Selasa, 25 September 2018

Kafir yang sebenarnya, atau berimanlah yang sebenarnya

Wanita (An-Nisā'):150 - Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir),

Tidak boleh membeda bedakan antara satu rasul dengan rasul yang lain.  Nabi Muhammad saw adalah rasul Allah,  rasul nubuat. Imam Ali as pun rasul Allah,  rasul saksi atas tugas nabi Muhammad saw dalam menyampaikan al bayyinatnya kepada ummat

Hud 17: "AfaMAN kana ala bayyinatin mirobbihi": apakah sama orang yang mempunyai bukti yang nyata dari Tuhannya,  ini adalah Nabi Muhammad saw sesuai as saf ayat 6

"Wayatluhu syahidun minHu": dan dia diikuti pula oleh seorang saksi dari Allah,  saksi ini dari Allah, utusan Allah,  dan mustahil dia seorang malaikat, sebab malaikat tidak datang bersama sama nabi Muhammad saw sesuai Hud 12

Maka saksi ini pasti seorang manusia, utusan yang menyertai nabi pembawa syariat nubuat

Rombongan-rombongan (Az-Zumar):69 - Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para NABI DAN SAKSI-SAKSI dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan.

maka saksi inilah rasul pendamping para nabi dalam menyampaikan risalah nubuat.  Dan para nabi dan saksi inilah yang akan dipanggil bersama sama kehadapan Allah untuk menghadiri proses peradilan yang akan diputuskan kepada ummatnya masing masing

Maka membeda bedakan keduanya sama saja menista Allah yang telah mengutus keduanya

Akibatnya?  Kekafiran dihadapan Allah

Wanita (An-Nisā'):151 - merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.

Orang orang kafir yang sebenarnya, artinya orang kafir yang tidak beriman pada Allah belum benar benar kafir dihadapan Allah,  tapi orang islam, orang yang mengaku beriman tapi menolak kerasulan Imam Ali as dan rasul rasul saksi yang lainnya adalah sebenar benarnya kafir dihadapan Allah

Sebab jika orang itu benar benar beriman maka tidak mungkin dia akan membeda bedakan rasul rasul Allah

Wanita (An-Nisā'):152 - Orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka, kelak Allah akan memberikan kepada mereka pahalanya. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Jadi jika orang yang menolak imam Ali as dan rasul rasul saksi adalah sebenar benarnya kafir maka orang yang tidak membeda bedakan rasul rasul Allah diantara Nabi Muhammad saw dan rasul saksi Imam Ali as dab rasul rasul yang lain adalah sebenar benarnya orang beriman

Maka berimanlah yang sebenar benarnya brriman, jangan membeda bedakan satu rasul dengan rasul rasul yang lain

Sapi Betina (Al-Baqarah):285 - Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali".

kami dengar dan kami taat pada semua rasul rasulNya,  ini ikrar umat islam, sehingga jika Islam hanya punya satu rasul maka bagaimana kami bisa dengar dan kami taat pada rasul rasul yang lain?  Maka ayat ini menjadi keliru karena dengar dan taat itu hanya bisa terjadi pada mereka yang hidup dan sezaman dengannya.  Maka itulah pasti dalam setiap hidup dan zaman pasti ada rasul yang wajib didingar dan ditaati agar hidup menjadi lurus dan dalam keridhoan Allah.

Sabtu, 22 September 2018

Diberikan gulungan peta

Tadi malam saya sakit demam panas dan terbangun jam 2:30, saya baru ingat bahwa semalam saya bermimpi ada di dalam sebuah kapal putih dan saya dipanggil untuk membacakan doa disamping Nahkoda kapal yang dihadiri oleh para mualimnya
Saya berkata: "loh koq saya yg doa? Waduh jangan saya lah, malu rasanya"
Para Mualim ketawa kecil
Lalu Nahkoda mengatakan: "sudah.. doa aja gak papa"
Lalu mereka semua mengangkat tangannya tinggi tinggi, lalu sayapun memulai membaca doa yang diawali dgn al fathiha lalu dilanjutkan dgn doa sebagai berikut:

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirrobbil 'alamin
Hamdan yu'afini'amahu wayukafi mazidah
Ya rabbana lakalhamdu walakasyukru kama yambagi lijalali wa'adzimi sulthoniq

Allahumma sholli wasallim wabarik 'ala sayyidina muhammadin wa'alihitthobibina thohirin

Allahumma inna nas'aluka salamatan fiddin, waddunnia wal'akhirat, wa'afiatan fil jasadi wasihatan fil badani, waziadatan fil 'ilmi wabarakatan firrizaqi wa taubatan qablal maut, warahmatan indal maut, wa magfiratan ba'dal maut.

Allahumma hawwin 'alaina fi sakaratil maut, wannajatamminannar wal 'afwa indal hisab

Robbana la tu akhidzna inna sina au'ahktona, rabbana wala tahmil 'alaina israngkama hamaltahu 'alalladzina mingqoblina, rabbana wala tuhammilna mala thoqatalnabihi wa'fuanna wagfirlana warhamna anta maulana fangdzurna 'alal qaumil kafirin..

Rabbanaggfirlana  wali walidayna warhamhuma kama rabbayana shigara

Rabbana 'atina fiddunya hasana wafil 'akhirati hasana waqina 'azabannar

Subhana robbika robbil izzati 'amma yasifun wassalamu 'alal mursalin walhamdulillahi robbil 'alamin..

Setelah itu saya diberikan segulung peta.
Peta? Mungkin peta perjalan kapal kali ya? Tapi sayangnya blm sempat saya buka lalu terbangun dan badan masih panas..

Demam dan gak bisa tahajjud jd lanjut tidur :D

Maksudnya apa ya? Disamping nahkoda pimpin doa dan diberikan peta perjalan kapal, dan hari ini hari idul ghadir, hari pengangkatan Imam Ali as sebagai washi Rasulullah saw.. hmm jadi bertanya tanya...

(status fb hari yang sama dua tahun silam)

Khalifah Rasyidin

Raja itu tetap raja bagi kaumnya sekalipun dia terjajah, dibuang,  diasingkan,  bahkan jika dia dibunuh pun, maka dia tetap raja bagi rakyatnya.

Wilayahnya dicaplok,  tidak bisa menjalankan pemerintahannya secara efektif administratif pun dia akan tetap disebut raja bagi rakyatnya.  Mau dibuang ke ujung duniapun dia tetap raja bagi rakyatnya

Demikian pula khalifah Allah, mau dia terjajah oleh khalifah syaitan,  hilang wilayahnya dicaplok oleh penjajah khalifah syaitan maka dia tetap khalifah bagi ummat yang beriman.

Maka ada banyak raja,  ada raja pilihan manusia dan ada raja pilihan Allah,  demikian pula ada khalifah pilihan manusia dan ada pula khalifah pilihan Allah.  Khalifah pilihan Allah adalah khalifatullah dan khalifah pilihan manusia adalah khalifatusyaithan.

Nah khalifah mana yang wajib kita ikuti? Ya khalifatullah,  khalifah pilihan Allah,  dan Allah tidak pernah memilih khalifahNya melainkan dia pasti utusan Allah atau rasulNya.
Mereka inilah yang disebut khalifah Rasyidin,  khalifah yang mendapat petunjuk, yaitu para rasul rasul saksi,  maka sunnah mereka wajib diikuti dan wajib memegangnya erat erat sekalipun dengan digigit dengan gigi geraham

عَلَيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا وَسَتَرَوْنَ مِنْ بَعْدِيْ اخْتِلاَفاً شَدِيْدًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَاْلأُمُوْرَ الْمُحْدَثَاتِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ (رواه ابن ماجه)

“Hendaklah kamu bertakwa kepada Allah, dan mendengar serta taat (kepada pemimpin) meskipun ia seorang budak hitam. Dan kalian akan melihat perselisihan yang sangat setelah aku (tiada nanti), maka hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah para khulafa’ rasyidin mahdiyyin (pemimpin yang lurus dan mendapat petunjuk), gigitlah ia dengan gigi geraham (berpegang teguhlah padanya), dan jauhilah perkara-perkara muhdatsat (hal-hal baru dalam agama), sesungguhnya setiap bid’ah itu kesesatan” (HR. Ibnu Majah. Hadis senada diriwayatkan pula oleh At-Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad).

Jadi khalifah Rasyidin ya bukan abu bakar, umar dan usman karena mereka bukan rasul rasul saksi. Mereka justru khalifatussyaithan,  yang menjajah khalifatullah, khalifah Allah yang sesungguhnya.  Merekalah petaka umat islam, musibah terbesar dunia.  Dari mereka lah hukum Allah ternoda.

Hendaklah kamu bertakwa kepada Allah, dan mendengar serta taat (kepada pemimpin) meskipun ia seorang budak hitam

Siapa budak hitam yang dimaksud?  Yaitu mereka yang terjajah, siapa yang terjajah?  Ya para khalifah Allah itulah yang terjajah. Terjajah oleh khalifah syiatan.  Maka Khalifah yang terjajah itu sama nilainya dengan budak hitam karena artinya budak adalah mereka yang tidak merdeka alias  terjajah.

Ini adalah perintah nabi bahwa wajib taat pada mereka sekalipun nanti para khalifah rasyidin mahdiyin tersebut terjajah oleh khalifah syaitan semisal abu bakar,  umar dan usman laknatullah alaihim

Pegang,  gigit kuat sunnah sunnah mereka,  karena mereka juga adalah utusan utusan Allah,  rasul rasul Allah,  bukan manusia biasa mantan penyembah berhala semisal para khalifah syaitan diatas,  masa Allah akan menjadikan khalifah Nya dari mantan penyembah berhala?  Situ sehat?  Jangankan mantan penyembah berhala Nak!,  orang sholeh di zaman rasul rasul terdahulu saja gak ada yang pernah sekalipun Allah angkat sebagai pemegang hak dan kedaulatan Nya (khalifah) Kecuali dia pasti rasul Lalu bagaimana mungkin seorang mantan penyembah berhala mau dijadikan Khalifah olehNya? Emang ada sejarahnya Allah meletakkan hak dan kedaulatan Nya dalam memerintah manusia kepada manusia mantan pesakitan (kaum penyembah berhala)??? Kayaknya kalian harus segera berobat atau secepatnya menginstal otak baru yang lebih baik

Kamis, 20 September 2018

Khalifah itu adalah pemegang hak dan kedaulatan Allah.

Para pemegang hak dan kedaulatanNya, tidak pernah sekalipun Allah berikan kepada selain rasul rasulNya,  contohnya Adam as

Sapi Betina (Al-Baqarah):30 - Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

Daud as, Thalut as, sekalipun orang banyak yang tidak menyangka bahwa thalut adalah rasul, krn Allah yang mengangkatnya maka dia adalah utusan Allah dalam menjadi raja

Sapi Betina (Al-Baqarah):247 - Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu". Mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa". Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.

