Jumat, 13 Oktober 2017

FITNAH NASHIBI (wahabi) MENGENAI 70.000 YAHUDI DARI ISFAHAN

Inilah kebohongan kaum Wahabi yang telah menggambarkan seolah-olah 70,000 Yahudi yang akan keluar dari Isfahan membantu Dajjal adalah golongan Syiah. Mereka para Nashibi (Wahabi) begitu memaksanya (meskipun bertentangan dengan akal manusia normal) bahwa Yahudi tersebut adalah ulama Syiah.

Hadits ini diambil dari kitab Shahih Muslim:

124 – ( 2944 ) حدثنا منصور بن أبي مزاحم حدثنا يحيى بن حمزة عن الأوزاعي عن إسحاق بن عبدالله عن عمه أنس بن مالك
: أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال يتبع الدجال من يهود أصبهان سبعون ألفا عليهم الطيالسة - ش ( الطيالسة ) جمع طيلسان والطيلسان أعجمي معرب قال في معيار اللغة ثوب يلبس على الكتف يحيط بالبدن ينسج للبس خال من التفصيل والخياطة

Rasulullah saww bersabda, “Dajjal akan diikuti oleh 70,000 Yahudi dari Isfahan, mereka memakai al-Tayalisah.”

Pada kitab Shahih Muslim setelah meriwayatkan matan hadits tersebut dan memberikan keterangan mengenai makna Tayalisah, yakni selendang Yahudi yang tidak memiliki jahitan yang digunakan di bahu.

Sedangkan tafsiran Wahabi secara jahat menyelewengkan terjemahannya sebagai berikut: “Dajjal akan diikuti oleh 70,000 Yahudi dari Isfahan, mereka memakai (jubah) al-Tayalisah (Persian shawls – jubah orang-orang Parsi (Syiah hari ini) yang tidak berjahit), .”

Hadis ini cukup membuat Wahabi merasa senang. Seperti biasa mereka menggunakannya untuk merusak nama baik Iran/Persia sekaligus menenggelamkan kebenaran dan memunculkan kesesatan mereka. Sekarang kita tanya pada sekte sesat tersebut (Wahabi) pada kamus apa Al-Tayalisah (Selendang) diartikan Jubah yang dipakai oleh para ulama syi’ah ?

Tayalisah atau Shawl adalah selendang, bukan jubah seperti fitnah yang dilontarkan oleh para Wahabi. Sementara itu bahasa Parsi selendang adalah Shāl. Adapun jubah dalam bahasa Parsi dipanggil ‘Abā’a (عبا) (Bahasa Inggris: Cloak).

Rujukan kamus Parsi Online:
- http://math.columbia.edu/~safari/masood/cgi-bin

Berdasarkan keterangan dalam Shahih Muslim, Tayalisah adalah selendang yang tidak memiliki jahitan. Setiap orang yang jujur pasti akan mengatakan bahwa jubah yang dipakai oleh ulama Syiah di Iran itu pasti memiliki jahitan.

Apakah itu Tayalisah?

Kain yang dipakai di kepala atau di tengkuk ini dipanggil juga sebagai “طاليت”, iaitu selendang sembahyang. Kebiasaannya ia bewarna putih dan berbelang biru. Tidak ada siapa pun yang melihat Syiah di Iran memakai Tayalisah, bahkan Yahudi yang tinggal di Isfahan pun tidak memakainya.

Inilah yang dimaksud Tayalisah yang oleh orang Yahudi disebut Tallit

http://2.bp.blogspot.com/.../fYlZT5E.../s1600/tallit-men.jpg

Hijrahnya 70,000 Yahudi ke Negara Israel

Terdapat dua pemimpin Israel yang lahir di Iran. Diantaranya Moshe Katsav Presiden ke delapan negara Israel, dilahirkan di Musa Qasab, Yazd, pada 5 Disember 1945. Beliau dibawa oleh keluarganya ke Israel pada bulan Jun 1951 ketika berusia 5 tahun.

Seorang lagi adalah Leftenan General Shaul Mofaz dilahirkan pada 4 November 1948 di Tehran ayahnya berasal dari Isfahan yang kemudian hijrah ke Israel pada tahun 1957.

Statistik sejarah menyatakan bahwa Yahudi dari Iran sudah berhijrah ke Israel sejak zaman diktator Syah.
Silahkan baca:

- Harrison, Frances (September 22, 2006). “Iran’s proud but discreet Jews”. BBC News.

http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/5367892.stm. Retrieved May 22, 2010

“Iran Jewish leader calls recent mass aliyah ‘misinformation’ bid”.

- http://www.haaretz.com/hasen/spages/938673.html.

“Iran Jewish MP criticizes ‘anti-human’ Israel acts”. Ynet. 5.7.2008.

- http://www.ynetnews.com/articles/0,7340,L-3540651,00.html.

David Littman menyatakan hijrahnya Yahudi ke Israel berjumlah 70,000 orang (Littman 1979, hal. 5).

Catatan-catatan ini menggambarkan secara jelas bahwa 70,000 Yahudi yang telah hijrah ke Israel dari seluruh pelusuk Iran, bukan dari Isfahan semata-mata. Sekarang dapatlah kita memahami bahawa 70,000 Yahudi ini sudah pergi ke Israel.

SEDIKIT KETERANGAN AL-QUR’AN DAN NABI SAWW MENGENAI BANGSA PERSIA/IRAN

وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ

“dan jika kamu berpaling, niscaya dia akan mengganti kamu dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu” – Surah Muhammad ayat 38

Dalam tafsir Durrul Manthur:

قيل : من هؤلاء وسلمان رضي الله عنه إلى جنب النبي صلى الله عليه وسلم ، فقال : » هم الفرس وهذا وقومه

Rasulullah ditanya siapakah mereka itu? ketika itu Salman (ra) berada disamping Rasulullah, maka baginda bersabda: “Mereka adalah Parsi, dan dia (Salman) dan kaumnya.”

Dalam Musnad ibnu Hanbal Salman al-Farisi mengatakan beliau ialah orang Parsi warga Isfahan. Jalaluddin As-Sayuthi membawa satu lagi hadis yang berkaitan dengan ayat tersebut:

هذا وقومه والذي نفسي بيده لو كان الإِيمان منوطاً بالثريا لتناوله رجال من فارس

“Dia dan kaumnya, demi jiwaku di tangan-Nya, jikalau iman itu terletak di bintang Sturayya, niscaya akan dicapai oleh pemuda-pemuda dari Parsi.”

– Tafsir surah Muhammad ayat 38 oleh Jalaluddin al-Suyuthi

وَآَخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

“dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dialah yang maha perkasa lagi maha bijaksana”

Jalaludin as-Suyuhti menerangkan

قال ، له رجل : يا رسول الله من هؤلاء الذين لم يلحقوا بنا؟ فوضع يده على رأس سلمان الفارسي وقال : » والذي نفسي بيده لو كان الإِيمان بالثريا لناله رجال من هؤلاء

“Seorang lelaki bertanya: Wahai Rasulullah, siapakah mereka yang belum berhubungan dengan kami? Maka baginda meletakkan tangan di atas kepala Salman al-Farisi dan berkata: Demi jiwaku ditanganNya, jika iman itu terletak dibintang Suriya, niscaya akan dicapai oleh lelaki-lelaki dari mereka.”

