Sabtu, 23 September 2017

Doa adalah bagian yang tak terpisah dari Imam Husein As. . Doa dan munajat merupakan sebuah keadaan spiritual yang terjalin erat antara seorang hamba dengan Tuhannya. Dalam doa, tampak jelas ketidakmampuan manusia dan permohonan tulusnya kepada Dzat Yang Maha Kuasa. Ruh manusia akan terbang jauh menuju sumber kehidupan. Penghambaan dan munajat tertanam dalam diri seluruh manusia dan bersumber dari fitrahnya. Oleh karena itu, ruh dan jiwa manusia senantiasa membutuhkan hubungan istimewa dan konstruktif dengan pemilik alam semesta. Doa harus dipanjatkan dengan penuh kesadaran, kecintaan, dan ikhlas. Orang yang sedang larut dalam munajat akan meminta untuk dijauhkan dari sifat sombong dan angkuh. Sepanjang doanya, mereka belajar rendah diri dan ikhlas serta menemukan kedamaian di bawah bayang-bayang penghambaan. Doa Imam Husein as di sepanjang hidupnya, termasuk salah satu munajat yang paling indah, kaya, sekaligus paling intim. Pada sore hari Arafah, Imam Husein as keluar dari kemahnya bersama keluarga dan sekelompok sahabatnya menuju Padang Arafah. Dengan penuh kerendahan dan kekhusyukan, Imam as dan rombongan menghadapkan wajah ke Jabal Rahmah. Kemudian beliau menghadap Ka'bah dan mengangkat kedua tangannya untuk bermunajat kepada Allah Swt. Imam Husein as mementaskan bentuk penghambaan terindah dan pengenalan terdalam lewat kata-kata yang indah dan penuh makna. Imam Husein as memulai doanya dengan memuji Allah Swt dan berkata: "Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang tiada seorang pun dapat menolak ketentuan-Nya, mencegah pemberian-Nya, dan tak ada seorang pun dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya. Engkau jaga aku waktu kecil dalam belaian, Engkau anugerahi aku susu berlimpah, Engkau lembutkan kalbu para pengasuh kepadaku, Engkau wajibkan ibu-ibu pengasih membimbingku, Engkau lindungi aku dari bisikan Jin, dan Engkau selamatkan aku." Pada bagian lain munajatnya, Imam Husein as berkata: "Dengan rububiyah-Mu, kuakui bahwa Engkau adalah Tuhanku, kepada-Mu pengembalianku, Engkau ciptakan aku dengan limpahan nikmat-Mu, sedang aku ketika itu belum berupa apapun yang dapat disebut." Dalam lanjutan doanya, Imam Husein as menjerit lirih dan berkata, "Akulah wahai Tuhanku yang mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah aku. Akulah yang berbuat kejelekan, akulah yang bersalah, akulah yang menginginkan (maksiat), akulah yang bodoh, akulah yang lalai, akulah yang lupa, akulah yang bersandar (pada-Mu), akulah yang sengaja (berbuat dosa), akulah yang berjanji dan akulah yang mengingkari, akulah yang merusak, akulah yang menetapkan, akulah yang mengakui akan nikmat-Mu atasku, namun aku menghadap-Mu dengan dosa-dosaku. Maka, ampunilah aku." Setiap bait doa itu akan menanamkan cahaya, kecintaan, dan tauhid dalam sanubari manusia. Imam Husein as sedang berupaya mengajarkan pengenalan kepada Tuhan dan kebutuhan manusia kepada-Nya. Munajat Imam as menjelaskan hubungan paling rasional antara manusia dan Tuhannya. Beliau dengan seluruh eksistensinya, menunjukkan kehadiran Sang Pencipta dan kekuasaan-Nya atas segala sesuatu. Imam Husein as menuangkan apa yang disaksikannya dalam bahasa lisan dan bait-bait doa yang indah. Selama berabad-abad, para ilmuan telah mengkaji peristiwa besar Asyura dari berbagai dimensi. Dari satu sisi, peristiwa itu menjelaskan kedalaman sebuah tragedi dan kejahatan kemanusiaan, di mana musuh dengan penuh kekejaman dan keganasan, membantai cucu Rasul Saw dan para sahabat setianya. Mereka telah membuka lembaran kelam dalam sejarahnya. Namun sisi lain kebangkitan itu adalah keagungan dan keindahan fitrah. Dalam kebangkitan itu, terlukis indah kemuliaan, harga diri, keberanian, kepahlawanan, kecintaan, dan pengorbanan. Di antara keindahan kebangkitan Imam Husein as adalah sikap antusias, rasa haus, dan kecintaan dalam menapak jalan Tuhan. Oleh sebab itu, Imam as sejak awal punya hubungan mesra dan tak terpisahkan dengan Sang Pencipta. Semua itu beliau jelaskan di sela-sela pidato dan munajat. Imam Husein as menyampaikan banyak pidato sepanjang perjalanan menuju Kufah dan menjelaskan tentang ketidaklayakan Yazid bin Muawiyah untuk memimpin umat. Pada waktu itu, Imam as selalu memulai pidatonya dengan pujian kepada Allah Swt dan doa. Beliau bermaksud mengenalkan keagungan, kekuasaan, dan kebesaran Tuhan kepada masyarakat. Imam as ingin menyadarkan mereka untuk tidak takut kepada kekuatan penguasa. Tanpa ragu, malam Asyura dapat dikatakan sebagai detik-detik yang paling indah dan paling mengharukan bagi Imam Husein as dan para sahabatnya. Pada malam itu, Padang Karbala dipenuhi oleh rintihan dan jeritan munajat dan doa. Pada sore harinya, ketika panglima perang musuh, Umar ibn Sa'ad mengeluarkan perintah serangan, Imam as mengutus saudaranya, Abul Fadl Abbas dan berkata: "Jika bisa yakinkanlah mereka agar menunda perang sampai besok dan memberi waktu kepada kita untuk bermunajat, berdoa, dan mendirikan shalat menghadap Allah. Tuhan Maha Mengetahui bahwa aku mencintai shalat dan membaca al-Quran." Imam Husein as adalah seorang hamba Allah Swt yang ikhlas dan senantiasa antusias bermunajat. Setelah meminta waktu dari musuh, sang pahlawan Karbala itu kembali ke kemahnya dan menghidupkan malamnya dengan membaca al-Quran, beristighfar, dan berdoa kepada Allah Swt. Para sahabat beliau juga melakukan hal yang sama. Pada malam itu, sekelompok orang larut memanjatkan doa, sementara yang lain khusyuk menunaikan shalat. Ada yang sedang melakukan ruku' dan ada yang tengah tertunduk dalam sujud kepada Dzat Yang Maha Kuasa. Semua larut dalam ibadah, doa, dan munajat. Pemikir besar Islam, Sheikh Mufid dalam kitabnya, al-Irshad, seraya mengutip ucapan putra Imam Husein as, menulis, "Imam Zainal Abidin berkata bahwa pada hari itu aku sedang sakit. Aku mendengar ucapan-ucapan ayahku yang berkata kepada para sahabatnya, ?Aku memuji Tuhan dengan sebaik-baiknya pujian. Aku mensyukurinya dalam kesenangan dan kesusahan. Tuhan, aku memuji-Mu, di mana Engkau telah melimpahkan nubuwah kepada keluarga kami, mengajarkan al-Quran kepada kami, menjadikan kami orang yang memahami agama-Mu, dan Engkau telah menganugerahkan kepada kami pendengaran, penglihatan, dan hati. Ya Ilahi! Jadikanlah kami sebagai orang-orang yang bersyukur dan memuji-Mu. Aku tidak menemukan sahabat yang lebih baik dan lebih setia dari kalian. Aku juga tidak menemukan keluarga yang lebih taat dan lebih memegang silaturahim dari keluargaku. Allah akan membalas kebaikan kalian karena telah menolongku." Shalat adalah manifetasi terindah dan hubungan paling intim antara hamba dan Sang Pencipta. Hubungan spiritual ini memberi semangat dan kekuatan hati kepada manusia bahkan tatkala mereka di medan perang untuk berjihad di jalan Allah Swt. Imam Husein as adalah sosok yang paling komitmen dengan shalat dan munajat. Dalam doa ziarah Asyura, kita membaca, "Aku bersaksi bahwa engkau telah menunaikan shalat dan membayar zakat." Pada hari Asyura dan ketika perang tengah berkecamuk, seorang sahabat Imam Husein as datang menghadap dan berkata, "Wahai Abu Abdillah, jiwaku sebagai tebusanmu! Tentara musuh telah mendekatimu dan aku bersumpah atas nama Tuhan untuk mati sebelum engkau terbunuh. Akan tetapi, aku ingin mendirikan shalat di belakangmu sebelum menghadap Tuhan, mengingat waktunya sudah tiba." Imam Husein as menengadahkan kepalanya ke langit dan berkata, "Engkau telah mengingatkanku pada shalat, semoga Tuhan menjadikanmu termasuk orang-orang yang shalat dan penzikir. Benar, sekarang adalah waktu shalat." Kemudian Imam as melanjutkan ucapannya, "Katakan kepada musuh agar memberi sedikit waktu sehingga kita bisa menunaikan shalat." Setelah meminta waktu, Imam Husein bersama beberapa sahabatnya mendirikan shalat di medan tempur. Sementara sisanya menjadi tameng untuk melindungi mereka yang sedang shalat. Namun, tentara musuh tetap saja menghujani sahabat Imam as dengan panah sampai-sampai Said Bin Abdullah terjatuh dan gugur syahid begitu shalat usai. Jelas bahwa langkah Imam Husein as adalah indikasi pentingnya shalat dan besarnya perhatian beliau kepada pondasi agama ini. Shalat termasuk ajaran dan prinsip-prinsip agama dalam Islam. Kewajiban ini tidak akan gugur bagi seseorang meski dalam masa-masa sulit. Perhatian terhadap shalat merupakan pesan paling jelas kebangkitan Imam Husein as.

