, pasti terbakar, disanalah kita akan tau adanya api yang sangat besar itu. Nah jika api itu sifat membakarnya kita cabut, dan kita lempar kesana kayu, dan tidak terbakar, apakah kita masih bisa melihat api super besar itu? Tentu tidak bukan? Dan gimana jika api itu makin besar dan makin besar hingga meliputi segala sesuatu disekitar kita termasuk diri kita, apakah kita masih bisa melihatnya dan merasakan keberadaan api itu? Tentu tidak bukan? Padahal kita berada ditengah tengah api itu bukan? Nah seperti itulah Allah pencipta Api.
Ada namun tidak kita sadari keberadaannya, padahal kita diliputi oleh Allah.

Ţāhā:11 - Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa.

Ţāhā:12 - Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa.

Cahaya (An-Nūr):35 - Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Senin, 08 April 2019

Bernegara itu tidak mudah

Kedaulatan hanya bisa diraih dengan jalan perang,  baik perang fisik maupun politik. 

Di negeri ini karena rakyat yang memenangkan perang melawan belanda maka rakyat lah yang memegang kedaulatan.  Karena rakyat itu banyak  maka sesama rakyat saling rabutan kedaulatan,  maka rakyat yang kuat dalam jumlah dialah yang memenangkan perang baik fisik maupun politik. 

Jumlah itu tentu perlu makan agar solid,  perlu sandang pangan dan papan agar kuat.  Maka perlu sumber makan,  baik sawah,  kebun,  sungai danau dan laut, maka dahulu raja raja itu wajib punya sawah atau kebun yang super luas buat makan pegawai dan bala pasukannya.

Jika gak punya maka "ngutang"

Kembali kepada kedaulatan rakyat,  karena rakyat itu banyak maka masing masing rakyat bersaing merebut kedaulatan, maka berkelompok kelompoklah rakyat tersebut sesuai misi dan visinya berlomba lomba merebut kedaulatan.  Inilah asal mula lahirnya partai partai politik

Maka partai politik pun saling berkoalisi dalam merebut kedaulatan.  Maka ketika memenangkan perang politik partai koalisi itulah yang berkuasa.

Dan itu artinya mereka menjadi pemegang kedaulatan.

Pemegang kedaulatan harus memberi makan pembantu pembantunya,  pegawai sipil maupun militer,  butuh sawah,  ladang,  sungai laut untuk ikannya.  Maka pemegang kedaulatan harus menyiapkan semua itu,  tapi apa mau mereka bertani, berkebun, melaut untuk memberi makan pegawai pegawainya?  Tentu gak mungkin. Maka raja raja pemegang kedaulatan biasanya memerintahkan pegawainya tuk bersawah,  berkebun,  melaut dll demi memenuhi kebutuhan sandang pangan dan papan. Itu kalau kerajaan.  Nah dalam pemerintahan atau pemegang kedaulatan  yang dimenangkan oleh rakyat lalu mereka berkelompok dan berkualisi dalam merebut kedaulatan penuh dari pesaing rakyat yang lain maka tidak mungkin mereka memerintahkan rakyat untuk bertani,  berkebun,  melaut untuk memenuhi sandang pangan dan papan. Ya iyalah rakyat yang memenangkan perang.  Masa diperintah? Ya gak mungkin. Maka negara lah yang harus bersawah,  berkebun, melaut demi memberi sandang pangan dan papan kepada pegawainya,  maka butuh tenaga kerja, tapi apa pegawainya emang mau bertani?, berkebun?  Ogah,  mustahil 😂😂😂

Maka suka tidak suka NGUTANG!!
Ngutang buat kasih makan pegawainya, ngutang buat kelola lahan yang bisa menghasilkan uang tuk memenuhi sandang pangan dan papan buat rakyat pendukungnya

Maka harus memperkerjakan mereka yang ingin ikut bersama negara mengelola sumber daya yang laku dijual. Maka lahirlah BUMN dan BUMD

Nah hasil pengelolaan harus laku dijual,  maka perlu lahan pasar,  butuh negara tetangga yang mau membeli,  jika tidak maka negara akan miskin dan akhirnya  bangkrut. Maka itulah muncul blok blok pasar,  blok timur, barat dan nonblok.