Kesimpulannya Wahabi memanipulasi Hadis Nabi untuk menipu umat Islam yang cetek pengetahuan agama agar mereka menjauhi dan membenci Syiah.

Senin, 09 Oktober 2017

Menjawab syubhat wahabi

Di copy dari fb Bamb S

Hadis Al-Kisa`` Menentukan Siapa Yang Dimaksud Dengan Ahlul Bait

Argumentasi terdekat dan terjelas yang berkenaan dengan penafsiran ayat ini ialah sebuah hadis yang dikenal di kalangan para ahli hadis dengan sebutan hadis al-Kisa``, yang tingkat kesahihan dan kemutawatirannya tidak kalah dari hadis Tsaqalain.

1. Al-Hakim telah meriwayatkan di dalam kitabnya al-Mustadrak 'ala ash-Shahihain fi al-Hadis:

"Dari Abdullah bin Ja'far bin Abi Thalib yang berkata, 'Ketika Rasulullah saw memandang ke arah rahmat yang turun, Rasulullah saw berkata, 'Panggilkan untukku, panggilkan untukku.' Shafiyyah bertanya, 'Siapa, ya Rasulullah?!' Rasulullah menjawab, 'Ahlul Baitku, yaitu Ali, Fatimah, Hasan dan Husain.' Maka mereka pun dihadirkan ke hadapan Rasulullah, lalu Rasulullah saw meletakkan pakaiannya ke atas mereka, kemudian Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya dan berkata, 'Ya Allah, mereka inilah keluargaku (maka sampaikanlah salawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad).' Lalu Allah SWT menurunkan ayat 'Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait, dan mensucikan kamu sesuci-sucinya. '"[58]

Al-Hakim berkata, "Hadis ini sahih sanadnya."

2. Al-Hakim meriwayatkan hadis serupa dari Ummu Salamah yang berkata, "Di rumah saya turun ayat yang berbunyi 'Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait, dan mensucikan kamu sesuci-sucinya'. Lalu Rasulullah saw mengirim Ali, Fatimah, Hasan dan Husain, dan kemudian berkata, 'Mereka inilah Ahlul Baitku.'"[59] Kemudian, al-Hakim berkata, "Hadis ini sahih menurut syarat Bukhari." Di tempat lain al-Hakim juga meriwayatkan hadis ini dari Watsilah, dan kemudian berkata, "Hadis ini sahih menurut syarat mereka berdua."

3. Muslim meriwayatkan hadis ini di dalam kitab sahihnya dari Aisyah yang berkata, "Rasulullah saw pergi ke luar rumah pagi-pagi sekali dengan mengenakan pakaian (yang tidak dijahit dan) bergambar. Lalu Hasan bin Ali datang, dan Rasulullah saw memasukkannya ke dalam pakaiannya; lalu Husain datang, dan Rasulullah saw memasukkannya ke dalam pakaiannya; lalu datang Fatimah, dan Rasulullah saw pun memasukkannya ke dalam pakaiannya; berikutnya Ali juga datang, dan Rasulullah saw memasukkannya ke dalam pakaiannya; kemudian Rasulullah saw berkata, "Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait, dan mensucikan kamu sesuci-sucinya."[60]

Berita ini dapat ditemukan di dalam banyak riwayat yang terdapat di dalam kitab-kitab sahih, kitab-kitab hadis dan kitab-kitab tafsir.[61] Hadis al-Kisa` termasuk hadis yang sahih dan mutawatir, yang tidak ada seorang pun yang mendhaifkannya, baik dari kalangan terdahulu maupun kalangan terkemudian. Sungguh akan banyak memakan waktu jika kita menyebutkan seluruh riwayat ini. Saya menghitung ada dua puluh tujuh riwayat yang kesemuanya sahih.

Di antara riwayat yang paling jelas di dalam bab ini —di dalam menentukan siapa Ahlul Bait— ialah riwayat yang dinukil oleh as-Suyuthi di dalam kitab tafsirnya ad-Durr al-Mantsur, yang berasal dari Ibnu Mardawaih, dari Ummu Salamah yang berkata, "Di rumahku turun ayat 'Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait, dan mensucikan kamu sesuci-sucinya.' Saat itu di rumahku ada tujuh orang yaitu Jibril, Mikail, Ali, Fatimah, Hasan dan Husain, sementara aku berada di pintu rumah. Kemudian saya berkata, 'Ya Rasulullah, tidakkah aku termasuk Ahlul Bait?!' Rasulullah saw menjawab, 'Sesungguhnya engkau berada pada kebajikan, dan sesungguhnya engkau termasuk istri Rasulullah saw.'"[62]

Pada riwayat al-Hakim di dalam kitab Mustadraknya disebutkan, Ummu Salamah bertanya, "Ya Rasulullah, saya tidak termasuk Ahlul Bait?" Rasulullah saw menjawab, "Sesungguhnya engkau berada dalam kebajikan, mereka itulah Ahlul Baitku. Ya Allah, mereka inilah Ahlul Baitku yang lebih berhak."[63]

Pada riwayat Ahmad disebutkan, "Saya mengangkat pakaian penutup untuk masuk bersama mereka namun Rasulullah saw menarik tangan saya sambil berkata, 'Sesungguhnya engkau berada dalam kebajikan.'"[64] Ini cukup membuktikan bahwa yang dimaksud Ahlul Bait ialah mereka Ashabul Kisa, sehingga dengan demikian mereka itu adalah padanan al-Qur'an, yang kita telah diperintahkan oleh Rasulullah saw — di dalam hadis Tsaqalain — untuk berpegang teguh kepada mereka.

Orang yang mengatakan bahwa 'itrah itu artinya keluarga, sehingga mengubah makna, perkataannya itu tidak dapat diterima. Karena tidak ada seorang pun dari para pakar bahasa yang mengatakan demikian. Ibnu Mandzur menukil di dalam kitabnya Lisan al-'Arab, "Sesungguhnya 'itrah Rasulullah saw adalah keturunan Fatimah ra. Ini adalah perkataan Ibnu Sayyidah. Al-Azhari berkata, 'Di dalam hadis Zaid bin Tsabit yang berkata, 'Rasulullah saw bersabda, '... lalu dia menyebut hadis Tsaqalain' . Maka di sini Rasulullah menjadikan 'itrahnya sebagai Ahlul Bait.' Abu Ubaid dan yang lainnya berkata, "Itrah seorang laki-laki adalah kerabatnya.' Ibnu Atsir berkata, "Itrah seorang laki-laki lebih khusus dari kaum kerabatnya.' Ibnu A'rabi berkata, "Itrah seorang laki-laki ialah anak dan keturunannya yang berasal dari tulang sulbinya.' Ibnu A'rabi melanjutkan perkataannya, 'Maka 'itrah Rasulullah saw adalah keturunan Fatimah."[65] Dari makna-makna ini menjadi jelas bahwa yang dimaksud Ahlul Bait bukan mutlak kaum kerabat, melainkan kaum kerabat yang paling khusus. Oleh karena itu, di dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa tatkala Zaid bin Arqam ditanya, siapa yang dimaksud dengan Ahlul Bait Rasulullah? Apakah istri-istrinya?

