Senin, 25 Mei 2020

Sebelum Terlambat

Satu hari sebelum lebaran singgah di tempat servis mesin
"Mbak kalo servis mesin biar awet berapa ya?"
"500 pak, itu ganti busi dan cuci trotle"
Ok, akhirnya montir mulai membongkar mesin dan ganti busi, saya lalu bertanya kepada montirnya "gak sekalian dicuci?" 
"Oiya pak, ini sekalian dicuci ya?" kata montirnya. "Iya tadi sudah bilang di kasir". Montirnya lalu masuk ke ruang suku candang dan dia datang kembali membawa satu botol katanya "clean carbon" seukuran Botol Aqua kecil, untuk mencuci ruang bakar mesin.

"Harganya 450 pak, gak papa ya?" "Iya gak apa apa" kataku, wih koq turun 50.000? kataku dalam hati, mungkin dapat diskon karena memang saya langganan kalo ganti oli disini, dan mungkin juga karena besok lebaran, Alhamdulillah, rezeki anak Sholeh 🤲

"Mbak, jadi semua 450 ya?" Kataku dari ruang servis ke arah kasir
"Iya pak" kata si mbaknya
Alhamdulillah.

Sambil asyik main hp kira kira sejam kemudian
"Pak sudah selesai" kata montir
Ok, saya pun menuju kasir
Dan kaget😵
"Jadi totalnya 850.000" kata si mbak kasir
"Ha? Koq 850? Katanya tadi 450?"
Ow itu 450 harga clean carbonnya aja pak"

Astagfirullah...

"Ha?? 450 itu harga 1 botol yang kecil tadi? Yang dituang ke dalam ruang bakar mesin dan disedot kembali kirain itu yang namanya cuci trotle mbak? Bukan ya?"

Bukan pak, cuci trotle itu cuci karburator pak, harganya 250, kalo businya 150 karena tiga biji

Langsung lemas karena di dompet uang tinggal 500 setelah habis bayar perbaikan bemper mobil 700 ribu di bengkel body.

Terpaksa tinggalkan KTP di kasir dan pulang ambil sisanya

Inilah terkadang kita salah dalam memahami informasi sehingga apa yang kita kira tadinya diskon, hadiah, rezeki anak sholeh ternyata salah. Untung masih bisa tinggalkan KTP tuk ngambil sisanya

Nah gimana jika kita salah memahami informasi Al Qur'an, informasi agama, lalu kita merasa sudah selamat, nyantai, asyik aja bahkan kepedean merasa sudah pasti selamat, begitu kita dibangkitkan di akhirat barulah kita sadar sudah dalam keadaan salah dalam berislam, salah memahami Al Qur'an seperti ayat Hud 17 dimana didalamnya ada dua rasul yang selama ini kita tidak sadari. Jika contoh diatas itu kita masih bisa balik ke rumah untuk ngambil sisanya, gimana jika di akhirat nanti, apakah kita bisa balik kembali ke dunia?

Binatang Ternak (Al-'An`ām):27 - Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman", (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan).

Makanya sodaraku, dari sekaranglah kita harus teliti benar benar isi Al Qur'an karena ketika kita telah salah memahami isi Al Qur'an maka tidak ada kesempatan tinggalkan KTP tuk balik ke dunia agar bisa memperbaiki kesalahan. 

Segeralah bertobat sebelum ajal menjemput

Q.S. Hud 17 benar benar menyatakan ada dua orang rasul, rasul pertama adalah sang pembawa bukti yang nyata (mukjizat) sesuai surat as saf ayat 6
Dan rasul kedua adalah saksi yang mengikutinya dan ini mustahil Jibril as karena jika Jibril as yang menjadi saksi terhadap orang orang yang berdusta dihadapan Allah kelak seperti yang disebutkan dalam Hud 18 maka orang orang tersebut mendapat kedudukan setara nabi dan rasul dan ini mustahil, karena tiadalah seseorang yang berhubungan langsung dengan jibril melainkan pasti memiliki kedudukan setara Nabi, dan saksi syaratnya harus berhuhungan langsung dengan orang yang sedang disaksikan. Jika jibril jadi saksi bagi orang yang berdusta maka dia wajib berhuhungan langsung, konsekwensinya orang tersebut memiliki kedudukan setara nabi.