Blok pasar butuh keamanan maka muncullah pakta pertahanan semisal Nato, dan lawannya adalah poros Rusia China ini semua sebagai penjamin bahwa barang dagannya aman dalam distribusi ke negara tetangga

Nah indonesia gak punya modal,  rakyat gak mungkin diperintah buat kelola lahan buat makan pemerintah dan pegawainya,  lain raja,  bisa memaksa rakyatnya. Maka harus ngutang buat kelola lahan,  harus punya tetangga yang mau beli hasil olahan,  harus punya keamanan luar negeri

Dan itu semua indonesia gak punya. Ini realita.
Maka?  Harus ngutang,  gaji rakyatnya sendiri,  jualan ke luar gak punya jaminan,  akhirnya?

inilah negeriku, utang warisan dari pemerintahan sebelumnya saat jokowi pertama dilantik saja sudah sebesar 2.700 trilyun. Bunga yang harus dibayarkan adalah 250 trilyun pertahun, jadi kalau 4 tahun sudah 1000 trilyun.  Ini kata jokowi sendiri dalam acara jumpa kader di salah satu kota di jawa barat

Itu artinya sekarang untang indonesia 4000 trilyun selain akibat bunga yang bertambah juga utang baru karena emang harus ngutang.

Maka jika pada 2700 trilyun bunganya 250 trilyun/tahun maka gimana dengan 4000 trilyun? Berapa bunganya pertahun?

Maka siapapun yang memenangkan perang politik pada tahun depan maka akan mewarisi utang sekitar 5000an trilyun lebih dengan bunga bisa mencapai 500 trilyun lebih pertahun,  dalam dua tahun saja sudah 1000 trilyun.

yang untung siapa?  Pemberi utangan,  yaitu raja raja luar sana,  maka sejatinya negara kita ini ibarat kebun dan sawah bagi raja raja luar,  makanya AS mengatakan indonesia ini adalah upeti terbesar dari asia

Salah siapa?  Mikir aja sendiri

Sabtu, 06 April 2019

Konsekwensi kekuasaan

Jika seorang mukmin ditanya pelajaran apa yang didapat dari surat Yusuf atau kisah Nabi Yusuf pasti hanya seputar mukjizat Yusuf as yang bisa menafsir mimpi, kisah yusuf digoda dan kesabaran nabi Ya'qub yang kehilangan putra tercintanya, dan satu lagi tentang ketampanan nabi Yusuf tentunya. Padahal dalam surat Yusuf terdapat pelajaran maha berharga bagi manusia sampai kapanpun yaitu tentang kekuasaan. Konsekwensi ketika berkuasa, lebih tepatnya

Pertama boleh menghukum dengan selain hukum Allah

Nabi Yusuf (Yūsuf):76 - Maka mulailah Yusuf (memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa) karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala raja itu dari karung saudaranya. Demikianlah Kami atur untuk (mencapai maksud) Yusuf. Tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut UNDANG-UNDANG RAJA, kecuali Allah menghendaki-Nya. Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.

Nabi Yusuf memerintah dengan undang undang Raja bukan dengan undang undang Allah dalam kitab nabi nabi, sedangkan Raja saat itu kafir, bukan orang beriman. Lebih tepatnya Firaun atau raja mesir

Sehingga ada ungkapan, bahwa tiada hukum selain hukum Allah adalah bathil, sebab bisa seseorang berhukum selain hukum Allah, yaitu hukum para Raja atau hukum pemenang perang. Ini agar terciptanya keteraturan hidup dan kerukunan, bahwa siapa yang memenangkan perang maka hukumnyalah yang berdaulat. Di Negeri ini yang memenangkan perang adalah rakyat Indonesia maka hukum rakyatlah yang berdaulat

Kedua, setiap yang berkuasa pasti akan menarik keluarganya, ibu bapaknya, saudara saudaranya ke wilayah kekuasaan dan ikut berkuasa

Nabi Yusuf (Yūsuf):90 - Mereka berkata: "Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?". Yusuf menjawab: "Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami". Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik"

Nabi Yusuf (Yūsuf):100 - Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: "Wahai ayahku inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Siapapun dia, tak terkecuali manusia setingkat nabi sekalipun pasti menaikkan ibu bapaknya kesinggasana saat dia berkuasa, artinya wejangan wejangan, nasehat nasehat, pesan pesan, tradisi, budaya ayah ibunya yang dia pakai dalam berkuasa. Makanya ada yang namanya islam kejawen, karena saat raja raja jawa memeluk islam, tradisi ayah ibu yang masih tradisi hindu budha ikut dinaikkan dalam kekuasaan islam jawa. Nah bagaimana jika ayah ibunya nasrani? Pasti tradisi nasrani yang diangkat dalam kekuasaan, begitupun sebaliknya jika ayah ibunya islam maka tradisi islamlah yang dipakai dalam menjalankan kekuasaannya

Karena itulah memilih pemimpin semisal presiden patut diteliti, agama apa ayah ibunya?. Dia bisa saja muaallaf tapi untuk berkuasa atau memegang kekuasaan sangat tidak diperkenankan untuk diberikan, sebab tradisi ayah dan ibunya akan mewarnai kekuasaannya.

Muallaf semata mata karena lillahi ta'ala saja patut dihindarkan dari memegang kekuasaan apalagi muallaf muallafan, atau muallaf (hijrah) karena harta tahta dan wanita?

Kamis, 04 April 2019

Malaikat pun sewot

Ketika Allah hendak menciptakan khalifah di muka bumi kenapa malaikat yang jadi sewot?

Sapi Betina (Al-Baqarah):30 - Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

sambil bertanya malaikat berkata "padahal (ada) kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"

Ada kami loh Allah, kenapa harus ada orang lain?

Mengapa malaikat begitu sewot sama khalifah yang hendak diciptakan Allah sampai mengatakan ada kami loh Allah? Apa karena malaikat merasa terancam dengan posisi khalifah? Tentu saja itu alasannya. Jadi bukan semata karena khalifah itu akan menumpahkan darah yang menjadi alasan satu satunya malaikat menjadi sewot, sebab bukan urusan malaikat jika pun ada mahluk yang saling bertikai diatas muka bumi, sebab sebelum manusia, sudah ada mahluk lain yang telah lama bertikai dan menumpahkan darah di bumi yaitu bangsa Jin, dan malaikat tidak pernah sekalipun protes atau keberatan, karena memang malaikat tidak ada urusan kepada mahluk lain apabila bertikai, karena emang gak ada malaikat yang bertugas merelai pertengkaran atau pertikaian, yang ada malah malaikat pengantar rezeki kepada setiap mahluk, mau dia bertikai maupun tidak, jadi dari mana tiba tiba malaikat begitu peduli dengan pertumpahan darah? Jadi alasan pertumpahan darah bukanlah alasan utama yang menjadikan malaikat sewot atas khalifah, melainkan malaikat merasa terancam akan posisinya selama ini sebagai wakil Tuhan dalam mengurus dunia, makanya malaikat berkata

"Padahal (ada) kami (yang) senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"

Jadi seharusnya gak perlu ada yang lain yang akan menggantikan kami

Jadi inti khalifah adalah menggantikan fungsi dan tugas malaikat dalam mengurus dunia, memimpin, membimbing, menata mahluk di dunia agar berjalan sesuai apa yang diingikan Allah, karena itulah khalifah bukan manusia sebarangan melainkan manusia "separuh dewa" bahasa milenialnya, atau sibgatullah, celupan Allah

Sapi Betina (Al-Baqarah):138 - Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.

Khalifah adalah sibgah Allah, celupan Allah pada segumpal tanah, itulah yang menjadikan malaikat tersungkur sujud. Sebab jika bukan karena ada celupan Allah pada diri khalifah maka malaikat tidak akan tersungkur sujud, dan dengan celupan Allah yang ada pada dirinya itulah seorang khalifah menegakkan keadilan karena dia mustahil berbuat kedzaliman. Inilah yang menjadikan malaikat merasa ridho dan sujud karena penggantinya tiada lain adalah celupan Allah sendiri.

Khalifah inilah yang kemudian diutus dalam wujud rasul rasul Allah.

Jadi ngapain kalian repot repot ingin mencari khalifah? Khalifah itu utusan Allah, urusan Allah dan dialah Imam Mahdi as, tunggulah kedatangannya, karena jika telah waktunya muncul, maka beliau akan muncul dengan sendirinya

Selasa, 02 April 2019

Jangankan saya, malaikatpun menolak khilafah bukan?

Ow bukan khilafahnya? Lalu siapa yang ditolak malaikat dalam ayat al baqarah 30 itu? Ow orang yang bakal jadi khalifah ya? Emang apa sebabnya malaikat menolaknya? Ow mereka takut akan terjadi pertumpahan darah ya? Kenapa bisa? Karena dikhawatirkan yang menjadi khalifah itu akan berbuat dzalim ya? Berarti yang ditolak malaikat saat itu adalah orang yang akan berbuat kedzaliman dan menjadi khalifah kan?  Nah Sama kayak saya, juga bukan menolak khilafahnya melainkan menolak orang yang bakal menjadi khalifah, yaitu menolak orang dzalim menjadi khalifah. Itu artinya yang menjadi khalifah adalah orang yang gak boleh berbuat dzalim alias suci, dijamin kesuciannya dari kedzaliman, makanya Allah Marah pada malaikat, "Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui" apa yang diketahui malaikat? Bahwa orang bisa berbuat kedzaliman, dan apa yang tidak diketahui malaikat? Bahwa ada manusia manusia yang dijamin gak bakalan berbuat kedzaliman, yaitu adam salah satunya karena dia suci, karena dia adalah salah satu dari rasul rasul Allah yang akan dijadikan khalifah, bukan manusia biasa yang bisa berbuat kedzaliman. Bagaimana cara mengetahuinya? Orang itu harus mengetahui semua nama nama yang diajarkan Allah, artinya dia mendapat petunjuk dari Allah, mendapat wahyu dari Allah atau dia adalah seorang rasul, nah wahyu yang diterimanya bukan wahyu yang dimaksudkan tuk mendirikan agama baru, sebab adam gak membawa agama baru, agama baru ada nanti setelah manusia tersesat kembali barulah wahyu agama ditrunkan, jadi wahyu yang diterima seorang khalifah bukan wahyu agama melainkan wahyu dalam mengurus kekhilafahannya atau kekuasaannya makanya diberikan wahyu nama nama. Setelah itu malaikat tersungkur sujud bukan? Nah itu yang kita inginkan, khalifah yang jangankan manusia, malaikat saja tersungkur sujud padanya. Itu artinya khalifah itu wajib rasul jika bukan maka jangankan saya, kami, maka malaikatpun akan menolaknya, langit dan bumi akan menolaknya maka bala bencana akan turun, malaikat akan protes, marah dan ikut menurunkan azab

Makanya disepanjang zaman yang namanya khalifah tidak sah yang bukan dari golongan rasul hanya akan mengundang bala bencana dan pertumpahan darah semata

Maka stop mimpi khilafah jika belum datang imam mahdi as, sang rasul terakhir, jika tidak maka akan jadi seperti libia, irak, yaman, suriah!

Gak maukan negeri ini seperti itu?