Minggu, 28 Juni 2020

Rasul Penyampai Petunjuk (Wahyu)

Guruh (Ar-Ra`d):7 - Orang-orang yang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu tanda (kebesaran) dari Tuhannya?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk.

Siapa yang dimaksud pemberi peringatan dalam ayat ini?

Mereka adalah orang orang yang disebutkan setelah nabi Muhammad Saw.

Walikulli qaumin HADI dan bagi masing masing kaum (ummat tiap zaman) ada yang memberikan PETUNJUK

HADI adalah petunjuk
Dan ternyata Wahyu yang diterima oleh nabi Yusuf as pun adalah sebatas petunjuk tentang apa yang akan terjadi padanya

Binatang Ternak (Al-'An`ām):84 - Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Ya'qub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri PETUNJUK; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri PETUNJUK, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, YUSUF, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

Semua kata "PETUNJUK" dalam ayat ini berbunyi HADAYNA dari kata dasar HADI Petunjuk. 

Seperti apa petunjuk yang didapat oleh Nabi Yusuf as?

Nabi Yusuf (Yūsuf):15 - Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dasar sumur (lalu mereka masukkan dia), dan (di waktu dia sudah dalam sumur) Kami WAHYUKAN kepada Yusuf: "Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tiada ingat lagi".

Petunjuk yang didapatkan Yusuf as adalah Wahyu Allah. Jadi Petunjuk adalah juga Wahyu Allah pada manusia manusia pilihannya

Lalu bagaimana dengan kita yang diajarkan oleh Allah dalam surat Al Fathiha

Ihdinassiratal Mustaqim (tunjukilah kami jalan yang lurus) kata ihdi berasal dari kata yang sama dengan HADI (PETUNJUK)

Petunjuk yang mana yang kita diajarkan selalu memintanya?
Petunjuk yang diterima oleh mereka yang telah mendapat nikmat, yaitu para nabi atau manusia pilihan Allah, siapa? Ya salah satunya adalah nabi Yusuf as, yang karena petunjuk yang diberikan kepada Yusuf as adalah Wahyu maka itu artinya kita diajarkan untuk meminta Wahyu setiap lima kali sehari

Apakah pasti akan dikasih? Harus pasti, karena Dia sendiri yang mengajarkan kita agar selalu meminta, itu artinya pasti akan selalu diberikan tidak mungkin tidak sebab Dia yang mengajarkan dan Dia yang mengabulkan masa Dia pula yang tidak akan memberikan? 
Ini namanya mengajarkan sia sia

Tapi bagaimana mungkin kita bisa mendapatkan Wahyu sedang kita bukan manusia pilihan dan pintu Wahyu juga telah tertutup dengan ditutupnya pintu kenabian oleh  kenabian Muhammad Saw?

Golongan-Golongan yang bersekutu (Al-'Aĥzāb):40 - Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Maka jawabannya adalah ayat diatas?

Sesungguhnya kamu (Muhammad) hanyalah seorang pemberi peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum (ummat ditiap zaman) ada orang yang memberi petunjuk atau wahyu

Nah siapa mereka sedang pintu nubuat / Wahyu sudah tertutup?

Itu artinya sebelum pintunya tertutup, Wahyu seluruhnya yang akan turun sampai hari kiamat telah diturunkan

Dalam bentuk apa? Ya dalam bentuk ORANG

Sesungguhnya kamu (Muhammad) hanyalah seorang pemberi peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum (ummat tiap zaman) ada ORANG yang memberi petunjuk / Wahyu

Itu artinya orang itulah sumber petunjuk atau Wahyu itu sendiri

Eitt! Tunggu dulu!, mereka adalah sumber Wahyu? Mereka Tuhan?

Bukan, mereka adalah Wahyu itu sendiri yang hidup atau dihidupkan dalam wujud ORANG

Sama kayak nabi Isa as yang merupakan Wahyu yang diciptakan menjadi ORANG

Keluarga 'Imran ('Āli `Imrān):45 - (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan KALIMAT (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),

Itu artinya jika Allah bisa menjadikan Wahyu atau kalimat-Nya hidup menjadi ORANG yang mulia bernama Isa as, lalu mengapa Dia tidak bisa menjadikan Wahyu atau Kalimat-Nya menjadi ORANG ORANG yang memberi petunjuk ditiap zaman ketika nabi Muhammad Saw telah tiada dan pintu kenabian telah tertutup? sedangkan Dia sendiri yang mengajarkan kita untuk meminta petunjuk sebagaimana petunjuk yang diberikan kepada nabi nabi terdahulu semisal Yusuf as?

Maka sudah pasti, sekali lagi PASTI Dia akan menjadikan Kalimat-Nya Wahyu-Nya hidup menjadi manusia manusia yang akan selalu menyertai manusia setiap zaman sebagai jawaban atas doa IHDINASSIRATAL MUSTAQIM yang kita ucapkan setiap hari

Orang orang itu adalah rasul penyampai Wahyu kepada ummat.

Orang orang tersebut yang dihidupkan dari Wahyu Allah adalah utusan Allah dalam misi menyampaikan petunjuk (Wahyu Allah) kepada manusia, itu artinya mereka adalah para rasul penyampai Wahyu sebagai jawaban Allah atas doa Ihdinassiratal Mustaqim

Siapa orang orang ini yang dimaksud? Merekalah imam Ali as, imam Hasan as, Imam Husain as hingga imam Mahdi as

Berikut petikan contoh kata kata mereka ya.. kata kata para rasul, dalam maknanya

Apakah ini kata kata manusia biasa? 

Lalu siapakah saya yang menerima satu tetes air ludah Orang yang dihidupkan dari Wahyu? Ya anggap saja saya penyambung lidah 

Awas jika saya kutuk, hidupmu bakal susah 1000 turunan

Sabtu, 13 Juni 2020

Soal Yusuf as


Apa Pernah kita jumpai ayat yang menyatakan bahwa Allah berfirman "Kami wahyukan atau Kami berfirman kepada Yusuf as?" Coba deh ketik Yusuf dalam pencarian pada Al Qur'an digital, tidak kita temui ayat seperti diatas. Itu artinya Allah tidak pernah memberikan Wahyu kepada Yusuf seperti halnya firman kepada nabi Muhammad Saw lewat perantaraan Jibril as

Atau paling tidak pernah didatangi jibril as. Atau kah ada ayatnya yang anda pernah temukan Jibril as mendatagi Yusuf dan menyampaikan kabar berita dari Allah? Kalau saya belum pernah menemukannya. 

Itu artinya Yusuf disebut nabi atas dasar apa? Tapi mengapa dia disebut rasul Allah, utusan Allah?

Itu artinya tidak semua rasul Allah mendapat Wahyu, cukup membawa bukti yang nyata atau Al bayyinat atau keterangan keterangan yang dapat membuat perubahan maka sejatinya dia adalah rasul Allah karena misi Allah untuk dunia sangat banyak, maka pelaksanaan misi itupun dijalankan oleh utusan utusanNya kadang tanpa kita sadari, bahkan mungkin Yusuf as sendiri tidak menyadari bahwa dia adalah seorang Nabi atau Rasul, karena tidak pernah kita temui dia didatangi jibril as atau mendapat Wahyu dari Allah berupa percakapan langsung seperti Musa as

Itu artinya bisa jadi Yusuf as pun tidak menyadari dia adalah Rasul atau nabi, lalu bagaimana misi dia sebagai rasul? Yaitu misinya membuka jalan bagi Bani Israil untuk mendiami Mesir agar nantinya lahir Nabi Musa as dengan misinya. Lalu bagaimana dia menjalankan misinya? Tanpa disadari Allah mengaturnya sendiri lewat cara dibuang oleh sodara sodarannya. Apakah sodara sodaranya sadar dia nabi? Jelas tidak menyadarinya. 

Maka itu artinya ada nabi atau rasul yang bahkan dirinya sendiri tidak menyadari dia adalah nabi atau rasul

Misinya dijalankan atas bantuan Allah

Demikian pula rasul rasul yang lain semisal rasul saksi, tidak didatangi malaikat Jibril as dalam menjelaskan apa misinya dan apa tugasnya, dia hanya berjalan dan menjalankan misinya hanya atas bantuan Allah, menyaksikan kejadian yang kelak akan Allah gunakan dalam menegakkan pengadilannya

Seperti Yusuf as diatas dia hanya memiliki jalan interaksi dengan Allah yang menjadikan dia Rasul ya mimpi dan intuisi

Jumat, 12 Juni 2020

Burung Ababil

Lagi rame di grup sebelah katanya masa burung abail adalah rasul? Dari kata nahwu kata "wa arsala" gak bisa diartikan utusan bla bila bla dst

Orang yang menjalankan misi Allah dan dia dikirim ke suatu kaum maka dia adalah Rasul utusanNya

Nah ababil menjalankan misi Allah tidak? Menjalankan, maka mereka (Ababil) adalah DIUTUS untuk menjalankan misi Allah

Ya rasul

Utusan Allah itu adalah mereka yang diutus dalam rangka menjalankan misi Allah 

Burung ababil itu kebiasaannya bukan melempar batu berapi

Karena perintah Allah maka misi melempar batu pada pasukan ababil dijalankan maka mereka dikirim, diutus dalam rangka menjalankan misi tersebut untuk mengalahkan pasukan bergajah

Itu artinya mereka adalah rasul dalam rangka menjalankan misi mengalahkan pasukan bergajah

Lalu mana kitab nya? 

Tidak semua rasul itu mempunyai kitab, utusan atau rasul itu diutus dalam rangka menjalankan misi Allah, dan perangkat yang dilengkapkan kepada rasulNya ya berbeda beda sesuai misinya masing masing, masa misinya melempar batu harus dikasih kitab? Apa mau melempar kitab apa batu sih? Ya dikasih batu berapi lah untuk dilemparkan sebagai misinya, maka mukjizatnya mereka gak terbakar batu yang dibawanya, dan tidak terkalahkan.

Maka itulah mereka adalah rasul Allah juga

Jadi rasul itu tidak selalu harus para nabi karena utusan itu diutus sesuai misinya masing masing, jika dalam rangka menyadarkan manusia ya gak mungkin dikasih batu maka pasti dikasih kitab

Seperti itu cara memahami rasul utusan Allah, bukan semuanya berpatokan pada mana kitab Nya untuk disebut rasul

Minggu, 07 Juni 2020

SAKSI

Binatang Ternak (Al-'An`ām):150 - Katakanlah: "Bawalah kemari saksi-saksi kamu yang dapat mempersaksikan bahwasanya Allah telah mengharamkan (makanan yang kamu) haramkan ini" Jika mereka mempersaksikan, maka janganlah kamu ikut pula menjadi saksi bersama mereka; dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, sedang mereka mempersekutukan Tuhan mereka.

Saksi itu harus hadir mempersaksikan apa yang menjadi sengketa atau masalah, jika saksi itu tidak hadir untuk mempersaksikan sengketa atau masalah yang terjadi, atau tidak terlibat langsung didalamnya dan tidak bisa disaksikan hadir pada saat itu alias saksi tidak berhubungan langsung dengan yang dipersaksikan maka persaksiannya batal dan ditolak

Mari kita lihat dalam ayat Hud 18, Allah menegaskan bahwa akan ada para saksi yang akan menjadi saksi bagi orang orang yang berdusta dihadapan Allah

Nabi Hud:18 - Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para SAKSI akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim,

Syarat saksi sebagaimana disebutkan dalam ayat Al an'am 150 adalah harus hadir mempersaksikan apa yang jadi masalah atau sengketa atau terlibat langsung pada saat itu dalam mempersaksikan, atau hadir berinteraksi langsung dan berkaitan langsung dengan yang dipersaksikan, yang mana kehadirannya bisa diakui ada dan bisa ketahui oleh orang orang yang ada saat itu, sebagaimana dalam ayat Al an'am 150 berbunyi "bawalah kemari saksi saksi yang dapat mempersaksikan" artinya keberadaannya saat mempersaksikan itu diketahui oleh orang lain, sehingga ketika disuruh "bawalah kemari" maka orang orang tersebut bisa membawa para saksi tersebut karena dia hadir dan diketahui kehadirannya oleh orag lain yang saat itu hadir disitu

Nah dalam ayat Hud 18, siapa yang dimaksud para saksi yang menyaksikan bahwa mereka kaum kafir itu berdusta? Tentu dia harus hadir dan disaksikan hadir oleh kaum kafir itu sendiri, karena dia ada disana dan berkaitan langsung, maka mustahil malaikat Jibril as yang menjadi salah satu saksi dalam Hud 18 tersebut, sebab jika malaikat Jibril menjadi salah satu saksi maka otomatis dia harus hadir dan berinteraksi langsung dengan orang orang yang dipersaksikan itu, siapa mereka? Ya orang orang yang kelak akan berdusta tersebut, maka orang orang tersebut pasti menduduki posisi kenabian dan kerasulan, sebab jika Jibril adalah saksi dan hadir bersama mereka serta berinteraksi langsung dengan mereka, maka konsekwensinya adalah orang orang tersebut telah mendapat kedudukan nabi dan rasul, sebab tidak ada manusia yang Jibril berinteraksi dengannya kecuali pasti dia adalah manusia suci, nabi atupun rasul

Maka mustahil Jibril menjadi salah satu saksi dalam Hud 18, kecuali jika orang yang dipersaksikan oleh Jibril dalam Hud 18 itu adalah para  nabi nabi, dan rasul rasul atau manusia suci, karena yang dipersaksikan dalam Hud 18 bukan para nabi dan rasul maka mustahil Jibril menjadi salah satu saksi dalam Hud 18. Dan itu artinya pula mustahil Jibril menjadi saksi dalam Hud 17, sebab salah satu saksi dalam Hud 18 adalah juga saksi yang disebut dalam ayat Hud 17

Nah siapakah saksi dalam hud 17? Ya imam Ali as

Lalu ada apa dengan saksi dalam Hud 17? Saksi dalam Hud 17 adalah saksi dari Allah, artinya saksi yang dimaksud adalah rasul saksi, dan itu mustahil Nabi Muhammad Saw, sebab posisi nabi Muhammad Saw dalam hud 17 adalah sebagai orang yang memiliki bukti yang nyata sebagaimana disebutkan dalam as saf ayat 6

Satu barisan (Aş-Şaf):6 - Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (MUHAMMAD)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa BUKTI-BUKTI YANG NYATA, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".

Maka posisi ayat ini yang benar adalah sebagai berikut

Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang (Para nabi salah satunya adalah Nabi Muhammad Saw) yang ada mempunyai bukti yang nyata (mukjizat) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Imam Ali as) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

Jadi kesimpulannya, bahwa imam Ali as adalah rasul saksi

Segeralah beriman sodaraku

Sabtu, 06 Juni 2020

BAGAIMANA MAYORITAS MASYARAKAT REPUBLIK ISLAM IRAN BERMAZHAB SYI'AH ?


Dan Siapa orang yang menjadikan Iran menjadi Negara Syi'ah ?

Kronologis Peristiwa tersebut terjadi pada saat Iran Dibawah kekuasaan Pemerintahan Raja namanya Khudobandeh. 

Pada waktu itu Mazhab yang dianut adalah umum (Hanafi, Maliki, Syafi'i, Hanbali, dan Syi'i). Suatu waktu Raja telah menceraikan istrinya dengan Talak Tiga. Setelah beberapa saat, dia ingin Rujuk kembali.

Raja kemudian berkonsultasi dengan Perdana Menterinya dan termasuk Para Ulama dari Empat Mazhab Pemikiran untuk mencari solusi jalan keluar. Para Ulama Empat Mazhab pemikiran Hanbali, Maliki, Syafi'i, dan Hanafi, memberikan Fatwa yang sama kepada Raja :

"Istri Anda harus menikah dulu dengan lelaki lain, kemudian dia menceraikannya kemudian baru Anda bisa mendapatkannya kembali.(Rujuk)." 

Raja menjadi sangat kecewa dan sedih karena dia sangat mencintai mantan Istrinya. Sulit baginya untuk membiarkan mantan istrinya dinikahi orang lain. 

Perdana Menteri berkata kepada Raja :

"Tuan Raja, Ada satu orang yang bisa menyelesaikan masalah dan dia adalah 'Allamah Hilli (ra)" (Seorang Ulama Mazhab Syi'ah). 

Para ulama Empat Mazhab berkata kepada Raja :

"Tidak, dia itu Rafidhi (Pembenci sahabat Nabi saw) dan kami Mazhab Empat tidak akan menerima fatwa dia.!!"

Raja berkata : "Aku harus melakukannya agar kalian bisa berkonsultasi dengan dia." 

Pada akhirnya Dewan Majlis Raja memanggil 'Allamah Hilli (ra) menemui Raja Khudobandeh. 

Para Ulama Empat Mazhab berkumpul rempugan di Majlis Dewan Raja dan mereka sepakat di antara mereka sendiri bahwa mereka tidak akan memberikan salam maupun menjawab salam kepada 'Allamah Hilli (ra). 

Maka Tiba lah 'Allamah Hilli (ra) langsung masuk ke dalam Majlis Dewan Raja sambil membawa sandalnya di bawah ketiak. 

Beliau berkata :

"Salam Sejahtera Bagi orang yang Mengikuti Petunjuk" 

Mereka semua terpaksa menjawab salam Beliau (ra), dan 'Allamah Hilli (ra) tidak melihat tempat kosong di antara perkumpulan Majlis kecuali di sisi Raja, jadi alhasil Beliau mendekati dan duduk di sana.

Raja bertanya kepadanya :

"Aku menceraikan istriku dengan Talak Tiga, Aku masih mencintainya dan Aku ingin mendapatkannya kembali (Rujuk)." 

'Allamah Hilli (ra) menjawab :

"Apakah Anda memiliki saksi perceraian terhadap istri Anda ?" 

Raja berkata : "Tidak." 

Kemudian 'Allamah Hilli (ra) berkata :

"Jadi, tidak ada perceraian dan dia adalah masih berstatus istrimu." 

Di sini, kegembiraan menyelimuti hati Raja yang dari tadi wajahnya kusam 😣 berubah jadi senyuman 😊. 

Raja bertanya : "Bagaimana bisa ?" 

'Allamah Hilli (ra) kemudian menjawab dengan mengatakan :

"Dalam Mazhab kami, perceraian harus memiliki dua orang saksi yang adil." 

Di sini Para Ulama Empat Mazhab tidak mampu menahan emosi diri mereka sendiri, sehingga mereka memotong pembicaraan 'Allamah Hilli (ra) dengan Raja. Dengan beraninya mencemooh Beliau ra dan berkata :

"Lancang sekali kau duduk di sebelah Raja...❗"

'Allamah Hilli (ra) berkata : 

"Kami memiliki hadits dari Rosulullah saw, 

إجلس حيث ينتهي بك المجلس.

"Duduklah di tempat manapun yang kosong."
 
Lalu mereka berkata : "kamu tidak sopan memasuki Majlis Raja membawa sandal di bawah ketiak di hadapan raja...!!! "

'Allamah Hilli (ra) menjawab : 

"Aku khawatir sandalku dicuri, seperti halnya saat Pengikut Hanbali mencuri pada zaman Rosulullah saw..!!" 

Komunitas para pengikut Hanbali keberatan dan mengatakan bahwa mereka tidak berada di zaman Rasulullah saw. 

'Allamah Hilli (ra) berkata, "tetapi lebih kepada Pengikut Maliki." 

Mereka memprotes dan berkata, "tidak, kami tidak berada di zaman Rasulullah saw."

'Allamah Hilli (ra) berkata, "lebih tepatnya, itu adalah Pengikut Syafi'i." 

Mereka keberatan, pada gilirannya.

'Allamah Hilli (ra) berkata, "kalau begitu mereka adalah Hanafi." 

Tetapi mereka juga keberatan dengan sang syekh.

Kemudian Sang Syekh ('Allamah Hilli (ra)), berkata :

"Lihat, wahai Raja ! Mereka semua tidak ada pada saat Rasulullah saw. Mereka mendirikan Mazhab mereka 500 hingga 700 tahun setelah wafatnya Nabi saw. Dan mereka mengklaim bahwa Mazhab pemikiran mereka adalah yang paling benar. Dan mereka menuduh Mazhab kami batil. Sedangkan Mazhab kami diambil langsung dari Rasulullah saw dan (Imam) Ali as."

Semua Ulama Empat Mazhab di Majlis Raja terdiam. Dan sejumlah besar ulama dari kalangan Rakyat jelata di Majlis itu serentak mengambil jalan Ahlulbait as. 

Raja sangat bersukacita dan dia memerintahkan sejak hari itu bahwa Mazhab Syi'ah/Ja'fari menjadi Mazhab Resmi Iran. 

Banyak orang di Iran menjadi terbuka pemikirannya setelah mendengar kisah yang sangat hebat ini. 

Dan terbukti Pertolongan Besar atas para penganut mazhab empat aliran pemikiran tersesat. Dan sungguh berbahagia Para Pengikut Mazhab Cahaya Muhammadi saw.