Kembalilah sodaraku kepada islam yang sebenarnya di hari yang Fitri ini, kepada Islam yang bisa melahirkan negara berdaulat dan memiliki harga diri semisal negara Islam Iran

Jangan ikuti langkah langkah Islam abal abal yang hanya melahirkan negara bangsa yang tidak mempunyai harga diri semisal Saudi Arabia dan sejenisnya

Pohon yang baik akan melahirkan buah yang baik
Pohon yang sakit, yang buruk yang salah pupuk dan perawatan hanya melahirkan buah yang buruk pula

Minal Aidiin wal Faidzin mohon maaf lahir dan batin 🙏☺️

Selamat merayakan hari Iedul Fitri 1441 H

Selasa, 05 Mei 2020

Berimanlah sebelum terlambat

Beriman lah sebelum ajal menjemput, ini musim kematian (Covid 19)

Berimanlah sebelum telat, 
Ow sudah beriman? Yakin? Sudah baca HUD 17 bahwa ada dua rasul didalam ayat itu? Hayo? Atau kalian justru belum tau? 

Ayo coba baca ayat ini

Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang ( INI SIAPA? ) yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi ( INI SIAPA?) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

Dalam ayat ini ada dua orang atau dua pihak yang disebutkan, satu adalah orang yang mempunyai bukti yang nyata, siapa dia? Lihat as saf ayat 6, dialah nabi Muhammad Saw

Satu barisan (Aş-Şaf):6 - Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya AHMAD (MUHAMMAD)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa BUKTI-BUKTI YANG NYATA, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".

dalam ayat ini dengan tegas disebutkan nama nabi Muhammad Saw sebagai orang yang mempunyai bukti yang nyata

Lantas siapakah saksi dari Allah pada pihak kedua? Jawaban ini harus sejalan dengan Hud 18, Karena salah satu saksi dalam Hud 18 adalah saksi yang disebutkan dalam Hud 17

Apa tugas saksi dalam Hud 18? Akan menjadi saksi bagi orang orang yang berdusta

Nabi Hud:18 - Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang MEMBUAT-BUAT DUSTA terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para SAKSI akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim,

itu artinya saksi dalam Hud 17 berkaitan langsung dengan orang orang tersebut sehingga bisa menjadi saksi, sebab seseorang tidak bisa menjadi saksi kepada orang lain jika tidak memiliki keterkaitan langsug atau pernah berhubungan langsung, misalnya tiba tiba anda ditarik dari jalan lalu dijadikan saksi atas si Budi, lantas anda bertanya apa hubungan saya dengan Budi? Ketemu saja tidak pernah bahkan kenalan saja tidak pernah. Maka itulah seseorang dijadikan saksi harus ada keterkaitan dan hubungannya.

Lalu siapakah saksi dalam Hud 17 itu yang berkaitan dan berhuhungan langsung  dengan orang-orang yang akan berdusta kelak di akhirat?

Dimana saksi ini adalah juga rasul yang dapat dilihat dari apa yang disampaikan ayat diatas

Wayatluhu syahidun minHu
Dan dia diikuti pula oleh seorang saksi dari Allah, saksi dari Allah adalah utusan Allah untuk menjadi saksi

Jika orang yang mempunyai bukti yang nyata itu adalah Nabi Muhammad Saw maka saksi yang mengikutinya pun adalah seorang rasul saksi 

Lalu siapakah dia? Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa saksi itu ada tiga pendapat, pertama adalah nabi Muhammad Saw, ini jelas salah karena melawan as saf ayat 6, pendapat kedua adalah jibril, ini jelas salah karena jibril tidak berhubungan langsung dengan manusia biasa apalagi manusia yang akan berdusta dihadapan Allah sebagai mana disebut dalam Hud 18, sebab jika Jibril berhubungan langsung dengan seseorang maka orang itu sama derajatnya dengan nabi karena jibril pengantar Wahyu dari Allah, maka yang berhubungan langsung dengan jibril akan mendapat derajat kenabian atau sama dengan derajat nabi, maka mustahil jibril yang menjadi saksi dalam Hud 18 dan 17 sebab saksi harus berhubungan langsung atau terkait langsung.
Alasan kedua, dalam ayat itu disebut pula waming qoblihi kitabu Musa Imaman warahmatan, artiya "demikian pula telah ada kitab Musa yang menjadi pedoman", maka saksi dalam Hud 17 pun berlaku pada nabi Musa as dan itu tidak mungkin jibril as karena Jibril tidak berhubungan langsung dengan Musa as sebab Allah sendiri yang langsung berbicara kepada musa as, lantas siapa saksi yang mengikuti nabi Musa as? Ya Harun as

Nah lalu pendapat ketiga adalah Imam Ali as, maka tidak ada kemungkinan selainnya, karena itulah saksi dalam Hud 17 adalah imam Ali as, karena beliau juga terlibat langsung dengan umat saat nabi Muhammad Saw diutus, Karena itulah Nabi Harun, imam Ali as adalah para saksi yang dimaksud dalam Hud 18

Jadi berimanlah sodaraku sebelum terlambat, Covid 19 sedang mengintai kita semua, jangan sampai terlambat

Minggu, 03 Mei 2020

Siapakah pembunuh Imam Hussain as?

UNTUK Lidyanus Rahmawati INI BUKTI BAHWA YANG MEMERANGI IMAM HUSEIN BIN ALI AS BUKAN SYI'AH ALI.

fitnah kuno yg dilancarkan mereka sebenarnya sudah terpecahkan, akan tetapi karena begitu banyak fitnah di page page dan group, maka kami akan sanggah kembali fitnahan kuno ini.

*mereka memfitnah, maka kami akan memakai dalill dari kalangan mereka, termasuk ibnu taimiyah.

Kelompok Nawashib meyakinkan kepada pengikutnya, bahwa yang membunuh Imam Husain as pada hakekatnya adalah orang-orang syiah, 
karena merekalah yang mengirimkan surat undangan kepada Imam Husain, 
kata Nawashib tak tanggung-tanggung, 18.000 surat ditulis orang syiah kepada Imam Husain untuk datang kekufah, dan pendapat kaum Nawashib sesungguhnya orang-orang syiah-lah sebetulnya yang membunuh Imam Husain as. Benarkah ? 

*Di satu sisi, mereka menuliskan, kenapa pada hari Asyura syiah sangat begitu antusias dan begitu terlihat bersalah, itu disebabkan kaum syiah yg mengkhianati husain itu mendengar suara Allah dan akhirnya syiah pada waktu itu menyesal.. 

Tulisan ini adalah tulisan yang menelisik kebenaran dan seperti kotoran kerikil di jalanan yang bisa disapu dengan mudah, apakah benar kaum muslim syiah itu telah berkhianat terhadap Imam-Imam mereka sendiri, dan tulisan ini untuk membantah sekaligus membuktikan bahwa tidak benar kaum syiah telah berkhianat terhadap Imamnya sendiri.

Para sejahrawan menuliskan bahwa surat yang dikirim oleh orang-orang Kufah kepada Imam Husain berkisar antara 12.000 hingga 18.000 surat, 
bahkan anda yang menyebut 30.000 pucuk surat.

Rujuk ;

*[Thabari, Tarikh II/264; Mas’udi, Muruj Dzahab, III/54; Dinawari Kitab al Akhbar at Tiwal, hal 235; Baladzuri Ansab al Asyraf II/80, Ibnu Katsir, Bidayah wa Inahayah VIII/152, Ibn ‘Abd Rabbih, al Iqd al Farid IV/378 ia memberi angka 30.000 pucuk surat. ] 

Lalu mayoritas sumber menyebut angka yang kedua – 18.000 surat – 

yang menjadi persoalan adalah ;

1. benarkan 18.000 surat tersebut di tulis dan dikirimkan oleh orang syiah kufah semuanya ? 

2. pertanyaan kedua, Di saat Imam Husain di Karbala, kemanakah kaum muslim syiah ? 

---> Mari kita lihat

**Populasi Muslim Syiah di Kufah Pada Masa Imam Husain AS**

Apakah benar SYIAH DI KOTA KUFAH pengkhianat, kita lihat kenyataan kota itu

1. "Kota Kufah didirikan pada tahu 17 H dan, seperti yang diarahkan oleh Umar, rumah2 yang bisa menempatkan 40 ribu warga"

2. “Pada masa Umar, kota Kufah mencapai puncak kegemilangannya hingga Umar memanggilnya pusat Islam”.

3. Warga Kufah menerima konsep kekhalifahan yg diasaskan di Saqifah dan dikembangkan oleh Umar. 
Warga Kufah mengakui Ali as sbg khalifah ke 4, dan ini berbeda dgn keyakinan Syiah yg berkeyakinan bahawa Imam Ali as adalah khalifah Rasul saaw yang haq.

4. Tidak bisa dimungkiri, bahawa jejak2 Syiah yg terdapat di Kufah telah dihapuskan oleh Muawiyah LA. Ketika Ziyad bin Sumayyah menjadi Gabenor Kufah, si terkutuk ini telah membunuh begitu ramai Syiah Ali, sedemikian rupa, hingga sedikit saja yang tersisa.

*Rujuk ;

1. Al Bidayah wa al Nihaya jil 3 hlm50;
2. Al Kamil jil 3 hlm 245,
3. Nasai al Kafiya hlm 70,
4. al Istiab jil 1 hlm138
5. Tarikh al Tabari jil 6 hlm 155

Pernyataan Imam Hasan AS yang menyebut bahwa populasi kaum Muslim Syiah tidaklah signifikan, 
sehingga Imam Hasan lebih memilih untuk menyelamatkan kaum syiah dari kemusnahan. 
Perkembangan kaum syiah dari masa Imam Hasan hingga menjelang tragedi Karbala juga tidak menunjukan laju pertumbuhan yang signifikan pula. 
Musuh-musuh Islam telah melakukan berbagai tindakan pemadaman perkembangan syiah. Selain perburuan dan pembunuhan, sejahrawan mencatat "bahwa di kufah telah terjadi relokasi kaum Muslim syiah keluar dari kota Kufah dan menggantikan mereka dengan orang yang pro Muawiyyah" . 

Ath Thabari melaporkan : Segera sesudah menguasai Kufah, Muawiyyah memerintahkan untuk memindahkan anggota suku yang dinilai setia kepada ahlul bait dari kota Kufah, dan menggantikan mereka dengan orang-orang dari siria, Bashrah dan al Jazirah yang loyal kepadanya
>> [Thabari Tarikh Juz I hal 1920] 

Selain melakukan pemindahan orang-orang yang ditengarai syiah, Muawiyah juga melakukan pembersihan kota Kufah dari anasir-anasir Syiah [Thabari Tarikh Juz II hal 117 dst] melaporkan, bahwa Muawiyyah melakukan penangkapan terhadap para pemimpin syiah dan diantaranya di eksekusi. 

Ath Thabari menuliskan, Ziyad gubernur Muawiyah di Kufah melakukan penangkapan terhadap tokoh-tokoh syiah diantaranya Hujr bin Adi dan tiga belas tokoh terkemuka syiah Kufah, mereka berasal dari berbagai kabilah yang beragam di Kufah,

Ath Thabari merinci sebagai berikut :

"Tokoh muslim syiah Kufah yang berasal dari suku Kinda yang ditangkap dua orang. 
Tokoh muslim syiah Kufah yang berasal dari suku Hadhramaut yang ditangkap satu orang.
Tokoh muslim syiah Kufah dari suku Abs yang ditangkap dua orang
Tokoh muslim syiah Kufah dari suku Khats’am yang ditangkap satu orang.
Tokoh muslim syiah Kufah dari suku Bajilah yang ditangkap dua orang
Tokoh muslim syiah Kufah dari Rabi’ah yang ditangkap satu orang
Tokoh muslim syiah Kufah dari suku Hamdan yang ditangkap satu orang
Tokoh muslim syiah kufah dari suku Tamim yang ditangkap tiga orang
Tokoh muslim syiah kufah dari suku Hawazin yang ditangkap satu orang" [idem Thabari Tarikh Juz II]

Penangkapan yang berujung dengan eksekusi tersebut merupakan tindakan Muawiyyah untuk mengurangi pengaruh dan perkembangan populasi syiah di Kufah khususnya. 
Sehingga pada masa Imam Husain tekanan dan perkembangan populasi Muslim Syiah dapat dikatakan tidak begitu menggembirakan.

**Siapa Penulis Surat Kepada Imam Husain as**

Sejahrawan melaporkan bahwa tidak semua surat kepada Imam Husain ditulis oleh kaum syiah Kufah, Ath Thabari dan Dinawari 

[Thabari, Tarikh II/234; Dinawari Akhbar art Thiwal, hal 229] 
menuliskan : 

“ Selain kaum syi’ah awal, sejumlah besar penduduk Kufah juga menulis surat kepada Husain. 
Setiap surat ditanda tangani oleh sejumlah orang untuk maksud yang sama ( mengundang Husain datang ke Kufah) 

“ Dengan memperhatikan pernyataan dua sejahrawan ini, jelas bahwa yang mengirim surat kepada Imam Husain as bukan hanya dilakukan oleh orang-orang syiah saja tetapi juga orang-orang non syiah (apabila muncul fitnah,, Tuh kan..tetep saja orang syiah menulis surat, walaupun yg menulis surat dari syiah sedikit, dan jelas berarti syiah bersekongkol membunuh,,,, lipat dulu rapat2 mulutnya, dan silahkan baca keterangan di bawah)

"Muhammad Jafri sejahrawan sunni" meyebutkan ;

motif orang-orang non syiah menulis surat kepada Imam Husain as, 
“Bagaimanapun tidak semua mereka menulis surat kepada Husain dengan derajat dan motivasi yang sama,

#kaum syiah didorong oleh motif-motif relegius 

# lalu sebagian besar yang di tulis oleh orang-orang kufah selain kaum syiah dimotivasi oleh aspirasi politik yang berharap untuk melepaskan belenggu dominasi orang syiria” 
[Muhammad Jafri, Origin and Early Development of Shi’a Islam, hal 245] 

Muhammad Jafri menyatakan ;

“ Bahwa kelompok minoritas muslim syiah yang mengundang Husain, memenuhi sumpah mereka, dan janji mereka bukan kata-kata kosong, 
mereka tetap setia pada tujuan, dan akhirnya mengorbankan nyawa mereka bersama Husain di Karbala”. 