Zaid bin Arqam menjawab, "Tidak, demi Allah. Sesungguhnya seorang wanita tidak selamanya bersama suaminya, karena jika dia ditalak maka dia akan kembali kepada ayah dan kaumnya. Adapun yang dimaksud Ahlul Bait Rasulullah saw ialah keluarga nasabnya, yang diharamkan sedekah atas mereka sepeninggalnya (Rasulullah saw)."

Menjadi anggota Ahlul Bait tidak pernah diklaim oleh seorang pun dari kaum kerabat Rasulullah saw, dan begitu juga oleh istri-istrinya. Karena jika tidak, maka tentunya sejarah akan menceritakan hal itu kepada kita. Tidak ada di dalam sejarah dan juga di dalam hadis yang menyebutkan bahwa istri Rasulullah saw berhujjah dengan ayat ini. Sebaliknya dengan Ahlul Bait. Inilah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata, "Sesungguhnya Allah Azza Wajalla mengutamakan kami Ahlul Bait. Bagaimana tidak demikian padahal Allah SWT telah berfirman di dalam Kitab-Nya, 'Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait, dan mensucikan kamu sesuci-sucinya.' Allah SWT telah mensucikan kami dari berbagai kotoran, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Maka kami berada di atas jalan kebenaran."

Putranya al-Hasan as berkata, "Wahai manusia, barangsiapa yang mengenalku maka sungguh dia telah mengenalku, dan barangsiapa yang tidak mengenalku maka inilah aku Hasan putra Ali. Akulah anak seorang laki-laki pemberi kabar gembira dan peringatan, penyeru kepada Allah dengan ijin-Nya, dan pelita yang bercahaya. Saya termasuk Ahlul Bait yang mana Jibril turun naik kepada mereka. Saya termasuk Ahlul Bait yang telah Allah hilangkan dosa dari mereka dan telah Allah sucikan mereka sesuci-sucinya." Pada kesempatan yang lain al-Hasan berkata, "Wahai manusia, dengarkanlah. Kamu mempunyai hati dan telinga, maka perhatikanlah. Sesungguhnya kami ini adalah Ahlul Bait yang telah Allah muliakan dengan Islam, dan Allah telah memilih kami, maka Dia pun menghilangkan dosa dari kami dan mensucikan kami sesuci-sucinya."

Adapun argumentasi Ibnu Katsir tentang keharusan memasukkan istri-istri Rasulullah saw tidaklah dapat diterima, karena kehujjahan zhuhur bersandar kepada kesatuan ucapan. Sebagaimana di ketahui bahwa ucapan telah berubah dari bentuk ta'nits pada ayat-ayat sebelumnya kepada bentuk tadzkir pada ayat ini. Jika yang di maksud dari ayat ini adalah istri-istri Rasulullah saw maka tentunya ucapan ayat berbunyi "Innama Yuridullah Liyudzhiba 'Ankunnar Rijsa Ahlal Bait wa Yuthahhirakunna Tathhira ", karena ayat-ayat tersebut khusus untuk istri-istri Rasulullah saw. Oleh karena itu, Allah SWT memulai firmannya setelah ayat ini, "Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah...." (QS. al-Ahzab: 34)

Tidak ada seorang pun yang mengatakan bahwa ayat Tathhir turun kepada istri-istri Rasulullah saw selain dari Ikrimah dan Muqatil. Ikrimah mengatakan, "Barangsiapa yang menginginkan keluarganya maka sesungguhnya ayat ini turun kepada istri-istri Nabi saw."[66] Perkataan Ikrimah ini tidak dapat diterima, disebabkan bertentangan dengan riwayat-riwayat sahih yang dengan jelas mengatakan bahwa Ahlul Bait itu ialah para ashabul kisa, sebagaimana yang telah dijelaskan.

Kedua, apa yang telah memicu emosi Ikrimah sehingga dia berteriak-teriak di pasar menantang mubahalah?

Apakah karena kecintaan kepada istri-istri Nabi saw atau karena kebencian kepada para Ashabul Kisa`?! Dan kenapa dia mengajak ber-mubahalah jika ayat itu tidak diragukan turun kepada istri-istri Nabi saw?! Atau apakah karena pendapat umum yang berkembang mengatakan bahwa ayat itu turun kepada Ali, Fatimah, Hasan dan Husain?! Dan memang demikian. Ini dapat dilihat dari perkataannya, "Yang benar bukanlah sebagaimana pendapat Anda semua, melainkan ayat ini turun hanya kepada istri-istri Nabi saw."[67] Ini artinya bahwa di kalangan para tabi'in ayat ini jelas turun kepada Ali, Fatimah, Hasan dan Husain as.

Kita juga tidak mungkin bisa menerima Ikrimah sebagai saksi dan penengah dalam masalah ini, disebabkan dia sudah sangat dikenal amat memusuhi Ali. Dia termasuk kelompok Khawarij yang memerangi Ali, maka tentunya dia akan mengatakan bahwa ayat ini turun kepada istri-istri Nabi saw. Karena jika dia mengakui bahwa ayat ini turun kepada Ali maka berarti dia telah menghancurkan mazhabnya sendiri dan telah merobohkan pilar-pilar keyakinan yang mendorong dirinya dan para sahabatnya untuk keluar memerangi Ali as. Di samping sudah sangat terkenalnya kebohongan Ikrimah atas Ibnu Abbas, sehingga Ibnu al-Musayyab sampai mengatakan kepada budaknya, "Jangan kamu berbohong atasku sebagaimana Ikrimah telah berbohong atas Ibnu Abbas." Di dalam kitab Mizan al-I'tidal disebutkan bahwa Ibnu Ummar pun mengatakan yang sama kepada budaknya yang bernama Nafi'.

Ali bin Abdullah bin Abbas telah berusaha mencegah Ikrimah dari perbuatan berdusta kepada ayahnya. Salah satu cara yang dilakukannya ialah dengan cara menggantung Ikrimah ke atas dinding supaya dia tidak berdusta lagi atas ayahnya. Abdullah bin Abi Harits berkata, "Saya menemui Ibnu Abdullah bin Abbas, dan saya mendapati Ikrimah tengah diikat di atas pintu dinding. Kemudian saya berkata kepadanya, 'Beginikah kamu memperlakukan budakmu?' Ibnu Abdullah bin Abbas menjawab, 'Dia telah berdusta atas ayahku.'"[68]

Adapun Muqatil, dia tidak kalah dari Ikrimah di dalam permusuhannya terhadap Amirul Mukminin dan reputasi kebohongannya, sehingga an-Nasa'i memasukkannya ke dalam kelompok pembohong terkenal pembuat hadis.[69]

Al-Juzajani di dalam kitab Mizan adz-Dzahab berkata di dalam biografi Muqatil, "Muqatil adalah seorang pembohong yang berani."[70]

Muqatil pernah berkata kepada Mahdi al-'Abbasi, "Jika Anda mau, saya bisa membuat hadis-hadis tentang keutamaan Abbas." Namun Mahdi al-'Abbasi menjawab, "Saya tidak perlu itu."[71]

Kita tidak mungkin mengambil perkataan dari orang-orang seperti mereka. Karena perbuatan yang demikian adalah tidak lain bersumber dari kesombongan dan kebodohan. Karena hadis-hadis sahih yang mutawatir bertentangan dengannya, sebagaimana yang telah dijelaskan. Dan ini selain dari riwayat-riwayat yang mengatakan bahwa setelah turunnya ayat ini Rasulullah saw mendatangi pintu Ali bin Abi Thalib setiap waktu salat selama sembilan bulan berturut-turut dengan mengatakan, "Salam, rahmat Allah dan keberkahan atasmu, wahai Ahlul Bait. 'Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hal Ahlul Bait, dan mensucikan kamu sesuci-suci-nya."' Itu dilakukan oleh Rasulullah saw sebanyak lima kali dalam sehari.[72]

Di dalam Sahih Turmudzi, Musnad Ahmad, Musnad ath-Thayalisi, Mustadrak al-Hakim 'ala ash-Shahihain, Usud al-Ghabah, tafsir ath-Thabari, Ibnu Katsir dan as-Suyuthi disebutkan bahwa Rasulullah saw mendatangi pintu rumah Fatimah selama enam bulan setiap kali keluar hendak melaksanakan salat Subuh dengan berseru, "Salat, wahai Ahlul Bait. 'Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait, dan mensucikan kamu sesuci-sucinya.'"[73] Dan riwayat-riwayat lainnya yang serupa yang berkenaan dengan bab ini.

Dengan keterangan-keterangan ini menjadi jelas bagi kita bahwa yang dimaksud dengan Ahlul Bait ialah Ali, Fatimah, Hasan dan Husain.

Dan tidak ada tempat bagi siapa pun untuk mengingkarinya. Karena orang yang meragukan hal ini adalah tidak ubahnya seperti orang yang meragukan matahari di siang hari yang cerah.

[58] Mustadrak al-Hakim, jld 3, hal 197 - 198.

[59] Mustadrak al-Hakim, jld 3, hal 197 - 198.

[60] Sahih Muslim, bab keutamaan-keutmaan Ahlul Bait.

[61] Baihaqi, di dalam Sunan al-Kubra, bab keterangan Ahlul Baitnya (Rasulullah saw); tafsir ath-Thabari, jld 22, hal 5; tafsir Ibnu Katsir, jld 3, hal 485; tafsir ad-Durr al-Mantsur, jld 5, hal 198 - 199; Sahih Turmudzi, bab keutamaan-keutamaan Fatimah; Musnad Ahmad, jld 6, hal 292 - 323.

[62] Tafsir ad-Durr al-Mantsur, jld 5, hal 198.

[63] Mustadrak al-Hakim, jld 2, hal 416.

[64] Musnad Ahmad, jld 3, hal 292 - 323.

[65] Lisan al-Arab, jld 9, hal 34.

[66] Tafsir ad-Durr al-Mantsur, jld 5, hal 198.

[67] Tafsir ad-Durr al-Mantsur, jld 5, hal 198.

[68] Wafayat al-A'yan,j\d 1, hal 320.

[69] Dala'il ash-Shidq, jld 2, hal 95.

[70] Al-Kalimah al-Gharra, Syarafuddin, hal 217.

[71] Al-Ghadir, jld 5, hal 266.

[72] Penfasiran ayat dari Ibnu Abbas, di dalam kitab tafsir ad-Durr al-Mantsur, jld 5, hal 199.

[73] Mustadrak 'ala ash-Shahihain, jld 3, hal 158.

Ayat ini Untuk Penunjukkan kepemimpinan Imam Ali as

Di copy dari fb Bamb S

Allah SWT berfirman, "Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan risalah-Nya. Dan Allah memeliharamu dari (gangguan) manusia."

Ayat ini turun untuk menerangkan keutamaan Amirul Mukminin as di Ghadir Khum, sebagaimana yang telah diisyaratkan di dalam hadis Zaid bin Arqam di dalam Sahih Muslim.

Pada mulanya saya berpikir cukup mengisyaratkan saja peristiwa ini, sebab sedemikian jelas bagi orang yang membaca kitab-kitab hadis dan kitab-kitab sejarah. Akan tetapi, saya teragitasi oleh seorang penulis Sudan —yaitu Insinyur Shadiq Amin— yang menyerang dan mengecam Syi'ah di surat kabar Sudan (berita terakhir). Dia mengatakan di dalam tulisannya, "Pada hakikatnya, sesungguhnya peristiwa yang diriwayatkan oleh kitab-kitab Syi'ah yang berkenaan dengan Ghadir Khum ini ..., dan demikianlah para ulama Syi'ah secara terus menerus selalu menyebut (khurafat) ini, yang terhitung sebagai pilar dasar mazhab Syi'ah ..."

Saya tidak tahu apakah ini memperlihatkan kebodohan akan sejarah atau memperlihatkan kebencian terhadap Imam Ali as dan pengingkaran terhadap keutamaan-keutamaannya?! Peristiwa ini amat jelas, sehingga memenuhi buku-buku sejarah.

Bagaimana peristiwa ini luput dari penglihatan insinyur ini?!

Yang jelas, dia tidak membebani dirinya untuk menutup kedua matanya, lalu mengambil kitab hadis atau kitab sejarah Ahlus Sunnah mana saja, dan kemudian membacanya. Jika dia tidak menemukan peristiwa itu di dalam kitab yang dibacanya maka barulah dia berhak untuk menisbahkan buku tersebut kepada kitab-kitab Syi'ah, atau menamakannya sebagai khurafat.

Al-Ghadir Dalam Referensi-Referensi Islam

Hadis al-Ghadir termasuk hadis yang paling mutawatir. Para perawinya dari kalangan sahabat mencapai seratus sepuluh orang sahabat. 'Allamah al-Amini telah menghitung mereka beserta kitab-kitab yang telah mengeluarkan riwayat-riwayatnya, di dalam kitabnya al-Ghadir, jilid 1, halaman 14 sampai halaman 61. Sangat panjang kiranya sekiranya kami menyebutkan nama-nama mereka dan buku-buku Ahlus Sunnah yang mengeluarkan hadis-hadis mereka pada kesempatan sekarang ini.