By Adam
Doa dan munajat merupakan sebuah keadaan spiritual yang terjalin erat antara seorang hamba dengan Tuhannya. Dalam doa, tampak jelas ketidakmampuan manusia dan permohonan tulusnya kepada Dzat Yang Maha Kuasa. Ruh manusia akan terbang jauh menuju sumber kehidupan. Penghambaan dan munajat tertanam dalam diri seluruh manusia dan bersumber dari fitrahnya. Oleh karena itu, ruh dan jiwa manusia senantiasa membutuhkan hubungan istimewa dan konstruktif dengan pemilik alam semesta. Doa harus dipanjatkan dengan penuh kesadaran, kecintaan, dan ikhlas. Orang yang sedang larut dalam munajat akan meminta untuk dijauhkan dari sifat sombong dan angkuh. Sepanjang doanya, mereka belajar rendah diri dan ikhlas serta menemukan kedamaian di bawah bayang-bayang penghambaan.
Doa Imam Husein as di sepanjang hidupnya, termasuk salah satu munajat yang paling indah, kaya, sekaligus paling intim. Pada sore hari Arafah, Imam Husein as keluar dari kemahnya bersama keluarga dan sekelompok sahabatnya menuju Padang Arafah. Dengan penuh kerendahan dan kekhusyukan, Imam as dan rombongan menghadapkan wajah ke Jabal Rahmah. Kemudian beliau menghadap Ka'bah dan mengangkat kedua tangannya untuk bermunajat kepada Allah Swt. Imam Husein as mementaskan bentuk penghambaan terindah dan pengenalan terdalam lewat kata-kata yang indah dan penuh makna.
Imam Husein as memulai doanya dengan memuji Allah Swt dan berkata: "Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang tiada seorang pun dapat menolak ketentuan-Nya, mencegah pemberian-Nya, dan tak ada seorang pun dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya. Engkau jaga aku waktu kecil dalam belaian, Engkau anugerahi aku susu berlimpah, Engkau lembutkan kalbu para pengasuh kepadaku, Engkau wajibkan ibu-ibu pengasih membimbingku, Engkau lindungi aku dari bisikan Jin, dan Engkau selamatkan aku." Pada bagian lain munajatnya, Imam Husein as berkata: "Dengan rububiyah-Mu, kuakui bahwa Engkau adalah Tuhanku, kepada-Mu pengembalianku, Engkau ciptakan aku dengan limpahan nikmat-Mu, sedang aku ketika itu belum berupa apapun yang dapat disebut."
Dalam lanjutan doanya, Imam Husein as menjerit lirih dan berkata, "Akulah wahai Tuhanku yang mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah aku. Akulah yang berbuat kejelekan, akulah yang bersalah, akulah yang menginginkan (maksiat), akulah yang bodoh, akulah yang lalai, akulah yang lupa, akulah yang bersandar (pada-Mu), akulah yang sengaja (berbuat dosa), akulah yang berjanji dan akulah yang mengingkari, akulah yang merusak, akulah yang menetapkan, akulah yang mengakui akan nikmat-Mu atasku, namun aku menghadap-Mu dengan dosa-dosaku. Maka, ampunilah aku."
Setiap bait doa itu akan menanamkan cahaya, kecintaan, dan tauhid dalam sanubari manusia. Imam Husein as sedang berupaya mengajarkan pengenalan kepada Tuhan dan kebutuhan manusia kepada-Nya. Munajat Imam as menjelaskan hubungan paling rasional antara manusia dan Tuhannya. Beliau dengan seluruh eksistensinya, menunjukkan kehadiran Sang Pencipta dan kekuasaan-Nya atas segala sesuatu. Imam Husein as menuangkan apa yang disaksikannya dalam bahasa lisan dan bait-bait doa yang indah.
Selama berabad-abad, para ilmuan telah mengkaji peristiwa besar Asyura dari berbagai dimensi. Dari satu sisi, peristiwa itu menjelaskan kedalaman sebuah tragedi dan kejahatan kemanusiaan, di mana musuh dengan penuh kekejaman dan keganasan, membantai cucu Rasul Saw dan para sahabat setianya. Mereka telah membuka lembaran kelam dalam sejarahnya. Namun sisi lain kebangkitan itu adalah keagungan dan keindahan fitrah. Dalam kebangkitan itu, terlukis indah kemuliaan, harga diri, keberanian, kepahlawanan, kecintaan, dan pengorbanan. Di antara keindahan kebangkitan Imam Husein as adalah sikap antusias, rasa haus, dan kecintaan dalam menapak jalan Tuhan. Oleh sebab itu, Imam as sejak awal punya hubungan mesra dan tak terpisahkan dengan Sang Pencipta. Semua itu beliau jelaskan di sela-sela pidato dan munajat.
Imam Husein as menyampaikan banyak pidato sepanjang perjalanan menuju Kufah dan menjelaskan tentang ketidaklayakan Yazid bin Muawiyah untuk memimpin umat. Pada waktu itu, Imam as selalu memulai pidatonya dengan pujian kepada Allah Swt dan doa. Beliau bermaksud mengenalkan keagungan, kekuasaan, dan kebesaran Tuhan kepada masyarakat. Imam as ingin menyadarkan mereka untuk tidak takut kepada kekuatan penguasa.
Tanpa ragu, malam Asyura dapat dikatakan sebagai detik-detik yang paling indah dan paling mengharukan bagi Imam Husein as dan para sahabatnya. Pada malam itu, Padang Karbala dipenuhi oleh rintihan dan jeritan munajat dan doa. Pada sore harinya, ketika panglima perang musuh, Umar ibn Sa'ad mengeluarkan perintah serangan, Imam as mengutus saudaranya, Abul Fadl Abbas dan berkata: "Jika bisa yakinkanlah mereka agar menunda perang sampai besok dan memberi waktu kepada kita untuk bermunajat, berdoa, dan mendirikan shalat menghadap Allah. Tuhan Maha Mengetahui bahwa aku mencintai shalat dan membaca al-Quran."
Imam Husein as adalah seorang hamba Allah Swt yang ikhlas dan senantiasa antusias bermunajat. Setelah meminta waktu dari musuh, sang pahlawan Karbala itu kembali ke kemahnya dan menghidupkan malamnya dengan membaca al-Quran, beristighfar, dan berdoa kepada Allah Swt. Para sahabat beliau juga melakukan hal yang sama. Pada malam itu, sekelompok orang larut memanjatkan doa, sementara yang lain khusyuk menunaikan shalat. Ada yang sedang melakukan ruku' dan ada yang tengah tertunduk dalam sujud kepada Dzat Yang Maha Kuasa. Semua larut dalam ibadah, doa, dan munajat.
Pemikir besar Islam, Sheikh Mufid dalam kitabnya, al-Irshad, seraya mengutip ucapan putra Imam Husein as, menulis, "Imam Zainal Abidin berkata bahwa pada hari itu aku sedang sakit. Aku mendengar ucapan-ucapan ayahku yang berkata kepada para sahabatnya, ?Aku memuji Tuhan dengan sebaik-baiknya pujian. Aku mensyukurinya dalam kesenangan dan kesusahan. Tuhan, aku memuji-Mu, di mana Engkau telah melimpahkan nubuwah kepada keluarga kami, mengajarkan al-Quran kepada kami, menjadikan kami orang yang memahami agama-Mu, dan Engkau telah menganugerahkan kepada kami pendengaran, penglihatan, dan hati. Ya Ilahi! Jadikanlah kami sebagai orang-orang yang bersyukur dan memuji-Mu. Aku tidak menemukan sahabat yang lebih baik dan lebih setia dari kalian. Aku juga tidak menemukan keluarga yang lebih taat dan lebih memegang silaturahim dari keluargaku. Allah akan membalas kebaikan kalian karena telah menolongku."
Shalat adalah manifetasi terindah dan hubungan paling intim antara hamba dan Sang Pencipta. Hubungan spiritual ini memberi semangat dan kekuatan hati kepada manusia bahkan tatkala mereka di medan perang untuk berjihad di jalan Allah Swt. Imam Husein as adalah sosok yang paling komitmen dengan shalat dan munajat. Dalam doa ziarah Asyura, kita membaca, "Aku bersaksi bahwa engkau telah menunaikan shalat dan membayar zakat."
Pada hari Asyura dan ketika perang tengah berkecamuk, seorang sahabat Imam Husein as datang menghadap dan berkata, "Wahai Abu Abdillah, jiwaku sebagai tebusanmu! Tentara musuh telah mendekatimu dan aku bersumpah atas nama Tuhan untuk mati sebelum engkau terbunuh. Akan tetapi, aku ingin mendirikan shalat di belakangmu sebelum menghadap Tuhan, mengingat waktunya sudah tiba." Imam Husein as menengadahkan kepalanya ke langit dan berkata, "Engkau telah mengingatkanku pada shalat, semoga Tuhan menjadikanmu termasuk orang-orang yang shalat dan penzikir. Benar, sekarang adalah waktu shalat." Kemudian Imam as melanjutkan ucapannya, "Katakan kepada musuh agar memberi sedikit waktu sehingga kita bisa menunaikan shalat."
Setelah meminta waktu, Imam Husein bersama beberapa sahabatnya mendirikan shalat di medan tempur. Sementara sisanya menjadi tameng untuk melindungi mereka yang sedang shalat. Namun, tentara musuh tetap saja menghujani sahabat Imam as dengan panah sampai-sampai Said Bin Abdullah terjatuh dan gugur syahid begitu shalat usai. Jelas bahwa langkah Imam Husein as adalah indikasi pentingnya shalat dan besarnya perhatian beliau kepada pondasi agama ini. Shalat termasuk ajaran dan prinsip-prinsip agama dalam Islam. Kewajiban ini tidak akan gugur bagi seseorang meski dalam masa-masa sulit. Perhatian terhadap shalat merupakan pesan paling jelas kebangkitan Imam Husein as.

Kamis, 21 September 2017

RASUL DITURUNKAN UNTUK SYIAH

Walaqad arsalna mingqablika fi SYIA'I awwalina

Al-Ĥijr:10 - Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (beberapa rasul) sebelum kamu kepada SYIAH yang terdahulu.

Perhatikan kata syiah dalam ayat ini yang diartikan ummat, padahal ummat dalam bahasa al qur'an adalah ummat

Binatang Ternak (Al-'An`ām):108 - Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.

"Kadzalika Zayyanna likulli ummatin 'amalahum..."

Dan demikianlah kami jadikan setiap Ummat menganggap baik pekerjaan mereka..

Ummat ya ummat itu bahasa al qur'annya, bahasa arabnya, sedangkan syiah adalah pengikut.

Maka dalam ayat ini sejatinya Allah berfirman "Sesungguhnya Kami telah mengutus (beberapa rasul) sebelum kamu kepada SYIAH terdahulu" artinya SYIAH NABI terdahulu. Itu artinya pula rasul rasul tidak diturunkan melainkan kepada SYIAH nabi nabi sebelumnya, dan ini sunnatullah.

Itu artinya seorang nabi diturunkan lalu terbentuk syiah nabi tersebut dan setelah itu akan diuji dgn rasul yang lain, dan syiah nabi itu akan menolaknya

Al-Ĥijr:11 - Dan tidak datang seorang rasulpun kepada mereka, melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.

Demikianlah nabi muhammad saw diutus tuk menjadikan bangsa arab dan ummat islam pada umumnya sebagai syiah Muhammad saw, SYIAH AWWALUN, PENGIKUT PERTAMA NABI, setelah itu syiah Muhammad saw akan diuji dgn rasul rasul yg lain dan mereka pasti menolaknya

Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang (Para nabi salah satunya Muhammad saw) yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Imam Ali as) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa, IMAMAN dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia TIDAK BERIMAN.

Sehingga rasul yang dimaksudkan yang akan mereka tolak adalah para Imaman, 12 imam, sama seperti Syiah (pengikut) Musa as diturunkan rasul rasul diantaranya 12 rasul dan rasul rasul yg lain seperti yg tertuang dalam maidah 12

Jamuan (Al-Mā'idah):12 - Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menutupi dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus.

Termasuk Isa as diturunkan bagi SYIAH MUSA  as, yang kemudian mereka tolak

Begitu pula SYIAH Isa as diturunkan rasul rasul yang lain seperti tertuang dalam Ali Imran 52

Keluarga 'Imran ('Āli `Imrān):52 - Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.

Termasuk Nabi Muhamad saw diutus kepada SYIAH MUSA dan SYIAH Isa as dan mereka juga menolaknya.

Nah bangsa arab itu syiah siapa? SYIAH Ibrahim? Mungkin saja selama mereka menjalankan syariat ibrahim as, tapi ternyata mereka bukan syiah nabi manapun sebelumnya

Kaum Saba' (Saba'):44 - Dan Kami tidak pernah memberikan kepada mereka kitab-kitab yang mereka baca dan sekali-kali tidak pernah (pula) mengutus kepada mereka sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun.

Itu artinya bangsa arab itu bukan syiah siapapun sebelumnya, nanti setelah muhammad saw diutus itulah mereka kemudian menjadi syiah Muhammad saw.

Setelah mereka menjadi SYIAH Muhammad saw itulah maka mereka diuji dengan rasul rasul yang lain yang ada diantara mereka sendiri yaitu Imam Ali as, dan mereka semua gagal, hanya beberapa orang saja yang tidak menolak imam Ali as

Kaum Saba' (Saba'):45 - Dan orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan sedang orang-orang kafir Mekah itu belum sampai menerima sepersepuluh dari apa yang telah Kami berikan kepada orang-orang dahulu itu lalu mereka mendustakan RASUL-RASUL-Ku. Maka alangkah hebatnya akibat kemurkaan-Ku.

Dalam ayat diatas Allah mengatakan "mereka mendustakan RASUL-RASUL-KU" bukan hanya satu rasul, tapi rasul rasul KU, banyak rasul, bukan satu rasul saja. Jika memang maksud Allah orang kafir makkah itu hanya menolak muhammad saw maka tidak mungkin Allah "lebay" mengatakan "kau mendustakan rasul rasul KU" sebab orang kafir akan berkata "lebay deh, cuma satu rasul koq bilang kami menolak banyak rasul?" 😂😂😂

Nah tidak mungkin hal itu disampaikan Allah jika emang cuman satu rasul. Maka pasti banyak rasul yang akan mereka tolak dalam sejarah hidup mereka. Ya salah satunya Rasul Ali as, sang Imam Pertama Umat islam, setelah itu mereka akan membunuh putra putrinya, salah satunya al Imam Husain as yang mereka gorok lehernya yang mulia di padang karbala, ya mereka syiah Muhammad saw yang menolak rasul rasul.

Rabu, 20 September 2017

Mut'ah

Dalam islam, hukum mut'ah memiliki dua pandangan, pertama ada yg mengatakan telah diharamkan dan kedua adalah masih tetap halal.

Saya sudah pernah menjelaskan yang halalnya, nah sekarang mari kita simak yang haramnya.

Alasan yg sering disebut sebut bahwa mut'ah adalah praktek prostitusi, atau perzinahan, karena pelakunya tdk beda dengan membeli kenikmatan sesaat dan setelah itu boleh bercerai sesuai dengan waktu yang disepakati. Bisa sehari, dua hari, sebulan ataupun dua bulan tergantung pada kesepakatan

Pertama, apakah membeli kenikmatan itu identik dengan pelacuran? Mungkin bukan membeli tapi membayar maharnya kepada si wanita. Kata bayar atau beli ini lah yg terkesan "membeli kenikmatan sesaat". Tp bukankah pada nikah pada umumnya seorang pria wajib membayar mahar juga? Misalnya si Udin ingin melamar putri pak RT, maka harus membawa mahar bukan? Lalu kenapa itu tidak bisa disebut membeli kenikmatan pula? Kan sama sama membayar mahar juga bukan?

Kedua, jika soal waktu yang menjadikan  mut'ah disebut pelacuran, maka nikah biasa atau nikah pada umumnya pun akan terpisah oleh waktu juga pada akhirnya bukan? Jika bukan karena maut, ketidaksesuaian prinsip ataupun yg lainnya, dan jika hal itu terjadi bukankah si wanita juga boleh menikah dengan pria lain begitu pun sebaliknya?.
Jadi apa bedanya dengan nikah mut'ah yang katanya diharamkan itu hanya karena harus terpisah jika waktunya habis?.

Ketiga, jika mut'ah itu dikatakan haram karena perbuatan zina, maka apakah islam dulu menghalalkan perzinahan? Bahkan nabi pernah perintahkan, Lalu kemudian mengharamkannya kemudian menghalalkan dan mengharamkannya kembali sampai 7 kali halal haramnya berulang ulang? Bukankah ini terkesan islam agama yang tidak beres? Nabi muhammad saw tidak baik? Menghalalkan perbuatan bejat lalu mengharamkannya kemudian halal lagi lalu haram lagi? Berulang ulang sampai 7 kali? Pernahkah ada hukum seperti itu? Penjelasan apa yg bisa diberikan untuk menolak stereotip bejat pada diri Rasulullah saw yg pernah memerintahkan mut'ah yang diartikan pelacuran?

Ataukah emang ada upaya tuk menista nabi muhammad saw dan islam itu sendiri dengan menggiring opini masyarakat bahwa nikah mut'ah adalah praktek prostitusi? Sehingga islam yang dulunya menghalalkan praktek prostitusi (mut'ah) menjadi terkesan agama esek esek semata? Bukankah sudah diharamkan? Justru karena pandangan bahwa mut'ah  diharamkan itulah maka kesan "bejat" menempel pada nabi muhammad saw karena Beliau pernah memerintahkan mut'ah, dan kemudian akan tercipta kesan bahwa "agama pelacuran" pernah dibangun oleh islam itu sendiri pada awal kemunculannya. Bukankah ini menjijikkan?

Mungkinkah ada konspirasi dibalik semua ini demi menciptakan kesan negatif pada islam dan nabi muhammad saw? Ya bisa saja terjadi bukan? Lalu siapa pelakunya? Ya siapa lagi jika bukan para perampok kekuasaan khilafah? Dengan menjadikan islam agama yang tidak suci menjadikan perampok kekuasaan merasa aman karena "ini kan hanyalah agama esek esek" yang tdk ada hubungannya dengan Tuhan. Maka merampas kekuasaannya ya sah sah saja. Karena itulah islam sepanjang sejarahnya dipenuhi aksi saling merampas kekuasaannya, ya karena dianggap bukan agama suci yang tidak ada kaitannya dengan Tuhan Yang Maha Suci

Minggu, 17 September 2017

Badai Irma Florida

Rumah salah satu pecinta Ahlulbait as ketika badai irma menerjang florida kemarin, beliau sempat mengungsi sesuai instruksi pemerintah setempat dan menutup semua jedela dan pintu dengan papan sambil menulis "amanat Musa Ibnu ja'far as, irma go away"

Artinya (rumah ini) "amanat Imam Musa Ibnu Ja'far as, irma pergilah"

Dan alhamdulillah badai irma yang menerjang florida tdk merusak rumahnya, sekalipun rumahnya terkena badai tp sepertinya melemah, itu bisa dilihat dari salah satu tanaman depan rumahnya yg daunnya sedikit miring. Tp selebihnya tidak ada perubahan yg signifikan. Rumahnya selamat dari badai

Kaum yang bodoh

Lebah (An-Naĥl):119 - Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan KESALAHAN karena KEBODOHANNYA, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Sahabat nabi mau berpaling itu salah gak ya? 😂😂😂

Pengampunan (At-Tawbah):117 - Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang muhajirin dan orang-orang anshar yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir BERPALING (Mau kafir kembali), kemudian Allah menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka,

Ternyata itu adalah kesalahan, kesalahan fatal! Itu artinya mereka telah berbuat kebodohan krn masih mau berpaling. Maka itu artinya mereka adalah:
Bodoh + fasik + pembangkang

Bodoh, krn sdh nyantri 23 tahun masih mau kafir, masih mau berpaling, ini adalah KEBODOHAN yang paling bodoh sebodoh bodohnya

Fasik, krn sdh tau dilarang berpaling, dilarang ragu ragu, tapi masih juga ragu ragu dan mau berpaling

Pembangkang, sdh berbuat fasik dan kemudian diampuni lalu disuruh memperbaiki diri dgn pergi berperang dibawah pimpinan usama bin zaid bin Haritsah, tp mereka membangkang

Hasilnya mereka adalah sekumpulan org org bodoh, fasik dan pembangkang. Ini bisa dilihat dari cara mereka membuat buat hadis yang bodoh, saling membingungkan, sampai sampai hadis saling tumpang tindih, contohnya hukum nikah mut'ah saja sampai halal lalu haram lalu halal lagi lalu haram kembali sampai 7 kali? 😂😂😂

ﻭﻗﺎﻝ ﻏﻴﺮﻩ ﻣﻤﻦ ﺟﻤﻊ ﻃﺮﻕ ﺍﻻﺣﺎﺩﻳﺚ ﻓﻴﻬﺎ : ﺇﻧﻬﺎ ﺗﻘﺘﻀﻲ ﺍﻟﺘﺤﻠﻴﻞ
ﻭﺍﻟﺘﺤﺮﻳﻢ ﺳﺒﻊ ﻣﺮﺍﺕ

"Lainnya (Ulama) yang telah mengumpulkan jalur periwayatan mengatakan '(Mut'ah) HALAL dan HARAM TUJUH KALI'". (Tafsir Al-Qurthuby, Vol.5,Hal.130)

IBN QAYYIM AJA SAMPE BINGUNG

ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺘﺤﺮﻳﻢ ﺯﻣﻦ ﺧﻴﺒﺮ ﻟﺰﻡ ﺍﻟﻨﺴﺦ ﻣﺮﺗﻴﻦ ﻭﻫﺬﺍ ﻻ ﻋﻬﺪ
ﺑﻤﺜﻠﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺸﺮﻳﻌﺔ ﺍﻟﺒﺘﺔ ﻭﻻ ﻳﻘﻊ ﻣﺜﻠﻪ ﻓﻴﻬﺎ ﻭﺃﻳﻀﺎ

"...Dan jika larangan Mut'ah berlangsung di Khaibar, itu berarti bahwa LARANGAN ITU TERJADI DUA KALI tetapi ini adalah sesuatu YANG TIDAK MUNGKIN karena kita tidak menemukan contoh lainnya dalam SYARI'AH, SEBENARNYA TIDAK DAPAT TERJADI DALAM SYARI'AH..." (Ibn Qayyim, Zaad-l-Ma'aad, Vol.1,Hal.442)

IMAM SAFI'IE AJA BINGUNG

"Imam Shafi'i berkata :" Aku tidak tahu dalam Islam yang HALAL pada satu kejadian kemudian MENJADI HARAM kemudian MENJADI HALAL Dan kemudian HARAM kecuali, MUT'AH. Beberapa Ulama mengatakan bahwa hal itu dirubah pada TIGA kejadian. Yang lainnya mengatakan LEBIH'". (Qadhi Thanaullah Panee Patee, Tafsir Mazhari, Hal.572)

Org bodoh fasik diikuti yg gitu dah! Pasti membingungkan 😂😂😂😂

Kita di suruh memisahkan diri dari org fasik, kalian malah jadikan panutan, sumber rujukan? 😂😂😂😂

Jamuan (Al-Mā'idah):25 - Berkata Musa: "Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu".

Makanya sampai sekarang agama kalian itu terpecah pecah begitu banyak, saling mengkafirkan satu sama lain, saling bunuh bunuhan padahal katanya sama sama pakai hadis nabi 😂😂😂

Masalah sholat saja saling membid'ahkan, mengkafirkan 😂😂😂

Ya gimana gak membingungkan? Lah yg membuat hadisnya itu bukan nabi tp hanya org org bodoh lalu disematkan kepada nabi 😂😂
Agar ummat ini mengikuti agama yg telah mereka bengkokkan

Nabi Hud:18 - Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi (para Imam as) akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim,

Nabi Hud:19 - (yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu BENGKOK. Dan mereka itulah orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirat.

Koq saksinya adalah para imam as? Ya iyalah karena dlm Hud 17 dgn jelas menyatakan hal itu

Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang - orang (para nabi salah satunya adalah rasulullah saw) yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi ( Imam Ali as) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa, IMAMAN dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

Syarat Taqwa

Sapi Betina (Al-Baqarah):3 - (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.

Ghaib itu siapa dlm ayat diatas?

Kalau Allah maka apakah semua org yg beriman kepada Allah disebut bertaqwa?

Sapi Betina (Al-Baqarah):2 - Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,

Beriman pada Allah blm tentu takwa, krn takwa itu derajat tertinggi, yg paling rendah itu islam

Kamar-kamar (Al-Ĥujurāt):14 - Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

Jd org yg beriman pada Allah baru islam,

Sedang yakin pada yg Ghaib (al mahdi) itu lah yg disebut taqwa

Sebab jika yang dimaksud ghaib dalam ayat diatas itu adalah Allah maka apakah dgn beriman kepada Allah dan malaikat sdh disebut bertaqwa?'

Keluarga Luqman:25 - Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah". Katakanlah: "Segala puji bagi Allah"; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

Belum tentu karena orang kafir di zaman nabi pun beriman kepada Allah.

Lalu siapakah yg Ghaib dalam ayat ini yg disebut sebagai syarat taqwa?

Ini bisa dipahami jika kita memperhatikan ayat selanjutnya

Coba perhatikan kembali

Sapi Betina (Al-Baqarah):2 - Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,

Ini sdh ada kitab, yg jadi petunjuk bagi org bertakwa

Lalu pada ayat selanjutnya, perhatikan

Sapi Betina (Al-Baqarah):3 - (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.

Lalu mereka juga beriman pada=

Sapi Betina (Al-Baqarah):4 - dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.

Dan mereka beriman kepada Al qur'an yg diturunkan kepada mu (Muhammad)

Koq org bertakwa yg sdh menjadikan al qur'an sebagai petunjuk kemudian dituntut untuk beriman lagi kepada al qur'an sebagai syarat taqwanya?

Lalu siapa itu yang dimaksud dlm al baqarah ayat 4? Dan beriman kepada apa yg diturunkan kepadamu dan yg diturunkan sebelum mu? Apakah Kitab?

Bukan, karena kitab sdh dijelaskan diawal ayat sebagai petunjuk bagi org bertakwa sehingga gak mungkin jadi petunjuk jika tidak diimani bukan?

Maka apa yg dimaksud dgn ayat 4 diatas?

Beriman kepada apa yg diturunkan kepadamu dan yg diturunkan sebelum mu?

Perhatikan ayat ini

Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang (Muhammad saw) yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Imam Ali as) dari Allah dan SEBELUM Al Quran itu telah ada KITAB MUSA, IMAMAN dan RAHMAT, Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

SELAIN KITAB DAN HIKMAH, nabi nabi sebelumnya telah diturunkan para Rasul saksi dan IMAMAN

Mana Imaman pada nabi terdahulu
1. musa as?

Jamuan (Al-Mā'idah):12 - Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menutupi dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus.

2. Isa as

Keluarga 'Imran ('Āli `Imrān):52 - Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.

Hikmah dibalik kisah Ghadir Khum

Kapan terjadinya hari Ghadir khum itu? Itu terjadi pada saat haji wadha, haji terakhir nabi saw. Dan setelah itu tidak lama kemudian  para sahabat nabi semuanya hampir BERPALING dalam perang tabuk, kembali menjadi fasik

Pengampunan (At-Tawbah):117 - Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang muhajirin dan orang-orang anshar yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir BERPALING (Mau kafir kembali), kemudian Allah menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka,

Lalu Allah mengampuni mereka karena tobat yg dimohonkan oleh Rasulullah saw.

"KEMUDIAN ALLAH MENERIMA TOBAT MEREKA (muhajirin dan anshor) itu setelah sebagian mau berpaling dari agama Muhammad dan sebagian yang lain menolak perintah Nabi

Pengampunan (At-Tawbah):118 - dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

Dan tobat mereka ini wajib diikuti dgn proses perbaikan diri sebagai syarat kokohnya tobat mereka itu

Lebah (An-Naĥl):119 - Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena KEBODOHANNYA, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan MEMPERBAIKI (dirinya), sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

dengan perintah perang dalam pimpinan seorang anak ingusan Usamah bin zaid bin Haritsah

Ini adalah tantangan Allah kepada mereka, jika benar mereka benar benar kokoh dalam bertobat dan tdk akan mau berpaling lagi dan tdk akan menolak perintah nabi lagi maka Allah memerintahkan NabiNya untuk menjadikan Usamah bin zaid bin Haritsah sebagai tantangan Allah atas kesungguhan tobat mereka.

Dan terbukti mereka tidak kokoh dalam bertobat, mereka menolak dipimpin usamah dan menolak menjalankan perintah nabi saw.

Sehari setelah mereka menolak perintah nabi, maka nabi wafat.

Itulah buktinya mereka fasik, tobatnya batal dan itu semua adalah KEBODOHAN dan pembangkangan terang terangan kepada Allah

Untuk itulah jika nabi saw tidak mengangkat imam Ali as sebelumnya di sebuah tempat bernama Ghadir khum pada haji wadha dan kemudian nabi wafat maka nabi berbuat zolim dgn membiarkan agama ini diatas pundak pundak orang orang bodoh, fasik dan pembangkang.

Mereka adalah para sahabat nabi, kaum muhajirin dan anshor. Kaum yang gagal membuktikan tobatan nasuha mereka.

Selamat Hari Raya Ghadir Kaum

Idul Ghadir (bahasa Arab: عيد الغدير) yang jatuh pada hari ke-18 Dzulhijjah adalah hari raya terbesar kaum Muslim Syiah. Berdasarkan beberapa riwayat, pada hari ke-18 Dzulhijjah tahun ke-10 H, Nabi Muhammad saw berdasarkan perintah Ilahi mengangkat Imam Ali as untuk menjabat posisi khalifah dan imam. Peristiwa ini terjadi pada perjalanan haji terakhir Nabi saw yaitu Hajatul Wada' di tahun ke-10 H di sebuah tempat bernama Ghadir Khum.

Dalam hadis-hadis Syiah, Idul Ghadir disebut sebagai "Idullah al-Akbar" (hari raya terbesar Ilahi), [1] "Hari Raya Ahlulbait as", [2]dan "Asyraf al-A'yad" (penghulu hari raya) [3]

Kaum Syiah di seluruh dunia mengadakan pesta pada hari ini dan mengadakan perayaan beraneka ragam. Pada abad-abad terakhir, pelaksanaan perayaan ini merupakan sya'air (syiar-syiar) mazhab Syiah.

Peristiwa al-Ghadir

Artikel utama: Peristiwa Ghadir
Nabi Muhammad saw pada 24 atau 25 Dzulhijjah tahun ke-10 H, bersama dengan ribuan orang untuk melaksanakan manasik haji, bergerak dari Madinah menuju Mekah. [4] Mengingat bahwa haji itu merupakan haji terakhir bagi Nabi saw, maka haji itu dikenal dengan Haji Wada'. Ketika amalan haji selesai, Nabi Muhammad saw bersama dengan kaum Muslimin meninggalkan Mekah menuju Madinah. Pada tanggal 18 Dzulhijah rombongan Nabi saw, tiba di sebuah tempat bernama Ghadir Khum. Pada saat itu, Ayat Tabligh turun kepada Nabi saw yang berisikan perintah Allah Swt supaya Rasulullah saw mengenalkan Imam Ali As kepada masyarakat sebagai wali dan wasi setelah wafatnya.

Khutbah al-Ghadir

Artikel utama: Khutbah al-Ghadir
Berdasarkan riwayat, Rasulullah saw mengangkat tangan Imam Ali as sehingga semua hadirin melihatnya, kemudian Rasulullah saw bersabda, "Wahai segenap manusia! Apakah aku memiliki wilayah atas diri kalian melebihi wilayah kalian atas diri kalian sendiri." Orang-orang menjawab: "Iya, wahai Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Allah adalah waliku dan Aku adalah wali kaum Mukminin dan Aku lebih memiliki wilayah atas kaum Mukminin dari pada mereka sendiri. Oleh itu, barang siapa yang menjadikan Aku sebagai maula (pemimpin), maka Ali adalah maula (pemimpin) baginya. Rasulullah mengulangi kalimat ini sebanyak 3 kali dan bersabda: "Ya Allah cintailah orang-orang yang mencintai Ali dan menjadikannya sebagai maulanya dan musuhilah orang-orang yang memusuhinya. Tolonglah orang-orang yang menolongnya, tinggalkanlah orang yang meninggalkannya."

Kemudian Nabi saw berkata kepada orang-orang: Wahai kalian yang hadir, sampaikan pesan ini kepada orang-orang yang gaib."

Ilustrasi Peristiwa Ghadir Khum

Idul Ghadir dalam Hadis

Dalam kitab Ahlusunnah diriwayatkan bahwa barang siapa yang melakukan puasa pada tanggal 18 Dzulhijjah, Allah Swt akan menuliskan pahala puasa selama 6 bulan, dan hari itu adalah hari raya Idul Ghadir. [5] Rasulullah saw bersabda:

"Hari raya Ghadir adalah hari terbaik umatku dan hari itu adalah hari ketika Allah Swt memerintahkan bahwa pada hari itu, saudaraku, Ali bin Abi Thalib diangkat sebagai pemegang panji umatku, sehingga setelahku, masyarakat akan terhidayahi dengan perantaranya dan hari itu adalah hari ketika disempurnakan nikmatnya dan agama Islam sebagai agama yang diridhai bagi mereka." [6]

Imam Ja'far al-Shadiq as:

Hari Ghadir Khum adalah hari raya besar bagi Allah Swt, Allah Swt tidak mengutus Nabinya kecuali pada hari ini dijadikan hari raya, kebesarannya telah diakui dan diketahui, nama hari itu di langit adalah hari perjanjian, dan namanya di bumi adalah hari perjanjian dan kehadiran bagi semuanya. [7]

Dalam riwayat yang lain,Imam al-Shadiq as bersabda Idul Ghadir adalah hari raya terbesar kaum Muslimin. Alangkah baiknya jika pada hari itu manusia senantiasa memanjatkan rasa syukur kepada-Nya dan orang-orang melakukan puasa atas rasa syukur itu di mana puasa pada hari itu senilai dengan 60 tahun ibadah. [8]

Imam Ali ar-Ridha as bersabda:

Hari Ghadir adalah hari yang paling masyhur di antara penduduk langit dari pada ahli bumi….Apabila manusia mengetahui pentingnya hari ini, tak diragukan lagi para malaikat akan bersalam-salaman setiap hari dengan mereka sebanyak 10 kali. [9]
Sejarah Perayaan Idul Ghadir

Kaum Muslimin, khususnya muslim Syiah semenjak hari pertamanya, menilai hari raya Idul Ghadir sebagai hari raya terbesar dan hari ini diantara mereka dikenal dengan nama Idul Ghadir. [10]

Mas'udi (w. 346 H) dalam kitabnya[11]berkata bahwa anak-anak dan para pengikut Amirul Mukminin as menilai bahwa hari ini merupakan hari yang besar. Kulaini (w. 328 H) dalam sebuah riwayat menukilkan tentang perayaan yang diadakan oleh para pengikut Syiah. [12] Oleh itu, jelaslah bahwa perayaan Idul Ghadir telah diadakan semenjak kurun ke-3 dan ke-4.

