Sabtu, 21 Desember 2019

Ibnu Katsir Al Kazzab



Mengatakan "Allah menceritakan" adalah mengatasnamakan Allah namanya, maka wajib menunjukkan dimana Allah menyatakan atau menceritakan hal itu jika tidak maka dusta atas nama Allah 

Nabi saja dilarang ngarang atas nama Allah gimana bisa dia berani menyatakan seperti itu

Hari kiamat (Al-Ĥāqqah):44 - Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami,

Hari kiamat (Al-Ĥāqqah):45 - niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya.

Hari kiamat (Al-Ĥāqqah):46 - Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya.

Ketika dia mengatakan ALLAH MENCERITAKAN Maka itu sama saja mengatakan bahwa Allah lah yang menyatakan bahwa dalam Hud 17 bercerita seperti apa yang dia simpulkan itu sehingga menutup kemungkinan tafsiran lain dan ini sesat kerena jelas menyebabkan tafsiran selainnya akan dinyatakan salah karena telah divonis itulah cerita yang "diceritakan Allah", dan ini adalah dosa besar manakala tidak seperti itu adanya

Seharusnya dia membuktikan terlebih dahulu apa itu bukti yang nyata, apakah fitrah seperti yang dia sangka atau bukan? Bukan malah langsung menyatakan "Allah menceritakan perihal orang yang beriman yang berada diatas fitrah"?  Ini adalah simpulan dia atas ayat ini

Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

Maka ketika dia melihat kata bukti yang nyata maka dia kira itu adalah Fitrah yang ada pada semua orang beriman? Maka keluarlah pernyataannya bahwa 

"Allah Subhanahu wa Ta'ala menceritakan perihal orang-orang mukmin yang berada pada fitrah Allah yang telah difitrahkan-Nya kepada semua hamba-Nya, yaitu pengakuan yang menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Disebutkan oleh Allah melalui firman-Nya:

{فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ}

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia me­nurut fitrah itu. (Ar-Rum: 30), hingga akhir ayat.

Ini adalah simpulan dia dalam melihat ayat Hud 17 dan menyatakan seperti itu, nah ketika dia menisbatkan atau menyandarkan pernyataannya sebagai "Allah yang menceritakan" apalagi dengan menukil surat Ar rum 30 untuk memperkuat sangkaannya itu, maka sama saja dia telah berdusta atas nama Allah sekaligus menutup penafsiran selain apa yang dia nyatakan, sehingga ummat akan merasa itulah kebenaran. Ini adalah aksi menutup tafsiran lain selainnya sehingga ummat akan serta merta menolak tafsiran selainnya. Ini namanya dosa besar karena selain mengatasnamakan Allah juga menutup tafsiran lain, bagaimana jika tafsiran dia salah? Itu sama saja menutup tafsiran lain yang bisa saja lebih hak dan benar

Ini sama saja menghalang halangi kebenaran dan membelokkan agama ke arah yang tidak semestinya.

Maka seharusnya publik lebih jeli dan seharusnya jika dia mau jujur melihat "bukti yang nyata" itu pada ayat ayat diatasnya bahwa bukti yang nyata adalah Al Qur'an karena Al Qur'an lah yang menjadi salah satu topik pembicaraan di ayat Hud 1, hingga 12, dan 13

Nabi Hud:13 - Bahkan mereka mengatakan: "MUHAMMAD telah membuat-buat Al QUR'AN (bukti yang nyata) itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar".

kemudian baru dipertegas dengan  as saf 6

Satu barisan (Aş-Şaf):6 - Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa BUKTI-BUKTI YANG NYATA, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".

Ini lebih masuk akal ketimbang dia menyatakan bahwa bukti yang nyata itu adalah fitrah? Darimana Allah berbicara soal fitrah dari ayat pertama surat Hud? Mengapa dia bisa beranggapan bahwa bukti yang nyata itu adalah fitrah? Ini jelas hanya prasangka dia semata

Nabi Yunus (Yūnus):36 - Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.

Dan sangkaan dia ini dia ambil dari surat Ar rum 30? Jauh sekali dia mengambil arti bukti yang nyata ke surat Ar rum ketimbang melihat ke ayat atas Hud 12, dan 13 yang nyata nyata menyatakan bukti yang nyata itu adalah Al Qur'an

Mengapa dia melakukan hal itu? Itu karena dia tidak mau publik tau bahwa Nabi Muhammad Saw lah yang dimaksud dalam ayat Hud 17 diatas pada kalimat 
"afaMAN kana ala bayyinatin"
Apakah orang yang mempunyai bukti yang nyata (Al Qur'an)
Orang yang dimaksud adalah nabi Muhammad Saw sesuai Hud 13 yang menyatakan dengan jelas nama Nabi Muhammad Saw dan diperkuat dengan as saf ayat 6

Tapi mengapa dia tidak mau publik tau? Itu karena jika ditafsirkan seperti ini maka posisi "saksi dari Allah" pada kalimat selanjutnya akan ditempati oleh Imam Ali as sebagai rasul saksi sebab dalam ayat itu diikuti oleh kalimat
"wayatluhu syahidun minHu"
" Dan dia (Muhammad Saw) diikuti pula oleh seorang saksi dari Allah" nah siapa orang yang mengikuti nabi sejak mula mula dakwah di Makkah? Ya imam Ali as. Karena ayat ayat Hud diatas jelas menyatakan kisah dakwah nabi kepada kaum kafir Quraisy di makkah, maka dengan mudah orang akan mengetahui siapa saksi dalam Hud 17 itu dan ini yang dia tutup tutupin dengan berdusta atas nama Allah

Sebab jika disimpulkan akan seperti ini ayat Hud 17

Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang (Nabi Muhammad Saw) yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Imam Ali as) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa IMAMAN dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

Itu artinya mashabnya dengan sendirinya akan batal, dan mashab syiahlah yang akan menang, dan ini yang tidak dia inginkan, makanya dia akhirnya harus berbohong demi menutupi kebenaran syiah karena dia bermashab sunni dan tentu akan dibunuh penguasa saat itu yang juga bermashab sunni

Tidak ada komentar:

Posting Komentar