Ath Thabari mencatat nama-nama para pengirim surat dari kalangan minoritas syiah Kufah yang syahid bersama Imam Husain, dan sangat melindungi tamu undangannya, diantaranya ;

-Sulaiman bin Shurad al Khuza’i. 
-‘Abid bin Habib asy syakiri, 
-Habib bin Mudlahir, 
-sa’id bin Abdullah al Hanafi 
>>[Thabari. Tarikh II/237]

Selain nama-nama tersebut, Ath Thabari dan Dinawari mencatat sejumlah minoritas syiah Kufah yang syahid bersama Imam Husain as, mereka mencatat berdasarkan asal sukunya, diantaranya adalalah : 

Suku Kinda 13 orang muslim syiah. 
Suku Hawazin 20 orang muslim syiah.
Suku Tamim 17 orang muslim syiah
Suku Asad 6 orang muslim syiah
Suku Madzhij 7 orang muslim syiah
Suku Tsaqif 12 orang muslim syiah
Suku Azd 5 orang muslim syiah
7 orang tidak diketahui asal sukunya.

*Rujuk;
1.[Thabari, Tarikh II hal 386]
2.[Dinawari, Kitab al Akhbar at Tiwal, hal 259]

Dari fakta sejarah diatas jelas membuktikan bahwa yang menulis surat kepada Imam Husain as bukan hanya berasal dari syiah saja melainkan juga berasal dari non syiah dengan motifasi yang berbeda-beda. 
Dan kaum syiah kufah tinggal sedikit mereka menunjukan loyalitas untuk tetap setia pada janji mereka.

**Kemana Kaum Muslim Syiah Lainya**

1. Mengapa kaum syiah yang membela Imam Husain AS begitu sedikit, 
2. kemanakah yang lainya ? 

Pertanyaan tersebut dijawab oleh ath Thabari, ia bahkan menyediakan 32 halaman untuk menceritakan bagaimana upaya kaum syiah meloloskan diri dari blokade di kufah dan berusaha menuju Karbala 

*Rujuk ;
>>[ath Thabari II mulai hal 303 sampai halaman 335] 

Ath Thabari memberikan catatan sebagai berikut:

” Bahwa blokade jalan yang menuju Kufah dan sekitarnya, menjadikan hampir Mustahil bagi pengikut Ali di Kufah (baca syiah pen) yang tengah bersembunyi menghindari penangkapan juga kaum pendukung Ali (baca syiah-pen) yang berdiam ditempat-tempat lain untuk datang menolong Husain, hanya beberapa orang dalam jumlah yang sangat kecil yang berhasil menembus blokade Ibn Ziyad, dan mereka menanggung nasib bersama Husain ” 

*Rujuk ;
>>[ath Tahabari II/hal 236]

Sebelum Imam Husain AS sampai di karbala, tepatnya di daerah ’Uzaib al Hujainat Imam Husain as ditemui oleh empat orang Muslim syiah dari Tayy, 
dipimpin oleh Thirimmah bin ’Adi ath Tha’iy, mereka bermaksud menyelamatkan Imam Husain dan mencegah Imam Husain datang ke Kufah, mereka berjanji akan memobilisasi suku Ba’jah dan Salmah untuk membela Imam Husain. 
Tetapi Imam Husain menolak dan memberikan jawaban yang menjelaskan misi dan visi beliau, (dialog dan jawaban Imam Husain dengan para syiah dari suku Tayy ini diluar kajian ini) dan meminta kaum muslim syiah Tayy ini kembali ke kampung halamanya
 [ath Thabari II hal 304] 

**Siapakah Yang Mengkhianati Imam Husain as ?**

Untuk mengetahui siapakah sebenarnya yang berkhianat kepada Imam Husain AS, agaknya patut untuk memperhatikan pernyataan dari ;
Sulaiman bin Shurad al Khuza’i, ia menyatakan ;
” Bahwa Para pembunuh Husain sesungguhnya adalah kaum asyraf al qaba’il Kufah, merekalah yang harus membayar darah Husain, karena merekalah yang mengundang dan kemudian meninggalkan Imam Husain ”
*Rujuk ;
>> [ath Thabari II/ hal 506] 

Ibnu A’tsam juga memberi pernyataan yang sama, ia menuliskan
” Para pengikut Ali (baca syiah-pen) mengambil keputusan untuk menuntut balas atas kesyahidan Husain. 
Mereka memburu kaum bangsawan (asyraf al qabail) dan banyak orang kufah kerena mereka mengambil posisi sebagai lawan Husain di Karbala. Dan mereka adalah yang telah bertanggungjawab mensyahidkan Husain”

*Rujuk ;
>>[Ibnu A’tsam, Kitab al Futuh VI/hal 47] 

Dan Kaum asyraf al Qabail inilah pasca tragedi Karbala yang kelak diburu oleh kaum Muslim syiah. 

Kesimpulan

Dari paparan singkat diatas dapat dismpulkan, bahwa kelompok pengkhianat terhadap Imam Husain AS bukan berasal dari kalangan Muslim Syi’ah melainkan berasal dari kalangan Bangsawan, Pemimpin Kabilah dan Klan serta para pengikutnya. 
Bahwa tuduhan kelompok Nawashib yang menyatakan syiahlah yang berkhianat adalah kedustaan yang dibangun tanpa basis bukti yang memadai.

Kita lihat riwayat nafi bin hilal yang berada di samping imam al husein as di karbala :

“Aku adalah al Jamali. Aku beriman dengan agama Ali” 

Seorang lelaki bernama Muzahim al Huraith menyahut seruan itu dengan berkata, “Aku mengikuti agama Usman”.
Nafi membalas, “Bahkan, engkau mengikut agamanya syaitan”. Lalu beliau menyerang dan membunuh orang itu.
[Tabari jil 19 hlm 136-137]

Di sini, kita bisa lihat bahawa tentera Yazid bukanlah Syiah…sebaliknya adalah pengikut Usman.

Ahmed Bin Daud Abu Hanifa Dinwari mencatatkan pengakuan Ibn Ziyad:

“Aku membunuh al Husein kerana dia memberontak atas Imam kami (Yazid) dan Imam inilah(Yazid) yang mengirimkan pesan padaku agar membunuh al Husein. Sekarang, jika membunuh al Husein adalah suatu dosa, maka Yazidlah yang bertanggungjawab atasnya”.
Akhbaar Tawaal, hlm 279 oleh Ahmed Bin Daud Abu Hanifa Dinwari

“Aku membunuh al Husein atas perintah Yazid, jika tidak, aku pasti dibunuhnya, maka aku memilih utk membunuh al Husein”.
Tareekh Kamil, jil 4 hlm 55

Ibn Kathir meriwayatkan :

“Ibn Ziyad menulis kepada Amir al Haramain Umro bin Saeed dan memberitahukan padanya BERITA BAIK KEMATIAN HUSEIN, Umro kemudian memanggil penyeru dan mengumumkan hal itu, dan apabila hal itu kedengaran pada wanita Bani Hasyim, mereka meratap dan Umro bin Saeed berkata, “Ini pembalasan atas ratapan para wanita Usman bin Affan”
al Bidayah wal Nihayah, jil 8 hlm 1097

Ibn Taimiyah, berkata:

“Andai Ibn Saad dikatakan oleh Nasibi sebagai Usmani, itu adalah kerana dia mengambil pembalasan terhadap Usman dan memujinya”
Minhajj al Sunnah jil 1 hlm 164

Shah Abdul Aziz menyatakan dalam Tuhfa Ithna Ashari hlm 8:

“orang jahat Syria dan Iraq, atas perintah Yazid dan atas dukungan ketua pembenci dan pemfitnah membunuh Imam Husein…”
Tuhfa Ithna Ashari, hlm 8

Ketika Syiah melaknat para pembunuh Imam Husein as, ulama2 LAIN, bertolak belakang 180 derajat, mereka bukan sahaja menghormati para pembunuh ini, bahkan, meriwayatkan hadis dari mereka.

Dan akhir kata sesekali saya petik tulisan ibn.TAImiah dalam kitabnya, yang sudah jelas disana seorang ibn.TAImiah menjelaskan dari pertanyaan pengikutnya "bahwa bukan syiah pembunuh imam"

Ibn.TAImiah berkata:

Dan kaum Syi’ah punya sikap ngeyel dan menentang kebenaran pasti lebih dahsyat dari apa --yang dilakukan oleh kaum Nawâshib yang telah membunuh Husain- Dan ini adalah bukti bahwa mereka (syiah) adalah paling pembohong, paling zalim dan lebih jahil --dari para kaum nawashib pembunuh Husain.”--

(Baca: Minhâj as Sunnah,4/366-368) 

*ibn.TAImiah sendiri tau, bahwa bukan syiah yg membunuh al-Husein as.

Apakah klaim para taimiers/taimisme akan menyebutkan "ibn.taimiah sedang mengigau"???

Jumat, 01 Mei 2020

Jibril jadi saksi?

Dalam ayat ini banyak yang berkata bahwa Jibril-lah yang menjadi rasul saksi

Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang (para nabi salah satunya; Nabi Muhammad Saw) yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Bayyinat) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Jibril) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

Mengapa dalam ayat ini saksi yang dimaksud adalah Jibril? Itu karena ada kaitannya dengan bukti yang nyata, dalam hal ini adalah Al Qur'an menurut sebagian orang. Ok, berarti karena ada KETERKAITAN dirinya dengan Al Qur'an itulah maka Jibril dimasukkan kedalam saksi dalam ayat itu. Itu artinya jika bukan karena faktor KETERKAITAN maka Jibril tidak bisa jadi saksi dalam ayat itu karena tidak ada keterkaitannya sama sekali bukan?. Maka jika demikian, jika Jibril adalah saksi dalam Hud 17 diatas, maka dia juga adalah salah satu saksi dalam Hud 18 karena ayat ini adalah kelanjutan dari Hud 17

Nabi Hud:18 - Dan siapakah yang lebih zalim daripada ORANG YANG MEMBUAT-BUAT DUSTA terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan PARA SAKSI akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim,

Dalam ayat ini Jibril menjadi saksi kepada orang yang membuat buat dusta kepada Allah. Pertanyaannya; ada keterkaitan apa antara Jibril dan orang orang yang membuat buat dusta tersebut?

Jika di ayat Hud 17 Jibril menjadi saksi karena ada keterkaitan dirinya dengan Al Qur'an, (karena dialah yang membawa turun Al Qur'an kepada nabi Muhammad Saw)

Lantas ada keterkaitan apa Jibril dan orang orang yang membuat buat dusta kepada Allah dalam ayat tersebut? Apakah Jibril berhadapan langsung dengan mereka sehingga dia bisa menjadi saksi atas kedustaan mereka? Lantas dari keterkaitan apa Jibril dengan mereka sehingga Jibril bisa menjadi saksi atas kedustaan mereka? Sedang berhubungan langsung saja tidak, apakah bisa orang yang sama sekali tidak berhubungan langsung, tidak ada keterkaitan sama sekali dengannya bisa menjadi saksi?

Ini cacat logika namanya, tidak masuk akal

Maka mustahil Jibril yang menjadi salah satu saksi dalam Hud 18, itu artinya pula mustahil Jibril yang menjadi saksi dalam Hud 17 karena saksi dalam Hud 17 adalah juga salah satu saksi dalam Hud 18, dan itu bukan Jibril karena Jibril tidak berkaitan langsung dengan orang orang yang berdusta kepada Allah, sebab Jibril tidak berhubungan langsung kepada siapapun selain nabi Muhammad Saw. Sebab jika berhubungan langsung kepada selain nabi maka orang tersebut sudah sederajat dengan nabi Muhammad Saw.

Maka mustahil Jibril bisa berkaitan langsung dengan manusia selain nabi, maka mustahil pula Jibril bisa jadi saksi atas kedustaan mereka karena tidak berkaitan langsung, kecuali nabi.

Lalu siapa yang menjadi saksi dalam Hud 17 dan Hud 18 yang berkaitan langsung dengan Al bayyinat (Al Qur'an) yang juga berkaitan langsung dengan orang orang yang membuat buat dusta kepada Allah?

Ya Imam Ali as, tiada yang lain. Dialah rasul saksi yang dimaksud karena dialah yang menjadi saksi ketika nabi menunjukkan Al bayyinat kepada mereka (orang orang yang membuat buat dusta kepada Allah), sebab selain dirinya semuanya saat itu masih dalam keadaan kafir kepada Allah SWT. Ya dialah satu satunya manusia yang menyertai nabi Muhammad Saw diawal awal dakwah nabi, dimana dengan membawa bukti yang nyata (Al Qur'an) nabi mendatangi kaum kafir Quraisy saat itu yang diikuti Imam Ali as sebagai saksinya, bukan malaikat, sebagaimana yang disampaikan dalam Hud 12

Nabi Hud:12 - Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebahagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dengan dia seorang MALAIKAT?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala sesuatu.

Dalam ayat ini nabi Muhammad Saw benar benar tidak datang bersama malaikat yang mengikutinya melainkan hanya datang bersama imam Ali as sehingga nabi Muhammad Saw menjadi bulan bulanan (bullying) kaum kafir Quraisy, karena dianggap mengaku nabi tapi datang berdakwah tidak membawa kekayaan maupun malaikat sebagai bukti yang nyata, melainkan hanya datang membawa manusia biasa (Imam Ali as) itulah yang membuat mereka mengolok olok nabi

Tapi bagaimana jika ayat hud 17 pada kalimat 

"Wayatluhu syahidun minHu" dikembalikan kepada arti asalnya, yang artinya
Dan membacakan kepadanya (Muhammad) seorang saksi dari Allah, bukankah hanya jibril yang membacakan Wahyu kepada nabi Muhammad Saw? ya benar jika Al bayyinat diartikan dengan Al Qur'an maka Jibril lah yang membacakan kepada Nabi, tapi menjadi tidak tepat ketika dihubungkan kembali dengan Hud 18 sebagai bagian kelanjutan ayat Hud 17.

