"Abu Bakr mengatakan pada 'Umar dan Zaid, "Duduklah di depan pintu gerbang Masjid
Nabawi. Jika ada orang membawa (memberi tahu) anda tentang sepotong ayat dari Kitab
Allah dengan dua orang saksi, maka tulislah"
(Ibn Abi Dawud, al-Mashafi, hlm. 6. Lihat juga Ibn Hajar, Farhul Bari, ix: 14.)
Mengapa begitu repot mencari siapa yang mempunyai sepotong dua potong ayat Al Qur'an jika telah jelas siapa siapa saja para pencatat Al Qur'an zaman nabi?
Berikut potongan penjelasan Prof Dr MM Al 'Azami:
"Pada periode Madinah kita memiliki cukup banyak informasi termasuk sejumlah nama, lebih kurang
enam puluh lima sahabat yang ditugaskan oleh Nabi Muhammad bertindak sebagai penulis wahyu. Mereka adalah Abban bin Sa'id, Abu Umama, Abu Ayyub al-Ansari, Abu Bakr as-Siddiq, Abu Hudhaifa, Abu Sufyan, Abu Salama, Abu 'Abbas, Ubayy bin Ka'b, al-Arqam, Usaid bin al-Hudair, Aus, Buraida, Bashir,
Thabit bin Qais, Ja` far bin Abi Talib, Jahm bin Sa'd, Suhaim, Hatib, Hudhaifa, Husain, Hanzala, Huwaitib, Khalid bin Sa'id, Khalid bin al-Walid, az-Zubair bin al-`Awwam, Zubair bin Arqam, Zaid bin Thabit, Sa'd bin ar-Rabi`, Sa'd bin `Ubada, Sa'id bin Sa`id, Shurahbil bin Hasna, Talha, `Amir bin Fuhaira, `Abbas, `Abdullah
bin al-Arqam, `Abdullah bin Abi Bakr, `Abdullah bin Rawaha, `Abdullah bin Zaid, `Abdullah bin Sa'd,'Abdullah bin 'Abdullah, 'Abdullah bin 'Amr, 'Uthman bin 'Affan, Uqba, al'Ala bin 'Uqba, 'All bin Abi Talib, 'Umar bin al-Khattab, 'Amr bin al-'As, Muhammad bin Maslama, Mu'adh bin Jabal, Mu'awiya, Ma'n bin 'Adi, Mu'aqib bin Mughira, Mundhir, Muhajir, dan Yazid bin Abi Sufyan. (Untuk lebih jelas harap dilihat M.M, A'zami, Kuttab an-Nabi)
Nama nama ini zaman itu tentu orang orangnya masih hidup dan dua diantaranya adalah abu bakar dan Umar itu sendiri, sudah pasti mereka mengenal ke 63 penulis yang lainnya. Mengapa abu bakar sendiri malah meminta Zaid bin Tsabit untuk mencari orang orang yang mempunyai tulisan Al Qur'an atau hapalan? Mengapa dia sendiri tidak mengeluarkan catatannya yang dulu nabi pernah menjadikan dirinya sebagai salah satu penulis Al Qur'an? Kemana catatannya itu? Tidak ada pada mereka? Tentu saja tidak ada, sebab catatan catatan itu ada pada nabi sebab jika catatan catatan itu ada pada mereka maka sudah pasti abu bakar tinggal menyebutkan satu persatu nama nama pencatat Al Qur'an dan mendatangi rumah mereka untuk mengumpulkan catatan itu, dan selesai, tinggal dibukukan.
Kenyataannya? Tidak demikian, itu artinya mereka tidak memegang catatan itu kecuali hadirin yang tidak secara khusus dijadikan pencatat Wahyu hanya saja mereka ikut mencatat Wahyu saat nabi membacakan ayat Al Qur'an dihadapan mereka. Dari sanalah Al Qur'an bisa diduplikasi yang hasilnya bisa kita pegang hari ini
Itu artinya duplikasi pertama Al Qur'an melalui jalur hafalan dan tulisan tulisan catatan sahabat nabi bukan dari dokumen nabi sendiri, hasilnya ya tentu tidak bisa dijamin selengkap dokumen nabi itu sendiri karena bukan hasil salinan langsung.
Sekalipun demikian, bahwa Al Qur'an sekarang adalah duplikasi dari hapalan para sahabat dan tulisan sahabat, tetap diterima sebagai Al Qur'an, Krn biarpun tidak selengkap Al Qur'an yang ditulis oleh 65 penulis tapi tetap adalah ayat Allah
Sama kayak nasi satu loyang yang tersedia hanya sepiring maka nasi sepiring itulah yang kita terima sebagai konsekwensi yang ada.
Lalu kemana Al Qur'an yang merupakan dokumen Nabi? Tentu disimpan nabi sebagai bentuk pertanggungjawaban beliau kelak di akhirat sebagai barang bukti telah menyampaikan Wahyu kepada ummat, saksinya adalah imam Ali as
Lalu bagaimana ummat bisa membaca Wahyu yang disampaikan nabi jika dokumen itu disimpan nabi?
Penjelasannya seperti ini
Al Qur'an itu saat diwahyukan dari Jibril kepada nabi dan nabi menyampaikan kepada ummat maka ada 3 catatan yang terjadi saat itu
Pertama dicatat oleh para sahabat nabi yang ditunjuk oleh nabi sebagai juru tulisnya
Kedua, dicatat oleh para malaikat di malail a'la dan disimpan dalam kitab kitab yang dimuliakan
:
فِي صُحُفٍ مُكَرَّمَةٍ مَرْفُوعَةٍ مُطَهَّرَةٍ بِأَيْدِي سَفَرَةٍ كِرامٍ بَرَرَةٍ
di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, yang ditinggikan lagi disucikan, di tangan para penulis (malaikat), yang mulia lagi berbakti. ('Abasa: 13-16)
Catatan yang ditulis oleh malaikat ini disebut juga lembaran lembaran yang disucikan yang isinya adalah semua isi kitab kitab termasuk Al Qur'an
{فِيهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ}
di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus. (Al-Bayyinah: 3)
Ketiga, dicatat oleh ummat secara mandiri, sebagai pegangannya masing masing
Nah yang dicatat oleh ummat secara mandiri inilah yang dikumpulkan menjadi mushaf yang saat ini kita pegang yang prosesnya panjang dan berlika liku, dan telah disepakati baik Sunni maupun syiah sebagai Al Qur'an yang tersedia dari zaman sahabat nabi
Sedangkan Al Qur'an yang dicatat oleh malaikat di malail a'la adalah catatan Al Qur'an yang akan digunakan untuk membimbing ummat setelah ketiadaan nabi, dimana catatan ini hanya bisa dibaca oleh para rasul saksi. Hal ini pun telah dikenal oleh ahli kitab, bahwa ada para malaikat pencatat yang mencatat semua kejadian termasuk ayat apa saja yang diturunkan kepada para nabi, hal inilah yang diminta oleh ahli kitab dan kaum musyrikin sebagai Al bayyinat atau bukti bahwa nabi Muhammad Saw adalah seorang nabi, bahwa jika nabi Muhammad Saw benar benar nabi maka dia harus bisa mendatangkan seorang rasul yang dapat membacakan lembaran lembaran yang disucikan tersebut. Sebab mereka mau memastikan apakah Al kitab yang ada ditangan mereka masih otentik 100% sama seperti yang dicatat malaikat pencatat saat nabi Musa as menerima Wahyu ataukah sudah tidak otentik 100%? Mengapa mereka memaksa nabi melakukan hal itu? Itu karena nabi selalu mendakwahkan bahwa kitab mereka telah mengalami perubahan, maka itulah mereka minta bukti tuduhan tersebut jika nabi benar atas tuduhan itu
Pembuktian (Al-Bayyinah):1 - Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,
Pembuktian (Al-Bayyinah):2 - (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Imam Ali as) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (di malail a'la),
Mengapa rasul yang dimaksud dalam ayat ini adalah imam Ali as? Itu karena orang kafir Quraisy dan ahli kitab menolak beriman, atas dakwah nabi Muhammad dan Al Qur'an yang dibawakannya, sebelum datang kepada mereka satu bukti yang kuat yaitu seorang rasul yang membacakan lembaran lembaran yang disucikan di malail a'la. Itu artinya rasul yang mereka mintakan kepada nabi bukan nabi Muhammad Saw itu sendiri sebab nabi Muhammad itulah yang mereka tolak, masa itu pula yang mereka minta supaya beriman kepada nabi Muhammad?
Untuk itulah nabi memanggil imam Ali as untuk membacakan lembaran lembaran yang disucikan yang berada di alam malail 'ala, yang isinya adalah semua kitab kitab
Pembuktian (Al-Bayyinah):3 - di dalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus (termasuk Al Qur'an)
Setelah dibacakan catatan para Malaikat di malail a'la itulah maka mereka yakin bahwa benar kitab yang ada pada mereka, yang diwariskan dari generasi generasi sebelumnya telah terjadi perubahan disana sini, maka itulah mereka berpecah belah dan sebagian beriman kepada nabi Muhammad Saw
Pembuktian (Al-Bayyinah):4 - Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.
Yang beriman kepada nabi setelah kejadian diatas terekam dalam ayat ini
Pembuktian (Al-Bayyinah):7 - Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.
Dari sinilah jika ummat mau meminta bacaan Al Qur'an bisa meminta kepada imam Ali as agar dibacakan di alam malail 'ala.
Untuk itulah 6 bulan setelah nabi Muhammad Saw wafat, imam Ali as tidak keluar rumah salah satu penyebabnya adalah imam Ali sedang menyelesaikan penulisan Al Qur'an yang beliau baca langsung dari malail a'la untuk diserahkan kepada ummat, Ketika telah selesai abu bakar yang saat itu sebagai Khalifah menolaknya sebab sudah punya Al Qur'an hasil pengumpulan dari hafalan dan catatan sahabat, karena penolakan itulah maka Al Qur'an itu disimpan oleh imam Ali as sebagai bukti telah menyampaikan Al Qur'an yang otentik sesuai apa yang ditulis di malail a'la, yang nantinya akan dibawa oleh imam Mahdi as di akhir zaman
Dan sebagai hasilnya Al Qur'an yang dirampungkan oleh abu bakar dan Usman itulah yang dipakai ummat sampai hari ini karena tidak ada pilihan lain, sebab pilihan lain itu telah disimpan sebagai bentuk bukti penolakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar