Minggu, 25 April 2021

Kaum yang lalai

Yā-Sīn:6 - Agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.

Dalam ayat ini orang yang belum diberi peringatan disebut lalai, dan karena itulah Allah mengutus nabi Muhammad Saw untuk memberikan peringatan, petunjukNya.

Maka itulah kelak mereka akan ditanyakan

Binatang Ternak (Al-'An`ām):130 - Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: "Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri (bahwa belum datang)", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.

Jika persaksian mereka benar bahwa memang belum datang maka lalai mereka tidak dapat dihisab, karena memang kelalaian itu terjadi disebabkan karena ketidaktahuan mereka akan hukum dan aturan Allah

Dan inilah celah yang ingin dimanfaatkan oleh orang orang kafir, munafik dan mereka yang lalai selama di dunia padahal mereka telah mendapatkan berita dan perintah dari Allah melalui Al Qur'an, yaitu dengan bersaksi bahwa mereka belum mendapatkan petunjuk, dan tidak pernah ada seorang rasul pun yang datang memberikan peringatan.

Tapi kemudian Allah akan menghadirkan para saksiNya

Nabi Hud:18 - Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim,

Nah siapa para saksi ini? Salah satunya disebutkan dalam ayat sebelumnya

Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang (nabi Muhammad Saw) yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Imam Ali as) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa, IMAMAN dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

Para saksi ini salah satunya adalah imam Ali as yang mengikuti nabi saat pertama kali berdakwah kepada kaum Quraisy

Beliau dan para saksi yang lain akan berdiri membatah kesaksian mereka kaum kafir Quraisy, kaum munafik dan ahli kitab ketika mereka berusaha bersaksi bahwa belum pernah nabi Muhammad Saw menyampaikan peringatan dan perintah Allah

Para saksi inilah yang disebut para rasul saksi

Wanita (An-Nisā'):41 - Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul saksi) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).

Jadi tiap tiap ummat dalam setiap zaman ada rasul saksinya, mereka inilah yang saya sebut sebagai rasul sambung, yang berada disetiap zaman sampai tiba hari kiamat, dan rasul saksi atau rasul sambung terakhir adalah imam Mahdi as setelah itulah barulah dunia kiamat

Sabtu, 24 April 2021

Kaum yang Cilaka

Kaum yang Cilaka

Barang-barang yang berguna (Al-Mā`ūn):4 - Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,

Barang-barang yang berguna (Al-Mā`ūn):5 - (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,

Barang-barang yang berguna (Al-Mā`ūn):6 - orang-orang yang berbuat riya,

Barang-barang yang berguna (Al-Mā`ūn):7 - dan enggan (menolong dengan) barang berguna.

Dua ayat pertama adalah tentang sholat
Dua ayat kedua adalah tentang pemberian, seperti shodaqoh, zakat, infaq, dan khumus 

Keduanya adalah jalan kecelakaan bagi manusia, satu lalai dari sholatnya, yang kedua lalai dari zakat atau shodaqohnya

Kedua ini merupakan pondasi agama

Sapi Betina (Al-Baqarah):43 - Dan dirikanlah SHALAT, tunaikanlah ZAKAT dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'.

Dua hal ini selalu berjalan beriringan, jadi perintahnya ada 3
Sholat
Zakat dan 
Ruku' (taat)

Jika ada hal yang bisa membuat orang sholat celaka, maka ada pula zakat yang membuat celaka, dan ada pula ketaatan yang membuat celaka

Ada 3 kecelakaan

Sholat, ketika orang lalai dari sholat nya, sholatnya tidak sesuai cara yang dijarkan Allah SWT dan NabiNya, misalnya melengah lengahkan sholat, apalagi meninggalkan sholat, maka pasti celaka

Kedua, zakat, lalai dari zakatnya, apalagi tidak bayar zakat.
Bagaimana orang yang lalai dari zakatnya? Yaitu tidak bayar zakat sesuai cara yang diajarkan Allah SWT dan NabiNya, gimana cara yang diajarkan Allah dan NabiNya?

Pengampunan (At-Tawbah):103 - AMBILLAH zakat dari sebagian harta MEREKA (Ummat), dengan zakat itu kamu (Rasul) MEMBERSIHKAN dan MENSUCIKAN MEREKA (ummat) dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Jadi yang ambil zakat ya Rasul, ini gak ada cerita lain, selain cara ini, lain dari cara ini ya celaka. Lalu bagaimana jika gak ada rasul karena pintu kerasulan telah tertutup? Siapa bilang pintu kerasulan telah tertutup? Cari sampai kiamat pun gak ada ayat yang menyatakan hal itu. Yang ada hanyalah pintu kenabian yang tertutup, sedang pintu kerasulan tidak pernah tertutup, karena malaikat adalah juga rasul rasul Allah yang ditugaskan mengurus urusan ke dunia sampai hari kiamat maka pintu kerasulan tidak mungkin ditutup

Ketiga, ketaatan, orang yang taat tidak sesuai ajaran Allah dan NabiNya pun akan celaka

Ruku' atau tunduk taat harus sesuai cara Allah dan NabiNya. Gimana yang diajarkan Allah dalam ketaatan? Ya kepada rasul rasulNya tidak kepada yang lain

Keluarga 'Imran ('Āli `Imrān):32 - Katakanlah: "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang KAFIR".

Jika ada ketaatan kepada yang lainnya maka itu harus terikat ketatan kepada rasul

Wanita (An-Nisā'):59 - Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RASUL (Nya), dan ULIL AMRI di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Boleh taat kepada Ulil Amri selama mereka taat kepada RasulNya, jika berlainan pendapat maka kembalikan kepada Allah dan Rasulnya, itu artinya Rasul harus selalu ada karena manusia akan selalu berlainan pendapat

Maka Rasul harus selalu ada sebagai tempat kembali ketika berselisih. Tidak mungkin hadis karena hadis pun menghasilkan perselisihan, maka masa orang berselisih lalu disuruh kembali kepada apa yang bisa menjadi perselisihan kembali

Itu artinya rasul wajib harus selalu ada jika tidak maka kecelakaan bagi ummat manusia secara umum dan kecelakaan bagi ummat Islam secara khusus

Siapakah rasul tersebut ketika nabi telah tiada? Ya imam Ali as dan 11 rasul dari anak keturunannya hingga ke akhir zaman

Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang (Rasulullah Saw) yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Imam Ali as) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa, IMAMAN dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

Kalian itu beriman gak sih?

Kalian ini sebenarnya yakin gak sih dengan ayat ini?

Pengampunan (At-Tawbah):103 - Ambillah zakat dari sebagian harta MEREKA (ummat), dengan zakat itu KAMU (Rasul) MEMBERSIHKAN dan MENSUCIKAN MEREKA (ummat) dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Yakin gak sih? Koq pake nawar gitu loh

"Kan gak ada rasul lagi makanya ya digantikan oleh Amil Zakat"

Amil zakat emangnya bisa membersihkan dan mensucikan pembayar zakat? Kesaktian darimana sampai mereka bisa membersihkan dan mensucikan Muzakki? Wihh hebat kali🤭

Kalian ini yakin gak sih sama ayat diatas itu? 
Kalau Allah mengatakan Rasul yang membersihkan dan mensucikan ummat kenapa kalian sulit sekali menerima hal itu?

Sapi Betina (Al-Baqarah):129 - Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta MENSUCIKAN MEREKA (ummat). Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.

Ayat ini jelas jelas menyatakan Hanya Rasul yang bisa mensucikan ummat, caranya ya dijelaskan dalam at Taubah 103 diatas, lewat bayar zakat

Simpel jelas dan tegas
 
Kenapa kalian ingkari? Gak bisa terima? 

Yakin masih beriman?🤭

Jangan jangan anda telah kafir tanpa ada sadari karena menolak ayat Allah🤔🤭🤭

Islam agama berjamaah

Islam itu agama komunal, agama jama'ah, gak bisa disebut Islam jika seseorang itu tidak berjamaah atau berada dalam satu komunitas atau komunal, sekalipun berdua atau hanya bertiga

Lihat saja sholat wajib, sebenarnya tidak sah jika tidak berjamaah bagi laki laki, makanya disunnahkan ke mesjid, jika tidak ada laki laki lain maka dengan istrinya, atau putrinya, atau bersendirian jika memang semuanya tidak dapat dilakukan karena unsur darurat atau ruksho. 

Demikian pula zakat, ini adalah Amaliah bersama sama, ada yang membayar zakat ada yang mengambil zakat dan ada yang berhak menerima hasil pengambilan zakat tersebut

Yang bayar zakat itu Muzakki
Yang mengambil zakat itu Rasul untuk membersihkan dan mensucikan diri para Muzakki, dan 
Yang menerima zakat itu adalah Mustahik

Pengampunan (At-Tawbah):103 - Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu MEMBERSIHKAN dan MENSUCIKAN mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Jadi antara Muzakki dan Mustahiknya ada rasul ditengah tengah mereka

Sehingga: 
1. Itu artinya agama Islam ini wajib selalu harus ada rasulnya sebagai pembersih dan penyuci ummat

2. Karena Islam adalah agama komunal dan karena setiap komunal wajib ada pemimpin diantara mereka, contohnya sholat berjamaah wajib ada imamnya maka agama komunal wajib memiliki Imam. 

Memperjalankan di waktu malam (Al-'Isrā'):71 - (Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat (Komunal) dengan pemimpinnya (imamnya); dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.

3. Karena zakat butuh rasul, dan ini adalah syariat yang berlaku sampai hari kiamat, kemudian komunal butuh imam maka sudah pasti imam dalam setiap komunal sampai hari kiamat adalah Rasul.

4. Karena rasul punya batas usia, maka setiap berakhir satu rasul wajib dilanjutkan dengan rasul yang lain

Pertanyaan

Penanya :

Hamka Arsad 

Al Hassan versi Syi'i berarti dungu ya kok menyerahkan Kepemimpinan Umat Islam PD orang kafir...?

Hari Dirgantoro memang para imam yang suci tercipta tidak untuk berselisih, jika mau ya ambillah kan besok akan mati juga berhadapan dgn Allah

Nabi Hud:118 - Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat,

Nabi Hud:119 - kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan UNTUK ITULAH Allah MENCIPTAKAN MEREKA. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.

Hamka Arsad 

Sunnah siapa yg di ikuti oleh Al Hassan versi Syi'i dg menyerahkan Kepemimpinan Ummat PD orang kafir...?

Hari Dirgantoro tuh baca ayatnya, mereka adalah orang orang yang diciptakan oleh Allah berbeda dgn manusia lain, gak akan berselisih, jadi jika ada yang mau berselisih dgn mereka ya mereka gak akan berselisih, kalo situ maksa mau pegang khalifah ya dikasih lah, kalo ummat mau ikut ya silahkan, krn memang mereka gak akan berselisih

Asal bisa tanggung jawab diakhirat kelak🤭

Kan akan mati juga bukan pada akhirnya 🤣

Hari Dirgantoro 

Nih saya ulangi ya baca yang saya tandai dgn huruf besar

Hari Dirgantoro memang para imam yang suci tercipta tidak untuk berselisih, jika mau ya ambillah kan besok akan mati juga berhadapan dgn Allah

Nabi Hud:118 - Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa BERSELISIH PENDAPAT,

Nabi Hud:119 - KECUALI ORANG-ORANG yang DIBERI RAHMAT oleh Tuhanmu. DAN UNTUK ITULAH Allah MENCIPTAKAN MEREKA. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.

jadi manusia itu diciptakan memang akan selalu berselisih pendapat kecuali ada orang orang khusus yang tidak akan berselisih pendapat, karena memang mereka diciptakan untuk itu

Siapa mereka? Ya para imam imam yang suci, mereka tidak akan berselisih pendapat sekalipun orang lain mau berselisih pendapat dgn mereka

Makanya jika orang lain maksa mau pegang khalifah ya dikasih Krn mereka memang gak akan berselisih

Ikut Sunnah siapa? Itu bukan lagi Sunnah nak tapi ketetapan penciptaan Allah khusus bagi mereka

Mereka tercipta khusus tidak akan berselisih, jadi orang mau maksa minta jadi khalifah ya silahkan Krn mereka memang tdk akan memperselisihkan pendapat, mau? Ya Monggo, krn besok pasti mati juga

Kan tinggal mempertanggungjawabkan di akhirat kelak

Gitu loh nak

Lalu selain imam? Ya boleh beselisih, kita ummat biasa ya bisa memperselisihkan pendapat, mau ikut atau gak dalam khilafah orang itu, gak masalah, kalo imam yang Maksum memang gak punya pilihan untuk berselisih

Itu memang sudah seperti itu penciptaan mereka

Mau gimana lagi, mau salahkan Allah?🤣

Ya gak bisa, makanya jika ada orang yang maksa merebut khilafah dari mereka dengan membawa sejuta pendapat ya mana bisa mereka menolaknya dengan memperselisihkan pendapat mereka? Ya kagak mungkin bisa karena mereka memang tidak diciptakan untuk berselisih

Lalu tugasnya siapa untuk mempertahankan hak mereka? Ya orang yang bisa berselisih, kita inilah yang wajib memprotes dgn pendapat juga, sebab jika mereka yang berselisih pendapat kagak mungkin bisa, gak ada softwarenya dalam diri mereka untuk berselisih

Harta adalah pokok kehidupan

Wanita (An-Nisā'):5 - Dan JANGANLAH kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna AKALNYA, HARTA (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) YANG DIJADIKAN ALLAH SEBAGAI POKOK KEHIDUPAN. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.

Dalam ayat ini Allah menyatakan sendiri, bahwa Harta adalah POKOK KEHIDUPAN

Mau punya organisasi berjalan? Ya harus hidup dulu, bagaimana bisa hidup? Ya HARTA! makanya dalam Islam di zaman nabi ada yang namanya BAITUL MAL, apa itu mal? Ya harta, harus ada harta dulu baru bisa hidup itu agama dan berjalan. Makanya nabi menikahi Siti Khadijah r.ha yang kaya raya demi menghidupkan agama
Tanpa harta maka tidak akan hidup apalagi bisa berjalan

Maka mau organisasi anda hidup dan berjalan? Ya kumpulkan harta, karena semuanya butuh biayanya masing masing

Dari sejak awal sering saya sampaikan kepada teman teman, kumpulkan dana, harta tapi semuanya mingkem, hasilnya? Ya jangan bermimpi akan berjalan, hidup saja kagak

Itu ayat Allah

Jadi apapun idenya apapun prinsipnya apapun konsepnya, tanpa dana, harta yang real maka maaf, simpan saja itu kedalam kardus dan bungkus rapi, keluarkan jika sdh ada dana, harta sebagai POKOK KEHIDUPAN 

Tanpa harta, maaf hanya mimpi dan angan angan semata

Besok kita akan dihisab di Yaumil hisab, dan harta harta yang ada pada diri anda hari ini semua akan menjadi batu sandungan di Yaumil Hisab. 

Karena amanah yang dianugerahkan kepada kalian tidak hidup dan bergerak, penyebabnya adalah harta kalian simpan untuk diri diri kalian masing masing

Sehingga amanah ini terbengkalai dan tidak berdaya

Saya kan takut, kasih harta sama orang yang gak amanah? Ya udah simpan saja alasanmu itu nanti untuk dijawab kepada Allah saja 🤭

Lalu pada siapa jika semua dianggap gak amanah? 

Serahkan saja hartamu kepada mereka yang telah ditetapkan atau mereka yang mengusulkan diri, soal dia mau amanah atau tidak itu kita sudah terbebas dari hisab, tinggal dialah yang akan dihisab

Kedua, dalam ayat diatas disebutkan tentang anak (yaitu orang orang yang belum sempurna AKALNYA) untuk diserahkan harta yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan, apabila mereka sudah dianggap mampu mengelolanya 

Itu artinya bagi setiap organisasi apapun bentuknya yang telah melahirkan anak atau cabang, wajib ikut memberikan harta sebagai pokok kehidupan organisasi tersebut, sebagai modal bergerak

Jangan hanya mau mrmbuat DPW, DPD, DPC tapi tidak memberikan harta sebagai pokok kehidupannya

Itu ibarat anak yang baru lahir lalu dibebankan untuk menghidupi dirinya sendiri,

Maka DPP wajib memberikan pokok kehidupan dari harta DPP kepada anak anaknya di DPW atau DPD dengan harapan agar anak anaknya nanti bisa hidup dan memberikan kembali sebagian harta mereka yang dikumpulkan kepada DPP Kembali sebagai pokok kehidupan DPP itu sendiri

Ini ayat Allah yang sejatinya sebagai acuan dalam berorganisasi baik organisasi keluarga kecil dalam rumah tangga maupun dalam organisasi besar yang menghimpun orang orang yang seakidah atau seprinsip

Bagi yang sudah punya anak, ingat ayat ini, pokok kehidupan itu Wajib dari sekarang dikumpulkan untuk diberikan kepada anak anak kelak jika sudah sempurna akalnya atau dewasa, jika tidak maka dia akan menderita dan akan menuntut kelak di Yaumil hisab

Organisasi sejatinya lahir untuk membackup hal hal ini agar anak anak sodara yang tidak mampu dapat dibantu dgn organisasi

Agar bisa saling meringankan beban bersama

Ingat dalam ayat itu Allah mengatakan HARTA SEBAGAI POKOK KEHIDUPAN

Bukan ILMU! APA ALLAH KELIRU? 

TIDAK, SEBAB MEMANG HARTA

Wanita (An-Nisā'):5 - Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, HARTA (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang DIJADIKAN Allah sebagai POKOK KEHIDUPAN. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.

Dalam ayat ini Allah secara Muhkamat (terang dan jelas) menyatakan bahwa HARTA adalah POKOK KEHIDUPAN

dan tidak ada yang lainnya. Itu artinya selainnya adalah alat pelengkapnya, alat pelindungnya, pengaturnya. Misalnya Ilmu, itu adalah alat untuk menjadikan harta tidak membuat orang jadi sombong, takabur, mengarahkan untuk dikelola ke arah kebaikan bukan kepada keburukan

Maka selainnya adalah cabangnya, pelengkapnya, makanya dalam Al Qur'an Allah selalu mengulang ulang bi amwalikum wa amfusikum

Dengan Harta dan dirimu, berjuang dalam Islam selalu disebut dalam Al Qur'an dgn dua kata bi amwalikum wa amfusikum, dengan harta dan dirimu, harta duluan yang disebutkan baru kemudian diri, mengapa demikian? Itu karena diatas harta adalah pokok kehidupan, tanpa harta maka perjuangan yang mengandalkan diri tidak akan berarti, sulit dan cenderung tenggelam

Tapi bang "harta itu sumber fitnah"

Ya betul, makanya harus dikelola sebaik baiknya

Pelaut dan nelayan tau lautan itu sumber petaka sewaktu waktu bisa membuat binasa, tapi apakah pelaut atau nelayan berhenti melaut? Tidak bukan? Mereka mengelola sebaik baik cara melaut

Demikian pula pekerjaan yang lain punya sumber petaka, tapi tidak membuat mereka berhenti dan patah

Karenanya jika organisasi apapun namanya mau hidup, maka tegakkan pokok kehidupannya terlebih dahulu

Maka itulah nabi mengambil abu bakar dan Usman sebagai sahabat sahabat utama didekat nabi, karena apa? Harta, walaupun nabi sangat faham dan mengetahui resiko besar yang akan menimpa dibelakng hari, sebab tidak ada cara lain, 

Maka itulah kita harus mengumpulkan harta harta kita baru diri diri kita kedalam organisasi

Bahkan Allah katakan AKU PINJAM LOH

Sapi Betina (Al-Baqarah):245 - Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.

Lihat ayat ayat ini

Sapi Betina (Al-Baqarah):261 - Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Semua tentang harta untuk menegakkan agama Allah, bahkan Allah sebutkan Aku pinjam harta kalian

Luar biasa bukan? 

Makanya organisasi apapun tanpa Baitul mal (harta) adalah NOL

Lihat organisasi yang penuh dengan harta, uang, mereka bergerak bebas melakukan apapun yang mereka mau, bahkan aparat pun bisa dibeli demi mengamankan organisasi

Lihat Sampang, karena tidak ada harta, apa yang bisa dilakukan?

Lihat LDII lembaga yang dicap sesat oleh ahlusunah, tapi karena punya harta berlimpah dan bisa bayar politikus Golkar apa yang terjadi? Mereka bebas membuat pengajian dimana mana

Jadi saya sarankan KUMPULKAN HARTA HARTA KALIAN DEMI ORGANISASI AHLUL BAIT  sebelum itu jadi kayu bakar yang akan membakar diri diri kalian semua

1000 rupiahpun itu harta disisi Allah

Isi Tahkim

Ini isi perjanjian antara Imam Ali as dan Muawiyah laknatullah alaih di perang Siffin

Dalam perjanjian itu disebutkan 

"Ini adalah perjanjian yang ditandatangani oleh Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin abu Sufyan

Ali mewakili penduduk Iraq dan orang orang yang BERSAMANYA serta kaum muslimin dan Muawiyah mewakili penduduk Syam dan orang orang yang BERSAMANYA dari kalangan kaum mukminin dan muslimin"

Jika kita cermati maka akan kita dapati kenyataan:

Ali mewakili penduduk Iraq dan orang orang yang BERSAMANYA (Syiahnya) serta kaum muslimin (bukan Syiahnya) tapi berada didalam pasukannya

Kalimatnya jelas membedakan antara orang orang yang BERSAMANYA serta kaum muslimin, itu artinya ada dua golongan yang berada didalam pasukan imam Ali as, yaitu Syiahnya atau orang yang bersamanya yaitu pengikut setianya yang dikenal dengan sebutan Syiah karena Syiah sendiri artinya pengikut setia, golongan kedua adalah kaum muslimin atau umat Islam secara umum yang bukan Syiahnya. Golongan kedua inilah yang kemudian sebagian akan berbelok menjadi khawarij dan sebagiannya lagi akan menjadi kelompok yang ikut menyurati imam Husain as agar datang ke Irak sehingga dibunuh oleh Ziyad pasukan Yazid

Kedua Muawiyah mewakili penduduk Syam dan orang orang yang bersamanya (Pengikut setianya) dari kalangan Mukminin dan muslimin

Itu artinya Muawiyah mewakili penduduk Syam (yang tidak jelas keimanannya) dan 
Orang orang yang bersamanya (Syiahnya atau pengikut setianya) dari kalangan Mukminin dan muslimin 

Itu artinya ada tiga golongan yang bersama Muawiyah
1. Penduduk Syam yang tidak jelas keimanannya (pasukan gabungan kemungkinan kaum kafir sewaan dan kaum pagan yang ikut kedalamnya)
2. Syiahnya (pengikutnya)  dari kalangan orang beriman dan Islam (kemungkinan jumlah mereka sangat kecil Krn termakan hasutan dan godaan jabatan) golongan inilah yang sebagian menjadi khawarij dan membentuk pasukan sendiri untuk berencana membunuh Imam Ali as, dan Muawiyah laknatullah alaih

Jadi Muawiyah hanya mewakili tiga golongan tersebut, yang salah satunya adalah kaum mukminin dan muslimin, (yang nantinya sebagian darinya jadi khawarij)

Lalu Muawiyah sendiri apakah beriman? Ya tentu tidak disebutkan dalam perjanjian itu, itu artinya dia benar benar kafir

Karena yang beriman dan Islam hanyalah golongan ketiga dari orang yang dia wakili (yang kemungkinan jumlahnya sangat sedikit)

Kemudian isi perjanjiannya bahwa mereka semua sepakat berhukum kepada hukum Allah dan kitabNya

Ini biasa memang di kalangan kaum kafir Quraisy  ketika mereka dihadapkan pada situasi sulit maka mereka akan memurnikan ketaatan tapi begitu sdh aman mereka kembali musyrik 

 Laba-laba (Al-`Ankabūt):65 - Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)

Artinya ketika dihadapkan pada situasi sulit kayak ditengah laut tiba tiba mereka taat benar kepada Allah tetapi ketika sudah diselamatkan dari amukan laut mereka kembali kafir

Inilah tipikal kaum kafir Quraisy, sama seperti Muawiyah dan pasukannya ketika dihadapkan pada amukan pasukan imam Ali as dan mereka hampir kalah maka mereka tiba tiba memurnikan ketaatan kepada Allah

"Biarkan Allah jadi hakim diantara kita" sambil mengikat Al Qur'an diujung tombak tombak mereka sehingga kaum muslimin yang berada dibarisan imam Ali as enggan melanjutkan peperangan, sehingga terjadilah peristiwa perjanjian diatas

Setelah aman? Ya mereka kembali kafir dan membuat kerusakan di muka bumi

mengenal istilah rasul sambung

Di dunia ini ada istilahnya bapak sambung, ibu sambung, artinya seorang anak yang telah kehilangan orang tua bisa mendapat ayah sambung atau ibu sambung

Demikian pula ada yang namanya rasul sambung, yaitu ketika nabi pembawa risalah telah wafat atau ummat telah kehilangan nabimya maka akan ada rasul sambung

Sapi Betina (Al-Baqarah):87 - Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah MENYUSULINYA (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?