Adapun para perawainya dari kalangan tabi'in mencapai delapan puluh empat orang perawi, sebagaimana di sebutkan di dalam kitab al-Ghadir, halaman 62 sampai halaman 72. Para perawi hadis al-Ghadir tidak berhenti sampai batas ini, melainkan juga dinukil secara mutawatir pada setiap tingkatan-tingkatannya. Jumlah para perawinya dari abad kedua hingga abad keempat belas Hijrah mencapai tiga ratus enam puluh orang perawai. Di samping beribu-ribu kitab Ahlus Sunnah yang menyebutkan hadis ini.

Bagaimana begitu mudah —setelah semua ini— penulis ini mengatakan bahwa ini adalah khurafat Syi'ah. Padahal diketahui bahwa riwayat al-ghadir yang melalui jalur-jalur Syi'ah kurang dari setengahnya dari yang terdapat di dalam jalur-jalur Ahlus Sunnah.

Namun inilah kesulitan orang-orang terpelajar, mereka mengeluarkan kata-kata dengan tanpa melakukan pengkajian. Para ulama Ahlus Sunnah dan orang-orang terpercaya dari kalangan mereka, baik dari kalangan terdahulu maupun kalangan terkemudian, dengan tegas mengakui kesahihan hadis al-ghadir. Sebagai contoh di antara mereka ialah:

1. Ibnu Hajar al-'Asqalani. Dia berkata di dalam kitabnya Syarih Shahih al-Bukhari, "Adapun hadis 'Barangsiapa yang aku sebagai pemimpinnya maka inilah Ali pemimpinnya' telah di keluarkan oleh Turmudzi dan Nasa'i. Hadis ini banyak sekali jalannya. Ibnu 'Uqdah telah memuat jalan-jalannya di dalam kitab tersendiri, dan mayoritas sanadnya adalah sahih dan hasan."[80]

Kitab yang diisyaratkan oleh Ibnu Hajar ini ialah kitab al-Wilayah fi Thurug Hadits al-Ghadir, karya Abu Abbas Ahmad bin Muhammad bin Sa'id al-Hamadani, yaitu al-Hafidz yang terkenal dengan sebutan Ibnu 'Uqdah, yang wafat pada tahun 333 Hijrah.

Ibnu Atsir banyak menukil darinya di dalam kitabnya Usud al-Ghabah, dan begitu juga Ibnu Hajar al-'Asqalani. Ibnu Hajar al-'Asqalani juga telah menyebutnya di dalam kitab Tahdzib at-Tahdzib, jilid 7, halaman 337, setelah menyebutkan hadis al-Ghadir. Ibnu Hajar al-'Asqalani berkata, "Abul Abbas Ibnu 'Uqdah mensahihkannya dan menaruh perhatian kepada seluruh jalan-jalannya. Dia mengeluarkannya dari hadis tujuh puluh orang sahabat atau lebih." Ibnu Taimiyyah telah mengisyaratkan penulis ini di dalam menetapkan jalan-jalan hadis al-Ghadir dengan kata-katanya, "Abul Abbas Ibnu 'Uqdah telah menulis sebuah kitab yang mengumpulkan jalan-jalannya."[81]

2. Ibnu al-Maghazili asy-Syafi'i. Setelah menyebutkan hadis wilayah bersama dengan sanadnya Ibnu al-Maghazili asy-Syafi'i berkata, "Ini adalah hadis yang sahih dari Rasulullah saw. Kurang lebih seratus orang sahabat, termasuk di antaranya sepuluh orang yang dijamin masuk surga, telah meriwayatkan hadis Ghadir Khum dari Rasulullah. Hadis ini adalah hadis yang kokoh, yang saya tidak lihat ada kekurangannya. Hadis ini mengkhususkan keutamaan ini bagi Ali, dan tidak ada seorang pun yang menyertainya."[82]

3. Abu Ja'far Muhammad bin Jarir bin Yazid ath-Thabari —penulis kitab tarikh Thabari— telah mengkhususkan sebuah kitab yang mengeluarkan hadis-hadis al-Ghadir. Penulis kitab al-'Umdah telah menyebutkan hal itu dengan mengatakan, "Ibnu Jarir ath-Thabari, penulis kitab tarikh, telah menyebutkan hadis hari al-Ghadir beserta jalan-jalannya di dalam tujuh puluh lima jalan, dan dia mengkhususkan sebuah kitab untuk itu yang dinamakannya dengan kitab al-Wilayah".[83]

Di dalam Syarah at-Tuhfah al-'Alawiyyah, karya Muhammad bin Ismail disebutkan, "Al-Hafidz adz-Dzahabi telah mengatakan di dalam kitab Tadzkirah al-Huffadz, di dalam biografi hadis 'Barang-siapa yang aku menjadi pemimpinnya', 'Muhammad bin Jarir telah menulis sebuah kitab tentangnya. Saya —adz-Dzahabi— memeriksanya, dan saya terkejut karena bagitu banyak jalannya.'"

Ibnu Katsir juga telah menyebut kitab Ibnu Jarir di dalam kitab tarikhnya, "Sungguh, saya telah melihat sebuah kitab yang terhimpun di dalamnya hadis-hadis Ghadir Khum dalam dua jilid besar."[84]

4. Al-Hafidz Abu Sa'id Mas'ud bin Nashir bin Abi Zaid as-Sajistani, yang wafat pada tahun 477 Hijrah, mensahkan hadis Ghadir Khum di dalam kitabnya ad-Dirayahfi Hadits al-Wilayah, di mana di dalam 17 juznya terhimpun jalan-jalan hadis al-Ghadir yang diriwayatkan dari 120 orang sahabat.

Di dalam kitab al-Ghadir, Al-Amini telah menyebutkan sebanyak 26 orang ulama Ahlus Sunnah terkemuka yang menulis kitab-kitab khusus yang mensahkan hadis al-Ghadir, apalagi kitab-kitab yang menyebutkan riwayatnya. Kita akhiri pembicaraan kita di sini dengan apa yang dikatakan oleh Ibnu Katsir tentang al-Juwaini, "Dia terkejut dan mengatakan, 'Di Bagdad saya menyaksi-kan kitab berjilid-jilid di tangan seorang redaktur, yang di dalam-nya termuat riwayat-riwayat hadis ini. Pada kitab-kitab itu tertulis: Jilid kedua puluh delapan dari jalan-jalan hadis 'Barangsiapa yang aku menjadi pemimpinnya maka inilah Ali pemimpinnya', dan akan menyusul lagi jilid kedua puluh sembilan.'"[85]

Referensi-Referensi Yang Menetapkan Ayat Ini Turun Kepada Ali

Adapun berkenaan dengan turunnya ayat ini "Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Danjika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan, berarti) kamu tidak menyampaikan risalah-Nya. Dan Allah memeliharamu dari (ganguan) manusia " khusus kepada Ali, banyak sekali dari mereka yang secara terang-terangan mengakuinya. Di antaranya ialah:

1. As-Suyuthi di dalam kitab ad-Durr al-Mantsur, di dalam menafsir-kan ayat di atas, dari Ibnu Abi Khatim, Ibnu Abi Mardawaih dan Ibnu 'Asakir, dengan sanad-sanad mereka yang berasal dari Abi Sa'id yang mengatakan, "Ayat ini turun kepada Rasulullah saw di Ghadir Khum berkenaan dengan Ali." As-Suyuthi juga menukil dari Ibnu Mardawaih dengan sanad-sanadnya yang sampai kepada Ibnu Mas'ud yang berkata, "Pada masa Rasulullah saw kami membaca, 'Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu bahwa Ali adalah pemimpin orang-orang Mukmin. Dan jika kamu tidak kerjakan (apa yang diperintahkan, berarti) kamu tidak menyampaikan risalah-Nya. Dan Allah rnerneliharamu dari (gangguan) manusia.'"[86]

2. Al-Wahidi meriwayatkan di dalam kitab Asbab an-Nuzul, dari Abi Sa'id yang mengatakan, "Ayat ini turun pada hari Ghadir Khum kepada Ali."[87]

3. Al-Hafidz Abu Bakar al-Farsi telah meriwayatkan di dalam kitabnya Ma Nuzzila fi Amiril Mukminin dengan bersanad dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ayat ini turun pada hari Ghadir Khum kepada Ali bin Abi Thalib.

4. Al-Hafidz Abu Na'im al-Isbahani, dengan sanadnya dari al-A'masy, dari 'Athiyyah yang berkata, "Ayat ini turun kepada Rasulullah saw pada hari Ghadir Khum."[88]

5. Al-Hafidz Ibnu Asakir asy-Syafi'i, dengan bersanad dari Abi Sa'id al-Khudzri yang mengatakan bahwa ayat ini turun pada hari Ghadir Khum kepada Ali bin Abi Thalib.[89]

6. Badruddin bin al-'Aini al-Hanafi. Dia mengatakan di dalam kitab 'Umdah al-Qari'fi Syarh Shahih al-Bukhari yang berkata, "Telah berkata Abu Ja'far Muhammad bin Ali bin al-Husain. Artinya, 'Sampaikanlah apa yang telah diturunkan dari Tuhanmu tentang keutamaan Ali bin Abi Thalib ra.' Ketika ayat ini turun Rasulullah mengangkat tangan Ali dan berkata, 'Barangsiapa yang aku sebagai pemimpinnya maka inilah Ali pemimpinnya.'"

[80] Fath al-Barifi Syarh Shahih al-Bukhari, jld 7, hal 61.

[81] Minhaj as-Sunnah, jld 4, hal 86.

[82] Managib Amirul Mukminin, hal 26 - 27.

[83] Al-'Umdah, hal 55.

[84] Tarikh Ibnu Katsir, jld 11, hal 147.

[85] Al-Khulashah, jld 2, hal 298.

[86] Asbab an-Nuzul.

[87] Asbab an-Nuzul, al-Wahidi, hal 150.

[88] Al-Khasha'ish, hal 29.

[89] Ad-Durr al-Mantsur, jld 2, hal 298.

Kamis, 05 Oktober 2017

Perselingkuhan dan Pembangkangan

Perselingkuhan hanya terjadi diantara mereka yang saling cinta, tidak pernah terjadi diluar itu.

Jika si A dan si B jatuh cinta maka tidak mungkin si M yang selingkuh, jika si A dan si B jatuh cinta maka si A atau si B lah yang selingkuh dan berkhianat, mengapa demikian? Itu karena manusia selalu menginginkan kesempurnaan, jika dilihatnya ada yg lebih sempurna maka terjadi perselingkuhan, dan jika didapati kekasih hatinya menjadi kurang sempurna maka akan tercipta penghianatan, pembangkangan.

Itulah ketidaksempurnaan mahluk, selalu menghendaki kesempurnaan. Ketika Iblis jatuh cinta pada Allah dia begitu taat mengalahkan malaikat, tapi begitu Allah memunculkan "ketidaksempurnaan" dalam pandangannya, maka saat itulah dia mulai membangkang. Ketika Iblis dan malaikat melihat Allah mencintai mahluk lain maka muncul lah tabiat alamiah mahluk tidak sempurna, cemburu dan mereka hampir membangkang, kecuali iblis dia benar benar membangkang. Ini adalah bentuk kecemburuan mereka

Sapi Betina (Al-Baqarah):30 - Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, PADAHAL KAMI SENANTIASA bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

Padahal Kami senantiasa bertasbih dan mensucikan Engkau

Inilah bentuk kecemburuan mereka dan benih penghianatan pembangkangan mulai nampak dan ini adalah dosa

Ketika Allah marah padanya maka malaikat sadar akan kesalahannya

Sapi Betina (Al-Baqarah):31 - Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!"

Mereka segera bertobat

Sapi Betina (Al-Baqarah):32 - Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".

Ini bentuk penyesalan mereka, tapi bagi Allah ini tidak cukup, harus disertai dengan perbaikan diri

Wanita (An-Nisā'):16 - Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji di antara kamu, maka berilah hukuman kepada keduanya, kemudian jika keduanya bertaubat dan MEMPERBAIKI DIRI, maka biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

Jamuan (Al-Mā'idah):39 - Maka barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah melakukan kejahatan itu dan MEMPERBAIKI DIRI, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Lebah (An-Naĥl):119 - Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan MEMPERBAIKI (DIRINYA), sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ini aturan Allah. Bahwa siapa saja yang berbuat salah selain bertobat maka wajib MEMPERBAIKI DIRI, maka bagi malaikat dan iblis, cara memperbaiki diri adalah dengan sujud kepada Adam as

Sapi Betina (Al-Baqarah):34 - Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

Dia (iblis) enggan MEMPERBAIKI diri maka dia termasuk orang orang yang kafir.

Masuk ke alam Manusia

Ketika manusia jatuh cinta kepada Allah melalui nabi NabiNya, maka ada saatnya mereka dibuat cemburu, yaitu ketika Allah memilih salah satu diantara mereka yang akan Allah lebih muliakan, baik sebagai pengganti nabi atau pendamping nabi, dsb, saat itulah benih benih kecemburuan dan pembangkangan mulai nampak.

Kapan Allah pernah menceritakan akan menciptakan adam as? Tidak pernah sebelumnya, saat mau tercipta itulah maka identitas adam diperlihatkan,

Karenanya malaikat dan iblis begitu cemburu, mereka merasa merekalah yang selama ini banyak bertasbih dan mensucikan Allah, tapi kenapa tiba tiba Allah memilih mahluk yang lain yang lebih dicintainya? Bahkan tidak pernah sama sekali namanya dicatat dan disebut di dalam kitab kitab yang pernah mereka baca?

Seperti itulah kecemburuan para sahabat nabi kepada imam Ali as tidak pernah ada namanya sebelumnya, tidak ada tercatat dalam al qur'an, tapi kenapa dia yang lebih dicintai Allah dan nabinya? Padahal merekalah yang selama ini  yang  banyak mengorbankan harta dan anak anak, tapi mengapa harus mencintai yang lain? Imam Ali tidak pernah menyumbang harta sebanyak Abu bakar, umar, usman abdurrahman bin auf dll, mengapa harus dia yang diangkat sebagai wali Allah? Washi Muhammad saw? Padahal namanya tidak disebut sebut di dalam al qur'an? Ya mirip mirip malaikat dan iblis ketika tau adam akan diciptakan sebagai mahluk pilihan Allah

Mulailah mereka cemburu, marah, mengadakan pembicaraan pembicaraan rahasia, membuat gerakan gerakan tambahan

Wanita yang mengajukan gugatan (Al-Mujādila):8 - Apakah tidak kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dengan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah untukmu. Dan mereka mengatakan kepada diri mereka sendiri: "Mengapa Allah tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?" Cukuplah bagi mereka Jahannam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.

Wanita yang mengajukan gugatan (Al-Mujādila):9 - Hai orang-orang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan berbuat durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan.

Hal ini terus mereka lakukan sampai mereka mengaktualisasikan hal itu pada peristiwa saqifah, dan hal itu mulai nampak  saat perang tabuk, para sahabat yg dahulu sangat semangat dan antusias jika diajak jihad mulai ogah ogahan, bahkan butuh satu kalau tidak dua bulan untuk meyakinkan para sahabat untuk pergi jihad dan itupun disertai segala macam ancaman ancaman dan akhirnya terbukti, mereka semua hampir berpaling

Pengampunan (At-Tawbah):117 - Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang muhajirin dan orang-orang anshar yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka HAMPIR BERPALING, kemudian Allah menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka,

Seperti malaikat dan iblis yang hampir berpaling karena Allah memilih adam, begitupun para sahabat nabi hampir berpaling hanya dengan diuji panas dan terik, seolah mereka sdh tdk lagi percaya kepada agama Muhammad padahal mereka ini mengenyam pendidikan khusus dalam pesantren Muhammad saw. Pasti ada faktor besar yang menyebabkan hal itu, jika karena panas dan haus maka pasti mereka akan tahan dengan ujian seringan itu, lantas apa yg menyebabkan mereka begitu anjlok dalam keimanan? Ya kecemburuan, mereka sangat cemburu dengan posisi imam Ali as yg tidak pernah menyumbang harta demi perjuangan islam lantas dia yang dipilih sebagai wali Allah, terlebih setelah haji wadha dgn diumumkannya nama Imam Ali di Ghadir kum.

Maka Allah menerima taubat mereka yang hampir berpaling itu dengan cara wajib memperbaiki diri mereka lewat perang terakhir yaitu ekspedisi sariyyah, lagi lagi dengan membuat mereka cemburu yaitu diangkatnya seorang "anak baru kemarin" yang berusia baru 18 tahun

"Loh koq usamah?" Dia kapan mengorbankan harta dan jiwanya dalam perang sebelumnya? Kenapa harus dia? Lagi lagi mereka memainkan peran malaikat dan iblis sprt diatas dan itu artinya tobat mereka batal, dan jika tobatnya mau diterima maka harus memperbaiki diri kembali dengan menunggu perintah nabi selanjutnya. Tapi sayangnya nabi wafat dan mereka belum diterima tobatnya, krn itulah nabi diakhir hayatnya mengatakan ummati ummati, sebagai tanda bersedih karena mereka semua gagal, telah gagal kecuali mereka yang menjadikan imam Ali maulanya

Begitulah seterusnya, kecemburuan itu kembali diuji kepada pengikut pengikut imam Ali as, mereka yang tidak kuat maka akan cemburu kembali karena imam Ali as lebih memilih putra putranya sebagai penggantinya, pengurus semua hal kepentingan ummat, maka diantara pengikut pengikutnya inilah yang kemudian menjadi pembangkang, begitu seterusnya, maka mereka diuji lagi dan lagi, karena itulah mereka yang berada diluar barisan imam Ali as sdh tdk lagi diuji krn apa yang mau diuji? Mereka bukan pecinta, hanya pecinta yang diuji kecintaannya. Sehingga selain pecinta ahlul bait maka mereka bukanlah orang orang beriman. Demikian pula pada masa imam Husain as, pengikut pengikutnya sendiri yang lagi lagi diuji, kecemburuan, ketidak sukaan kepada yang dicintainya dan lebih memilih cinta kepada yang bisa membayarnya, hingga pembunuhan pembunuhanpun terjadi oleh mereka yang mengaku pecinta mereka sendiri. Sama dgn iblis yang mengaku pecinta Allah tapi dia sendiri lah yg justru menjadi musuh abadi

Semua karena perselingkuhan, kecemburuan, ketidaksukaan perbuatan yang dicintainya

Ketika mereka melihat imam yang mereka cintai tidak berdaya dibandingkan musuh musuhnya maka mereka tidak suka, karena memang manusia tidak suka kepada yang dianggapnya tdk sempurna, sprt itulah para pecinta imam Ali as membangkang ketika melihat imam Ali tdk sempurna lagi dimata mereka ketika menandatangani perjanjian tahkim dgn muawiyyah

Bgt pun ketika imam Hasan as menandatangani kesepatakan dgn muawiyyah

Maka mereka semakin selingkuh kepada yang lebih dianggapnya sempurna, maka Imam Husain as sebagai tanda perselingkuhan mereka itu

Orang yang mengadakan pembicaraan rahasia KEDURHAKAAN

Wanita yang mengajukan gugatan (Al-Mujādila):8 - Apakah tidak kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, PERMUSUHAN dan DURHAKA kepada Rasul. Dan apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dengan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah untukmu. Dan mereka mengatakan kepada diri mereka sendiri: "Mengapa Allah tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?" Cukuplah bagi mereka Jahannam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.

Jika kita membuka tafsir ibnu katsir, beliau memaparkan bahwa berdasarkan riwayat hadis sahabat, ayat ini bercerita tentang org org Yahudi, walaupun ada hadis bahwa ayat diatas mengenai org org munafik.

Padahal secara jelas Allah telah katakan "KEDURHAKAAN", lalu bagaimana bisa mereka DURHAKA? Beriman saja tidak? Durhaka adalah menghianati, membangkang suatu hubungan vertikal, anak kepada orang tua, ummat kepada Nabi dan Tuhannya. Lalu bagaimana bisa yahudi DURHAKA? Beriman saja tidak.

Jadi untuk siapakah ayat diatas? Ini terkait dua orang biang keladi kesesatan ummat islam

Yang dijelaskan (Fuşşilat):29 - Dan orang-orang kafir berkata: "Ya Rabb kami perlihatkanlah kepada kami dua jenis orang yang telah menyesatkan kami (yaitu) sebagian dari jinn dan manusia agar kami letakkan keduanya di bawah telapak kaki kami supaya kedua jenis itu menjadi orang-orang yang hina".

Mereka telah merencanakan semua langkah langkah penghianatan, kedurhakaan

Wanita yang mengajukan gugatan (Al-Mujādila):9 - Hai orang-orang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan berbuat durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan.

Nah hal ini ditegaskan dalam ayat selanjutnya, bahwa orang orang beriman lah yang melakukan hal itu, bukan orang orang munafik yang telah terkenal kemunafikannya apalagi orang yahudi.

Lalu siapakah mereka? Itu bisa dilihat dari hasil saqifah bani saidah karena dari sanalah perpecahan islam. Dari sanalah saidah fatimah as putri tersayang Rasulullah saw terbunuh, dari sanalah umat islam yang harusnya segera pergi berjihad malah jadi pembangkang, dari sanalah pula Imam Ali as dibunuh, dari sanalah juga Imam Hasan as diracun, imam Husain as dibantai sesadis sadisnya, digorok lehernya, dicincang cincang tubuhnya, berserakan di atas tanah karbala irak, saudara saudaranya yang wanita, istri dan anak anaknya diseret dalam belenggu rantai dan cambuk, berjalan terseret seret ratusan kilometer menuju istana Yazid laknatullah pada 10 Muharram.

Ya dari sanalah hasil pembicaraan rahasia itu menuai hasilnya yang gemilang dimata iblis laknatullah alaihi

Dari sanalah islam menuai petakanya, saling bunuh bunuhan, tak berkesudahan, dari sanalah Allah telah melarangnya, namun sayang sejuta sayang mereka tidak mengindahkan larangan Allah, malah mereka akutualisasikan pembicaraan rahasia itu dalam aksi aksi terencana, dan membuahkan hasil:  Khalifah

Dua orang sumber petaka umat, siapakah mereka?


Yang dijelaskan (Fuşşilat):29 - Dan orang-orang kafir berkata: "Ya Rabb kami perlihatkanlah kepada kami dua jenis orang yang telah menyesatkan kami (yaitu) sebagian dari jinn dan manusia agar kami letakkan keduanya di bawah telapak kaki kami supaya kedua jenis itu menjadi orang-orang yang hina".

"Dan orang orang kafir berkata" tentu orang orang yang kafir dalam setiap kenabian, yg hebatnya lagi kafir karena pengaruh dua orang. Dan tentunya lagi kafir setelah beriman, karena kafirnya akibat pengaruh dua orang.

Dalam kisah Musa as kita temukan samiri tentu dengan teman temannya, yang mempengaruhi umat musa untuk menyembah patung sapi.

Mengapa demikian? Karena Allah memerintahkan kepada Iblis tuk berserikat dengannya dalam harta dan anak anak

Memperjalankan di waktu malam (Al-'Isrā'):64 - Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka.

Jadi bisa dipastikan samiri orang kaya raya, sebab jika tidak maka kata katanya akan sulit didengarkan oleh orang lain, sebab jika miskin maka orang lain tidak menganggapnya penting tuk didengar.

Maka kita temukan tokoh dalam jenis manusia yang menyebabkan orang orang menjadi kafir adalah tokoh yang kaya raya

Kedua berserikat dalam anak anak, maka pasti tokoh ini orang yang dituakan karena orang orang muda merasa sebagai anak di hadapannya.

Maka kedua faktor ini jika ada pada seseorang maka dia sangat berpotensi sebagai sekutu iblis tuk menjerumuskan manusia kedalam kekafiran.

Entah kebetulan atau tidak, tokoh yang bertanggungjawab atas carut marutnya islam sampai hari ini sama persis kriteria diatas.

Mau tau siapa yang saya maksud? Dialah pemenang pemilu pertama ala romawi dalam sejarah islam yang tidak pernah dicontohkan nabi, pemilihnya adalah kaum pembangkang yang seharusnya pergi perang atas perintah nabi bukan pergi pemilu disaat nabi belum dikuburkan.

Lokasi pemilunya di saqifah bani saidah

Telah datang Al Haq

Nabi Hud:120 - Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.

Waja`aka fi Hadzihi al Haq wa mu'idhatun

Dan dalam surat ini telah datang kepadamu al Haq serta pengajaran dan peringatan bagi orang yang beriman?

Al haq itu apa? Al qur'an? Maksudnya dalam surat al qur'an ini telah datang al Haq (al qur'an) jadi sebelum surat ini isinya bukan al qur'an? Bukan pengajaran?
Koq baru surat Hud turun barulah Allah katakan al Haq (al qur'an) datang padamu? Atau al Haq yg dimaksud bukan itu? Lalu apa?

Al haq yg DATANG, JA'A datang padamu, al qur'an itu nuzul diturunkan bukan ja'a, bukan datang. DATANG atau ja'a itu lebih sering dipakai untuk manusia

Perhatikan kata ja'a dlm ayat berikut ini

Wa idz 'akhazallahu misaqannabiyyina lama ataitukum mingkitabi wal hikmah, summa JA'A kum Rasulum (Ali Imran 81)
 
Dan ingatlah ketika Allah mengambil perjanjian para nabi "sungguh apa saja yang kuberikan kepada mu berupa kitab dan Hikmah, lalu DATANG padamu seorang rasul

Itu artinya ja'a disini bukan al qur'an, karena  Al qur'an itu nuzul; turun, bukan ja'a atau datang.

Lalu siapa yg ja'a itu? Yg dalam surat ini (surat Hud) hal itu terjadi?

Maka lihat dalam Hud 17

Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang ( Para nabi salah satunya Muhammad saw) yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Imam Ali as) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa IMAMAN dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

siapa yg datang? Rasul saksi, dialah al Haq, kebenaran, makanya dijadikan saksi bagi Allah kelak dalam melawan pembangkangan umat Muhammad (syiah Muhammad saw) kelak di mahkamah Allah.

Dialah Imaman yang Allah kabarkan lewat ayat ini

Hal ini sesuai dengan perjanjian para nabi penerima kitab dan Hikmah

Keluarga 'Imran ('Āli `Imrān):81 - Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian DATANG (JA'A) kepadamu seorang RASUL yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya". Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" Mereka menjawab: "Kami mengakui". Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu".

Rasul yang akan datang pada nabi itulah yg disebut Al haq, krn dialah yang akan menjadi saksi atas tugas kenabian apakah sdh menyampaikan perintah atau belum, agar kelak umat tidak dapat membantah Allah di pengadilan ilahi kelak

Jamuan (Al-Mā'idah):109 - (Ingatlah), hari di waktu Allah mengumpulkan para rasul lalu Allah bertanya (kepada mereka): "Apa jawaban kaummu terhadap (seruan)mu?". Para rasul menjawab: "Tidak ada pengetahuan kami (tentang itu); sesungguhnya Engkau-lah yang mengetahui perkara yang ghaib".

Tempat yang tertinggi (Al-'A`rāf):6 - Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus rasul-rasul kepadai mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai (pula) rasul-rasul (Kami),

Perhatikan nabi pembawa nubuat akan berkata "tidak tau" karena hal itu bisa ketahuan saat nabi wafat apakah ummatnya membangkang atau tidak, dan hal ini akan disaksikan oleh al Haq, rasul saksi oleh setiap nabi nabi yg berjanji diatas, dan Muhammad saw adalah salah satu diantaranya

Golongan-Golongan yang bersekutu (Al-'Aĥzāb):7 - Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh.