Sabtu, 06 Maret 2021

Jaminan Allah atas Al Qur'an


Ada yang namanya ayat Al Qur'an dan ada yang namanya media duplikasi ayat Al Qur'an, misalnya kertas, kulit dan hapalan atau ingatan manusia

Al-Ĥijr:9 - Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar MEMELIHARANYA.

Mana yang Allah jamin terpelihara? Apakah ayat Al Qur'annya atau media duplikasinya?

Tentu ayat Al Qur'annya, sebab jika Allah mau menjaga media duplikasinya maka pasti akan dikira sihir yang nyata

Binatang Ternak (Al-'An`ām):7 - Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka dapat menyentuhnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah orang-orang kafir itu berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata".

Karena apa? Karena kertas itu akan ikut terpelihara, abadi, tidak akan bisa hangus dibakar, tidak akan teroksidasi hingga lapuk, tidak akan basah hingga tulisannya pudar karena ketika Allah mengatakan 

"dan sesungguhnya Kami benar-benar MEMELIHARANYA."

Maka benar benar akan terpelihara

Maka ketika Al Qur'an itu turun dengan media duplikasinya seperti kertas maka pasti media tersebut akan benar benar terpelihara dan Dia sendiri yang akan memeliharanya

Tapi karena tidak diturunkan dengan kertas maka itu artinya media duplikasinya tidak dijamin terpelihara

Maka ketika ayat Al Qur'an itu terduplikasi didalam ingatan (hapalan) maka Al Qur'an tersebut bisa hilang dari ingatan, atau lupa

Jika ditulis pada kertas maka bisa lapuk dan dimakan usia, atau terbakar dan musnah

Tapi Al Qur'an harus melalui media, tidak bisa tidak harus dicatat diatas kertas ataupun kulit, tapi kertas atau kulit itu bisa musnah, lapuk dimakan zaman, maka itu artinya ayat Al Qur'an tidak dapat benar benar terpelihara, misalnya tiba tiba semua manusia mati karena wabah, atau perang nuklir lalu manusia semuanya mati, lalu dimana keterpeliharaanya jika kemudian ayat Al Qur'an musnah karena media duplikasinya juga musnah?

Itu artinya agar janji Allah yang menjamin Al Qur'an tetap terpelihara maka harus membutuhkan media yang abadi, atau paling tidak, tidak boleh ikut musnah ketika semua manusia musnah, jika tidak maka ayat diatas tidak terbukti, sebab pada akhirnya Al Qur'an tidak terpelihara karena ikut musnah bersama manusia dan kertas sebagai media duplikatnya

Maka untuk menjamin keterpeliharaanya diatas maka Allah pun memberikan jaminan kebadian kepada media Al Qur'an itu sendiri

Caranya? Coba perhatikan apa yang menyebabkan kertas dan kulit lapuk? Manusia lupa dan mati? Tinta mengering, memudar dan hilang bersama lapuknya kertas?

Waktu

Masa/Waktu (Al-`Aşr):1 - Demi masa.

Masa/Waktu (Al-`Aşr):2 - Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

Manusia benar benar dalam kerugian karena waktu

Ya waktu adalah penyebabnya

Maka Allah telah menjamin bahwa ayat Al Qur'an benar benar terpelihara diatas media duplikasinya

Dimana? Di tempat yang waktu tidak bisa membuatnya lapuk karena disana sehari bagaikan 1000 tahun di bumi. Jadi ketika Al Qur'an berada disana maka dia abadi

Sajdah (As-Sajdah):5 - Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu

Al Qur'an baru sekitar 1442 tahun ditrunkan di dunia, dan selama itu pulalah ayat Al Qur'an dan medianya masih utuh seutuhnya seperti sedia kala ketika pertama kali dicatat dimasa nabi oleh 65 juri tulisanya.

Bahkan tintanya masih baru sekali, seakan baru dicatat kemarin

Dimana? Dialam ghaib, 

Dialam sana sehari kadarnya sama dengan 1000 tahun di bumi.

Ketika nabi Muhammad Saw wafat, imam Ali as memindahkan semua dokumen nabi ke alam ghoib sebagai jaminan keterpeliharaanya dari Allah agar tidak lapuk dimakan usia

Lalu bagaimana cara kita membacanya?

Nah minta kepada Para Rasul untuk membacakannya dan kita menuliskan kembali ke media kita masing masing, ini seperti membuka aplikasi media penyimpanan awan (Cloud) zaman sekarang, ketika dibutuhkan maka masuk ke aplikasi media penyimpanan Awan (Cloud) dan tinggal dibaca disana

Sama seperti Al Qur'an, tersimpan di media penyimpanan Cloud (alam ghoib), masuklah kesana dan baca, tapi itu membutuhkan orang yang bisa membaca media dialam ghoib

Siapa dia?

Nah ini disampaikan oleh Al Qur'an didalam surat Al Bayyinah

Pembuktian (Al-Bayyinah):1 - Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,

Pembuktian (Al-Bayyinah):2 - (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Imam Ali as) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (di malail 'ala),

Pembuktian (Al-Bayyinah):3 - di dalamnya terdapat Kitab-kitab yang lurus (termasuk Al Qur'an)

Coba perhatikan, orang kafir musyrik dan ahli kitab menolak beriman sebelum datang al Bayyinah (atau bukti yang nyata : mukjizat)
Apa itu Al bayyinat? Dijawab oleh Al Qur'an

"Seorang rasul yang membacakan"
Artinya

Mereka sudah diajak masuk Islam oleh nabi, diajak dengan menyampaikan Al Qur'an tapi mereka menolak masuk Islam kecuali nabi bisa mendatangkan Al Bayynat, yaitu seorang rasul yang membacakan lembaran lembaran yang disucikan dimana? Di malail a'la

فِي صُحُفٍ مُكَرَّمَةٍ مَرْفُوعَةٍ مُطَهَّرَةٍ بِأَيْدِي سَفَرَةٍ كِرامٍ بَرَرَةٍ

di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, yang ditinggikan lagi disucikan, di tangan para penulis (malaikat), yang mulia lagi berbakti. ('Abasa: 13-16)

Di alam malaikat, 

Jadi nabi harus bisa mendatangkan rasul yang bisa membacakan lembaran lembaran yang disucikan di alam malaikat atau alam malail a'la

Jika mampu maka mereka baru bisa beriman dan menerima ajakan nabi Muhammad Saw dan Al Qur'an

Dan ketika rasul itu membacakan lembaran lembaran yang disucikan yang didalamnya terdapat semua kitab kitab yaitu Taurat Zabur Injil dan Al Qur'an barulah mereka tersadar karena selama ini kitab yang mereka pegang tidak sama persis dengan Taurat yang berada di alam malail 'ala, maka mereka berpecah belah

Pembuktian (Al-Bayyinah):4 - Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.

Nah siapa rasul yang membacakan lembaran lembaran yang disucikan itu yang didalamnya terdapat semua kitab kitab suci termasuk Al Qur'an? Ya imam Ali as

Jadi ketika nabi menyampaikan Al Qur'an, secara teknisnya, ada tiga duplikasi, pertama dicatat oleh 65 penulis resmi nabi dan disimpan nabi, kedua dicatat oleh para sahabat nabi dan dihafal, ketiga adalah dicatat malaikat dan disimpan di malail a'la sebagai tempat penyimpanan semua kitab kitab terdahulu

Yang dicatat oleh 65 pencatat itu adalah dokumen suci yang oleh imam Ali as dipindahkan ke alam ghoib, dan yang tecatat oleh para sahabat dan ingatan yang kemudian terduplikasi di zaman abu bakar, dan Usman, yang kita kenal sampai sekarang

Maka jika ummat mau memeriksa ingatan hapalan dan catatan catatan mereka, seharusnya mereka datang kepada imam Ali as untuk dibacakan Al Qur'an yang berada di malail a'la atau yang berada di alam ghoib

Tapi mereka tidak lakukan hal itu malah membuat duplikasinya sendiri berdasarkan ingatan dan catatan catatan para sahabat nabi, maka yang hadir saat ini dihadapan kita adalah Al Qur'an yang terduplikasi dari potongan potongan catatan dan ingatan, hasilnya apakah 100% sama dengan al Qur'an yang ada di malail a'la dan yang tercatat secara resmi di zaman nabi oleh 68 pencatat? Hanya imam Ali as dan 11 rasul saksi yang mengetahuinya, karena hanya merekalah yang bisa membaca penyimpanan awan (Cloud) kitab kitab

Pertanyaannya, untuk apa imam Ali as memindahkan catatan Al Qur'an atau dokumen nabi ke alam ghoib? Itu selain awet dan akan ditampilkan imam Mahdi as di akhir zaman, juga sebagai barang bukti kelak di akhirat bahwa nabi telah menyampaikan Al Qur'an kepada ummat yang ditulis sendiri oleh 65 penulis

Gak lucu kan, ketika Musa as dipanggil mempertanggungjawabkan apa yang telah ditugaskan kepadanya dia membawa Taurat asli yang dia terima

Tapi nabi Muhammad malah bawa Al Qur'an yang diduplikasi oleh abu bakar dan Usman ? Makanya pasti nabi akan hadir bersama Al Qur'an yang dicatat oleh 65 pencatat sebagai bukti bahwa dia telah menyampaikan risalah

Lalu siapa saksinya? Imam Ali as sebagai rasul saksinya (Hud 17)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar