Rabu, 29 April 2020

Abu Thalib r.a

Imam Ja'far Ash-Shadiq as berkata, "Abu Thalib seperti Ashabul Kahfi, dimana Ashabul Kahfi menyembunyikan imannya dan menampakkan kesyirikan, dan Allah memberikan dua pahala kepada mereka."
(Al-Kafi jilid 1 halaman 448)

*Imam Hasan al-Askari as berkata, "Allah menurunkan wahyu kepada NabiNya, 'Aku menolongmu dengan dua kelompok dr pengikutmu. Satu kelompok menolongmu secara sembunyi dan kelompok lainya menolongmu secara terang2an. Diantara kelompok pertama, pemimpin dan orang yg paling utamanya adalah pamanmu, Abu Thalib. Dan diantara kelompok kedua pemimpin dan orang yg paling utamanya adalah anaknya, Ali'. 
Nabi bersabda, 'Abu Thalib seperti mukmin keluarga Firaun yg menyembunyikan keimanannya (surat Al-Mukmin 28)."'
(Al-Hujjat 'ala al-Dzahib halaman 362)

Syair2 Sayyidina Abu Thalib ra atas kesaksian keimanan beliau dalam mengikuti agama Nabi Muhammad saww yg tertulis dalam kitab Al-Tadzkirah halaman 18, cetakan Beirut karya Ulama besar Sunni Sabath Ibnu Al-Jauzi dan dalam Syarh Nahjul Balaghah Juz 14 halaman 55, cetakan Ihya Al-Kutub Al-'Arabiyah yg disyarh oleh Ibnu Abi Al-Hadid Al-Mu'tazili...

Demi Allah! Kalau ada golongan yg menyerangmu (Muhammad),
aku akan menguburkannya kedalam tanah,
aku akan melaksanakan perintah yg kamu takutkan,
dan aku akan selalu menghiburmu,
aku akan mengangkatmu sebagai penasehatku,
Karena engkau adalah benar,
dan mendapat gelar Al-Amin sebelumnya,
aku tau bahwa agama ini adalah agama yg terbaik,
dibandingkan dengan agama2 yg pernah ada sebelumnya.

Syair Sayyidina Abu Thalib ra yg lain juga tertulis dalam Syarh Nahjul Balaghah Juz 14 halaman 71-81, cetakan Dar Ihya Al-Kutub Al-Arabi yg disyarh oleh Ibnu Abi Al-Hadid Al-Mu'tazili...

Saya berlindung kepada pemilik rumah Allah ini,
dari setiap orang yg bermaksud jahat,
dan dari orang kafir yg mengadu domba kami,
dan dari orang2 yg murtad dr agamanya.
Demi Allah! Sudah ada dalam pundakku
kecintaanku kepada Ahmad,
aku mencintainya bagaikan seseorang yg saling mencinta,
aku yakin akan kebenaran dirinya,
dan tampak jelas agamanya yg haq tak tersentuh sedikitpun oleh kebatilan.
Wahai saksi Allah saksikanlah!
Sesungguhnya diriku berada pada agama Nabi Muhammad,
siapa saja dapat menjadi sesat dalam agama,
namun sesungguhnya diriku telah diberi petunjuk.

Selasa, 28 April 2020

Saksi itu mustahil Nabi dan Jibril

Saksi itu mustahil Nabi dan Jibril

Nabi Muhammad tidak mungkin jadi saksi jika ada kaitannya dengan bukti yang nyata dalam Hud 17 karena dalam hal bukti yang nyata untuk posisi nabi Muhammad saw telah final yaitu sebagai pemegang atau pembawa bukti bukan saksi sebagai mana tertuang dalam as saf ayat 6

Satu barisan (Aş-Şaf):6 - Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".

Jadi hanya ada dua kemungkinan yaitu jibril atau imam Ali as

Nah jibril sendiri tentu bukan saksi jika dikaitkan dengan bukti yang nyata sebab pertama dia adalah perpanjangan tangan atau penyampai bukti yang nyata kepada nabi, sedang saksi adalah pihak ketiga, diantara pembawa pesan dan penerima pesan

Kedua, saksi yang dimaksud adalah saksi penggugat sebagaimana tertuang dalam hud 18, dan ini gak mungkin jibril

Nabi Hud:18 - Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan PARA SAKSI akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim,

Dalam ayat ini para saksi akan menjadi penggugat bagi orang orang kafir, saksi penggugat sudah jelas harus berkaitan langsung dengan orang yang digugat, agar kesaksiannya dapat diterima karena berkaitan langsung hadir dan menyaksikan

Maka jika ditelisik dimana letak Jibril dalam kaitannya dengan kaum kafir Quraisy atau kaum pendusta? Sedang tugasnya adalah berkaitan dengan Nabi dan Ayat yang diturunkan kepada Nabi? Dimana posisi kaum kafir diantara jibril dan Nabi Muhammad Saw sehingga Jibril memiliki keterkaitan langsung kepada mereka dan bisa menjadi saksi penggugat atas mereka? Maka itulah mustahil Jibril bisa menjadi saksi penggugat bagi kaum kafir Quraisy sebab dia tidak memiliki keterkaitan langsung dengan mereka melainkan hanya memiliki keterkaitan langsung dengan nabi, maka dalam hal ini dia hanya bisa menjadi saksi bagi nabi Muhammad Saw bukan kaum kafir Quraisy, sedang dalam Hud 18 para saksi dengan tegas adalah penggugat atas kedustaan kaum kafir Quraisy. Maka disini ada Miss connection antara Jibril dan kaum kafir Quraisy, tidak ada keterkaitannya langsung sehingga tidak bisa jadi penggugat apa yang tidak secara langsung saling terkait.

Maka pendapat bahwa saksi itu Jibril tidak Masyur dikalangan Sunni sendiri karena memang sangat tidak masuk akal

Kedua, saksi yang dimaksud sejatinya bukan saksi atas turunnya Wahyu karena saksi atas turunnya Wahyu tidak disebutkan dalam Hud 18 melainkan saksi atas kaum kafir Quraisy atau kaum pendusta, maka kaitan ini berhubungan dengan Hud 17 didepannya, sehingga saksi dalam Hud 17 adalah saksi yang berhubungan dengan kaum kafir Quraisy, Nabi Muhammad Saw dengan bukti yang nyata. Apa kaitannya antara kesemuanya? Dakwah, nabi sebagai pembawa bukti yang nyata, kaum Quraisy adalah kaum yang dibawakan bukti yang nyata agar mereka percaya akan keesaan Allah dan saksi yang menyaksikan proses tersebut sehingga saksi yang dimaksud adalah saksi dakwah nabi kepada kaum kafir Quraisy sehingga saksi inilah yang akan berkata "sesungguhnya mereka inilah orang yang berdusta atas Tuhan mereka" dalam Hud 18

Berdusta bahwa mereka belum pernah didatangkan bukti yang nyata, agar mereka tidak punya alasan dalam membantah Allah dengan mengatakan kamu belum didatangkan bukti yang nyata

Ini sejalan dengan ayat Al bayyinat, bahwa mereka tdk akan beriman sampai datang pada mereka Al bayyinat atau bukti yang nyata

Pembuktian (Al-Bayyinah):1 - Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,

Maka saksi itulah yang akan berkata mereka berdusta karena Al bayyinat yang mereka minta telah didatangkan

Apa itu Al bayyinat yang dimaksud?

Pembuktian (Al-Bayyinah):2 - (yaitu) seorang Rasul dari Allah yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan

Siapa rasul yang dimaksud? Apakah nabi Muhammad Saw? Bukan karena mereka jelas menolak nabi Muhammad Saw dan Al Qur'an yang dibawakan nabi sampai datang pada mereka seorang rasul yang bisa membacakan lembaran yang disucikan, lembaran apa itu? Al Qur'an? Bukan, karena Al Qur'an telah disampaikan kepada mereka oleh nabi dan mereka menolaknya sampai datang padanya bukti yang nyata

Lalu rasul mana yang dimaksud? Imam Ali as, dialah yang dimaksud karena dialah yang kemudian membacakan lembaran lembaran yang disucikan yang berada di Malail a'la, alam malaikat yang didalamnya terdapat semua isi kitab kitab Allah

Saksi (imam Ali as) inilah yang akan berkata mereka berdusta, karena Imam Ali as telah datang pada mereka tuk membacakan kembaran lembaran yang disucikan

Lalu mengapa bukan Jibril yang datang membacakan lembaran lembaran yang disucikan? Itu karena jika Jibril yang langsung membacakan lembaran yang disucikan dihadapan kaum kafir Quraisy dan ahli kitab, maka mereka disebut telah mendapat Wahyu langsug dari Jibril as, maka derajatnya sama dengan Nabi! Maka tidak mungkin Jibril akan membacakan hal itu kepada mereka

Maka saksi dalam ayat Hud 17 bukan Jibril as


Kamis, 23 April 2020

Mereka bertanya dari mana dalilnya Imam Ali as dalam Hud 17 adalah Rasul saksi?


Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang (Para Nabi salah satunya; Nabi Muhammad Saw) yang ada mempunyai bukti yang nyata dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Imam Ali as) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

Dalilnya adalah dari kata Al bayyinat yang ada dalam Hud 17 itu sendiri, afaman kana 'ala BANYYINATIN mirobbihi

Apa itu Banyyinatin (bukti yang nyata)? Untuk mengetahuinya maka lihat surat Al bayyinat

Pembuktian (Al-Bayyinah):1 - Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,

Apa itu bukti yang nyata?

Pembuktian (Al-Bayyinah):2 - (yaitu) seorang Rasul dari Allah (ini siapa?) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (di malail 'ala),

Siapa rasul yang dimaksud?

Mari kita lihat, kaum Ahli kitab dan musyrik menolak beriman atas dakwah nabi kepada mereka, sebelum datang pada mereka Al bayyinat, itu artinya nabi sdh datang kepada mereka membawa Al Qur'an dan membacakannya kepada mereka agar mereka beriman, namun mereka menolaknya, sebelum datang pada mereka Al bayyinat

Jika yang dimaksud Al bayyinat itu adalah nabi saw yang membacakan Al Qur'an kepada mereka, maka blunder jadinya, masa yang mereka tolak adalah nabi Saw dan Al Qur'an sampai datang kepada mereka nabi Muhammad yang membacakan Al Qur'an? Lah bukankah ini yang mereka tolak bukan? Kenapa ini pula yang mereka nantikan agar beriman kepada Al Qur'an dan nabi Muhammad? 🤣🤣🤣🤣

Blunder jadinya Al Qur'an itu?

Itu artinya ada rasul lain disisi nabi yang mereka nantikan yang bisa membacakan lemberan yang disucikan yang isinya terdapat semua kitab suci

Pembuktian (Al-Bayyinah):3 - di dalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus.

Dimana? Di malail 'ala, di alam malaikat, inilah yang mereka minta sebagai Al bayyinat nabi agar mereka yakin nabi Muhammad Saw adalah Rasul utusan Allah

Lalu siapa rasul itu? Ya Imam Ali as karena hanya dialah yang bersama sama nabi sejak awal dalam berdakwah kepada Kafir Quraisy dan ahli kitab

Dialah yang dimaksud dengan sebutan Al bayyinat

Yaitu seroang Rasul yang mampu membacakan lemberan lemberan yang disucikan. 
Allah sendiri yang menyatakan dia Rasul bukan saya. Makanya dalam Hud 17 disebut "saksi dari Allah" atau utusan Allah yang ditugaskan menjadi saksi, saksi atas apa? Saksi atas dakwah nabi kepada kaum kafir Quraisy dan ahli kitab

Ini adalah berita kerasulan Nabi Muhammad Saw sekaligus berita kerasulan saksi Imam Ali as


Satu barisan (Aş-Şaf):6 - Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".

Ini adalah nubuat yang disampaikan Nabi Isa as kepada murid muridnya, bahwa kelak akan datang seorang Rasul sesudah dirinya, yang mana rasul tersebut akan datang membawa Al bayyinat. Apa itu Al bayyinat? Lihat di surat Al bayyinat

Pembuktian (Al-Bayyinah):1 - Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,

Apa itu bukti yang nyata?

Pembuktian (Al-Bayyinah):2 - (yaitu) seorang Rasul dari Allah (ini siapa?) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (di malail 'ala),

Siapa rasul yang dimaksud?

Mari kita lihat, kaum Ahli kitab dan musyrik menolak beriman atas dakwah nabi kepada mereka, sebelum datang pada mereka Al bayyinat, itu artinya nabi sdh datang kepada mereka membawa Al Qur'an dan membacakannya kepada mereka agar mereka beriman, namun mereka menolaknya, sebelum datang pada mereka Al bayyinat

Jika yang dimaksud Al bayyinat itu adalah nabi saw yang membacakan Al Qur'an kepada mereka, maka blunder jadinya, masa yang mereka tolak adalah nabi Saw dan Al Qur'an sampai datang kepada mereka nabi Muhammad yang membacakan Al Qur'an? Lah bukankah ini yang mereka tolak bukan? Kenapa ini pula yang mereka nantikan agar beriman kepada Al Qur'an dan nabi Muhammad? 🤣🤣🤣🤣

Blunder jadinya Al Qur'an itu?

Itu artinya ada rasul lain disisi nabi yang mereka nantikan yang bisa membacakan lemberan yang disucikan yang isinya terdapat semua kitab suci

Pembuktian (Al-Bayyinah):3 - di dalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus.

Dimana? Di malail 'ala, di alam malaikat, inilah yang mereka minta sebagai Al bayyinat nabi agar mereka yakin nabi Muhammad Saw adalah Rasul utusan Allah

Lalu siapa rasul itu? Ya Imam Ali as karena hanya dialah yang bersama sama nabi sejak awal dalam berdakwah kepada Kafir Quraisy dan ahli kitab

Dialah yang dimaksud dengan sebutan Al bayyinat

Yaitu seroang Rasul yang mampu membacakan lemberan lemberan yang disucikan. 
Allah sendiri yang menyatakan dia Rasul. Makanya dalam Hud 17 disebut "saksi dari Allah" atau utusan Allah yang ditugaskan menjadi saksi, saksi atas apa? Saksi atas dakwah nabi kepada kaum kafir Quraisy dan ahli kitab

Sehingga saat Nabi Isa as mengatakan akan datang seorang Rasul sesudah dirinya dengan membawa Al bayyinat, maka itu sama saja nabi Isa as mengatakan akan datang seorang Rasul yang kedatangannya membawa Al bayyinat atau  seorang rasul saksi sebagai wakilnya. Maka itulah ahli kitab menanyakan mana Al bayyinat itu?, jika tidak mereka tidak akan beriman kepada Nabi Muhammad Saw dan Al Qur'an yang dibawanya.

Maka dipanggillah imam Ali as membacakan lembaran lembaran yang disucikan itu, sehingga mereka sadar dimana letak kesalahan kitab yang ada pada mereka sehingga mereka saling menyalahkan atas kesalahan isi kitab mereka sendiri

Pembuktian (Al-Bayyinah):4 - Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.

Darisanalah mereka paham banyak isi kitab mereka yang dirubah oleh pendahulu mereka sehingga mereka berpecah belah saling menyalahkan

Hal ini pulalah yang kemudian menjadikan imam Ali menjadi salah satu orang yang ikut bermubahala kepada ahli kitab ketika mereka tetap ngotot tidak mau beriman padahal sudah datang pada mereka Al bayyinat

Keluarga 'Imran ('Āli `Imrān):61 - Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami ( Nabi Muhammad dan Imam Ali as) dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.

Itu artinya kerasulan imam Ali as sudah dikabarkan oleh nabi Isa as dalam as saf ayat 6

Minggu, 19 April 2020

Ukuran Penciptaan

Ketika Allah menciptakan dunia dan seisinya, semuanya tuduk pada ukuran ukurannya yang telah ditemukan. Dengan ukuran ukuran itulah segala sesuatu berproses menuju kesempurnaannya, dari sel satu menjadi sel dua, tiga sel l, empat sel dan seterusnya sehingga berproses menuju kesempurnaan.

Matahari (Ash-Shams):5 - dan langit serta pembinaannya,

Matahari (Ash-Shams):6 - dan bumi serta penghamparannya,

Matahari (Ash-Shams):7 - dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),

Inilah yang kemudian melahirkan pemikiran atheis bahwa semua berproses dengan sendirinya sehingga berevolusi menjadi manusia

Padahal Allah sudah nyatakan bahwa semua berproses dari jiwa yang tidak sempurna, sel tunggal, yang akan berproses menuju kesempurnaannya. Atom tunggal yang berproses menuju kesempurnaan (atom dengan ikatan kompleks)

Ini adalah ukuran baku (perubahan dari yang tidak sempurna menjadi sempurna) yang telah Allah tetapkan yang berlaku sehingga tidak ada yang bisa mengubah ukuran itu selain Allah sendiri.

Maka ukuran ukuran itulah yang berevolusi, sehingga seolah olah tidak membutuhkan lagi campur "tangan" Allah. Maka lahir lah ateis yang menganggap tidak ada Tuhan karena alam semesta tercipta dengan sendirinya, padahal semua terjadi karena ukuran yang berposes menuju kesempurnaan yang telah Allah tetapkan.

Al-Ĥijr:19 - Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.

Pembeda (Al-Furqān):2 - yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.

Maka jika seseorang telah menelaah dunia dan isinya lalu menemukan ukuran ukurannya, misal air ukurannya adalah H2O maka dengan ukuran ini manusia bisa mengolah dan mengaplikasikannya kedalam berbagai macam kebutuhan, dan ukuran itu dapat diperkaya menuju kesempurnaannya semisal mengubahnya menjadi energi hidrogen dsb.

Maka itulah sebagai orang beriman jika diperdaya dengan kaum atheis bahwa semua berjalan begitu saja dengan hukum alam maka katakanlah semua itu telah Allah nyatakan sendiri dalam ayat ayat diatas, bahwa Dialah yang membuat Hukum Alam tersebut

Jumat, 17 April 2020

Tawassul


Secara bahasa tawasul artinya mengambil perantara.
 
Secara istilah diartikan sebagai salah satu
cara berdo'a kepada Alloh SWT dan salah satu dari beberapa pintu tawajuh kepada Alloh SWT
dengan menggunakan wasilah (perantara). 

Adapun yang dituju dari tawasul ini adalah Alloh semata.

B. Dalil-dalil tawasul

Ada beberapa dalil tentang diperbolehkannya tawasul baik dalil Al quran, as-Sunnah maupun atsar.

Diantaranya firman Alloh SWT : "Hai Orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah SWT. Dan Carilah perantara untuk sampai kepada Allah SWT. Berjihadlah kamu di jalan-Nya, mudah-mudahan kamu dapat keuntungan." (QS. Al-Maidah:35).

Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki memberikan komentar tentang ayat ini. Bahwa yang dimaksud dengan ayat ini adalah setiap sesuatu yang dijadikan الوسيلة pendekatan
perantara kepada Alloh SWT. Lebih lanjut la menjelaskan :
ولفظ ألوسيلة عام فى ألآيه كما ترى فهو شامل للتوسل بالذوات الفاضلة من الأنبياء والصالحين فى الحياة وبعد الممات وبالاتيانبالأعمال الصالحة على الوجه المأمور به وللتوسل بها بعد وقوعها
Seperti yang kamu ketahui bahwa lafadh الوسيلة pada ayat di atas bersifat umum yang memungkinkan artinya berwasilah dengan dzat-dzat yang utama seperti para Nabi, orang-orang soleh, baik dalam masa hidup mereka maupun sudah mati. Juga memungkinkan diartikan berwasilah dengan amal-amal soleh dengan menjalankan amal-amal Soleh itu dan dijadikan perantara untuk mendekatkan diri kepada Alloh SWT.

Ibnu Taimiyyah berkata dalam kitabnya Shirath al – Mustaqim : "Tak ada perbedaan antara orang hidup dan mati seperti yang diasumsikan sebagian orang. 

Sebuah hadist sohih menegaskan :
"Telah diperintahkan kepada orang–orang yang memiliki hajat di masa khalifah Ustman untuk bertawassul kepada Nabi saw setelah dia wafat. Kemudian, mereka bertawassul kepada Rosul, dan hajat mereka pun terkabul. 

Demikian diriwayatkan oleh ath–Thabrany.
Dalam kitab 40 masalah agama, jilid 1, hal 137 – 138 disebutkan:
عن أنس أن عُمر ابن الخطاب رضي الله عنه كان اذا قحطؤا استسقى بالعباس بن عبد المطلب فقال اللهم كناً تتوسل اليك بتبيّناًفنسقيناً واناً تتوسل اليك يعم يقيناً فاسقنا فيسقون. )رواه البخارى
Dari sahabat Annas, Ia mengatakan : "Pada zaman Umar bin Khaththab mengatakan : pernah terjadi musim peceklik, ketika melakukan sholat istisqo, Umar bertawassul kepada paman Rosulullah saw, Abbas bin Abdul Muthalib : "Ya Tuhan, dulu kami mohon kepada–Mu, dengan tawassul ke paman NabiMu, turunkanlah hujan kepada kami." Allah pun segera menurunkan hujan
kepada mereka. (HR al – Bukhari).
 
ان التوسل والتشفع به صلى الله عليه وسلم ويجاهه وبركاته من سنن المرسلين وسيرة السلف الصلحين

Sesungguhnya tawassul dan minta syafaat kepada Nabi atau dengan keagungan dan
kebesarannya, termasuk diantara Sunnah (amal kebiasaan) para Rosul dan orang–orang Salafushalihin (para pendahulu yang Soleh– soleh).

Adapun kaitannya dengan ayat–ayat Al–Quran yang sering digunakan untuk mengharamkan tawassul seperti ayat–ayat dibawah ini :
الا لله الدين الخالص والذين اتخذوا من دُونه أولياء مانعبدُهم الا ليقربوناً الى الله زلفى ( ٢٣:رمزلا)
"Ingatlah, hanya kepunyaan Allah–lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang–orang yang mengambi pelindung selain Allah (berkata), "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat–dekatnya." (QS, Al– Zumr: 23).

Setelah memperhatikan ayat tersebut dengan cermat, Syaikh Abdul Hayyi al–Amrawi dan Syaikh Abdul Karim Murad menyatakan, "Perkataan para penyembah berhala, kami menyembah mereka (berhala–berhala itu) supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat–dekatnya." 

Ayat ini menegaskan bahwa mereka menyembah berhala untuk tujuan tersebut. Sedangkan orang yang bertawassul dengan orang alim atau para Rosul itu tidak menyembah, tetapi karena dia tau bahwa orang yang di–tawassuli,  mereka tersebut memiliki keutamaan di hadapan Allah Swt dengan kedudukannya sebagai RoSul, ilmu yang dimiliki atau karena keNabiannya.
Dan karena kelebihannya itulah kemudian ada orang yang melakukan tawassul dengan mereka." (Al–Tahdzir min al–lghtitar, hal: 113).

Senin, 13 April 2020

Tanda kemuliaan Imam Ali as

Tempat ibu imam Ali as masuk ke dalam Ka'bah sampai saat ini masih membekas,.meskipun telah berulang kali mengalami perbaikan..,Bagian belahan tersebut dikenal dengan nama,.mustajar..,Meski 1440 tahun telah berlalu,.retakan pada sisi Ka'bah tersebut masih terlihat dengan jelas meskipun telah berkali-kali mengalami renovasi dan upaya perbaikan.

Hanya dikhususkan kepada Imam Ali a.s. karena tidak seorang pun sebelum dan setelah beliau dilahirkan di Ka’bah.

Diriwayatkan dari Sha’sha’ah bin Shauhan yang melontarkan sebuah pertanyaan di akhir hayat Imam Ali,  “Anda lebih mulia atau Nabi Isa bin Maryam?” Imam Ali a.s. menjawab, “Ketika itu Ibu Nabi Isa berada di Batul Maqdis dan saat tiba waktu melahirkan,.Maryam mendengar sebuah seruan yang memerintahkan untuk keluar dari sana karena itu adalah tempat ibadah,.bukan tempat melahirkan,.namun ketika ibuku Fatimah binti Asad yg berada di Haram hendak melahirkanku,.dinding Ka’bah terbelah dan aku dilahirkan di sana..,Tiada seorang pun memiliki keutamaan ini,.baik sebelum atau setelahku.”

Sebagian ulama berkata, “… Jelas bahwa Baitullah Ka’bah memiliki pintu untuk masuk..,Akan tetapi saat itu yg terbuka bukan pintu Ka’bah,.melainkan dinding Ka’bah yang terbelah..,Tujuannya supaya menjadi bukti yang kuat dan terang dari sebuah mukjizat sehingga nantinya orang-orang yang meragukan hal itu tidak dapat mengatakannya sebagai sebuah kebetulan.

Minggu, 12 April 2020

Usia Aisyah saat dinikahi Nabi Muhammad Saw

MEMBERSIHKAN NAMA NABI: 

"NABI KITA BUKAN SEORANG PEDOFIL YANG MENYUKAI ANAK INGUSAN"

Seandainya ‘Aisyah itu berusia 7 tahun ketika ia masuk Islam (yaitu pada awal misi Kenabian), maka ia seharusnya berusia dua-puluh dua tahun, di tahun kedua Hijrah (yaitu tahun dimana ia menikah dengan Rasulullah SAW: 

[7 + 13 + 2 = 22] 

7 tahun = usia ‘Aisyah ketika masuk Islam 

DITAMBAH

13 tahun = jarak misi awal kenabian ke peristiwa Hijrah 

DITAMBAH

2 = tahun kedua Hijrah, saat ‘Aisyah menikah bersama Rasulullah 

JADI, 22 TAHUN USIA 'AISYAH KETIKA MENIKAH DENGAN RASULULLAH 

Akan tetapi kalau kita menerima klaim yang diajukan oleh al-Baladzuri bahwa [‘Aisyah] itu menikah dengan Rasulullah EMPAT TAHUN setelah pernikahan Rasulullah dengan Saudah, maka itu terjadi pada tahun keempat Hijrah. Dengan itu, bisa kita simpulkan bahwa ‘Aisyah itu seharusnya berusia 24 tahun ketika ia menikah dengan Rasulullah. 

JADI, BISA SAJA USIA 'AISYAH ITU MALAH 24 TAHUN, KETIKA MENIKAH DENGAN RASULULLAH

Angka-angka ini bisa saja terus berubah apabila kita teliti lagi pada usia berapakah ‘Aisyah itu masuk Islam? 

Kesimpulannya ialah: pernyataan bahwa ‘Aisyah itu menikah dengan Rasulullah ketika ia berusia 6 atau 9 tahun adalah sebuah dusta yang direkayasa pada masa rezim kekuasaan Bani Umayyah dan karena itu sebuah dusta, sebuah kebohongan, maka sudah barang tentu akan bertentangan dengan kenyataan sejarah.

JADI, TIDAK BENAR 'AISYAH MENIKAH KETIKA MASIH INGUSAN, DENGAN NABI AKHIR ZAMAN

SELENGKAPNYA BISA DILIHAT DI
https://islamitucinta.blogspot.com/2017/06/berapakah-usia-aisyah-ketika-menikah.html