Lalu bagaimana solusinya? Kita kembali ke akar masalahnya yaitu apa sebenarnya arti Al bayyinat? Apakah Al Qur'an? Ternyata bukan, karena arti Al bayyinat telah Allah artikan sendiri dalam surat Al bayyinat

Apa itu Al bayyinat dalam surat Al bayyinat tersebut? Mari kita simak

Pembuktian (Al-Bayyinah):1 - Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata (Al bayyinat)

Apa itu Al bayyinat? Diartikan oleh Allah dalam ayat kedua

Pembuktian (Al-Bayyinah):2 - (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan

Jadi Al bayyinat adalah seorang rasul juga. 

Itu artinya ada dua rasul, pertama Rasul yang berdakwah kepada kaum kafir Quraisy dan ahli kitab dengan membawa Al Qur'an agar mereka beriman kepada Al Qur'an. 

Tapi ternyata kaum kafir Quraisy menolak beriman kepada nabi dan Al Qur'an yang disampaikan olehnya sampai datang kepada Mereka rasul kedua (Al bayyinat) yang bisa membacakan lemberan lembaran yang disucikan.

Nah disinilah kesalahan semua ummat Islam selama ini, mengira bahwa rasul yang dimaksud dalam Al bayyinat ayat 2 ini adalah nabi Muhammad Saw dan lembaran yang disucikan itu adalah Al Qur'an, padahal mereka tidak menyimak ayat pertama dimana kaum kafir Quraisy dan ahli kitab sudah didakwahi oleh nabi Muhammad Saw dengan Al Qur'an, dan mereka  menolak beriman dan menolak pindah agama sebelum datang padanya seorang Al bayyinat, sehingga jika Al bayyinat itu adalah nabi Muhammad yang membacakan Al Qur'an maka sama saja artinya nabi telah membacakan Al Qur'an dan mereka menolak beriman sebelum datang pada mereka nabi Muhammad membacakan Al Qur'an? Bukankah Al Qur'an inilah yang mereka tolak sehingga mereka meminta datangkan dulu pada mereka Al bayyinat, sehingga Al bayyinat bukan nabi Muhammad dan Al Qur'an karena kedua hal inilah yang mereka tolak.

Maka jawaban yang benar adalah Al bayyinat adalah imam Ali as dan lembaran yang disucikan adalah lemberan yang berada di alam malail 'ala

Contohnya seperti ini
A : Nabi Muhammad Saw
B : Al Qur'an
C : Al bayyinat
Maka mereka menolak B yang dibawakan oleh A sebelum datang pada mereka C, maka mustahil C adalah A dan B, karena A dan B inilah yang mereka tolak sampai didatangkan si C.

Lalu siapa C yang dimaksud? Imam Ali as yang membacakan lembaran yang disucikan.

Yang dimana dalam lembaran yang disucikan itu terdapat semua kitab Allah

Pembuktian (Al-Bayyinah):3 - di dalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus.

Dimana letaknya lemberan lembaran itu? Tentu dialam malakut, di alam malail 'ala dijaga oleh para malaikat, karena harus terhindar dari kerusakan oleh tangan manusia 

فِي صُحُفٍ مُكَرَّمَةٍ مَرْفُوعَةٍ مُطَهَّرَةٍ بِأَيْدِي سَفَرَةٍ كِرامٍ بَرَرَةٍ

di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, yang ditinggikan lagi disucikan, di tangan para penulis (malaikat), yang mulia lagi berbakti. ('Abasa: 13-16)

Jadi lembaran lembaran yang disucikan itu berada di alam malail 'ala

Dari sanalah imam Ali as membacakannya, bukan nabi Muhammad Saw, sebab nabi Muhammad Saw adalah pihak yang ditolak oleh kaum Kafir Quraisy dan ahlul kitab

Dan bukan pula Jibril as, sebab jika Jibril yang membacakan lembaran lembaran yang disucikan langsung kepada mereka maka mereka menempati posisi derajat yang sama dengan Nabi Muhammad Saw, karena itulah Jibril tidak boleh berhubungan langsung dengan manusia selain nabi Muhammad Saw sebab akan menyebabkan orang tersebut menempati posisi kenabian, mendapat berita langsung dari Jibril as

Jadi ayat "wayatluhu syahidun minHu"  dan membacakan kepadanya (Muhammad Saw) seorang saksi dari Allah adalah Imam Ali as, dialah yang membacakan lembaran yang disucikan dan dialah yang dimaksud dengan Al bayyinat dan dia pulalah yang sebagai saksi

Sehingga ayat afaman kana 'ala banyyinatin mirobbihi apakah orang yang mempunyai Al bayyinat itu adalah nabi Muhammad Saw yang mempunyai seorang rasul yang membacakan lemberan yang disucikan, 

Wayatluhu syahidun minHu, dan yang membacakan kepadanya saksi dari Allah, artinya Al bayyinat itu adalah saksi dari Allah

Siapa dia? Imam Ali as

Itu artinya ketika anda tidak beriman kepada kerasulan saksi Imam Ali as, maka anda telah jatuh kedalam kekafiran