Sapi Betina (Al-Baqarah):251 - Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.

Itu artinya pemegang pemerintah Allah sejatinya adalah para rasul rasulNya, baik dia itu sekedar menjadi raja atau khalifah

Lalu apakah pemegang hak dan kedaulatan Allah dalam memerintah tidak bisa dikalahkan dan direbut kekuasaan pemerintahannya?  Semisal raja dan khalifah diatas?  Bisa saja. Makanya nabi memerintahkan agar ummatnya dalam berperang wajib mempertahankan simbol kedaulatannya yaitu berupa al liwa rasul

Karena ketika al liwa rasul telah direbut maka itu artinya nabi kalah dan kekuasaan berpindah tangan kepada pemenang perang

Abu bakar sejatinya melakukan hal itu sehingga dia bisa memegang tampuk kekhalifahan yang seharusnya diemban oleh para pemegang hak dan kedaulatan Allah yaitu para rasul rasul atau imam imam

Apakah jika terjadi hal semacam itu artinya janji Allah meleset atau Allah tidak menjanjikan kekhalifahan atau kerajaan berada di tangan para rasul atau imaman?  Janji Allah tidak berubah, sebagai pemegang hak dan kedaulatan ya ada ditangan mereka sebagai khalifah Allah atau pemegang hak dan kedaulatan Allah,  ada dipundak 12 imaman atau 12 rasul

Bisa direbut hak dan kedaulatan dalam memerintah itu?  Bisa bagi yang mau dan mampu, ketika mampu direbut apakah itu artinya dia kehilangan hak dan kedaulatan dalam memerintah?  Ya kehilangan makanya mereka tunduk pada penguasa yang memenangkan perang, tetapi derajat mereka tetap raja bagi pengikutnya, tetap khalifah bagi pengikutnya

Apakah mereka bukan khalifah atau raja lagi setelah dirampas hak dan kedaulatannya dalam memerintah?, ya tetap raja dan khalifah sekalipun tidak punya kerajaan atau kekhalifahan dalam pemerintahan karena telah dikalahkan

Misalnya Thalud adaalah raja,  lalu dikalahkan apakah dia berubah derajat menjadi bukan raja bagi kaumnya?  Ya tetap raja sekalipun raja yang terjajah oleh raja lain, raja yang bukan pilihan Allah,

Sama halnya dengan khalifah, ketika dikalahkan ya mereka tetap khalifah bagi pengikutnya yaitu umat Allah,  ummat islam,  sekalipun dia terjajah oleh khalifah yang bukan pilihan Allah

itu artinya ada dua jenis raja dan khalifah

Ada raja pilihan Allah, dan ada raja bukan pilihan Allah,  jika dia raja pilihan Allah dikalahkan oleh raja bukan pilihan Allah ya  tetap raja itu (pilihan Allah) tetap raja bagi umatnya (pengikutnya)

Sama dengan khalifah ada dua jenis khalifah, ada khalifah pilihan Allah dan ada khalifah hasil merampas hak dan kedaulatan Allah,
Ketika khalifah pemegang hak dan kedaulatan Allah dikalahkan apakah dia menjadi bukan lagi khalifah?  Ya tetap khalifah pilihan Allah bagi orang beriman sekalipun dijajah oleh khalifah perampas hak dan kedaulatan Allah

Selasa, 18 September 2018

Mengapa tidak secara muhkamat (terang dan jelas) Nama Imam Ali as disebutkan dalam al qur'an?

Muĥammad:20 - Dan orang-orang yang beriman berkata: "Mengapa tiada diturunkan suatu surat (yang menyebutkan nama Imam Ali as)?" Maka apabila diturunkan suatu surat yang jelas maksudnya dan disebutkan pula di dalamnya (perintah) perang, kamu lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati, dan kecelakaanlah bagi mereka.

Ayat ini turun untuk menjawab pertanyaan diatas yang kelak akan muncul dikemudian hari berkenaan tidak secara Muhkamat (jelas dan terang) nama Imam Ali as disebutkan sebagai rasul saksi, hanya tersirat dalam Hud 17

Mengapa tidak disebutkan secara muhkamat (terang dan jelas) nama imam Ali as sebagai rasul saksi?  Dijelaskan dalam ayat diatas

Muĥammad:20 - Dan orang-orang yang beriman berkata: "Mengapa tiada diturunkan suatu surat?" Maka apabila diturunkan suatu surat yang jelas maksudnya dan disebutkan (pula)  di dalamnya (perintah) perang, kamu lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati, dan kecelakaanlah bagi mereka.

Ayat ini dijelaskan dalam berbagai tafsir sebagai ayat qital (peperangan)  yang menjelaskan bahwa umat islam saat itu bertanya tanya mengapa tidak diturunkan perintah berperang?  Sehingga umat islam belum bisa berperang, sehingga menurut mereka Allah lalu menurunkan ayat Muhammad 20 diatas? Sebagi penjelasan mengapa mereka belum diturunkan surat perintah berperang, itu karena apabila mereka diturunkan perintah perang secara muhkamat (jelas dan terang) maka mereka (umat islam)  akan keberatan

"Maka apabila diturunkan suatu surat yang jelas maksudnya dan disebutkan (pula)  di dalamnya (perintah) perang, kamu lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati, dan kecelakaanlah bagi mereka.

Padahal ayat perintah berperang sejatinya telah turun pada tahun 2 H dalam surat Al Haj 39,  sedangkan ayat 20 surat Muhammad yang dijadikan alasan belum adanya perintah perang turun justru jauh setelahnya

Haji (Al-Ĥaj):39 - Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu,

Sehingga tidak benar penafsiran ayat Muhammad 20 diatas bahwa "mengapa tidak diturunkan suatu surat" adalah mengenai surat perintah perang karena perintah perang telah turun dalam ayat al haj 39, lalu disusul ayat ayat yang lain diantaranya Al baqarah 216

Sapi Betina (Al-Baqarah):216 - Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Maka penafsiran atas surat Muhammad 20 keliru dan membelokkan makna yang sebenarnya

sebab jika ayat itu untuk menjelaskan mengapa tidak ada surat perintah perang maka seharusnya turun sebelum al Haj 39, tapi faktanya justru turun jauh setelahnya

lalu jika bukan untuk perintah perang maka mengapa menyinggung masalah perang dalam ayat tersebut?  Ini berkenaan dengan kalimat didepanya

Muĥammad:20 - Dan orang-orang yang beriman berkata: "Mengapa tiada diturunkan suatu surat (yang menyebutkan nama Imam Ali as)?" MAKA APABILA DITURUNKAN SUATU SURAT YANG JELAS MAKSUDNYA (tentang  imam Ali as) dan disebutkan pula di dalamnya (perintah) perang (untuk menolongnya), kamu lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati, dan kecelakaanlah bagi mereka.

surat inilah (tentang imam Ali as) yang tidak muhkamat (jelas) itulah yang ada kaitannya dengan kalimat perang pada kalimat selanjutnya

surat yang tidak muhkamat (jelas) yang mana yang dimaksud?  Perang?  Sudah ada suratnya dalam al hajj,  surat sholat?  Puasa?  Zakat?  Haji?  Semaunya telah ada suratnya Dan jelas (muhkamat)  lalu hal apa yang belum muhkamat atau belum jelas selama ini dan akan dipertanyakan dikemudian hari?  Ya tentunya mengenai kerasulan Imam Ali as dan kesebelas Imam imam yang lain,  yang secara samar dijelaskan keberadaannya dalam Hud 17 dan Az zumar 69

Nah inilah yang akan dipertanyakan oleh orang beriman dikemudian hari setelah terkuaknya fakta ayat Hud 17 "mengapa tidak diturunkan satu surat tentang nama Imam Ali as jika dia memang rasul saksi?" yang kemudian dijawab oleh Allah SWT dalam kitab suciNya

"Maka apabila diturunkan suatu surat yang jelas maksudnya (tentang nama Imam Ali as dan kerasulannya) dan disebutkan pula di dalamnya (perintah) perang (sebagai kewajiban menolongnya), (Maka)  kamu lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya (yaitu kaum munafik yang mengaku sebagai pendukungnya)  memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati, dan kecelakaanlah bagi mereka.

Orang orang yang dimaksud itu adalah kaum khawarij yang awalnya menjadi pendukung Imam Ali as lalu berkhianat,  dan kaum Kufah yang awalnya adalah pendukung Imam Husain as malah berkhianat dan justru menjual dirinya pada Yazid bin Muawiyyah laknatullah

Itulah makna ayat diatas

(3 hari menuju hari pembantaian Imam Husain as)

Minggu, 16 September 2018

Perangmu, menangkanlah, dan capai derajatmu disisiNya

Seseorang yang ingin masuk islam wajib merdeka dahulu,  sebab apa yang ingin dia jual kepada Allah jika diri dia sendiri belum merdeka atau masih menjadi hak kepemilikan orang lain?   maka itulah bilal bin rabbah seorang budak harus dimerdekakan dahulu dari perbudakan baru bisa menjadi muslim, dengan cara menebusnya (membayarnya) dari pemiliknya

Pengampunan (At-Tawbah):111 - Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.

Setelah itulah dia bisa menjadi muslim dengan menjual harta dan dirinya yang telah merdeka tadi kepada Allah

Jadi muslim adalah perpindahan kepemilikan budak dari budak manusia menjadi budak Allah, hamba Allah

Atau perpindahan dari merdeka menjadi budak Allah,  atau hamba Allah yang wajib patuh atas semua yang diperintahkan tanpa punya pilihan lain atau punya hak dan kedaulatan dalam menolak dan memilih pilihannya sendiri

Jamuan (Al-Mā'idah):7 - Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya yang telah diikat-Nya dengan kamu, ketika kamu mengatakan: "Kami dengar dan kami taati". Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mengetahui isi hati(mu).

Cerita (Al-Qaşaş):68 - Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia).

Maka itulah seorang muslim, patuh dan pasrah pada Hak dan kedaulatan Allah semata,  menjadi Hamba Allah,  budak dihadapan Allah

Maka itulah seseorang harus merdeka jika dia budak manusia baru bisa menjadi muslim

atau jika dia orang merdeka maka dia harus punya hak dan kedaulatan atas dirinya sendiri terlebih dahulu baru bisa menjual hak dan kedaulatannya itu kepada Allah,  caranya gimana sehingga seseorang bisa mempunyai hak dan kedaulatan atas dirinya sendiri?  Harus bisa memenangkan perangnya masing masing

Setiap orang harus menang dari perang,  pertempurannya masing masing, sebab hak dan kedaulatan dimenangkan oleh pemenang perang, maka setiap manusia melalui perangnya masing masing, maka itulah setiap orang diuji dengan perang besar dalam hidupnya masing masing

"Allah koq gak adil,  saya koq dikasih ujian BERAAAAAT BANGETTT!!?!"

mas bro,  itu perang yang harus kau menangkan agar kau memiliki hak dan kedaulatan sendiri dan dengan hak dan kedaulatan itulah nantinya kau bisa jual kepada Allah untuk bisa menjadi muslim yang sebenarnya,  karena tanpa hak dan kedaulatan itu maka apa yang mau kau jual kepada Allah?  Hartamu?  Itu rezeki dari Allah,  dirimu?  Itu ciptaan Allah,  lalu apa yang mau kau jual kepada Allah jika semuanya punyanya Allah?  Ya hak dan kedaulatan yang kau menangkan dari pertempuran dalam hidupmu itulah yang hanya bisa kau jual

makanya kau dikasih ujian,  perang besar dalam hidupmu!

tanpa ujian itu,  perang itu,  maka dirimu tidak punya apa apa untuk menjadi muslim. Makanya setiap orang yang sudah bersaksi tuk menjadi islam harus diuji terlebih dahulu agar dia menjadi pemenang dalam perangnya masing masing dan dengan itulah dia bisa menjadi muslim.

Makanya jangan sedih dan gunda gulana jika diberikan ujian oleh Allah,  itu artinya kau sedang dihadapkan oleh sebuah perang yang harus kau menangkan.  Jangan malah putus asa dan berbalik kebelakang. 

jika manusia untuk menjadi muslim harus memenangkan perang besar dalam hidupnya agar punya hak dan kedaulatan barulah hak dan kedaulatan itu dia jual kepada Allah

maka manusia utusan, atau manusia  pilihan menempuh perang yang berkali kali lipat beratnya dari manusia biasa,  sebab dia selain harus memenangkan perang besar tuk menjadi seorang muslim maka dia juga wajib menempuh perang yang berikutnya agar punya hak dan kedaulatan tuk menjadi manusia utusan.

Gini loh maksudnya,  setelah dia menempuh perang besar dalam hidupnya lalu dia menang dan memiliki hak dan kedaulatan, maka hak dan kedaulatan itu yang dia jual kepada Allah sebagai satu satunya miliknya yang dia menangkan sendiri. Setelah Allah menerimanya dan dia menjadi muslim, budak Allah,  milik Allah,  maka dia kembali Nol (tidak punya lagi) hak dan Kedaulatan sama sekali.  Maka dia harus kembali meraih hak dan kedaulatan berikutnya (dengan jalan perang kembali) tuk dia jual lagi setelah menang agar bisa menjadi manusia pilihan Nya. 

Nah perang ini perang yang sangat besar,  setiap muslim diberikan kesempatan yang sama,  artinya semuanya punya hak menjadi manusia pilihanNya,  hanya saja tidak semua orang bisa memenangkan pertarungan atau perang besar tersebut sehingga dia hanya menjadi muslim biasa,  bukan utusanNya yang bisa mendapatkan petunjuk langsung dariNya

Makanya setiap utusanNya pasti melalui ujian berat dalam hidupnya melebihi manusia biasa karena itulah satu satunya jalan menjadi manusia pilihan atau utusanNya
Itulah makanya pintu kerasulan tidak pernah tertutup, siapapun bisa menjadi rasul atau manusia utusanNya asalkan dia bisa melalui ujian demi ujian atau perang demi perang.

Apalagi jika mau menjadi Imam maka ujiannya lebih super duper dasyatnya

Sapi Betina (Al-Baqarah):124 - Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".

jadi Allah itu Maha Adil,  semua orang diberikan kesempatan yang sama tuk menjadi rasulNya,  hanya saja banyak yang gagal dengan perang yang datang padanya

Nah bagaimana dengan perang yang harus saya hadapi untuk sampai ke tahap ini?  dan bisa memahami tanpa harus belajar?  dan memberikan banyak penerangan kepada kalian semuanya? Sangat berat dan melelahkan perang yang disuguhkan Allah, dan banyak yang gagal makanya hanya beberapa orang yang bisa sampai pada titik ini dan menjadi pembawa lentera ditengah kegelapan ummat.

Maka jangan sia siakan ujian yang datang,  hadapi dengan kesabaran karena itulah perang mu yang bisa kau menangkan demi mencapai derajat manusia pilihan di sisi-Nya

selamat berperang, dan menangkan perang mu,  jangan lupa banyak banyak sholawat karena dengannya perang bisa dimenangkan

sebab ada dua tahapan perang besar,  perang yang murni kau menangkan sendiri tanpa sholawat dan yang kedua adalah dengan sholawat.  Disanalah iblis terjungkal,  abu bakar terkapar,  dan pendekar pendekar perang ambruk satu persatu setelah perang berikutnya harus dengan sholawat

Selasa, 11 September 2018

Syiah pintu memahami rasul saksi

Saya sempat berfikir, apa jadinya bila tidak ada syiah di dunia ini lalu saya kemudian mendapati ayat ini (Hud 17) pada saat pertama menyadari ada dua rasul dalam ayat itu tanpa sengaja?

Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang (RASUL 1) yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (RASUL 2) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

Mungkin saya akan sangat kebingungan harus meyakini siapa sebagai salah satu rasul lagi dari dua rasul dalam ayat diatas.  Nabi Muhammad saw sebagai rasul itu telah jelas dan tidak mungkin akan membuat kita kebingungan, tapi siapa lagi rasul yang satunya jika kemudian kita menyadari ternyata Nabi Muhammad saw tidak mungkin bisa menjadi rasul dalam rasul saksi pada ayat itu dikarenakan beliau adalah rasul pembawa bukti yang nyata sesuai as saf ayat 6

Satu barisan (Aş-Şaf):6 - Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya AHMAD (MUHAMMAD)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".

Maka pilihan yang mungkin bisa menolong adalah Jibril,  yang juga adalah rasul (atau yang diutus).  Tapi hal ini pun juga ternyata tidak cocok,  pasalnya ada ayat ini

Nabi Hud:12 - Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebahagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dengan dia seorang malaikat?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala sesuatu.

Tidak ada malaikat yang datang bersama sama nabi,  padahal dalam ayat Hud 17 diatas rasul yang dimaksud adalah rasul yang mengikuti rasul pembawa bukti yang nyata, maka rasul ini datang bersama sama nabi Muhammad saw, dan tidak mungkin malaikat,  karena  malaikat tidak ada yang datang bersama sama nabi kepada ummat.

Maka siapa rasul yang satu lagi itu?  Yang disebut sebagai rasul saksi?  Rasul yang ditugaskan sebagai saksi yang mengikuti nabi?, yang berarti bersama sama nabi datang kepada ummat. Maka jika tidak ada syiah maka sudah pasti kita akan kebingungan  karena hanya dalam syiah sajalah kita menumakan imam yang pantas menyandang sebagai rasul

Ya karena hanya imam imam sajalah yang menjadi kunci mengenal rasul saksi, sebab ayatnya jelas (dalam Hud 17) bahwa imaman itulah sebagai petunjuknya

waming koblihi kitabu Musa, IMAMAN,  warahmatan (dan sebelumnya ada kitab Musa,  Imaman dan Rahmatan)

Ada Imaman dalam Kitab Musa as,  ada Imaman dalam Nubuat Musa as, dan para Imaman inilah yang disebut sebagai rasul rasul Allah juga,  sebab fungsi imam adalah pemberi petunjuk dan pemberi petunjuk hanyalah hak dan kedaulatan Allah, 

Sapi Betina (Al-Baqarah):272 - Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).

dan hak dan kedaulatan dalam memberikan petunjuk itu hanya Allah berikan kepada para utusan utusanNya,  rasul rasulNya tidak yang lain, maka mereka yang dijadikan alat pemberi petunjuk adalah para rasul rasulNya dan Imam sejatinya adalah utusan utusanNya karena melaluinya manusia mendapatkan petunjuk dari-Nya

Maka siapakah umat islam pertama yang disebut imam sebelum muncul sebutan imam imam bagi yang lainnya? dan diapun telah disebut imam oleh semua umat islam dalam setiap zaman? Ya Imam Ali as. Hanya Imam Ali as manusia pertama dari ummat Muhammad saw yang disebut imam sebelum yang lainnya ikut ikutan mau disebut imam.

apakah ini hanya kebetulan?  Tentu tidak, itu karena sejak Nabi Saw wafat maka Imam Ali as yang selalu dijadikan rujukan bahkan oleh Abu Bakar ketika berkuasa,  Imam Ali as selalu dijadikan sandaran jika ada keputusan hukum yang tidak dapat dipecahkan?  Mengapa demikian?  ya karena merekapun mengakui bahwa Imam Ali as adalah pemegang hak dan kedaulatan Allah dalam memberikan petunjuk,  sebab hanya dialah yang dijadikan nabi sebagai pintunya, pintu ilmu Nabi Muhammad saw
ana madinatul ilmi wa 'Ali Babuha,  saya adalah kotanya Ilmu dan Ali adalah pintunya.  jika nabi adalah pemegang hak dan kedaulatan Allah dalam memberikan petunjuk maka Ali as adalah pintunya,  maka pintu itulah sebagai jalan Hak dan kedaulatan Allah dalam memberikan petunjuk.  maka sudah pasti sang pintu pun adalah penyandang hak dan kedaulatan Allah,  dan hanya rasul rasul sajalah yang bisa menyandang hak dan kedaulatan Allah, maka pintu tersebut juga adalah rasul atau utusan Allah.

Dan sosok Imam Ali as hanya bisa kita temui dirinya sebagai Imam dan panutan mutlak setelah nabi hanya dalam syiah, selainnya tidak ada.

maka tanpa syiah kita tidak akan bisa memahami siapa rasul kedua dalam hud 17


Senin, 10 September 2018

Sunnati atau itratih (Dari Akun Fb Rasa Bambu)

Manakah yang benar di antara dua hadis tersebut; “Kitabullah wa Itrati AhlaBaiti atau Kitabullah wa Sunnati” ?
(Menggugat Sunnah, Membumikan Itrah)

Para perawi telah meriwayatkan hadits tsaqalain dalam dua bentuk yang terdapat dalam kitab-kitab hadis. Lalu manakah yang benar di antara dua hadis tersebut; “Kitabullah wa Itrati AhlaBaiti atau Kitabullah wa Sunnati” ? .

Jawab

Hadis sahih yang telah dinukil dari Rasulullah Saw adalah hadis yang berbunyi Kitabullah wa Itrati AhlaBaiti. Adapun riwayat yang menggunakan kalimat “Sunnati” adalah riwayat yang batil dan mardud dari sisi sanadnya, sementara keotentikan sanad hadis Itrati AhlaBaiti dapat dipertanggung jawabkan.