Sebelum masa ulama yang telah disebutkan diatas, Fayyadh bin Muhammad bin 'Umar Thusi (w. 203 H) juga menukilkan sebuah riwayat yang berasal dari Imam Ridha As mengenai perayaan yang diadakan pada hari raya Idul Ghadir. [13] Dengan memperhatikan bahwa Imam Ridha As hidup pada akhir abad ke-2 maka diketahui sejarah perayaan hari raya Idul Ghadir.

Peringatan ini juga terselenggara pada kurun-kurun berikutnya sedemikian sehingga mereka berbaiat kepada Musta'li bin Mustanshar (seorang penguasa dan hakim Mesir) pada hari Idul Ghadir pada tahun 487 H. [14]Di Mesir, kekhilafahan Fatimiyah menyelenggarakan perayaan Idul Ghadir secara resmi. Di Iran, semenjak tahun 907 H yaitu semenjak Syah Ismail Shafawi memimpin tampuk kekuasaan, hingga saat ini merayakan Idul Ghadir secara resmi.

Pada abad-abad terakhir, perayaan Idul Ghadir termasuk sya'air (tanda-tanda) Syiah. Di Najaf, setiap tahunnya diadakannya perayaan Idul Ghadir dengan meriah di Haram Imam Ali as yang dihadiri oleh tokoh-tokoh, ulama Syiah dan para duta-duta besar negara-negara Islam dengan diisi oleh ceramah-ceramah mengenai peristiwa al-Ghadir. Di Yaman, Syiah Zaidi merayakan Idul Ghadir dengan pesta yang dihiasi oleh lampu-lampu terang dan nyala.

Malam Idul Ghadir juga menjadi malam yang mulia bagi kaum Muslimin. [15]

Catatan Kaki

1.↑ Hur Amili, Wasāil Syiah, jld. 8, hlm. 82.
2.↑ Sayid Ibnu Thawus, Iqbāl al-A'māl, hlm. 464.
3.↑ Kulaini, Kāfi, jld. 1, hlm. 203.
4.↑ Thabarsi, jld. 1, hlm. 56; Mufid, hlm. 91; Halabi, jld. 3, hlm. 308.
5.↑ Khatib Baghdadi, jld. 8, hlm. 284.
6.↑ Shaduq, Amāli, hlm. 125.
7.↑ Hur Amili, jld. 5, hlm. 224.
8.↑ Hur Amili, Wasāil Syiah, jld. 10, hlm. 443.
9.↑ Thusi, jld. 6, hlm. 24.
10.↑ Abu Raihan Biruni, hlm. 95.
11.↑ Al-Tanbih wa al-Isyrāf, hlm. 221.
12.↑ Kāfi, jld. 4, hlm. 149.
13.↑ Bihār al-Anwār, jld. 95, hlm. 322.
14.↑ Ibnu Khallakan, jld. 1, hlm. 60.
15.↑ Tsa'alabi, hlm. 661.

Wikishia Indonesia

http://id.mobile.wikishia.net/view/Idul_Ghadir

Syariat dalam organisasi

Memperjalankan di waktu malam (Al-'Isrā'):64 - Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka.

Ini janji Allah kepada Iblis, untuk menjerumuskan manusia, caranya pun Allah ajarkan kepada Iblis, "berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak anak dan beri janjilah mereka"

Ada dua hal
Pertama berserikatlah, Allah mengajarkan kepada kita lewat kisah iblis, bahwa dengan berserikat, pasti kuat, pasti jaya ini rumus. Bahkan iblis pun diajarkan rumus ini. Maka orang yang tdk berserikat maka pasti digilas oleh mereka yang berserikat, sebab tdk ada org yg besar, jaya dgn jalan sendiri. Ini hukum Allah. Maka berserikat pasti kuat. Baik dlm bentuk organisasi, komunitas, negara, dsb.

Berserikat dalam hal apa? Harta dan anak anak. Artinya jika ada org berserikat tapi tdk melibatkan dua hal ini maka pasti lemah, jika lemah maka bukan berserikat namanya, tidak ada serikat tanpa dua hal ini, makanya dahulu ketika aktif di kegiatan orgasasi saya selalu tekankan "BUAT BAITUL MAL!!!" Karena tidak ada serikat organisasi, komunitas atau apapun namanya jika tidak berserikat dalam harta, karena pasti lemah dan mandeg tanpa bisa berbuat apa apa. Ini wajib, ini ajaran Allah. Maka jika ada orang yang berorganisasi tapi tidak dalam hal ini, bubar saja sudah, sampai kiamat gak akan mencapai apapun! Ini pasti karena ini ajaran Allah. Saya sebenarnya malas menjelaskan hal ini, tapi karena organisasi ahlulbait kayak kerupuk kena air jadi saya tunjukkan ayatnya biar kalian sadar dan segera berserikat dalam harta, kumpulkan harta jamaah, buat BAITUL MAL, jika ada yg tidak mau berserikat dalam harta, maka sejatinya dia tidak siap berorganisasi!

Kedua berserikat dalam anak, anak harus dilibatkan, dan organisasi harus bertanggung jawab terhadap anak anak anggota, dalam hal pendidikannya, lahan pekerjaan dan jodohnya, ini tanggung jawab organisasi atau serikat, karena jika tidak, maka serikat itu akan lemah karena mudah dihancurkan lewat kebutuhan anak anak.

Kemudian beri janji kepada mereka bahwa apa yang mereka berikan insyaallah akan Allah gantikan dengan yg lebih baik.

Jika ini tidak mampu dilakukan, maka pemimpinnya itu yang maaf "bodoh". Suruh baca nih status!

Makanya saya paling malas lihat organisasi yang tdk ada dua hal diatas? Apalagi diajak terlibat? 😂😂😂 Mending saya tidur, urus dah sendiri. Sampai kiamat gak akan kemana mana itu, pasti, ini ayat, dua syarat diatas itu ayat Allah! Kalau gak mandeg ya pasti bubar

Jumat, 01 September 2017

Candu Agama

Candu yang berbahaya

Rokok itu sangat berbahaya, bisa merusak paru paru, bisa menyebabkan kanker pita suara dll. Tapi bagi perokok yang sudah kecanduan, apapun fakta yg disampaikan terkait rokok pasti akan ditolak mentah mentah, sekalipun korban rokok dihadirkan di hadapannya sekalipun pasti akan ditolaknya "gak perduli!!" Ya sprt itulah jika sudah kecanduan, bahkan orang yang menyampaikan fakta bahaya rokoknya akan dibenci dan dimusuhi. Bahkan semboyan perokok itu adalah "mending putus dari pacar daripada putus dengan rokok" 😅😅

Hal ini bisa saja terjadi karena pabrik rokok begitu kuat dan besar sehingga bisa secara konsisten menyuplai rokoknya kepada pelanggannya

Ya sprt itupula pecandu agama, akan mati matian menolak bukti bukti ayat bahwa apa yang diyakininya salah, berbahaya, dan menyimpang dari jalan yang lurus. Ya karena sdh terlanjur terlelap dalam keasyikan beribadah membuatnya menutup mata bahwa agamanya salah, sekalipun ayat ayat Allah diperlihatkan di hadapannya. Bahkan org yang menyampaikan kebobrokan agamanya pasti dibenci dan bila perlu dibunuh. Hal ini bisa terjadi karena kekuasaan islam yang bobrok itu dulunya adalah penguasa besar dan begitu kuat, membangun kekuasaannya diatas darah manusia manusia suci, mencengkeram ummat islam dengan ketakutan, memaksa ummat bungkam dan menerima agama bobrok itu diajarkan  diamalkan dan kemudian menjadi candu bagi ummat islam dikemudian hari, sehingga generasi berikutnya tidak sadar bahwa apa yang diyakininya adalah kesalahan.