Tujuannya apa? Agar agama tidak menjadi yatim piatu, tiada yang mengurusi

Sebab anak yang diurusi dan yang tidak diurusin itu berbeda

Pencipta (Fāţir):19 - Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat.

Pencipta (Fāţir):20 - dan tidak (pula) sama gelap gulita dengan cahaya,

Dua hal yang berbeda kondisinya tentu berbeda pula baik buruknya

Ummat, atau agama yang mendapatkan rasul sambung dan yang tidak tentu berbeda kondisinya. Maka itulah Allah telah mengatur bahwa agama yang telah kehilangan nabinya maka akan disusuli dengan rasul rasul yang lain

Untuk apa? Ya mengurusi agama, mengurusi ummat, kalo bukan rasul siapa coba yang paling tau dan paling berhak mengurusi agama atau ummat? Masa ummat itu sendiri? Ya hasilnya akan berbeda

Tau gak mengapa Allah selalu menyinggung orang orang yang selalu berselisih setelah diberikan kitab?

Itu artinya Allah menyindir kita bahwa yang namanya ummat sampai kapanpun gak layak mengurusi agama karena tukang berselisih

Coba apa yang mau diharapakan dari perselisihan? Ya gak ada selain kehancuran, masa Allah mau agamanya diurus sama manusia tukang selisih? Ya gak mungkin lah

Sapi Betina (Al-Baqarah):213 - Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka PERSELISIHKAN. Tidaklah BERSELISIH tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.

Jika ada warung, atau toko atau perusahaan yang diurusi sama orang orang yang selalu berselisih didalamnya kira kira bagus gak perusahaan itu? Ya kagak, pasti lama kelamaan akan hancur

Maka itulah warung, toko atau perusahaan harus diurus oleh pengurus sambung

Kan lucu jadinya jika harga barang dagangan berselisih

Misalnya "pak, ini susunya berapa?"

5000 mas, ah gak 10.000 dibantah oleh SPG yang lain. Bukan bukan itu 7000, eh yang lain ngebantah pula, bukan, itu susu harganya 20.000, dan seterusnya

Kira kira si pemilik toko senang dan bahagia gak melihat hal seperti ini?

Masa Allah senang melihat agamanya diurus bukan oleh pengurus sambung dariNya? 

Ya gak mungkin lah

Maka itulah ketika agama telah kehilangan nabinya maka pasti ada rasul sambung dariNya. Gak mungkin kagak

Sebab salah satu fungsi rasul ya mensucikan dan membersihkan ummat lewat zakat, dan itu hanya bisa dilakukan oleh para rasul

Jika tidak maka ummat akan mati dalam keadaan kotor dan tidak suci

Pengampunan (At-Tawbah):103 - Ambillah zakat dari sebagian harta mereka (Ummatmu), dengan zakat itu kamu (wahai utusan Ku) MEMBERSIHKAN dan MENSUCIKAN mereka (ummat) dan MENDOALAH untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Lihat ummat hanya akan jadi bersih dan suci jika zakatnya diambil oleh para Rasul dan dengan zakat itu Rasul membersihkan dan mensucikan diri ummat. Jadi bagaimana bisa orang yang tidak bersih dan suci menjadi pengurus agama yang suci? Itu gak nyambung

Sama kayak orang jorok dan kotor jadi menteri kebersihan 🤣 ya aneh dan lucu

Maka mustahil Allah akan membiarkan orang jorok dan kotor jadi menteri kebersihannya, itu mustahil, maka sudah pasti orang suci dan bersih yang akan menjadi pengurus kebersihan dan kesucian ummat

Siapa? Ya para rasul sambung

Mereka inilah pengurus agama Allah yang sebenarnya

Rasul sambung



Apa itu rasul sambung? Itu seperti ayah sambung atau ibu sambung, tugasnya menyambung tugas rasul sebelumnya agar selalu sambung menyambung saling susul menyusul atau berturut turut

Sapi Betina (Al-Baqarah):87 - Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah MENYUSULINYA (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?

Sampai terputusnya sambungan kerasulan itu

Jamuan (Al-Mā'idah):19 - Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan (syari'at Kami) kepadamu ketika TERPUTUS  rasul-rasul agar kamu tidak mengatakan: "Tidak ada datang kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan". Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Jadi ketika TERPUTUS rasul sambung itulah maka muncul malapetaka, orang orang yang telah mendapatkan kitab dari nabi pembawa syari'at mulai mengutak atik dan mengubah isi kitab, kemudian saling berselisih dan lahirlah agama baru yang berbeda dari syariat yang telah diturunkan oleh Allah dan dijaga oleh para rasul sambung

Sapi Betina (Al-Baqarah):213 - Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.

Jadi perselisihan dan perubahan kitab suci dan syariat itu disebabkan oleh terputusnya rasul sambung.

Pertanyaannya adalah apakah Allah ridho akan hal ini? Tentu tidak, mengapa bisa terjadi TERPUTUSNYA rasul sambung? Itu karena ulah tangan ummat itu sendiri yang membunuh para rasul sambung

Sapi Betina (Al-Baqarah):91 - Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kepada Al Quran yang diturunkan Allah," mereka berkata: "Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami". Dan mereka kafir kepada Al Quran yang diturunkan sesudahnya, sedang Al Quran itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah: "Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?"

Siapa yang dimaksud nabi nabi yang dibunuh oleh ahli kitab dalam ayat ini? Apakah nabi Musa as? Nabi Daud as? Bukan melainkan para rasul sambung yang jauh dari zaman nabi Musa as, akibatnya terputus lah rasul rasul, karena para rasul biasanya lahir dari rasul rasul yang lain, bisa cucu, cicit dst.

Para rasul sambung inilah yang sejatinya terputus sehingga ketika nabi Muhammad Saw datang maka mereka kesulitan beriman, jika saja tidak TERPUTUS maka mereka akan diperintahkan oleh rasul sambung untuk beriman kepada nabi Muhammad Saw

Karena terputus itulah maka kitab berubah dan mereka sulit menerima rasul berikutnya

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa para rasul sejatinya tidak pernah terputus, selalu diutus sambung menyambung agar tetap menjaga agama Islam. Ya agama Islam sejatinya adalah agama yang telah dianut sejak nabi Adam as, disambung kepada nabi nabi sambung yang lain hingga kepada nabi Muhammad Saw

Jadi ada satu resiko besar ketika rasul sambung terputus, yaitu kesesatan, perubahan kitab dan saling berselisih, akibatnya agama menjadi bengkok

Tempat yang tertinggi (Al-'A`rāf):45 - (yaitu) orang-orang yang menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan itu menjadi bengkok, dan mereka kafir kepada kehidupan akhirat".

Untuk itulah Allah telah menjamin bahwa agama Islam yang terkhir ini tidak akan bengkok selamanya, caranya? Ya Dia telah menyediakan rasul sambung yang akan sambung menyambung hingga akhir dunia

Siapa mereka? Mereka inilah para omam
Penghuni-penghuni gua (Al-Kahf):1 - Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya;

Tidak ada kebengkokan didalamnya, itu artinya akan tetap lurus, caranya? Dijaga oleh para rasul sambung sampai hari kiamat

Maka itulah agar dapat agama yang tidak bengkok maka harus berpegang erat pada rasul sambung yang dimulai dari imam Ali as

Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang (nabi Muhammad Saw) yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (IMAM ALI AS) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa, IMAMAN dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

IMAMAN inilah yang menjadi rasul sambung sampai hari kiamat

Permusuhan keluarga abu bakar terhadap Imam Ali as

THE HISTORY

DENDAM BERKEPANJANGAN 
DENDAM KELUARGA ABU BAKAR PADA KELUARGA RASULULLAH 

Sejarah menunjukkan bahwa Abu Bakar dan seluruh keluarganya (kecuali Asma’ dan putranya Muhammad) bersikap bermusuhan terhadap keluarga Nabi. Berikut adalah daftar sebagian kecil dari mereka yang permusuhannya sangat mencolok,.

Rentetan Sekilas Riwayat Perseteruan Pengikut Bani Hashim vs Pengikut Bani Ummayyah (AUU).:

(1) Abu Bakar, saat kenaikan ke tahta kekhalifahan, mengirim Umar ke rumah Fatimah untuk memaksa Ali dengan kekerasan, untuk datang dan berbaiat kepadanya.Umar mengancam Fatimah, bahwa ia akan membumihanguskan rumah. 

Setelah itu, Fatimah begitu marah terhadap Abu Bakar, sehingga sepanjang sisa hidupnya, ia tidak pernah berbicara sepatah kata jua kepada Abu Bakar.
Di ranjang kematiannya, ia melarang Abu Bakar mengiringi pemakamannya.

(2) Aisyah, putri Abu Bakar, memberontak terhadap kekhalifahan Ali.Di depan 30.000 pasukan, ia memimpin perang Jamal, namun dipermalukan dengan kekalahan telak.

(3) Zubair bin Awwam, menantu Abu Bakar, suami Asma’, putri tertua Abu Bakar, adalah panglima pasukan Aisyah pada perang Jamal. Di tengah pertempuran, ia mundur dan hendak melarikan diri ke arah Makkah. Terbunuh tak berapa jauh dari medan pertempuran.

(4) Abdullah, cucu Abu Bakar, putra hasil mut’ah Asma’ dengan Zubair, adalah panglima pasukan infanteri Aisyah di perang Jamal. 

Ia anak angkat Aisyah juga. Setelah pertempuran, jasadnya ditarik keluar dari setumpuk mayat yang terbaring di medan tempur.

(5) Thalhah, sepupu Abu Bakar, suami putri Abu Bakar, Ummu Kultsum, adalah seorang panglima pasukan Aisyah di perang Jamal. 

Di tengah pertempuran, Marwan (juru tulis dan penasihat khalifah Utsman), seorang perwira dari pasukan yang sama, yang melihat Thalhah sibuk bertempur berkata pada budaknya: 
“Baru kemarin Thalhah sibuk menghasut para pembunuh Utsman, kini ia sibuk membalaskan darahnya.
Betapa munafiknya ia dalam mencari kemegahan duniawi!” 

Selesai berbicara, ia melepaskan anak panah dan menembus kaki Thalhah serta mengenai kudanya yang lalu melonjak liar dari barisan pasukan.
Thalhah terjerembab.Segera Thalhah dibawa ke Bashrah tempat ia meninggal dunia setelah beberapa saat.

(6) Abu ar Rahman, sepupu Abu Bakar, saudaranya Thalhah, juga terbunuh dalam pertempuran di perang Jamal.

(7) Muhammad, putra Thalhah, ikut tewas dalam pertempuran yang sama di perang Jamal.

(8) Putri Ummu Farwah, saudara perempuan Abu Bakar, Ju’dah binti Asy’ats, meracuni al Hasan (putra Ali bin Abi Thalib) sampai sayid. Ia disuap agar melakukan kekejian itu oleh Yazid, putra Muawiyah atau boleh jadi oleh Muawiyah sendiri.

(9) Ishaq, putra Ummu Farwah. Kedua bersaudara putra-putra Asy’ats menjadi anggota pasukan Yazid bin Muawiyah, yang bertempur melawan al Husein, putra Ali, di Karbala. 

Belakangan yang pertama tewas dalam pertempuran melawan Mukhtar, yang membalaskan dendam atas pembunuhan al Husein.Sementara yang kedua, yang telah menelanjangin sebagian tubuh Husein, tercabik-cabik sampai mati oleh kawanan anjing.

(10) Mus’ab, putra Zubair, menantu Abu Bakar, bertempur melawan Mukhtar, yang terbunuh selagi membalaskan dendam atas pembunuhan al Husein.

Jumat, 23 April 2021

“Imamim Mubin”


BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM

Ammar bin Yasir, sahabat dekat Imam Ali bin Abi Thalib as suatu ketika bertutur:

Pada satu peperangan, aku dan Imam Ali melewati sebuah lembah yang dipenuhi oleh semut. Akupun berkata kepada imam Ali, “Wahai Tuanku, apakah ada yang mengetahui jumlah semut disini?”

“Wahai Ammar, aku mengetahuinya.” Jawab Imam Ali. “Bagaimana engkau mengetahuinya?” tanya Ammar lagi. Imam Ali melanjutkan:

“Wahai Ammar, tidakkah engkau membaca surah Yasin? Yang mengatakan:

وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ

“… dan segala sesuatu kami kumpulkan dalam Imam yang Nyata
(QS Yasin 36: 12)”

“Demi Allah, jiwaku ku korbankan untukmu, sesungguhnya aku telah membaca surah itu berkali-kali”, ujar Ammar.

“Maksud dari Imamim Mubin yang tersebut dalam surah Yasin itu adalah diriku”, sebut Imam Ali (Tafsir Jami’ jil.5).

Imam Ali merupakan sahabat Nabi SAW yang dikenal cerdas. “Aku kota ilmu dan Ali pintunya”, kata Baginda SAW. Begitu cerdasnya. Sampai-sampai Umar bin Khatab keheranan, kenapa ia bisa secerdas itu. Terkait ini, Ibnu Abil Hadid menuturkan:

Umar bin Khatab suatu ketika berkata kepada Ali bin Abi Thalib,” aku heran kepadamu wahai Ali, setiap aku menanyakan sesuatu kepadamu, engkau tidak pernah mengatakan tidak tahu, melainkan selalu menjawabnya secara langsung, bahkan tanpa berpikir sejenak pun.”

Lalu Imam Ali menunjukan lima jarinya kepada Umar seraya berkata: “Wahai Umar, berapakah ini?”. Seketika Umar tanpa berfikir menjawab, “lima.”

Ali menyela, “Umar, mengapa engkau menjawabnya terlalu cepat tanpa berfikir sedikit pun?”. “Ah, pertanyaan itu mudah sekali”, jawab Umar.

Lalu Ali menerangkan, “Ketahuilah wahai Umar! Sesungguhnya bagiku semua ilmu pengetahuan dan jawaban dari segala masalah adalah semudah engkau menjawab pertanyaanku tadi.”

Ilmu pengetahuan dan kebenaran itu jelas bagi Ali, seperti jelasnya Umar melihat lima jari tangan Ali. Begitulah Allah telah memberi kelebihan kepada manusia yang satu ini. Maka tidak heran, sang Imamim Mubin ini bahkan tau jumlah semut yang ada disebuah lembah.

Statistik kita secara lahiriah belum sampai pada tingkat menghitung semut. Masih pada urusan hitungan kambing dan lembu. Itupun datanya masih rancu. Namun secara maknawi, kisah kecerdasan imam Ali ini menyiratkan bagi kita pentingnya data-data rinci sampai kepada hal-hal “kecil”. Itu baru cerdas. Itu baru prestasi.

Imamim Mubin dalam versi lainnya diterjemahkan dengan “Kitab Induk”. Itulah bank data!

Bank data dan informasi (Kitab Induk) sesungguhnya ada di Lauh Mahfudz. Itulah Alquran yang “asli” (qadim). Hanya mereka yang telah disucikan (kasyaf) yang bisa “menyentuhnya” (QS. Al-Waqiah: 79). Kalau tidak kasyaf, kita hanya mampu mengakses informasi abal-abal, dan biasanya untuk penggunaan yang abal-abal pula.

Saya kira statistik itu ilmu tentang “kesucian data,” cara memperoleh, menjaga dan menggunakannya.

Wamaa taufiqi illa billah 'alaihi tawakkaltu wa ilaihi uniib

Kamis, 22 April 2021

PEMBAKARAN HADITS DI JAMAN KHALIFAH PERTAMA"

PEMBAKARAN HADITS DI JAMAN KHALIFAH PERTAMA"
"Riwayat tentang pembakaran hadits "

Riwayat pemabakaran hadits ini adalah riwayat yang terkenal baik di kelompok Muslim Sunni maupun kelompok Muslim Syi’ah. Hanya saja di kalangan Ahlu Sunnah (Sunni) riwayat ini jarang sekali atau hampir tak pernah diberitakan karena mungkin menyangkut kemuliaan Abu Bakar dan Umar bin Khattab yang bisa saja terganggu karena mereka telah melakukan perbuatan yang mengundang banyak tanya.

Berikut adalah beberapa riwayat dimana Abu Bakar atau (dan) Umar membakar hadits-hadits Nabi. Perbuatan pembakaran hadits ini dampaknya terus terasa hingga sekarang. Umat Islam banyak sekali kehilangan ilmu dari sisi Nabi yang membuat mereka kehilangan petunjuk dan kekuarangan pengetahuan yang sebenarnya bisa mereka dapatkan dengan mudah hanya dengan meneliti apa-apa yang sudah dikatakan atau didiktekan oleh Nabi kepada umat Islam pada masa-masa awal.

Seandainya saja hadits-hadits itu tidak dibakar, maka umat Islam akan mendapatkan warisan yang berharga disamping Al-Qur’an.

LAPORAN PERTAMA :

إن الخليفة أبا بكر نفسه كتب بيده خمسمائة حديث أثناء حياة الرسول، وانتقل الرسول إلى جوار ربه وهذه الأحاديث مكتوبة عنده، وبعد وفاة الرسول وعملا بتوجهاته وتوجهات دولة بطون قريش قام الخليفة الأول بإحراق الأحاديث النبوية التي سمعها من الرسول وكتبها بخط يده)

Ad-Dhahabi melaporkan bahwa Abu Bakar sendiri pernah menulis kurang lebih 500 buah hadits dengan tangannya sendiri ketika Rasulullah masih hidup (dan Rasulullah tidak melarangnya!). Akan tetapi ketika Rasulullah meninggal, ia memerintahkan umat Islam dan juga memerintahkan para gubernur dari suku Qurays untuk memerintahkan orang-orang membakar hadits-hadits yang mereka kumpulkan.

Kalau saja hadits yang jumlahnya 500 itu masih ada sampai sekarang, maka itu akan menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua karena hadits-hadits tersebut kemungkinan jauh lebih shahih ketimbang hadits-hadits yang sekarang karena mata rantai sanadnya langsung tidak melalui rantai sanad yang panjang yang kemungkinan mengurangi esensi dari hadits tersebut. Sayang sekali Abu Bakar sama sekali tidak memiliki visi yang jernih untuk masa depan umat Islam.

LAPORAN KEDUA :
Al-Dhahabi, Ibnu Katsir, dan al-Muttaqi menyajikan fakta yang jauh lebih rinci tentang kebijakan Abu Bakar untuk melenyapkan hadits-hadits di awal masa pemerintahannya.
A’isyah melaporkan: “Ayahku mengumpulkan hadits-hadits Rasulullah, dan jumlahnya kurang lebih ada 500 buah, dan kemudian ia menghabiskan malam itu tanpa tidur hanya berguling-guling di tempat tidur. Aku mengira bahwa ia sedang marah karena seseorang mungkin membuatnya begitu, atau mungkin ia mendengar berita yang tidak mengenakkan. Di keesokan harinya, ia berkata kepadaku, ‘Oh, anakku! Bawakanlah hadits-hadits yang ada padamu itu kepadaku,’ kemudian aku membawakan hadits-hadits itu kepada ayahku dan kemudian ia membakarnya.”

LAPORAN KETIGA :
Ibn Sa’ad melaporkan dalam Thabaqat bahwa pada masa pemerintahan Umar, banyak sekali orang yang menyampaikan hadits-hadits dari sisi Rasulullah. Umar kemudian meminta orang-orang agar membawakan kepadanya semua hadits yang ditulis mereka. Setelah semuanya terkumpul kemudian Umar membakarnya:

إن أحاديث رسول الله قد كثرت على عهد عمر بن الخطاب فناشد الناس أن يأتوه بها، فلما أتوه بها أمر بتحريقها

“INI SEBENARNYA MENYIRATKAN BAHWA PARA SAHABAT SEJAK DULU SUDAH MENULIS HADITS-HADITS DAN MENYIMPANNYA. INI JUGA SEKALIGUS MENYIRATKAN BAHWA RASULULLAH TAK PERNAH MELARANG MEREKA MENULIS HADITS KARENA KALAU RASULULLAH PERNAH MELARANGNYA MAKA HANYA SEDIKIT SEKALI ATAU BAHKAN MUNGKIN TIDAK ADA SAMA SEKALI SAHABAT YANG BERANI MENULIS HADITS.”

LAPORAN KEEMPAT :
Al-Muttaqi al-Hindi menulis bahwa setelah Umar membakar semua hadits yang dikumpulkan dari orang-orang, kemudian ia menulis pesan kepada para gubernur untuk memusnahkan semua salinan hadits yang ada di tangan mereka:

أن من كان عنده شئ مكتوب من سنة الرسول فليمحه

LAPORAN KELIMA :
Kisah TRAGEDI HARI KAMIS adalah contoh yang paling telanjang bahwa Rasulullah memerintahkan orang-orang untuk menuliskan Sunnahnya dan menyimpannya supaya mereka bisa belajar darinya dan kemudian menyampaikannya kepada orang-orang di generasi selanjutnya. Kisah TRAGEDI HARI KAMIS itu adalah sebagai berikut:

Ibn Abbas melaporkan: “Ketika Rasulllah (SAAW) hendak berangkat ke Rahmatullah, ada sekelompok orang yang mengelilinginya (sebagian ada di luar rumahnya). Umar bin Khattab adalah salah seorang diantaranya. Rasulullah (SAAW) bersabda: ‘Kemarilah, aku akan tuliskan sebuah surat wasiat untuk kalian; supaya kalian tidak akan tersesat setelahnya. Demi mendengar itu Umar berkata dengan keras: ‘Sesungguhnya Rasulullah sedang meracau. Kita memiliki Kitabullah. Kitabullah sudah cukup bagi kita semua.’ Mereka yang ada di rumah Rasulullah saling bertengkar satu sama lainnya. Sebagian dari mereka berkata: ‘Bawakanlah kepadanya (alat tulis—pena dan kertas) supaya Rasulullah bisa menuliskan sebuah surat wasiat untuk kalian dan engkau takkan tersesat lagi sepeninggalnya. Dan beberapa sahabat berkata seperti apa yang dikatakan oleh Umar. Ketika mereka bertikai satu sama lainnya di hadapan Rasulullah, kemudian Rasulullah bangkit dari tidurnya dan berkata: ‘Menyingkirlah dariku!’”

‘Ubaidullah berkata: Ibn Abbas selalu berkata: ‘Sungguh sebuah kerugian besar; kerugian yang amat besar. Karena orang-orang hiruk pikuk dan kegaduhan bising sekali dimana-mana, maka Rasulullah takbisa menuliskan (mendiktekan) surat wasiat untuk mereka.

“JELAS SEKALI BAHWA RASULULLAH INGIN MENULISKAN SEBUAH SURAT WASIAT UNTUK PARA SAHABAT SUPAYA MEREKA TIDAK TERSESAT SEPENINGGALNYA. KALAU SAJA SURAT WASIAT ITU BENAR-BENAR TERTULISKAN, MAKA ITU BERARTI RASULULLAH SUDAH TERPENUHI PERMINTAAN TERAKHIRNYA DAN INI SEKALIGUS JUGA MEMBUKTIKAN BAHWA PENULISAN HADITS ITU BUKAN SAJA BOLEH, MALAH DICONTOHKAN OLEH NABI LANGSUNG.”

Wasalam.
Oleh Aditya Gumelar

Mengapa kita bertawassul


Dalam sebuah kunjungan terjadilah diskusi menarik antara Prof DR H Kadirun Yahya, Msc –seorang angkatan 1945, ahli sufi, ahli fisika dan metafisika dan pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Panca Budi, Medan– dengan Presiden RI pertama Ir Soekarno.

Ia bersama rombongan saat itu diterima di beranda Istana Merdeka (sekitar bulan Juli 1965) bersama dengan Prof Ir Brojonegoro (alm), Prof dr Syarif Thayib, Bapak Suprayogi, Admiral John Lie, Pak Sucipto Besar, Kapolri, Duta Besar Belanda.

"Wah, pagi-pagi begini saya sudah dikepung oleh 3 profesor-profesor" kelakar Soekarno membuka dialog ketika menemui rombongan Kadirun Yahya beserta rombongan. Kemudian Presiden Soekarno mempersilakan rombongan tamunya untuk duduk.

"Profesor Kadirun Yahya silakan duduk dekat saya," pinta Presiden Soekarno kepada Kadirun Yahya, terkesan khusus.

"Professor, ik horde van jou al sinds 4 jaar, maar nu pas onmoet ik jou, ik wou je eigenlijk iets vragen (saya dengar tentang engkau sudah sejak 4 tahun, tapi baru sekarang aku ketemu engkau, sebenarnya ada sesuatu yang akan aku tanyakan padamu)," kata presiden Soekarno dengan bahasa Belanda.

"Ya, tentang apa itu Bapak Presiden…?"

"Tentang sesuatu hal yang sudah kira-kira 10 tahun, saya cari-cari jawabannya, tapi belum ketemu jawaban yang memuaskan. Saya sudah bertanya pada semua ulama dan para intelektual yang saya anggap tahu. Tetapi semua jawabannya tetap tidak memuaskan saya." kata Soekarno.

"Lantas soalnya apa Bapak Presiden?"

"Saya bertanya terlebih dahulu tentang yang lain, sebelum saya majukan pertanyaan yang sebenarnya," jawab Presiden Soekarno.

"Baik Presiden," kata Prof Kadirun Yahya.

"Manakah yang lebih tinggi, Presiden atau Jenderal atau Profesor dibanding dengan surga?" tanya Presiden.

"Surga" jawab Kadirun Yahya.

"Accoord (setuju)," balas Presiden terlihat lega.

Menyusul Presiden bertanya untuk soal berikutnya. "Lantas manakah yang lebih banyak dan lebih lama pengorbanannya antara pangkat-pangkat dunia yang tadi dibanding dengan pangkat surga?" tanyanya.

"Untuk presiden, jenderal, profesor harus berpuluh-puluh tahun berkorban dan ber-abdi pada Negara, nusa dan bangsa atau pada ilmu pengetahuan. Sedangkan untuk mendapatkan surga harus berkorban untuk Allah segala-galanya. Berpuluh-puluh tahun terus menerus, bahkan menurut agama Hindu atau Budha harus beribu-ribu kali hidup dan berabdi, baru barangkali dapat masuk Nirwana," jawab Kadirun.

"Accoord", kata Bung Karno (panggilan akrab Presiden).

"Nu heb ik je te pakken Professor (sekarang baru dapat kutangkap engkau Profesor)" lanjut Bung Karno. Tampak mukanya cerah berseri dengan senyumnya yang khas. Dan kelihatannya Bung Karno belum ingin cepat-cepat bertanya untuk yang pokok masalah.

"Saya cerita sedikit dulu," kata Bung Karno.

"Silakan Bapak Presiden".

"Saya telah melihat teman-teman saya meninggal dunia lebih dahulu dari saya, dan hampir semuanya matinya jelek karena banyak dosa rupanya. Sayapun banyak dosa dan saya takut mati jelek. Maka saya selidiki Alqur'an dan Al-Hadits bagaimana caranya supaya dengan mudah hapus dosa saya dan dapat ampunan dan bisa mati tersenyum."

"Lantas saya ketemu dengan satu hadits yang bagi saya berharga. Bunyinya kira-kira sebagai berikut: Rasulullah SAW bersabda: Seorang wanita penuh dosa berjalan di padang pasir, bertemu dengan seekor anjing dan kehausan. Wanita tadi mengambil gayung yang berisikan air dan memberi minum anjing yang kehausan itu. Rasul berkata: Hai para sahabatku. Lihatlah, dengan memberi minum anjing itu, hapus dosa wanita itu dunia dan akhirat. Ia ahli surga".

"Nah Profesor, tadi engkau katakan bahwa untuk mendapatkan surga harus berkorban segala-galanya, berpuluh-puluh tahun untuk Allah baru dapat masuk surga. Itupun barangkali. Sementara sekarang seorang wanita yang berdosa dengan sedikit saja jasa, itupun pada seekor anjing pula, dihapuskan Tuhan dosanya dan ia ahli surga. How do you explain it Professor?" tanya Bung Karno lanjut.

Profesor Kadirun Yahya terlihat tidak langsung menjawab. Ia hening sejenak. Lantas berdiri dan meminta kertas.

"Presiden, U zei, det U in 10 jaren’t antwoord niet hebt kunnen vinden, laten we zien (Presiden, tadi bapak katakan dalam 10 tahun tak ketemu jawabannya, coba kita lihat), mudah-mudahan dengan bantuan Allah dalam 2 menit saja saya coba memberikan jawabannya dan memuaskan," katanya.

Keduanya adalah sama-sama eksakta, Bung Karno adalah seorang insinyur dan Profesor Kadirun Yahya adalah ahli kimia/fisika.

Di atas kertas Prof Kadirun mulai menuliskan penjelasannya.

10/10 = 1
"Ya" kata Presiden.

10/100 = 1/10
"Ya" kata Presiden.

10/1000 = 1/100
"Ya" kata Presiden.

10/10.000 = 1/1000
"Ya" kata Presiden.

10 / ∞ (tak terhingga) = 0
"Ya" kata Presiden.

1000.000 … / ∞ = 0
"Ya" kata Presiden.

(Berapa saja + Apa saja) /∞ = 0
"Ya" kata Presiden.

Dosa / ∞ = 0
"Ya" kata Presiden.

Nah…" lanjut Prof,
1 x ∞ = ∞
"Ya" kata Presiden

½ x ∞ = ∞
"Ya" kata Presiden.

1 zarah x ∞ = ∞
"Ya" kata Presiden.

"… ini artinya, sang wanita, walaupun hanya 1 zarah jasanya, bahkan terhadap seekor anjing sekalipun, mengkaitkan, menggandengkan gerakannya dengan yang Maha Akbar."

"Mengikutsertakan yang Maha Besar dalam gerakan-gerakannya, maka hasil dari gerakannya itu menghasilkan ibadah yang begitu besar, yang langsung dihadapkan pada dosa-dosanya, yang pada saat itu juga hancur berkeping-keping. Ditorpedo oleh Pahala yang Maha Besar itu. 1 zarah x ∞ = ∞ Dan, Dosa / ∞ = 0.

"Ziedaar hetantwoord, Presiden (Itulah dia jawabannya Presiden)" jawab Profesor.

Bung Karno diam sejenak . "Geweldig (hebat)" katanya kemudian. Dan Bung Karno terlihat semakin penasaran.

Masih ada lagi pertanyaan yang ia ajukan. "Bagaimana agar dapat hubungan dengan Tuhan?" katanya.

Profesor Kadirun Yahya pun lanjut menjawabnya. "Dengan mendapatkan frekuensi-Nya. Tanpa mendapatkan frekuensi-Nya tak mungkin ada kontak dengan Tuhan."

"Lihat saja, walaupun 1 mm jaraknya dari sebuah zender radio, kita letakkan radio dengan frekuensi yang tidak sama, maka radio kita itu tidak akan mengeluarkan suara dari zender tersebut. Begitu juga dengan Tuhan, walaupun Tuhan berada lebih dekat dari kedua urat leher kita, tak mungkin ada kontak jika frekuensi-Nya tidak kita dapati," jelasnya.

"Bagaimana agar dapat frekuensi-Nya, sementara kita adalah manusia kecil yang serba kekurangan?" tanya Presiden kemudian.

"Melalui isi dada Rasulullah," jawab Prof. "Dalam Hadits Qudsi berbunyi yang artinya: Bahwasanya Alqur'an ini satu ujungnya di tangan Allah dan satu lagi di tangan kamu, maka peganglah kuat-kuat akan dia," (Abi Syuraihil Khuza'ayya RA), lanjutnya.

Prof menyambung, "Begitu juga dalam QS. Al-Hijr:29 –Maka setelah Aku sempurnakan dia dan Aku tiupkan di dalamnya sebagian rohKu, rebahkanlah dirimu bersujud kepadaNya".

“Nur Illahi yang terbit dari Allah sendiri adalah tali yang nyata antara Allah dengan Rasulullah. Ujung Nur Illahi itu ada dalam dada Rasulullah. Ujungnya itulah yang kita hubungi, maka jelas kita akan dapat frekuensi dari Allah SWT," jelas Profesor Kadirun Yahya.

Kadirun Yahya melanjutkan, "Lihat saja sunnatullah, hanya cahaya matahari saja yang satu-satunya sampai pada matahari. Tak ada yang sampai pada matahari melainkan cahayanya sendiri."

Juga gas-gas yang saringan-saringannya tak ada yang sampai matahari, walaupun ‘edelgassen’ seperti: Xenon, Crypton, Argon, Helium, Hydrogen dan lain-lain. Semua vacuum!

Yang sampai pada matahari hanya cahayanya karena ia terbit darinya dan tak bercerai siang dan malamnya dengannya. Kalaulah matahari umurnya 1 (satu) juta tahun, maka cahayanya pun akan berumur sejuta tahun pula. Kalau matahari hilang maka cahayanya pun akan hilang. Matahari hanya dapat dilihat melalui cahayanya, tanpa cahaya, mataharipun tak dapat dilihat".

"Namun cahaya matahari, bukanlah matahari – cahaya matahari adalah getaran transversal dan longitudinal dari matahari sendiri (Huygens)," jelas Prof Kadirun Yahya.

Kadirun Yahya menyimpulkan, "Dan Rasulullah adalah satu-satunya manusia akhir zaman yang mendapat Nur Illahi dalam dadanya. Mutlak jika hendak mendapatkan frekuensi Allah, ujung dari nur itu yang berada dalam dada Rasulullah harus dihubungi."

"Bagaimana cara menghubungkannya, sementara Rasulullah sudah wafat sekian lama?" tanya Presiden.

Prof menjawab, "Memperbanyak salawat atas Nabi tentu akan mendapatkan frekuensi Beliau, yang otomatis mendapat frekuensi Allah Ta'ala.

Tidak kukabulkan doa seseorang, tanpa salawat atas Rasul-Ku. Doanya tergantung di awang-awang (HR. Abu Daud dan An-Nasai).

Jika diterjemahkan secara akademis mungkin kurang lebih : "Tidak engkau mendapat frekuensi-Ku tanpa lebih dahulu mendapat frekuensi Rasul-Ku".

Sontak Presiden berdiri. "You are wonderful" teriaknya. Sejurus kemudian, dengan merangkul kedua tangan profesor, Presiden pun bermohon: "Profesor, doakan saya supaya dapat mati dengan tersenyum di belakang hari nanti".

Inilah alasannya mengapa kita harus bersholawat kepada nabi Muhammad Saw dan Ahlulbaitnya, Allahumma Sholli Ala Muhammad wa'Aali Muhammad, harus pakai wa 'Aali Muhammad jika tidak maka tidak sempurna sholawat mu, itu artinya dari Allah SWT tersambung kepada Nur Muhammad dan 'ali Muhammad, siapa mereka? Ya 4 Ahlul baitnya + Rasul saksi yang suci dan 9 rasul saksi yang suci lainnya. 

Merekalah penyambung frekwensi Allah kepada diri kita, dan harus selalu ada, ibarat pemancar yang selalu harus ada disekitar radio atau hp,  jika tidak maka sinyal kita gak mungkin sampai kepada Allah

Nah beda dengan mereka karena mereka adalah para rasul sinyalnya sudah pasti sampai kepada Allah makanya gak perlu menyeru kepada selainNya karena sinyalnya Allah langsung tersambung kepada mereka. Kalo kita karena sinyal harus lewat pemancar atau rasul maka kita harus melalui para Rasul

Itulah mengapa kita bertawassul kepada nabi atau para rasul Ahlul baitnya

Upaya pemberantasan Hadis keutamaan Imam Ali as

Kaum Nawâshib Memberantas Hadis Keutmaan Imam Ali as
Selamanya kaum munafik tidak akan pernah mencintai Imam Ali as…. semua upaya mereka hanya akan tercurah pada bagaimana mereka dapat melampiaskan kedengkian dan kebencian mereka kepada Imam Ali as. dengan berbagai cara:
(1) Melaknati dan memerintah kaum Muslim untuk mentradisikan pelaknatan Imam Ali as., seperti apaa yang ditradisikan oleh Mu’awiyah dan para raja bani Umayyah tekutuk!
(2) Mengejar-ngejar dan membantai para pecinta Imam Ali as. seperti apaa yang ditradisikan oleh Mu’awiyah dan para raja bani Umayyah tekutuk serta sebagian raja bani Abbas!
(3) Mengintimidasi dan menghukum siapa saja yang dituduh mencintai Imam Ali dan Ahlulbait as.
(4) Menuduh siapa saja yang mencintai Imam Ali dan Ahlulbait dengan berbagai tuduhan kejam, seperti Syi’ah atau Rafidhah!
(5) Mencacat siapa saja yang meriwayatkan hadis-hadis Nabi saw. tentang keutamaan Imam Ali dan Ahlulbait dengan berbagai pencacatan tidak berdasar dan palsudan sekaligus menuduhnya sebagai Syi’ah atau Rafidhah!
(6) Memusnahkan atau merahasiakan sebisa mungkin hadis-hadis Nabi saw. tentang keutamaan Imam Ali dan Ahlulbait as. agar tidak menyebar dan mengguga kesadaran umat Islam akan kemuliaan keistimewaan Ahlulbait as.
(7) Menyebarkan hadis-hadis palsu keutamaan musuh-musuh Imam Ali dan Ahlulbait as. sebagai usaha menndingi keisitimewaan Imam Ali dan Ahlulbait as.
(8) Dll.
Pengaruh fitnah mereka ini sangat besar sekali, sehingga tanpa disadari telah menyelinap ke kalangan sebagia Ahlusunnah dan mempengaruhi alur berpikir sebagian mereka.
Dalam makalah ini saya akan sajikan bebarapa kasus kekejaman para tiran dan para ulama Nawâshib (yang mengaku Ahlusunnah, tapi saya yakin mereka bukan Ahlusunnah) dalam memerangi Sunnah Nabi saw. tentang keutamaan Imam Ali as.
Contoh Kekejaman Para Penguasa Tiran
Kekejaman para penguasa tiran terhadap para pecinta Nabi saw. dan keluarga suci kenabian tidak hanya terbatas pada para penguasa rezim Umayyah. Para penguasa rezim Abbasiyah juga tidak ketinggalan dalam menekan, mengintimidasi serta menyiksa siapa saja yang berani-berani berjuang dalam menyampaikan sunnah Nabi saw. tentang keutamaan Ahlulbait as.
Banyak kisah sedih kekejaman para penguasa dan aparatnya dalam rangka membrangus sabda-sabda suci Nabi saw. dan dalam usaha mereka untuk menyegel mulut-mulut para muhaddis agar tidak menyebar luaskannya.
Di bawah ini saya akan sebutkan kisah perjuangan Nashr ibn Ali (seorang ulama) dalam penyampaikan sebuah hadis suci Nabi saw. yang mendapat siksa keras agar membuatnya dan rekan-rekan sejawatnya jerah!
Kisah Perjuangan Nasr ibn Ali Dalam Menyebarkan Hadis Kutamaan Imam Ali as.
At Turmudzi dan para muhaddis lain meriwayatkan dari Nashr ibn Ali al Jahdhami, ia berkata, Ali ibn Ja’far[1] telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, ’saudaraku Musa mengabarkan kepadaku dari Ja’far ibn Muhammad ayah beliau dari ayah beliau Muhammad ibn Ali dari ayah beliau Ali ibn Husain dari ayah beliau dari kakek beliau Ali ibn Abi Thalib bahwa Rasulullah saw. memegang tangan Hasan dan Husain lalu bersabda:
مَنْ أَحَبَّنِيْ وَ أحبَّ هَذَيْنِ و أباهُما وَ اُمَّهُما كان مَعِيْ في درجَتِيْ يومَ القيامةِ
“Barang siapa mencintaiku dan mencintai kedua anak ini, ayah dan ibu keduanya maka ia bersamaku satu derajat denganku kelak di hari kiamat.”[2]
Al Khathib al Baghdâdi dalam Tarikhnya meriwayatkan, “Abu Abd. Rahman ibn Abd. Allah berkata, ‘Ketika Nashr menyampaikan hadis ini, Al Mutawakkil[3] memerintahkan agar ia dicambuk seribu cambukan. Ja’fa ibn Abd. Al Wahid memohon kepada Al Mutawakkil agar membatalkan hukuman itu, ia berkata kepadanya, ‘Dia adalah seorang dari Ahlulsunnah!’ Al Mutawakkil tetap memerintahkan agar Nashr terus dicambuk, dan Ja’far pun terus memohon dan akhirnya cambukan itu dihentikan… Al Khathib berkata, “Al Mutawakkil memerintahkan agar Nashr dihukum cambuk karena ia menyangkannya sebagai seorang rafidhi, namun setelah ia yakin bahwa Nashr dari Ahlusunnah ia hentikan.”[4]
Apa yang aneh dan membuat Al Mutawakkil begitu murka! Apakah kandungan hadis ini bertentangan dengan Al quran dan sunah Nabi saw?! Atau para perawi yang menjadi perantara periwayatan hadis ini para pembohong?! Bukankan mereka adalah para panutan umat dari keturunan Rasulullah saw. yang telah disepakati para ulama akan kejujuran dan keagungan mereka?!
Coba pembaca perhatikan kembali nama-nama perawi hadis ini! Bukankah Anda temukan nama-nama harum dari putra-putra Rasulullah saw.; 1) Ali ibn Ja’far (kakek seluruh dzurriyyah/para saadah asal Hadhramaut) yang sangat diagungkan umat, 2) Imam Musa Al Kadzim as., 3) Imam Ja’far ash Shadiq as.,4) Imam Muhammad Al Baqir as., 5) Imam Ali Zainal Abidin ibn Husain as., 6) Imam Husain as., 7) Imam Ali as.
Inilah salah satu bukti kekejaman Al Mutawakkil. Dan apabila Anda bertanya kepada sebagian ulama, siapa sejatinya al Mutawakkil itu? Apa jasa-jasanya terhadap kemurnian sunnah? Pastilah mereka akan mengatakan, “Ia adalah Khalifah yang sangat besar perhatiannya terhadap sunnah Nabi!”. Al Suyuthi berkata, Al Mutawakkil dibai’at setelah kematian Al Watsiq, bulan Dzul Hijjah tahun232 H. Segera setelah itu ia menampakkan kecenderungannya kepada sunnah, membela ahlinya dan meniadakan mihnah, ujian (penyiksaan/cobaan) atas mereka!…. Sampai-sampai orang-orang berkata, “Para Khalifah itu ada tiga; Abu Bakar dalam memerangi orang-orang murtad, Umar ibn Abd. Aziz dalam mengembalikan hak kepada orang yang dizalimi dan Al Mutawakkil dalam menghidupkan sunnah dan mematikan faham Tajahhum (Mu’tazilah)”.![5]
Apakah Sunnah yang sedang diperjuangkan oleh al Mutawakkil itu? Jika benar ia memperjuangkan Sunnah Nabi saw. mengapakah ia menyiksa seorang alim yang dengan hati tulus meriwayatkan hadis keutamaan Ahlulbait Nabi as.?! Atau Sunnah yang dimaksud adalah Sunnah bani Umayyah dan para Munafik?

________________________________________
[1] Ali ibn Ja’far adalah putra bungsu Imam Ja’far as., ia dikenal sangat alim, rendah hati, dan teladan dalam ketaqwaan. Ia diberkahi umurnya sehingga hidup sezaman dengan Imam Jawad putra Imam Ali Ar Ridha putra Imam Musa Al Kadzim (kakak Ali ibn Ja’far ra.) dan meyakini keimamahannya walaupun dari sisi kekeluargaan beliau adalah berpangkat kakek sepupu terhadap Imam Jawad as. Ditegaskan oleh para sejarawan dari kaum Sâdah sendiri, seperti Al Syilli dalam Masyra’ ar Râwi bahwa beliau bermazhab Syi’ah Imamiyah Ja’fariyah Itsnâsyariyah. Beliau adalah kakek para sâdah (para sayid keturunan Rasulullah saw.) yang tinggal di Hadhramaut dan kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia Islam, seperti Indonesia, Malaysia, beberapa negara di Asia Tenggara, Timur Tengah dan Afrika dll.
[2] At Tirmidzi dalam Sunan (dengan syarah al Mubârakfûri).10, 237, Manâqib Ali ibn Abi Thalib, bab 93 hadis 3816, Ahmad dalam Musnad,1.168 hadis 576, Fadhail al Shahabah.2,694 hadis 1185, Al Khathib, Tarikh Baghdad, 13/287, Ibnu Asakir, Tarikh Damaskus, pada biodata Imam Hasan: 52 hadis 95 dan 96 dan Al Khawarizmi dalam Manâqib:138 hadis 156, Ibnu Al Maghazili dalam Manâqib:370, Abu Nu’aim dalam Tarikh Ishfahan:1192,dll.
[3] Al Mutawakkil nama lengkapnya Ja’far Abu Al Fadhl ibnu Al Mu’tashim ibn Harun Ar Rasyid. Ia dibaiat sebagai Khalifah setelah Al Wastiq pada bulan Dzul Hijjah tahun 232H. Para Ulama Sunni menyebut Al Mutawakkil sebagai “Khalifah Rasulullah” yang sangat consen terhadap kemurnian sunnah Nabi saw. mereka memuja dan menyanjungnya dan menggelarinya sebagai penyegar sunah dan pemberantas bid’ah!! (Baca sebagai contoh Tarikh al Khulafâ’; As Suyuthi:320).
[4] Al Khathib, Tarikh Baghdad,13/289.
[5] Tarikh Al Khulafâ’:320

Selasa, 20 April 2021

Ulama Sunni bertawassul kepada Imam Syiah

ULAMA SUNNI DAN GURUNYA BERTAWASSUL KE MAKAM IMAM SYI'AH

(*) Ibnu Hibban bertawasul ke makam  imam ‘Ali bin Musa Ar-Ridha

قد زرته مرَارًا كَثِيرَة وَمَا حلت بِي شدَّة فِي وَقت مقَامي بطوس فزرت قبر عَليّ بن مُوسَى الرِّضَا صلوَات الله على جده وَعَلِيهِ ودعوت الله إِزَالَتهَا عَنى إِلَّا أستجيب لي وزالت عَنى تِلْكَ الشدَّة وَهَذَا شَيْء جربته مرَارًا فَوَجَدته كَذَلِك أماتنا الله على محبَّة المصطفي وَأهل بَيته صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الله عَلَيْهِ وَعَلَيْهِم أَجْمَعِينَ

"Aku telah berziarah ke kuburnya berulang kali dan tidaklah aku mengalami kesulitan saat berada di daerah Thus. 
Aku berziarah ke kubur ‘Ali bin Musa Ar-Ridha, semoga Allah melimpahkan shalawat untuk kakeknya dan dirinya, kemudian berdoa kepada Allah untuk menghilangkan kesulitan melainkan doaku dikabulkan dan hilanglah kesulitan yang kualami. 
Perkara ini sudah kulakukan berulang kali dan aku selalu mengalami hal yang sama. Semoga Allah mewafatkan kami di atas kecintaan kepada Al-Musthafa (saww) dan Ahlulbaitnya, shalawat dan salam Allah atasnya dan atas mereka seluruhnya."

[Muhammad bin Hibban. Al-Tsiqat. Tahqiq: Muhammad 'Abdul Mu'ayyad Khan, cet. 1, jld. 8 (Hyderabad: Da'irah al-Ma'arif al-'Utsmaniyyah, 1393 H/1973 M). Hlm. 457]

(*) Gurunya Ibnu Hibban yang bernama Hasan bin Ibrahim Al-Khallal sebagaimana tercatat dalam kitab Tarikh Madinat al-Salam (Tarikh Baghdad), berikut:

أحمد بن جعفر بن حمدان القطيعي قال سمعت الحسن بن إبراهيم أبا علي الخلال يقول ما همني أمر فقصدت قبر موسى بن جعفر فتوسلت به إلاّ سهل الله تعالى لي ما أحب

Ahmad bin Ja’far bin Hamdan Al-Qathi'i berkata: Aku mendengar Al-Hasan bin Ibrahim Abu ‘Ali Al-Khallal mengatakan:

"Tidak ada perkara yang menyusahkanku lalu aku mendatangi kubur Musa bin Ja’far (imam ke-7 Syi'ah) dan bertawasul dengannya melainkan Allah Ta’ala memudahkan apa yang kuinginkan."

[Tarikh Madinat al-Salam. Tahqiq: Basyar 'Awad Ma'ruf, cet. 1, jld. 1 (Beirut: Dar al-Gharb al-Islami, 1422 H/2001 M). Hlm. 442]

Oleh Ahira Aisyah

Kamis, 15 April 2021

Manusia rasa binatang

Pencipta (Fāţir):28 - Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ADA YANG BERMACAM-MACAM WARNANYA (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Allah menyatakan, bahwa yang namanya manusia itu mirip sekali dengan binatang melata dan binatang ternak, bermacam macam warnanya. Itu dapat dilihat dari kesejajaran penyebutan yang Allah sebutkan dalam ayat diatas. Manusia, binatang melata dan binatang ternak, satu baris kalimat, sejajar. Yang dapat dimaknai sebagai satu kemiripan, sejenis, sebab jika tidak maka mustahil Allah sebutkan dalam kesejajaran dalam kalimat ayat diatas. Kesejajaran karena memang memiliki kemiripan. Ya mirip wataknya kayak binatang melata dan bintang ternak. Ada yang mencari makan dimalam hari kayak tokek, ada yang mencari dipagi hari, ada yang mulutnya berbisa dan lidahnya bercabang dua dan ada pula yang persis seperti bunglon, ada yang tunduk tunduk menanduk kayak kerbau dan banteng, ehh dia nunduk saat masih ada nabi, dia nunduk patuh ketika nabi belum wafat

Begitu nabi wafat dia menanduk kanan kiri, membantai ratusan bahkan mungkin ribuan sahabat nabi saat perang Ridda hanya gara gara orang gak mau bayar zakat kepadanya

Siapa dia? Ah sudahlah anda sudah taulah siapa dia, gak enak disebut namanya nanti banyak pencintanya yang uring uringan karena dia dikenal tunduk saat nabi hidup, masa bisa nanduk saat nabi wafat?

Lah itu kata Allah manusia mirip sekali dengan binatang melata dan binatang ternak makanya dikasih satu deretan dalam ayatNya

Masa Allah bohong sih?

Kamunya aja yang ketipu, sudah diingatkan bahwa manusia itu ada yang kayak bunglon tapi gak percaya, di tengah tengah nabi  dia baeeeek banget, eh giliran nabi wafat dia maksa untuk berkuasa dan naudzubillah, nyawa orang kayak gak ada harganya, lebih rendah dari seekor anak kambing, dia bersumpah akan memerangi siapapun yang gak menyerahkan anak kambing yang dulu pernah mereka berikan kepada nabi, dia mau disamakan dengan nabi padahal dia bukan nabi 🤭

Dia maksa menjadi pengganti nabi dalam memimpin ummat padahal dia bukan pengganti nabi

Siapa yang pantas menjadi pengganti nabi? ya orang yang disebut dalam ayat selanjutnya

Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. 

Ulama itu adalah orang yang mempunyai ilmu, gimana bisa dikatakan punya ilmu sedang ayat at Taubah 103 saja dia gak paham?

Pengampunan (At-Tawbah):103 - Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu (RASUL) MEMBERSIHKAN dan MENSUCIKAN MEREKA (UMMAT) dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Urusan zakat itu adalah hak prerogatif Rasul, karena ada fungsi membersihkan dan MENSUCIKAN ummat, gak bisa selainnya.

Nah dia bukan rasul koq maksa orang harus bayar zakat kepada dirinya? Apa dia bisa membersihkan dan mensucikan ummat? Kalo gak bisa maka dia benar benar gak paham ayat ini, gak punya ilmu dalam hal zakat, maka itulah dia gak takut kepada Allah

Dia main bantai orang seenaknya

Isi Perjanjian antara Imam Ali as dan Muawiyah laknatullah alaih

Ini isi perjanjian antara Imam Ali as dan Muawiyah laknatullah alaih di perang Siffin

Dalam perjanjian itu disebutkan 

"Ini adalah perjanjian yang ditandatangani oleh Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin abu Sufyan

Ali mewakili penduduk Iraq dan orang orang yang BERSAMANYA serta kaum muslimin dan Muawiyah mewakili penduduk Syam dan orang orang yang BERSAMANYA dari kalangan kaum mukminin dan muslimin"

Jika kita cermati maka akan kita dapati kenyataan:

Ali mewakili penduduk Iraq dan orang orang yang BERSAMANYA (Syiahnya) serta kaum muslimin (bukan Syiahnya) tapi berada didalam pasukannya

Kalimatnya jelas membedakan antara orang orang yang BERSAMANYA serta kaum muslimin, itu artinya ada dua golongan yang berada didalam pasukan imam Ali as, yaitu Syiahnya atau orang yang bersamanya yaitu pengikut setianya yang dikenal dengan sebutan Syiah karena Syiah sendiri artinya pengikut setia, golongan kedua adalah kaum muslimin atau umat Islam secara umum yang bukan Syiahnya. Mereka inilah yang kemudian sebagian akan berbelok menjadi khawarij dan sebagiannya lagi akan menjadi kelompok yang ikut menyurati imam Husain as agar datang ke Irak sehingga dibunuh oleh Ziyad pasukan Yazid

Kedua Muawiyah mewakili penduduk Syam dan orang orang yang bersamanya (Pengikut setianya) dari kalangan Mukminin dan muslimin

Itu artinya Muawiyah mewakili penduduk Syam (yang tidak jelas keimanannya) dan 
Orang orang yang bersamanya (Syiahnya atau pengikut setianya) dari kalangan Mukminin dan muslimin 

Itu artinya ada tiga golongan yang bersama Muawiyah
1. Penduduk Syam yang tidak jelas keimanannya (pasukan gabungan kemungkinan kaum kafir sewaan dan kaum pagan yang ikut kedalamnya)
2. Syiahnya (pengikutnya)  dari kalangan orang beriman dan Islam (kemungkinan jumlah mereka sangat kecil Krn termakan hasutan dan godaan jabatan) golongan inilah yang sebagian menjadi khawarij dan membentuk pasukan sendiri untuk berencana membunuh Imam Ali as, Muawiyah, dan Thalhah laknatullah alaih

Jadi Muawiyah hanya mewakili tiga golongan tersebut, yang salah satunya adalah kaum mukminin dan muslimin, (yang nantinya sebagian darinya jadi khawarij)

Lalu Muawiyah sendiri apakah beriman? Ya tentu tidak disebutkan dalam perjanjian itu, itu artinya dia benar benar kafir

Karena yang beriman dan Islam hanyalah golongan ketiga dari orang yang dia wakili (yang kemungkinan jumlahnya sangat sedikit)

Kemudian isi perjanjiannya bahwa mereka semua sepakat berhukum kepada hukum Allah dan kitabNya

Ini biasa memang di kalangan kaum kafir Quraisy  ketika mereka dihadapkan pada situasi sulit maka mereka akan memurnikan ketaatan tapi begitu sdh aman mereka kembali musyrik 

 Laba-laba (Al-`Ankabūt):65 - Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)

Artinya ketika dihadapkan pada situasi sulit kayak ditengah laut tiba tiba mereka taat benar kepada Allah tetapi ketika sudah diselamatkan dari amukan laut mereka kembali kafir

Inilah tipikal kaum kafir Quraisy, sama seperti Muawiyah dan pasukannya ketika dihadapkan pada amukan pasukan imam Ali as dan mereka hampir kalah maka mereka tiba tiba memurnikan ketaatan kepada Allah

"Biarkan Allah jadi hakim diantara kita" sambil mengikat Al Qur'an diujung tombak tombak mereka sehingga kaum muslimin yang berada dibarisan imam Ali as enggan melanjutkan peperangan, sehingga terjadilah peristiwa perjanjian diatas

Setelah aman? Ya mereka kembali kafir dan membuat kerusakan di muka bumi

Minggu, 11 April 2021

Tragedi Yang menimpa Sayyidah Fatimah as

TRAGEDI PEMBAKARAN RUMAH FATHIMAH AZ-ZAHRA AS MENJADI BUKTI BAHWA KHILAFAH ABU BAKAR BUKANLAH HASIL IJMA’ MELAINKAN PEMAKSAAN! (1)

NB: Riwayat2 yang saya paparkan dibawah ini bersumber pada referensi sunni/ahlussunnah, maka bagi anda yang sunni janganlah tersinggung, tapi pikirkanlah secara matang demi kebaikan kualitas kehidupan anda di akhirat kelak!

Berikut ini sejumlah referensi dari riwayat sunni/ahlussunnah:

1. IBN ABDURROBBIH
Ahmad bin Muhammad bin ‘Abdurrobbih dalam kitabnya al-Aqd al-Farid Vol 5, Hal 13, Penerbit Maktabah Al-Ma’arif. Riyadh, Saudi Arabia, tahun 1404 H/1983 M, menuliskan sebagai berikut: Umar bin khaththab membawa api untuk membakar rumah Fatimah az-Zahra as. Fatimah bertanya: "Wahai putra Khaththab, engkau ingin membakar rumahku?" Umar menjawab "Ya". [Lihat gambar screenshoot kitabnya]

2. IBN QUTAYBAH DAINURI
Abu Muhammad Abdulllah Ibn Muslim Ibn Qutaybah Dainuri (lebih dikenal di kalangan Ahlu Sunnah dengan sebutan Ibn Qutaybah, meninggal tahun 276H) dalam kitabnya yang berjudul ‘Al-Imamah wa al-Siyasah, volume 1, halaman 12, edisi ke-3, dicetak di Mesir (dalam 2 volume yang disatukan). Di bawah bab yang diberi judul “Cara Ali berbai’at” lengkap dengan rantai sanadnya, Abdullah Ibn Abdurrahman Ansari menulis:
“Sesungguhnya, pada satu hari Abu Bakar mencari tahu siapa saja orang-orang yang menolak berbai’at kepadanya dan siapa saja orang-orang yang telah mendukung Ali berdiri di belakang Ali. Ia kemudian menyuruh Umar untuk mengejar orang-orang itu dan waktu itu mereka sudah berkumpul di rumah Ali. Ketika mereka hendak keluar dari rumah itu, Umar berteriak dengan keras, “Kumpulkanlah kayu bakar.” Umar berteriak-teriak menyuruh para pengikutnya. “Aku bersumpah demi Dia yang Satu yang nyawa Umar ada di tanganNya! Keluarlah. Kalau tidak aku akan bakar rumah ini beserta orang-orang yang ada di dalamnya.” Seseorang berseru, “Wahai Abu Hafs! Apakah kamu tidak tahu bahwa Fathimah ada di dalam rumah itu?” Umar balas menghardik orang itu, “(“Aku tidak peduli”) Bahkan walau Fathimah ada di dalamnya sekalipun.”

3. YAQUBI
Senada dengan para ulama di atas, Yaqubi dalam Tarikh-nya, volume 2, halaman 137, dicetak di Beirut, dengan judul “Pemerintahan Abu Bakar”, menuliskan sebagai berikut:
“Ketika Abu Bakar menderita sakit keras—penyakit yang akhirnya menggiringnya kepada kematian, Abdurrahman Ibn Auf datang menjengguknya dan bertanya kepadanya, “Wahai khalifah Rasulullah! Apa kabar gerangan tuan?” Abu Bakar menjawab, “Tentu saja baik. Aku tidak pernah menyesalkan apapun yang kulakukan kecuali tiga hal dan aku berharap aku tidak pernah melakukannya ……… Tiga hal telah aku lakukan dan aku berharap tidak pernah melakukannya ialah: Aku berharap aku tidak tidak pernah memakai belenggu kekhalifahan ini! Aku berharap aku tidak pernah ikut menyerbu rumah Fathimah! Aku berharap aku tidak pernah menyerang para pengikutnya, bahkan meskipun mereka menyerangku terlebih dahulu dan menyatakan peperangan denganku!”

4. BALADHURI
Ahmad Ibn Yahya—lebih dikenal sebagai Baladhuri (meninggal tahun 279H), dalam kitabnya yang berjudul Ansaab al-Ashraaf dicetak di Mesir, volume 1, halaman 586, dalam bab Saqifah Affair, hadits no. 1184, menuliskan:
Madaaeni mengutip dari Salmah Ibn Muharib dari Sulayman al-Timi dari Ibn Aun, yang mengatakan sebagai berikut:
“Abu Bakar mengirimkan orang-orang untuk mengambil bai’at dari Ali yang menolak untuk patuh dan mengikuti mereka yang sudah berbai’at. Pada saat yang bersamaan, Umar sedang mengumpulkan kayu bakar untuk membakar rumah Ali. Fathimah berdiri di belakang pintu dan berkata kepada Umar, “Wahai putera Khattab! Aku melihatmu menyalakan api untuk membakar rumahku.” Umar menjawab, “Betul. Dan aku tidak tergoyahkan sedikitpun dalam pendirianku sebagaimana ayahmu tidak tergoyahkan dalam agamanya,”

5. IBN QUTAYBAH DAINURI
Sekali lagi kita akan kemukakan keterangan dan fakta dari Ibn Qutaybah yaitu dalam kitabnya yang terkenal di kalangan Ahlu Sunnah yang berjudul Al-Imamah wa Al-Siyasah, volume 1, halaman 18, di bawah judul bab “Insiden Saqifah dan Percakapan Mengenainya”. Ibn Qutaybah menuliskan rantai sanad dari Abdullah Ibn al-Rahman al-Ansari:
“Setelah itu, Abu Bakar memerintah selama dua tahun dan beberapa bulan hingga kemudian ia terjatuh sakit dan selama masa sakitnya ia mengakui sesuatu: “Sesungguhnya, penyakit parah sudah meliputiku …… dan aku bersumpah demi Allah! Aku tidak pernah menyesalkan segala sesuatunya dari hidupku itu kecuali tiga perkara yang sudah aku lakukan. Aku berharap bahwa aku tidak pernah melakukan tiga perkara itu. Aku berharap aku tidak pernah meninggalkan rumah Ali meskipun ia misalnya mengumumkan perang kepadaku!”

6. BALADHURI
Sekali lagi dari Baladhuri dalam buku yang sama yaitu yang terdapat dalam halaman 587, H. 1188, dimana ia menulis bahwa Bakr Ibn Haytham menyampaikan kepadaku dari Abd al-Razaq, dari Muammar, dari Kalbi, dari Abu Saaleh, dari Ibn Abbas yang mengatakan:
“Bahwa Ali menolak untuk berbai’at kepada Abu Bakar dan memilih untuk tetap tinggal di rumahnya mengisolasi diri. Abu Bakar memerintahkan Umar untuk mendatangi Ali dengan sebuah perintah khusus: “Hadirkan Ali ke hadapanku seburuk apapun kondisinya.” Ketika Umar datang kepada Ali segera terjadi pertengkaran yang sengit antara keduanya. Ali bersabda, “Wahai Umar! Bawalah setengah dari hartamu itu di pundakmu. Demi Allah! Tidak akan engkau seserakah ini terhadap kekuasan dan kursi pemerintahan Abu Bakar kecuali karena esok lusa ia akan memberikannya kepadamu.”

7. ISMAIL IMADDUDIN
Ismail Ibn Ali Ibn Muhammad Ibn Muhammad Ibn Umar Ibn Shahanshah Ibn Ayyub, raja Muayyid Imaddudin (meninggal tahun 732H), dalam kitabnya “Al-Mukhtasar fi Akhbaar al-Bashar,” dicetak di Mesir, volume 1, halaman 156, dengan menyebutkan rantai sanad-sanadnya, menuliskan sebagai berikut:
“………Setelah itu, Abu Bakar memerintahkan Umar untuk menyeret Ali keluar, dan juga menyeret mereka yang ada di dalam rumah Fathimah. Abu Bakar berkata kepada Umar, “Apabila mereka menolak untuk keluar, maka perangilah mereka.” Pada saat yang sama, Umar pergi ke rumah Fathimah sambil membawa api untuk membakar rumahnya, ketika ia bertemu dengan Fathimah, Fathimah menyapanya, “Hendak kemana gerangan engkau, wahai putera Khattab? Apakah engkau hendak membakar rumah kami?” Umar menjawab dengan ketus, “Ya, benar. Aku hanya iba dan penuh belas kasihan apabila mereka yang ada di dalam rumahmu itu keluar dan mau berbai’at kepada Abu Bakar seperti yang sudah dilakukan oleh umat.”

8. UMAR RIDHA KAHHALEH
Umar Ridha Kahhaleh, seorang ahli fatsir Sunni kontemporer (masa kini), dalam kitabnya yang berjudul “A’laam al-Nisaa”, edisi ke-5, dicetak di Beirut, circa 1404H, ketika membicarakana tentang Hazrat Fathimah binti Muhammad, setelah menyebutkan rantai sanadnya secara terperinci, ia menuliskan sebagai berikut:
“Abu Bakar mempermasalahkan mereka yang menolak untuk berbai’at kepadanya dan malah memilih untuk berkumpul di rumah Ali, seperti: Abbas Zubayr, dan Sa’ad Ibn Ubaddah. Mereka sedang duduk-duduk di rumah Fathimah dan mereka tidak mau berbai’at. Abu Bakar memerintahkan Umar untuk mengambil bai’at dari mereka. Umar pergi ke rumah Fathimah dan berteriak-teriak (meminta mereka keluar dan berbai’at kepada Abu Bakar) sesampainya di sana. Mereka menolak keluar dari rumah Fathimah. Pada saat inilah Umar meminta para begundalnya untuk mengumpulkan kayu bakar dan berkata keras, “Aku bersumpah demi Dia Yang Satu yang nyawa Umar ada di tanganNya! Keluarlah dari rumah Fathimah atau aku akan bakar rumah ini beserta orang-orang yang ada di dalamnya! Seseorang berkata kepada Umar, “Wahai Aba Hafs (menyapa Umar dengan nama panggilannya)! Fathimah ada di dalam rumah itu!” Umar balik membentak, “Aku tidak peduli walau Fathimah ada di dalamnya. Aku akan tetap membakarnya.”

9. MUHAMMAD HAFIDZ IBRAHIM
Muhammad Hafidz Ibrahim adalah seorang penyair kontemporer di kalangan Ahlu Sunnah. Ia meninggal pada tahun 1351H. Ia telah memuji-muji setinggi langit perkataan Umar “AKAN AKU BAKAR RUMAH INI MESKIPUN FATHIMAH ADA DI DALAMNYA.” Di dalam koleksi puisi-puisinya yang diterbitkan pada tahun 1937M di Beirut, volume 1, halaman 82, dalam judul “Eulogies to Umar”, dalam bab “Umar dan Ali” , ia menuliskan sebagai berikut:
“Betapa benar dan bagusnya pernyataan Umar kepada Ali
Hormatilah orang-orang yang pernah mendengarnya, dan muliakanlah orang yang pernah mengatakannya.
(Umar berkata) Aku akan bakar rumahmu hingga tak satupun orang yang tetap hidup di dalamnya
Jika kalian tidak berbai’at maka tak ada satupun yang selamat
Walapun Fathimah binti Muhammad ada di rumah itu
Tiada lagi orang sehebat dan seberani Abu Hafs
Yang berani melontarkan kata-kata seperti itu
Diantara orang-orang yang paling berani dalam sebuah pasukan
Dialah yang paling berani dari keturunan Adnan”

10. SHAHRASTAANI
Abu al-Fath Muhammad Ibn Abd al-Karim Ibn Abi Bakr Ahmad Shahrastaani (meninggal tahun 548H) dalam karyanya yang berjudul Al-Milal wa an-Nihal, diterbitkan di Beirut, tahun 1404H, volume 1, halaman 57, ia menuliskan sebagai berikut:
Nazzam pernah berkata: "Sesungguhnya, pada hari pembai’atan, Umar memukul Fathimah di perut sedemikian kerasnya hingga Fathimah mengalami keguguran”
(Nazzam: Ibrahim Ibn Sayyar Ibn Haani Mu’tazali—ia adalah salah seorang pemuka aliran Mu’tazilah di masa hidupnya. Ia meninggal pada tahun 231H)

11. DHAHABI
Sejarawan Sunni terkemuka ini bernama Dhahabi (meninggal pada tahun 748H). Dalam kitab sejarahnya yang terkenal yaitu Lisan al-Mizaan, volume 1, halaman 268, no 824; di dalam sebuah bagian dalam kitabnya yang diberijudul halaman Ahmad, ia menguraikan panjang lebar mata rantai sanad yang ia kutip. Ia menuliskan di sana:
“Muhammad Ibn Ahmad Ibn Hammaad al-Kufi—seorang penghapal hadits dari kalangan Ahlu Sunnah telah mengatakan: “Tidak ada keraguan lagi sama sekali, Umar telah menendang Fathimah begitu kerasnya sehingga ia mengalami keguguran (al-Muhsin, puteranya yang masih berada dalam rahimnya itu syahid sebelum ia dilahirkan).”

12. SAFDI
Salahuddin Khalil Ibn Aibak Safdi (meninggal pada tahun 764H) dalam kitabnya Al-Waafi bil Wafayat, diterbitkan di Beirut, sekitar tahun 1401H, volume 6, halaman 17, Ibrahim Ibn Sayyar, no 2444—Nazzam Mu’tazali—ia menuliskan sebagai berikut:
“Nazzam Mu’tazali memiliki pandangan yang kuat bahwa Tidak ada keraguan sama sekali bahwa Umar telah menendang Fathimah begitu kuatnya sehingga ia keguguran janin bayinya yang diberinama al-Muhsin (yang masih berada di dalam rahimnya)”

13. IBN QUTAYBAH DAINURI
Ibn Shahr Aashub Sarvi (meninggal tahun 588H), dalam kitabnya yang terkenal Al-Manaqib, volume 3, halaman 132, menceritakan sebuah fakta sejarah yang dikutip dari kitab Al-Ma’arif tulisan dari Ibn Qutaybah Dainuri (meninggal tahun 276H) ketika menggambarkan putera-puteri yang dimiliki oleh Fathimah.
“Putera-puteri Fathimah itu ialah: Hasan, Husein, Zainab, Ummu Kultsum dan tentu saja Al-Muhsin—yang syahid karena terjangan Fanqadh Adwi,” penulis itu menuliskan. “Di dalam kitab Al-Ma’arif tulisan Ibn Qutaybah cetakan moderen dituliskan di sana, “Ali itu memiliki beberapa orang anak yang nama-namanya ialah sebagai berikut: Hasan, Husein, Muhsin, Ummu Kultsum, dan Zainab al-Kubra. Ibu dari mereka ialah Fathimah binti Muhammad Rasulullah. Akan tetapi Muhsin Ibn Ali meninggal ketika ia masih bayi!!!” Para peneliti dan para ahli sejarah bisa menjadi saksi dari banyak sekali penyimpangan fakta yang begitu melimpah di kalangan Ahlu Sunnah—dan ini adalah salah satunya.”
(Kitab yang asli dari Ibn Qutaybah—yang diterbitkan lebih awal—bisa menjadi bukti kuat bahwa penyimpangan fakta seringkali dilakukan oleh kaum Ahlu Sunnah demi menjaga kemuliaan Umar Ibn Khattab).

14. UMAR RIDHA KAHHALEH
Umar Ridha Kahhaleh—seorang ulama Sunni kontemporer—dalam kitabnya yang terkenal A’laam al-Nisaa, diterbitkan di Beirut, sekitar tahun 1404H, volume 4, halaman 122—124, ia menuliskan sebagai berikut:
“Setelah itu Abu Bakar berkata kepada Umar, “Marilah kita pergi ke rumah Fathimah karena kita telah membuatnya marah. Setelah keduanya sepakat, maka mereka berdua menemui Fathimah di rumahnya. Mereka meminta izin untuk memasuki rumah Fathimah akan tetapi Fathimah tidak mereka izin. Kemudian keduanya pergi menemui Ali agar mau mempertemukan mereka berdua dengan Fathimah. Ketika mereka berdua sampai di hadapan Fathimah, Fathimah memalingkan muka dari keduanya dan memilih untuk menatap tembok rumahnya. Abu Bakar dan Umar mengucapkan salam kepada Fathimah akan tetapi Fathimah tidak menjawabnya. Abu Bakar memulai pembicaraan dengannya. Ketika pembicaraannya selesai, Fathimah berkata kepadanya, “Apabila aku sampaikan sebuah hadits dari Rasulullah, akankah kalian mendengarnya dan sanggup untuk memenuhinya?” Umar dan Abu Bakar berkata kepada Fathimah, “Tentu saja kami mau menyanggupinya”
Fathimah berkata kepada keduanya, “Aku akan ambil sumpah demi Allah dari kalian berdua; apakah kalian pernah mendengar bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Keridhoan Fathimah itu adalah keridhoanku; dan murka Fathimah itu adalah murkaku. Kemudian barangsiapa mencintai puteriku Fathimah, maka ia sesungguhnya mencintaiku; dan barangsiapa membuatnya bahagia, maka sesungguhnya ia telah membuatku bahagia. Barangsiapa yang membuat Fathimah marah, maka ia telah membuatku marah.”
Mereka berdua menjawab, “Ya, tentu saja, kami telah mendengar itu dari Rasulullah.”
Fathimah kemudian berkata lagi dengan keras, “Lalu sesungguhnya aku akan mengambil Allah dan para malaikat sebagai saksiku bahwa kalian berdua telah membuatku murka dan tidak pernah membuatku bahagia. Kalau nanti aku bertemu dengan Rasulullah, akan aku akan adukan kalian berdua kepadanya.”