Sanad Hadis (Itrati Ahlabaiti)

Dua orang muhadist besar ahli sunnah telah menukil hadis ini dalam kitabnya, sebagai berikut;

Muslim dalam sahihnya meriwayatkan dari Zaid bin Arqam bahwasanya Rasulullah Saw pada suatu hari di Khum (kawasan antara Makkah dan Madinah) dalam khutbahnya, setelah memuji Allah SWT dan menasihati kaum muslimin, mengatakan;

ألا أيها الناس، فانما انا بشر يوشك ان يأتي رسول الله ربي فأجيب، وانا تارك فيكم ثقلين : أولهما كتاب الله فيه الهدى والنور، فخذوا بكتاب الله واستمسكوا به –فحث على كتاب الله ورغب فيه ثم قال :وأهل بيتي، أذكركم الله في أهل بيتي، أذكركم في أهل بيتي، أذكركم الله في أهل بيتي.

“Wahai manusia, aku hanyalah seorang manusia yang tidak lama lagi utusan Tuhanku akan datang, dan aku segera menjawab panggilannya. Sungguh, aku tinggalkan kepada kalian dua pusaka yang berharga (tsaqalain): pertama Kitab Allah. Di dalamnya, ada petunjuk dan cahaya, maka ambil dan berpegang teguhlah dengannya –Rasulullah Saw sangat menekankan untuk mengamalkannya. Kemudia berkata, (Yang kedua) Ahlul Baytku. Aku ingatkan kalian kepada Allah tentang Ahlul Baytku ini, aku ingatkan kalian kepada Allah tentang Ahlul Baytku ini”.[1]

Darimi dalam sunannya[2] juga menukil hadis tersebut. Dan harus diakui bahwa kedua sanad tersebut bagaikan cahaya yang terang dan jelas, hingga tidak ada keraguan sekecil apapun di dalamnya.

Turmudzi menukil hadis ini dengan lafad (Itrati Ahlabayti), matan hadisnya sebagai berikut;
اني تارك فيكم ما ان تمسكتم به لن تضلوا بعدي، احدهما أعظم من الآخر: كتاب الله وحبل ممدود من السماء الى الأرض وعترتي اهل بيتي، لن يفترقا حتى يردا علي الحوض، فانظروا كيف تخلفوني فيها

“Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian selama kalian berpegang teguh kepadanya, kalian tidak akan sesat selepasku. Salah satunya lebih besar daripada yang lain: Kitab Allah merupakan tali yang terbentang antara langit dan bumi dan ‘Itrah Ahlulbaytku. Kedua-duanya tidak akan berpisah sehingga kedua-duanya dikembalikan di Haudh. Maka jagalah baik-baik dan bagaimana kalian memperlakukan dua pusaka itu sepeninggalku”.[3]

Muslim dan Turmudzi adalah seorang penulis sahih dan sunan dalam literatur hadis ahli sunnah. Keduanya sama-sama membawakan hadis tsaqalain dengan kalimat (Ahla Baiti). Dan hal ini cukup untuk membuktikan kebenaran persepektif syi’ah tentang AhlulBait. Karena keotentikan kedua sanad hadis tersebut, tidak perlu lagi diperbincangkan.

Sanad dan Matan Hadis (Sunnati)

Riwayat yang menggunakan kalimat “Sunnati” adalah hadis palsu buatan Bani Umayyah dan daif sanadnya.

Hakim Naisaburi dalam kitabnya al-Mustadrak, menukil hadis tersebut dengan sanad sebagai berikut;

عن اسماعيل بن ابي اويس عن ابي اويس عن ثور بن زيد الديلمي عن عكرمة عن ابن عباس، قال رسول الله : يا ايها الناس اني قد تركت فيكم، ان اعتصتم به فلن تضلوا ابدا كتاب الله وسنة نبيه

Diriwayatkan dari Ismail bin Abi Uwais dari ayahnya, dari Saur bin Zaid al-Dailami, dari Ikrimah, dari Ibn Abbas bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Wahai manusia, sesungguhnya aku telah meninggalkan dua pusaka yang berharga untuk kalian. Jika kalian berpegang teguh dengannya, maka tidak akan pernah tersesat, yakni kitabullah dan sunnahku”.[4]

Ismail dan Abi Uwais adalah dua perawi yang cacat dan tertuduh sebagai pembohong dan pembuat hadis palsu.

Pendapat para Ulama Rijal

Hafid Mazzi dalam kitabnya Tahzib al-Kamal (seorang muhaqiq rijal al-Hadis) menukil sebuah perkataan mengenai Ismail dan ayahnya Abi Uwais, bahwa Yahya bin Muin (salah satu ulama besar ilmu rijal) mengatakan, “Abu Uwais dan anaknya (Ismail) daif sanadnya, pencuri hadis dan tidak dapat dipercaya”. Nasa’i berkenaan dengan Ismail mengatakan, “Ismail daif sanadnya dan tidak tsiqah”. Abul Qasim Lalkai mengatakan, “Nasa’i banyak berkata mengenai mereka berdua, sampai-sampai ia mengatakan hadisnya harus ditinggalkan”. Ibn Ady (ulama rijal) mengatakan, “Ibn Abi Uwais merupakan kakek dari Malik, yang banyak meriwayatkan hadits garib (asing), yang tidak seorangpun menerimanya”.[5]

Ibn Hajar dalam muqadimah Fath al-Bari mengatakan, “Hadits Ibn Abi Uwais sama sekali tidak bisa dijadikan argumen, dikarenakan Nasa’i telah banyak mencelanya”.[6]Hafid Sayyid Ahmad bin Shadiq dalam kitabnya Fath al-Mulk al-‘Ala mengutip dari Salmah bin Syaib bahwa Ismail bin Abi Uwais sering sekali mengatakan “Aku membuat hadits palsu, ketika penduduk Madinah berselisih pendapat mengenai suatu masalah yang menyebabkan mereka pecah menjadi dua golongan”.[7]

Dengan demikian Ismail bin Abi Uwais tertuduh sebagai pembuat hadits palsu dan Ibn Muin mencapnya sebagai pendusta. Dan yang terpenting adalah haditsnya sama sekali tidak dinukil dalam kitab sahih Muslim dan sunan Turmudzi serta kitab-kitab sahih lainnya.

Adapun berkenaan dengan Abu Uwais, Abu Khatim Razi dalam kitab al-Jarh wa al-Ta’dil mengatakan, “Hadits Abu Uwais tercatat (dalam Mustadrak al-Hakim penj.) tetapi tidak dapat dijadikan argumen, dikarenakan ia orang yg lemah”.[8]Abu Khatim juga menukil dari Ibn Muin bahwa Abu Uwais adalah orang yang tidak dapat dipercaya. Dan riwayat yang dalam sanadnya ada dua orang ini (Ismail dan Abu Uwais) tergolong daif, karena mereka selalu bertentangan dengan riwayat-riwayat yang sahih.

Yang perlu diperhatikan bahwasanya Hakim Naisaburi yang menukil hadis ini mengakui akan kadaifan hadis tersebut. Akantetapi ia membawakan contoh (hadis serupa) untuk mendukung kebenaran kandungan hadis itu, hanya saja yang dibawakannya juga lemah dari sisi sanad dan tidak mu’tabar. Hadis-hadis yang dimaksud sebagai berikut;

Hakim Naisaburi menukil hadis marfu dari Abu Hurairah, sebagai berikut;

اني قد تركت فيكم شيئين لن تضلوا بعدهما : كتاب الله وسنتي ولن يفترقا حتى يردا علي الحوض[9

“Sungguh aku telah meninggalkan dua perkara untuk kalian, yang tidak akan menyesatkan kalian (setelah berpegang teguh dengan keduanya), yaitu kitabullah dan sunnahku, Kedua-duanya tidak akan berpisah sehingga kedua-duanya dikembalikan di Haudh”.

Hakim Naisaburi menukil hadits ini dengan sanad sebagai berikut; al-Dhabi meriwayatkan dari Shalih bin Musa al-Thalhi, dari Abdul Aziz bin Rafi’, dari Abi Shalih, dan dari Abu Hurairah.

Kepalsuaan hadis ini sama dengan hadis sebelumnya, karena dalam rentetan perawi hadits ini ada Shalih bin Musa al-Thalhi. Berikut beberapa ungkapan para ulama rijal mengenainya.

Yahya bin Muin mengatakan, “Shalih bin Musa al-Thalhi adalah orang yang tidak dapat dipercaya”. Abu Khatim Razi mengatakan, “Haditsnya (Shalih bin Musa) daif dan tidak diterima, bahkan kebanyakan dari hadis-hadisnya dinibatkan kepada para perawi tsiqah”. Nasa’i mengatakan, “Hadisnya tidak dapat dipakai dan ditinggalkan”.[10]

Dalam kitab Tahzib al-Tahzib Ibn hajar mengutip perkataan dari Ibn Hiban yang mengatakan, “Shalih bin Musa selalu menisbatkan (perkataannya) kepada orang-orang tsiqah, yang tidak sesuai dengan perkataan mereka”. Lebih lanjut ia mengatakan, “Haditsnya tidak dapat dijadikan argument”. Abu Naim mengatakan, “Haditsnya ditinggalkan dan selalu bertentang dengan hadits-hadits yang lain”.

Demikian juga Ibn Hajar dalam Taqrib[11] mengatakan, “Haditsnya ditinggalkan”. Zahabi mengatakan, “Haditsnya lemah dan tidak dapat diterimah”.[12]

Ibn Abdul Bar dalam kitab Tamhid[13] menyebutkan hadits serupa dengan sanad sebagai berikut; Abdurrahman bin Yahya meriwayatkan dari Ahmad bin Said, dari Muhammad bin Ibrahim al-Dabili, dari Ali bin Zaid al-Faraidhi, dari al-Hanini, dari Kastir bin Abdullah bin Amr bin Auf, dari ayahnya dan dari kakeknya.

Imam Syafi’i berkenaan dengan Kastir bin Abdullah mengatakan, “Dia adalah lambang kebohongan”.[14] Abu Daud berkata, “Dia adalah salah satu dari para pendusta”.[15] Ibn Haban berkata, “Kastir bin Abdullah menukil kitab hadits dari ayah dan kakeknya, yang kebenarannya diragukan. Dan haram bagi siapa yang menukil hadits dari kitab tersebut atau meriwayatkan hadits dari Kastir bin Abdullah, kecuali dengan tujuan untuk menggugat dan mengkritiknya”.[16]

Nasa’i dan Darqutni mengatakan, “Haditsnya ditinggalkan”. Imam Ahmad berkata, “Dia adalah orang yang suka menyangkal hadits dan tidak dapat dipercaya”. Ibn Muin juga memiliki pandangan yang sama.

Yang mengherankan Ibn Hajar dalam kitabnya al-Taqrib hanya puas dengan memberi catatan daif (mengenai hadis tersebut). dan menganggap ifrat orang-orang yang menuduhnya sebagai pembohong. Sementara para ahli ilmu rijal mencapnya sebagai pendusta dan pembuat hadits palsu. Sebagaimana Zahabi mengatakan, “Perkataannya belum terbukti kebenarannya dan lemah”.

Menukil Tanpa Sanad

Malik bin Anas dalam kitabnya al-Muwatha menukil hadis tersebut tanpa sanad atau mursal. Dan seperti yang kita ketahui bahwa hadis mursal tidak berharga dan tidak memiliki hujjah.[17]

Penelitian ini dengan jelas menetapkan bahwa hadis (sunnati) adalah buatan yang sengaja digulirkan oleh para pendusta yang memiliki hubungan dekat dengan Bani Umayyah untuk menandingi hadits sahih (itrati ahlabayti). Oleh karena itu sudah seharusnya bagi para orator mimbar, para tokoh agama dan para imam untuk meninggalkan hadits-hadits yang bukan datang dari Rasulullah Saw. Memperkenalkan kepada masyarakat hadits-hadits yang sahih dan memberi pelajaran kepada para pencinta ilmu hadits berkenaan dengan Muslim dalam Sahihnya dan Turmuzi dalam Sunannya, yang telah mengutip hadits tsaqalain dengan lafad (Ahlabayti).

Perlu kami ingatkan bahwa yang dimaksud Rasulullah dengan (Ahlabayti) adalah Fatimah, Hasan dan Husain as, karena Muslim dalam Sahihnya[18] dan Turmuzi[19] dalam Sunannya menukil hadis dari Aisyah, yang berbunyi :

نزلت هذه الاية على النبي – صلى الله عليه واله وسلم – انما يريد الله ليذهب عنكم الرجس أهل البيت ويطهركم تطهيرا في بيت ام سلمة، فدعا النبي – صلى الله عليه واله وسلم – فاطمة و حسنا وحسينا قجعللهم بكساء وعلى خلف ظهره فجلله بكساء ثم قال : اللهم هؤلاء اهل بيتي فاذهب عنهم الرجس وطهرهم تطهيرا. قالت ام سلمة : وانا معهم يا نبي الله ؟ قال : انت على مكانكم وانت الى الخير.

“Ayat ini (Sesungguhnya Allah bermaksud menghilangkan dosa dari kamu, hai AhlaBayt dan mensucikan kamu sesuci-sucinya) turun pada Rasulullah Saw di rumah Ummu Salamah. Maka Nabi Saw memanggil Fatimah, Hasan dan Husain as, kemudia beliau memasukkan mereka kedalam kisa’, seraya berkata, “Ya Allah, mereka itulah AhlulBaitku, hilangkanlah dosa dan kotoran dari mereka dan sucikanlah sesuci-sucinya”. Ummu Salama berkata, “Ya Rasulullah, apakah aku termasuk bersama mereka ? Nabi Saw berkata, “kamu memiliki kedudukan sendiri dan kamu akan mendapatkan kebaikan di akhirat kelak”.[20]

Mafhum Hadits Tsaqalain

Dalam Hadits tsaqalain Nabi Saw mensejajarkan itrah dengan al-Quran dan mensifati keduanya sebagai hujjah Allah bagi umat manusia. Dari sini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut;

Hujjah itrah Nabi sama dengan hujjah al-Quran, baik dalam urusan agama, akidah, fikih dan lainnya, yakni harus berpegang teguh dengan perkataan mereka (itrah) dan dengan adanya dalil dari mereka maka tidak diperbolehkan perpindah kepada selain mereka.

Walaupun kaum muslimin sepeninggal Nabi Saw dalam urusan khilafah dan politik pecah menjadi dua golongan dan masing-masing dari mereka memiliki dalil dan argument tersendiri. Kalau mereka berselisih dalam suatu masalah maka seharusnya mereka tidak boleh berselisih dalam masalah otoritas keilmuan ahlulbait. Karena semua sepakat dengan keontentikan hadits tsaqalain yang menegaskan tentang ototritas keilmuan ahlulbait dalam masalah aqidah, ahkam dan quran. Seandainya kaum muslimin mempratekan hadits ini, maka lingkar perselisihan yang ada semakin mengkrucut dan persatuan pun akan semakin terwujud.

Quran adalah kalamullah yang terjaga dari cacat dan kesalahan. Bagaimana mungkin ada kesalahan di dalamnya, sementara Allah SWT mensifatinya;
لا يَأْتيهِ الْباطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلا مِنْ خَلْفِهِ تَنْزيلٌ مِنْ حَكيمٍ حَميدٍ

“Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.”[21]

Kalau Quran terjaga dari kesalahan maka yang sepadan dan sebanding dengannya juga terjaga dari kesalahan. Karena tidak benar seorang yang salah dikatakan sejajar dan sepadan dengan al-Quran.

Dengan demikian hadis ini memberi kesaksian akan ismah mereka dari segalah macam kesalahan dan kekeliruan. Akan tetapi yang perlu diperhatikan bahwa ismah tidak melazimkan kenabian. Karena mungkin saja seseorang maksum (terjaga) dari dosa tetapi ia bukan seorang Nabi. Sebagaimana Quran menetapkan keismahan Maryam dan ia bukan seorang nabi;

وَإِذْ قالَتِ الْمَلائِكَةُ يا مَرْيَمُ إِنَّ اللهَ اصْطَفاكِ وَ طَهَّرَكِ وَ اصْطَفاكِ عَلى‏ نِساءِ الْعالَمينَ

“Dan (Ingatlah) ketika malaikat (Jibril) berkata: “Hai Maryam, Sesungguhnya Allah Telah memilimu, mensucikanmu dan melebihkanmu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).”[22]

[1] Muslim, Sahih jilid 4 hal. 1803, No: 2408, cetakan Abdul Baqi.

[2] Darimi, Sunan jilid 2 hal. 431-432.

[3] Turmudzi, Sunan jilid 5 hal. 663, No: 37788.

[4] Hakim, al-Mustadrak jilid 1 hal. 93.

[5] Hafid Mazzi, Tahzib al-Kamal jilid 3 hal. 127.

[6] Ibn Hajar Asqalani, Muqadimah Fath al-Bari hal. 391, setakan Dar al-Maarif.

[7] Hafid Sayyid Ahmad, Fath al-Mulk al-‘Ala, hal. 15.

[8] Abu Khatim Razi, al-Jarh wa al-Ta’dil jilid 5 hal. 92.

[9] Hakim Naisaburi, Mustadrak jilid 1 hal. 93.

[10] Hafid Mazi, Tahzib al-Kamal jilid 13 hal. 96.

[11] Ibn Hajar, Taqrib (terjemahan parsi), No: 2891.

[12] Zahabi, alKasif (terjemahan parsi), No : 2412, dan Mizan al-‘Itidal jilid 2 hal. 302.

[13] Al-Tamhid jilid 24 hal. 331.

[14] Ibn Hajar, Tahzib al-Tahzib jilid 8 hal. 377, cetakan Dar al-Fikr, Tahzib al-Kamal jilid 24 hal. 138.

[15] Ibid.

[16] Ibn Haban, al-Majruhin jilid 2 hal. 221.

[17] Malik, al-Muwatha hal. 889, No : 3.

[18] Muslim, Sahih jilid 4 hal. 1883, No : 2424.

[19] Turmuzi, Sunan jilid 5 hal. 663.

[20] Diambil dari Hasan bin Ali al-Saqaf, bab sholat Nabi Saw hal. 289-294.

[21] Fusilat, ayat 42.

[22] Ali’Imran, ayat 42.

Renungan:
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara,
karena itu damaikanlah kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. (Al-Hujurat: 10).

Minggu, 09 September 2018

Doa Tawassul Pangeran Dipenogoro

Histori– Inilah doa tawassul kepada Ahlul Bayt Nabi (saw) yang diamalkan oleh Pangeran Diponegoro saat akan berperang mengusir penjajah Belanda dari tanah Jawa.

Den Siro Poro Satrio Nagari Mataram…

Nagarining Jawi dodot iro…

Sumimpin Watak Wantune Sayyidina Ngali…

Sumimpin Kawicaksanane
Sayyidina Kasan…

Sumimpin Kekendelane
Sayyidina Kusen…

Den seksenono..Hing
wanci Suro…

Londo bakal den siro
sirnaake soko tanah
jawa…

Krana sinurung
Pangribawaning poro
Satrianing Mukhamad
yoiku
Ngali,Kasan,Kusen…

Siro podho
lumaksanana yudho
kairing Takbir lan
Sholawat…

Yen siro gugur ing
bantala…Cinondro
guguring sakabate
Sayyidina Kusen ing
Nainawa…

Yang artinya lebih kurang adalah;

Wahai kalian para Ksatria Negara Mataram…

Negara di Jawa tempat Yang aku pegang dengan teguh..

Bersama Sifat kepemimpinan Sayyidina Ali yang tegas…

Bersama sifat Kepemimpinan Sayyidina Hasan yang bijaksana…

Bersama Sifat Kepemimpinan Sayyidina Husein yang pemberani..

Wahai semua saksikanlah.. Tunggulah nanti di bulan Asyura (Muharam)..

Belanda akan kita lenyapkan dari tanah Jawa…

Karena dengan kewibawaan putra-putra Muhammad (saw) yaitu Ali, Hasan dan Husein…

Kita semua akan berperang dengan diiringi kalimat Takbir dan Shalawat…

Jika kita gugur di medan perang… Itu adalah tanda seperti gugurnya sahabat Husein di Padang Nainawa (Karbala)…

Source:
Dikutip dari Babad Diponegoro, Oleh: R.Ng.Yasadipura II

Syiah dalam Hadis

Al-Hafizh Abu Na'im adalah seorang ulama Ahlus Sunnah yang disebutkan oleh para ulama bahwa ia adalah seorang "mahkota hadis" dan "guru para hadis tsiqqat/terpercaya." Beliau dalam kitabnya Hilyah Al-Awliya' dengan sanad dari Ibn Abbas: Ketika turun ayat yang mulia: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk" (QS. Al-Bayyinah 7), Rasulallah SAW bersabda kepada Ali ibn Abi Thalib, "Wahai Ali, itu adalah engkau dan pengikut (syiah) mu. Engkau dan syiahmu akan datang pada hari kiamat dalam keadaan ridha dan diridhai." Hadis tersebut juga diriwayatkan oleh Abu Mu'ayyid ibn Ahmad Al-Khawarizmi dalam kitabnya Al-Manaqib pasal 17 tentang turunnya ayat tersebut.

Hadis senada juga terdapat dalam kitab Tadzkirah Khawwash Al-Ummah karya Sabath ibn Al-Jawzi, hlm. 56, yang sanadnya berasal dari Abu Sa'id Al-Khudri: "Nabi SAW memandang kepada Ali ibn Abi Thalib, lalu bersabda, 'Orang ini dan para pengikut (syiah) nya adalah orang-orang yang mendapat kemenangan pada hari kiamat'."

Abu Mu'ayyid ibn Ahmad Al-Khawarizmi dalam Al-Manaqib, pasal 9, hadis no. 10 dari Jabir ibn Abdallah Al-Anshari: Kami bersama Nabi SAW, kemudian datang Ali ibn Abi Thalib. Beliau bersabda, "Telah datang saudaraku kepada kalian". Kemudian beliau memukulkan tangannya. Beliau bersabda, "Demi yang diriku dalam kekuasaan-Nya, orang ini dan syiahnya adalah orang-orang yang beroleh kemenangan pada hari kiamat. Kemudian, ia adalah orang yang pertama yang beriman di antara kalian, yang paling setia menepati janji Allah, yang paling keras menegakkan perintah Allah, yang paling adil dalam memimpin, yang paling adil dalam membagi, dan yang paling agung keutamaannya di sisi Allah." Perawi menambahkan kemudian turun ayat: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk (khayrulbariyyah)... Selanjutnya perawi berkata: Apabila Ali datang, para sahabat Muhammad SAW berkata, "Telah datang khayrulbariyyah." Allamah Al-Kanji Asy-Syafi'i meriwayatkan dalam kitabnya Kifayah Ath-Thalib bab 62 dengan sanad dari Jabir ibn Abdallah Al-Anshari.

Nabi SAW bersabda kepada Ali, "Engkau dan syiahmu berada di surga." (Tarikh Baghdad, juz 2, hlm. 289)

Rasulallah SAW bersabda, "Wahai Ali, engkau dan syiahmu kembali kepadaku di Al-Haudh dengan rasa puas dan wajah yang putih. Sedangkan musuh-musuh mereka kembali ke Al-Haudh dalam kehausan." (Ibnu Hajar, Ash-Shawaiq Al-Muhriqah, hlm. 66, cet. Al-Maimanah (Mesir); Allamah Shalih At-Turmudzi, Al-Manaqib Al-Murtadhawiyah, hlm. 101, cet. Bombay)

Nabi SAW bersabda kepada Ali, "...dan syiahmu berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya dengan wajah putih di sekelilingku. Aku memberikan syafaat kepada mereka. Maka mereka kelak di surga bertetangga denganku." (Al-Kanji Asy-Syafi'i, Kifayah Ath-Thalib, hlm. 135; Manaqib Ibnu Maghazali, hlm. 238)

Dari 'Ashim ibn Dhumrah dari Ali AS: Rasulallah SAW bersabda, "Ada sebuah pohon yang aku adalah pangkalnya, Ali adalah cabangnya, Al-Hasan dan Al-Husain adalah buahnya, dan Syiah adalah daun-daunya. Tidak keluar sesuatu yang baik kecuali dari yang baik." (Al-Kanji Asy-Syafi'i, Kifayah Ath-Thalib, hlm. 98)

Diriwayatkan dari Nabi SAW: "Janganlah kalian merendahkan syiah Ali, karena masing-masing dari mereka diberi syafaat seperti untuk Rabi'ah dan Mudhar." (Al-Hakim, Al-Mustadrak 3/160; Ibnu Asakir, Tarikh 4/318; Muhibbuddin, Ar-Riyadh An-Nadhrah 2/253; Ibnu Ash-Shabagh Al-Maliki, Al-Fushul Al-Muhimmah 11; Ash-Shafuri, Nazhah Al-Majalis 2/222; Allamah Al-Hindi, Intiha' Al-Afham, hlm. 19, cet. Lucknow; Al-Qunduzi Al-Hanafi, Yanabi Al-Mawaddah, hlm. 257, cet. Istanbul)

Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri: Nabi SAW memandang kepada Ali ibn Abi Thalib dan bersabda, "Orang ini dan syiahnya adalah orang-orang yang mendapat kemenangan pada hari kiamat." (Sabath ibn Al-Jawzi, Tadzkirah Al-Khawwash, hlm. 59, cet. Aljir)

Diriwayatkan dari Anas ibn Malik: Rasulallah SAW bersabda, "Syiah Ali adalah orang-orang yang memperoleh kemenangan." (Ad-Dailami, Firdaws Al-Akhbar; Allamah Al-Mannawi, Kunuz Al-Haqa'iq, hlm. 88, cet. Bulaq; Al-Qunduzi Al-Hanafi, Yanabi Al-Mawaddah, hlm. 180, cet. Istanbul; Allamah Al-Hindi, Intiha Al-Afham, hlm. 222, cet. Nul Kesywar)

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas: Rasulallah SAW bersabda, "Ali dan syiahnya adalah orang-orang yang memperoleh kemenangan pada hari kiamat." (Allamah Al-Kasyafi At-Turmudzi, Al-Manaqib Al-Murtadhawiyah, hlm. 113, cet. Bombay; Al-Qunduzi Al-Hanafi, Yanabi Al-Mawaddah, hlm. 257; Allamah Al-Hindi, Intiha Al-Afham, hlm. 19)

Rasulallah SAW bersabda kepada Ali, "Engkau dan syiahmu kembali kepadaku di Al-Haudh dalam keadaan puas." (As-Suyuthi, Ad-Durr Al-Mantsur 6/379, cet. Mesir; Al-Qunduzi, Yanabi Al-Mawaddah, hlm. 182)

Rasulallah SAW bersabda, "Wahai Ali, empat orang pertama yang masuk surga adalah aku, engkau, Al-Hasan, dan Al-Husain. Keturunan kita menyusul di belakang kita. Istri-istri kita menyusul di belakang keturunan kita, dan syiah kita di kanan dan kiri kita." (Tarikh Ibn Asakir, 4/318; Ibnu Hajar, Ash-Shawaiq, hlm. 96; Tadzkirah Al-Khawwash, hlm. 31; Majma Az-Zawa'id 9/131)

Diriwayatkan dari Asy-Sya'bi dari Ali AS: Rasulallah SAW bersabda, "Engkau dan syiahmu berada di surga." (Tarikh Baghdad, 12/289, cet. As-Sa'adah (Mesir); Akhthab Khawarizmi, Al-Manaqib, hlm. 67)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah: Rasulallah SAW bersabda kepada Ali, "Engkau bersamaku dan syiahmu di surga." (Majma Az-Zawa'id, 9/173)

Anas meriwayatkan dari Nabi SAW: Beliau bersabda, "Jibril mengabarkan kepadaku dari Allah SWT bahwa Allah mencintai Ali dengan kecintaan yang tidak diberikan kepada malaikat, para nabi, dan para rasul. Tidak ada tasbih yang ditujukan kepada Allah, melainkan darinya Dia menciptakan satu malaikat yang memohonkan ampunan bagi orang yang mencintainya dan syiahnya hingga hari kiamat." (Allamah Al-Kasyafi At-Turmudzi, Al-Manaqib Al-Murtadhawiyah, hlm. 116, cet. Bombay; Allamah Al-Qunduzi Al-Hanafi, Yanabi Al-Mawaddah, hlm. 256, cet. Istanbul tetapi tanpat kalimat "para nabi dan para rasul".)

Hemat pemilik blog ini kalimat "para nabi dan para rasul" tidaklah berlebihan kepada Ali. Semua orang Islam yang berakal juga mengetahui bahwa Rasulallah SAW adalah kekasih Allah dan beliau adalah yang utama. Maka sudah tentu Ali adalah sesudah Nabi SAW. Namun ada kecintaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada Ali AS yang berbeda dari Nabi SAW. Wallahu'alam.

Itu adalah sedikit hadis yang menceritakan tentang syiah yang namanya sudah diberikan oleh Rasulallah SAW kepada Ali AS. Hal ini menunjukkan bahwa Syiah sudah ada pada masa itu, dan tidak terbentuk pada masa Utsman atau masa Muawiyah.

Apa yang disampaikan penulis bukan berarti penulis adalah seorang Syiah. Dan pengakuan ini juga bukan berarti taqiyah. Untuk menjelaskan bagaimana Syiah yang sesungguhnya berikut saya kutip sebuah hadis.

Dari Jabir dari Abi Ja'far AS. Ia berkata: Imam berkata kepadaku: "Wahai Jabir! Apakah cukup seseorang dikatakan mengikuti kami hanya dengan mencintai kami? Demi Allah, pengikut kami tidak lain adalah orang yang bertakwa dan mentaati Allah SWT. Mereka tidak dikenal kecuali dengan sikap rendah hati, khusyuk, amanat, banyak berzikir kepada Allah, puasa dan shalat, berbakti kepada kedua orang tua, memperhatikan tetangganya yang fakir dan miskin serta orang yang berhutang dan para yatim, berkata jujur, membaca Al-Quran, mencegah lidah dari menyebut orang kecuali kebaikannya dan mereka jadi tumpuan kepercayaan keluarganya dalam segala hal." (Ushul Kafi, juz 2, hlm. 74)

Hadis yang begitu indah. Setelah membaca hadis itu membuat hati gemetar rasanya. Dan menjadi jelaslah bahwa saya bukan seorang Syiah, walaupun ingin rasanya.

Saya akan kutipkan lagi sebuah hadis yang akan menjelaskan Syiah sesungguhnya yang membuat saya ingin menjadi Syiah. Saya kutip dari kitab Aqaid Al-Imamiyah karya Syaikh Ridha Al-Muzhaffar (rahimahullah).

"Sesungguhnya syiah Ja'far adalah orang yang menjaga perut dan kemaluannya, bersemangat dalam jihadnya, berbuat baik pada Penciptanya, mengharapkan pahala-Nya, dan takut akan siksa-Nya. Jika kalian melihat mereka, sesungguhnya mereka dalah syiah Ja'far."

"Bukan dari syiah kami orang yang wara' nya tidak menjadi buah bibir para wanita cantik, dan bukan dari pecinta kami orang yang di desanya terdapat sepuluh ribu manusia, dan (masih) ada orang yang lebih shaleh darinya."

Yaa Allah, Yaa Rasulallah, Yaa Ali, Yaa Ahlulbaytin-Nubuwwah, salam Allah kepada kalian semua, jadikanlah aku sebagai syiah kalian...

Wabillahi tawfiq walhidayah

Wassalaamu'alaykum wa rahmatullahi wa barakaatuh...

Jumat, 07 September 2018

Konspirasi??


Metode tafsir qur'an mulai muncul jauh setelah al qur'an ada, bahkan kemunculannya setelah periode pentakdisan hadits, (penetapan hadis shohe atau tidaknya oleh 5 manusia ini (tentu atas restu penguasa saat itu='bermuatan politic) 5 org itu = buhari, muslim, annasai, ibnu majah, ahmad atau biasa disebut kuthubut shit'ta = 5 kutub yaitu pada 200-300 H, sekitar 200 thn dari masa hidup nabi, maka matode tafsir lahir setelah tahun 300-an, alasan nya karena metode tafsir harus bersandar pada hadits shohe kelima org tersebut. Dan lagi, metode tafsir itu muncul setelah begitu banyaknya tafsir tafsir yang muncul, sehingga metode itu sedikit banyaknya bermuatan politic penguasa saat itu, demi "membredel tafsir yang tidak sejalan dgn penguasa"'alhasil islam boleh dikatakan ga yaa "Sebagai bukan lg agama yang suci"? melainkan agama konspirasi para penguasa jahat??

Rumah Allah punya dua pintu


Sehari sebelum pelaksanaan wukuf Arafah,  makkah diterjang badai angin kencang,  sehingga menerbangkan kain kiswah penutup ka'bah sebelah Yamani,  atau sisi sebelah timurnya. Peristiwa sangat langka terjadi.  Dan ini sekaligus mengungkap fakta yang jarang diketahui oleh kebanyakan umat islam,  yaitu  ada bekas pintu ka'bah yang telah ditutupi.  Itu artinya pintu ka'bah yang aslinya adalah ada dua pintu,  pintu sisi barat dan sisi timur.  Dan sisi timur itulah yang ditutup oleh bangsa Quraiz sebelum datangnya Nabi Muhammad saw

Itu artinya untuk masuk ke dalam rumah Allah maka melalui dua pintu. Pintu sisi barat dan pintu sisi timur. 
Itu artinya pula,  untuk sampai kepada Allah sudah sunnatullahnya tidak pernah satu pintu melainkan 2 pintu. Dua pintu kerasulan, pintu kenabian dan pintu rasul saksi sebagaimana yang sering saya jelaskan lewat Hud 17. Dan pintu selama ini telah ditutup oleh ulah manusia, sebelum datangnya nabi saw dan itulah tandanya pintu imam Ali as sebagai rasul saksi pun akan ditutup tutupi oleh manusia, dan Allah dengan Kemaha Kuasaannya menyingkapkan pintu timur itu dengan badai. Dan pintu timur itu pun Allah ungkap lewat manusia pilihanNya yang berada paling timur. Ya itulah sebabnya Imam Ali mendatangiku dan memberikan setetes air liurnya padaku sehingga semua rahasia kerasulannya tersingkap yang bagaikan badai menyingkap kain kiswah yang menutupi adanya dua pintu ka'bah. Dua pintu masuk dalam rumah Allah,  pintu kenabian dan pintu kerasulan saksi, 
Pintu Ibrahim as sebagai Nabi syariat dan pintu Ismail as sebagai rasul saksi
Pintu Musa as sebagai nabi syariat,  dan pintu Harun as sebagai rasul saksi
Pintu Isa as sebagai Nabi Syariat, dan Pintu Yus'a bin Nun sebagai rasul saksi
Pintu Nabi Muhammad saw sebagai Nabi Syariat dan pintu Imam Ali as sebagai rasul saksi

Rumah Allah punya dua pintu

Rabu, 05 September 2018

Rumah Allah punya dua pintu


Sehari sebelum pelaksanaan wukuf Arafah,  makkah diterjang badai angin kencang,  sehingga menerbangkan kain kiswah penutup ka'bah sebelah Yamani,  atau sisi sebelah timurnya. Peristiwa sangat langka terjadi.  Dan ini sekaligus mengungkap fakta yang jarang diketahui oleh kebanyakan umat islam,  yaitu  ada bekas pintu ka'bah yang telah ditutupi.  Itu artinya pintu ka'bah yang aslinya adalah ada dua pintu,  pintu sisi barat dan sisi timur.  Dan sisi timur itulah yang ditutup oleh bangsa Quraiz sebelum datangnya Nabi Muhammad saw

Itu artinya untuk masuk ke dalam rumah Allah maka melalui dua pintu. Pintu sisi barat dan pintu sisi timur. 
Itu artinya pula,  untuk sampai kepada Allah sudah sunnatullahnya tidak pernah satu pintu melainkan 2 pintu. Dua pintu kerasulan, pintu kenabian dan pintu rasul saksi sebagaimana yang sering saya jelaskan lewat Hud 17. Dan pintu selama ini telah ditutup oleh ulah manusia, sebelum datangnya nabi saw dan itulah tandanya pintu imam Ali as sebagai rasul saksi pun akan ditutup tutupi oleh manusia, dan Allah dengan Kemaha Kuasaannya menyingkapkan pintu timur itu dengan badai. Dan pintu timur itu pun Allah ungkap lewat manusia pilihanNya yang berada paling timur. Ya itulah sebabnya Imam Ali mendatangiku dan memberikan setetes air liurnya padaku sehingga semua rahasia kerasulannya tersingkap yang bagaikan badai menyingkap kain kiswah yang menutupi adanya dua pintu ka'bah. Dua pintu masuk dalam rumah Allah,  pintu kenabian dan pintu kerasulan saksi, 
Pintu Ibrahim as sebagai Nabi syariat dan pintu Ismail as sebagai rasul saksi
Pintu Musa as sebagai nabi syariat,  dan pintu Harun as sebagai rasul saksi
Pintu Isa as sebagai Nabi Syariat, dan Pintu Yus'a bin Nun sebagai rasul saksi
Pintu Nabi Muhammad saw sebagai Nabi Syariat dan pintu Imam Ali as sebagai rasul saksi

Rumah Allah punya dua pintu

Senin, 03 September 2018

Bejo dan Harleynya

Ada sebuah keluarga memesan gojek lalu dari operator gojek disampaikan seperti ini

"Kelak akan datang seorang gojek bernama bejo kepada kalian, dan ketika dia datang dengan motor harley davidson maka kalian akan menolaknya"

Lalu operator gojek menyampaikan lagi sperti ini

Apakah (orang yang gak pakai motor Harley Davidson sama dengan)  orang yg memakai motor Harley Davidson lalu dia diikuti oleh seorang saksi?

Maka orang yg dimaksud dengan orang yang memakai motor harley davidson  pasti lah si bejo,  bukan yang lain. Mengapa?  Ya krn yang menyampaikan hal ini adalah operator gojek sendiri via sms dan dari operator gojek pula lah yang menyampaikan bahwa si bejo lah yang memakai harley davidson tidak ada yang lain.  Maka tidak mungkin ada gojek lain yang memakai motor harley davidson, apalagi dia diikuti seorang saksi tuk meyakinkan pemesan bahwa dialah si bejo dengan motor harley davidson.

Nah sama dengan as saf ayat 6, disampaikan bahwa akan datang seorang nabi yang bernama ahmad, dan ketika dia datang dengan bukti yang nyata (al bayyinat)  maka kalian akan menolaknya

Lalu diayat lain Hud 17 disampaikan bahwa apakah (orang yang tidak punya al bayyinat sama dengan)  orang yang mempunyai bukti yang nyata  (al bayyinat) lalu diikuti seorang saksi?

Maka sudah pasti yang dimaksud dengan orang dengan bukti yang nyata di dalam Hud 17 adalah orang yang sama dengan as saf ayat 6 yaitu Ahmad,  mengapa?  Ya karena yang menyampaikan ini adalah Allah dan hanya Ahmad lah yang Dia sebutkan tidak yang lain,  maka jika ada yang menyatakan lain selain Ahmad maka dia adalah pembangkang

Berikut ayatnya

Satu barisan (Aş-Şaf):6 - Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya AHMAD (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa BUKTI -BUKTI YANG NYATA, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".

Dan

Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) ORANG YANG ada MEMPUNYAI BUKTI YANG NYATA (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

Lihat terjemahan yang umum,  bahwa dalam as saf ayat 6 disebutkan bahwa yang mempunyai bukti yang nyata itu bernama Ahmad (Muhammad saw)

Tapi dalam Hud 17 , malah para penerjemah menyatakan bahwa orang yang mempunyai bukti yang nyata itu bukan nabi Muhammad saw, ini namanya pembangkangan. KEKUFURAN

kalian semua telah kufur. Karena menyatakan hal yang bertentangan dengan keterangan Allah

Maka sudah pasti hanya Nabi Muhammad saw lah yang dimaksud dengan orang mempunyai bukti yang nyata itu

Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang (Muhammad saw) yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (.......) DARI ALLAH dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa, imaman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

Maka jika nabi Muhammad saw adalah pemilik bukti yang nyata dalam Hud 17 maka siapa saksi yang mengikuti beliau? 

dan lihat saksi ini adalah utusan Allah,  saksi dari Allah. UTUSAN ALLAH = RASUL

MAKA SAKSI TERSEBUT PASTI SEORANG RASUL

maka ada dua rasul dalam ayat tersebut
1. rasul pembawa bukti yang nyata
2. rasul saksi yang mengikuti rasul pembawa bukti

kedua rasul ini wajib diimani,  jika tidak maka Kafir
siapakah mereka?
1. Ahmad sesuai keterangan as saf ayat 6, dan
2. Imam Ali as,  karena dialah satu satunya laki laki yang menyaksikan nabi berdakwa sejak dihari pertama kenabian,  yaitu berdakwa kepada keluarga besar bani Hasyim

Maka menolak kerasulan imam Ali as adalah kafir

Sabtu, 01 September 2018

Tidak bisa berdiri Khalifah di negeri ini

Di negara ini tidak bisa berdiri khalifah kecuali perang merebut hak dan kedaulatan dari kelompok pemegang hak dan kedaulatan, jika tidak maka itu sama saja menista islam.  Lah koq bisa?

Begini loh ceritanya

Islam mengakui gak budak yang dimiliki kaum kafir Quraiz yang kafir itu?  Jika ingin memerdekakan budak tersebut maka wajib membelinya terlebih dahulu atau gak dari mereka? Wajib.  Itu artinya islam mengakui kepemilikan budak dari siapapun sebagai konsekuensi dari harta rampasan kemenangan mereka atas pihak yang kalah dalam peperangan, karena budak adalah harta rampasan dari perang.

Itu artinya islam mengakui hak dan kedaulatan pemenang perang siapapun dia dan mengakui aturan yang dibuatnya sebagai aturan yang sah dan wajib dipatuhi selama berada di atas wilayah kedaulatan mereka.

Makanya Nabi Muhammad saw  memilih hijrah karena memiliki aturan sendiri dan mencari wilayah baru,  karena tidak bisa ada aturan diatas aturan pemegang hak dan kedaulatan karena akan terjadi kericuhan dan kerusakan tatanan kehidupan

Maka nabi memilih kota baru dan membentuk aturan baru.  Jika ingin mendirikan aturan baru maka tidak ada cara lain selain perang fisik merebutnya atau mereka yang menyatakan diri kalah dan takluk maka itulah terjadi perpindahan hak dan kedaulatan diatas wilayah tersebut

Nah di wilayah Negeri ini yang memenangkan perang dari penjajah adalah kaum nasionalis dan kubu agama yang punya wadah semisal NU dan Muhammadiyah, serta pihak raja raja nusantara.   maka empat kelompok inilah yang punya hak dan kedaulatan di negeri ini, selain kelompok organisasi kecil yang juga ikut terlibat dalam memenangkan perang tapi seiring zaman mereka telah punah.  Maka yang tesisa hanya 4 kubu ini

Jika ada pihak islam lain yang tidak segolongan dan sekelompok dengan mereka menyuarakan sistem baru dari sistem yang telah mereka sepakati bersama sejak awal sehingga berdiri negara ini maka seruan itu tidak sah,  karena mereka bukan pemegang hak dan kedaulatan di negara ini,  mereka hanyalah penumpang yang ikut menikmati hasil perjuangan kelompok diatas,  jika mereka memaksa maka sama saja menista islam itu sendiri karena islam mengakui hak dan kedaulatan pihak siapapun yang memenangkan perang, termasuk pihak nasionalis dan dua kubu diatas serta kubu raja raja nusantara

maka pihak yang mau menyuarakan pergantian sistem hanya bisa melalui tiga cara,  yaitu masuk dan rebut kekuasaan dalam kelompok organisasi tersebut atau menjadi bagian dari raja raja nusantara atau perang fisik

Jika masuk dan menguasai organisasi tersebut lalu mengusung apa yang tidak sesuai dengan AD ART organisasi tersebut maka juga tidak sah karena organisasi itu dengan sendirinya bunuh diri karena telah keluar dari dasar aturan bedirinya,  kecuali membangkitkan para pendirinya dari dalam kubur dan mendapat persetujuan mereka baru sah penggantian AD ART sekaligus ikut merubah nama kelompok itu sendiri karena nama kelompok sejatinya adalah perwakilan dari AD ART itu sendiri.

Maka misalnya NU berubah karena diisi dengan wahabi salafi maka dengan sendirinya NU dinyatakan mati karena melawan AD ART nya sendiri yang dibentuk oleh para pendirinya.

jalan kedua, menguasai raja raja nusantara dan bersuara dari sana,  ini sah

atau perang fisik merebut hak dan kedaulatan

Maka selain ini tidak sah dan melanggar hak dan kedaulatan pemegang hak dan kedaulatan di wilayah NKRI yang sama saja artinya  menista islam itu sendiri

Harus tau aturan

Di batu pondasi mana kalian mengukir nama sehingga punya hak menyuarakan penggantian sistem negara dari dekmorasi pancasila menjadi khalifah?

Yang punya hak atas hal itu hanyalah kelompok yang ikut mengukir nama diatas pondasi pembentukan negara pada awal kemerdekaan

Karena merekalah pemenang perang yang bertarung nyawa meraih hak dan kedaulatan dari tangan penjajah

Islam boleh sama sama islam,  tapi karena bukan satu kelompok organisasi yang sama maka tidak bisa sama. Kelompok kalian bukan kelompok yang ikut mengukir nama jadi hanyalah penumpang di negeri ini.  Jika kalian mau mengubah sistem negara maka kuasai kolompok islam tersebut dan bersuara lewat kelompok tersebut itu baru sah,  bukan mendirikan kelompok baru yang sama sekali tidak terlibat sejak awal,  karena itu sama saja kalian buta aturan hak dan kedaulatan,  dan sekaligus tidak tau diri plus tidak tau malu.

Cuma penumpang koq sok ikut merasa punya hak?

"Kan kami rakyat indonesia?"
"Umat islam indonesia yang ikut berjuang dulunya! "

Iya umat islam emang menyumbang darah terbesar,  tapi islam yang mana dulu nak,  emangnya mereka tidak punya wadah organisasi?  Punya lah nak,  maka organisasi mereka itulah yang berhak,  siapapun yang menjadi nahkodanya dan penggerak organisasi itu saat ini mewarisi hak dan kedaulatan organisasi tersebut

Makanya rebut dulu organisasi itu lalu bersuara dari dalamnya

Tapi jika kalian bertolak belakang dari AD ART organisasi tersebut maka sama saja batal hak kalian karena setiap organisasi dinyatakan sah apabila berdiri diatas AD ART nya dan AD ART itu dibuat oleh pendiri organisasi dan selamanya tidak bisa berubah kecuali namanya harus ikut berubah,  karena nama muncul mewakili AD ART tersebut

Jadi sama saja,  jika kalian merebut organisasi tersebut maka agenda kalian akan kandas juga.  Jadi satu satunya cara ya rebut hak dan kedaulatan itu lewat jalur perang,  jika tidak maka wajib taat dan patuh jika tidak ingin dikatain tidak tau malu

Partai yang tidak tau malu

Partai yang paling gak punya malu adalah PKS,  baru muncul di era 2000 an tapi suaranya paling kencang mendukung ganti sistem yang sudah susah payah dibangun oleh funding father negeri ini. 

Tidak pernah ikut terlibat dalam merebut hak dan kedaulatan Republik Indonesia dari tangan penjajah tapi paling getol ingin mengganti sistem

Harusnya yang bisa melakukan hal itu adalah PBNU,  atau Muhammadiah karena merekalah elemen bangsa yang ikut terlibat dalam merebut hak dan kedaulatan bangsa indonesia dari tangan penjajah

Tapi anehnya,  munculnya kapan tapi koq seolah merekalah yang ikut membidani lahirnya negara ini dan paling kencang teriak ganti sistem? Mereka beralasan bahwa umat islam lah yang paling banyak berjuang mati matian sehingga lahirnya negara ini

Mas,  mbak,  akhy,  ukhty,  umat islam yang mana?  Umat islam pada masa itu punya wadah yaitu NU dan Muhammdiah serta ada beberapa lagi gerakan islam yang jumlahnya tidak begitu besar

Jadi jangan bawa bawa nama umat islam seenak udelmu, mereka saat itu ada wadahnya, merekalah yang terlibat,  bukan kalian. Jadi kalau mau pakai nama ummat islam pada zaman itu maka wajib minta izin kepada PBNU atau Muhammadiah,  jika tidak maka kalian tidak punya hak sama sekali

Jadi malu dikitlah jadi manusia

Alergi sama Khalifah? Siapa bilang?

Ada sales khilafah tapi gak tau apa itu sistem khilafah itu sendiri

Mereka bertanya seperti ini:

"Kok alergi ya ama khalifah???

Mudah2an gak alergi ke ISLAM RAHMATAN LIL ALAMIN...

PROPAGANDA AJA KE AHLUL BAIT...hahahahah

Bukannya orang yang mengaku islam senang dengan sistem ISLAM???

kok ini orang islam ALERGI ama sitem ISLAM???

Hamka Arsad anda bener ISLAM kan???"

Jawaban

Siapa yang alergi kepada sistem khilafah?  Itu adalah hal yang wajib kita pakai dalam mengatur sistem kehidupan. Hanya saja harus tau aturan, yaitu siapa pemenang perang maka disitulah pemegang hak dan kedaulatan

Jika satu kelompok manusia yang beragama islam yang menang maka wajib mendirikan khilafah karena islam harus berdiri diatas pemerintahan khilafah

Tapi mana kala disitu yang memenangkan perang adalah banyak kelompok manusia maka disanalah dalam kelompok itu hak dan kedaulatan berada,  bukan dalam satu kelompok tertentu saja.  Maka bentuk pemerintahannya gak bisa khilafah karena akan mencederai hak dan kedaulatan kelompok lain yang juga memiliki hak yang sama selain islam,  dan ini adalah perbuatan dzalim dan justru mencederai islam itu sendiri, karena islam mengharamkan perbuatan dzalim

Kedua, sistem khilafah pun wajib diketahui dengan benar,  sistem ini bukan sistem demokrasi dalam memilih pemimpinnya atau khalifahnya sendiri,  melainkan hak dan kedaulatan Allah yang berlaku. Pasalnya setiap muslim sejatinya telah dibeli hak dan kedaulatannya oleh Allah

Pengampunan (At-Tawbah):111 - Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.

Itu artinya segalanya dari orang mukmin itu telah jadi milik Allah karena telah dibeli dengan syurgaNya,  termasuk hak dan kedaulatan orang beriman tersebut

Maka jika orang beriman tersebut memenangkan peperangan di suatu wilayah maka mereka adalah pemegang hak dan kedaulatan di wilayah tersebut karena merekalah pemenang perang,  dan karena hak dan kedaulatan mereka telah dibeli oleh Allah maka semua hak dan kedaulatan itu menjadi Nol dan berpindah kepemilikan ke tangan pembeli yaitu Allah

Maka disinilah orang mukmin itu disebut muslim,  atau pasrah,  menyerah kepada Allah,  abdulllah adbi Allah,  hambah (budak)  Allah

Maka muslim ya budaknya Allah,  tidak lagi memiliki hak dan kedaulatan sendiri karena telah dibeli oleh Allah

Dan hak dan kedaulatan itu yang telah Allah beli tadi kemudian Allah hanya limpahkan kepada rasul rasulNya sebagai pemegang hak dan kedaulatanNya,  jadi khalifah itu wajib seorang utusan Allah, bukan manusia biasa

Sapi Betina (Al-Baqarah):251 - Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.

Mengapa demikian?  Ya karena yang berhak dalam memerintah itu hanya hak Allah semata bukan hak selainNya

Tempat yang tertinggi (Al-'A`rāf):54 - Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.

dan hak itu Allah limpahkan hanya kepada Khalifah

Sapi Betina (Al-Baqarah):30 - Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

dan adam as adalah seorang rasul Allah maka Khalifah haram selain rasul rasul Allah

Maka itulah ketika syiah iran  memenangkan perang terhadap raja iran yang dipegang oleh reza pahlevi maka mereka tidak lantas mendirikan kekhilafan sendiri sebab rasul Imam Mahdi as masih ghoib,  dan hanya dialah yang berhak jadi khalifah, bukan Imam Khomeini atau siapapun, maka sistem iran untuk sementara berbentuk republik islam iran dengan sistem wilayatul faqih, yaitu kekuasaan hak dan kedaulatan berada ditangan para para faqih atau ulama untuk sementara sampai munculnya Imam Mahdi as