Lihat saja kasus hadis dibawah ini, yang oleh bukhari dikatakan goncang, mudhtharibul hadits ( hadisnya tidak beraturan / guncang)

"Barang siapa yang ingin hidup sprt hidupku dan wafat seperti wafatku serta masuk syurga  yang telah dijanjikan kepadaku oleh Tuhanku yaitu jannatul khuld, maka hendaklah dia berwilayah (berpemimpin) kepada Ali, karena sesungguhnya dia tidak akan mengeluarkan kamu dari petunjuk dan tidak akan memasukkan kamu kedalam  kesesatan"

Yang oleh Al Hakim justru menyatakan bahwa hadis ini shohi hanya saja tidak dikeluarkan oleh bukhari, hal ini berarti apa yg dikomentari bukhari bahwa hadis ini goncang diatas kemungkinan berada dalam kitabnya tapi dia hanya meletakkan dalam pembahasan salah satu hadis yang ada kaitannya dengan hadis diatas.

Bisa dibayangkan, bukhari hanya mengatakan hadisnya tidak beraturan, guncang, bukan dhoif, itu artinya dia secara tidak tegas menyatakan bahwa hadis ini dhoif, hanya goncang, sebab jika memang dhoif maka pasti dia akan mengatakan dhoif. Begitupula Adzdzahabi ahli hadis periode tahun 600-  700 an Hijriah menyatakan bahwa hadis ini "mendekati palsu", mengapa tidak sekalian dikatakan palsu saja, itu artinya mereka pun mengalami kebingungan, karena jika mereka berani mengatakan palsu sedang ini adalah shohi maka Laknat Allah tak terampuni akan mereka pikul, dan mereka tau bahwa hadis ini tdk palsu, tidak dhoif karena Bukhari sendiri yg hidup pada periode tahun 200an Hijriahpun tidak berani mengatakan dhoif, hanya mengatakan "hadisnya tidak beraturan", sekiranya memang dhoif maka pasti bukhari menyatakan dhoif, sebaliknya Al hakim yang hidup pada periode tahun 300 an Hijriah menyatakan hadis ini shohi, dan kita ketahui bahwa al hakim adalah ahli hadis sunni yang menjadi rujukan umum dan termasyhur bagi ahli hadis pada masanya. Lalu kenapa bukhari bisa tidak tegas menyatakan dhoif dan tidak tegas menyatakan shohi? Itu bisa dikarenakan penguasa pada masa itu dikuasai oleh bani abbasiah yang sangat membenci syiah, membenci imam Ali as, membenci para pendukung dan pecinta imam Ali as, sehingga dia sebagai ahli hadis terkemuka saat itu pasti akan sangat berhati hati, jika tidak pasti akan dibunuh.

Begitu pula pada Masa Adzdzahabi, yang hidup pada masa 600-700 hijrah pun tidak secara tegas menyatakan dhoif, hanya mengatakan "mendekati palsu" itu artinya bukan palsu, hanya dia mengindikasikan bahwa hadis itu mendekati palsu, artinya dia sendiri tdk yakin bahwa hadis itu palsu, dan itu artinya pula ada beberapa kkenyataan bahwa hadis itu pun sebenarnya asli. Hanya menurutnya presentasi kemungkinan yang dia yakini lebih besar kemungkinan ke arah palsu. Hal ini bisa terjadi karena pada Masa bukhari (200an) hijriah mereka telah memasukkan nama nama periwayat hadis yang masuk kategori bisa dipercaya dan nama nama periwayat hadis yg menurut mereka tidak dapat dipercaya. Pengelompokan periwayat inipun masih membingungkan karena org org yang mereka kelompokkan itu kebanyakan telah wafat, sehingga hanya bermodal "kata orang" si A itu tidak bisa dipercaya maka si A dimasukkan dlm kelompok orang yang tidak bisa dipercaya, padahal orang orang yang ditanyai pun apakah bisa dipercaya dalam memberikan penilaian atau tidak itupun kurang jelas, apakah bisa dipercaya dalam menilai orang lain atau tidak.

Contohnya seperti ini, si bukhari bertanya pada si amran, apakah si malik itu org yang bisa dipercaya? Lalu si amran mengatakan bahwa si malik itu pendusta, lalu si bukhari memasukkan nama si malik dalam kategori periwayat yang tdk bisa dipercaya atas keterangan si amran dan yang lainnya. Padahal si amran sendiri apakah punya kapasitas dalam menilai? Apakah si amran itu adil dalam menyampaikan penilaian? Ini tdk dijelaskan dlm ulumul hadis, sehingga banyak orang yg setelah mempelajari ulumul hadis malah meragukan hadis itu sendiri sekalipun dari bukhari muslim,  karena dalam penentuan orang orang mana saja yg bisa dipercaya dalam meriwayatkan hadis itu sendiri ditentukan hanya oleh kata orang lain, jika orang lain mengatakan dia tidak bisa dipercaya maka org yang telah divonis itu akan dimasukkan dlm kategori periwayat yang tdk bisa dipercaya. Ini faktanya. Padahal bisa jadi si amran memang tidak suka kepada si malik sehingga dia berdusta.

Sehingga dikemudian hari pun para ahli hadis akan memberikan keterangan apakah hadis itu shohi, dhoif dan palsupun akan beragam. Karena itulah saya gak suka pakai hadis 😅😅😅

Nah kerancuan inilah yang membentuk akidah umat islam, sehingga umat islam mengalami berbagai macam aliran dan bercabang cabang, salah satunya ya hadis diatas, yang oleh bukhari dikatakan goncang tapi oleh Al Hakim ahli hadis itu kemudian malah memasukkan dalam hadis shohi

Bisa dibayangkan begitu rapuhnya pondasi hadis, apapun hadisnya itu.
Sehingga hadis dimasukkan dalam kategori dzan, atau dugaan, dalam ilmu kajian islam, sehingga dalil hadis harus batal jika berseberangan dengan ayat, ini wajib karean dalil hadis sejatinya dibentuk diatas dugaan semata, betapa tidak? yang mengelompokkan nama nama periwayat yang bisa dipercaya atau tidak hanya manusia biasa juga dan atas informasi dari manusia biasa pula yg bisa jadi dia juga berbohong dalam memberikan keterangan  terhadap periwayat tersebut, sehingga hadis itu sangat rapuh

Mengapa hal ini terjadi? Itu karena hadis baru diteliti setelah 200an Hijriah, itu artinya setelah 200 tahun nabi wafat baru hadis nabi diteliti apakah shohi atau tidak?, sedangkan periwayat hadisnya sudah pada wafat. Maka yg terjadi adalah meraba raba, atau menduga duga dari kata orang orang atas derajat periwayat. Yg meraba raba pertama kali adalah masa bukhari, muslim, annasai, ibnu majah, abu daud yg kemudian dikenal dengan Kutubutsittah (6 kutub hadis)

Mereka inilah yg kemudian mengelompokkan mana periwayat shohi dan mana yg doif hanya bermodal "apa kata orang" atas periwayat hadis yang akan mereka teliti tersebut

Nah kenyataan inilah yang kemudian membentuk hadis dan akidah umat islam yg kemudian menjadi satu keyakinan dalam umat islam dan membentuk candu bagi penganutnya. Akhirnya dgn candu agama itulah maka mereka menjadi terlena dan tidak mau lagi ditunjukkan kenyataan pahit dari ayat ayat Allah

Makanya kenapa saya selalu hadir dgn ayat ayat saja, krn bagi saya hadis itu maaf "sampah" kecuali yg datangnya dari ahlulbait dan pecintanya