Al liwa adalah bendera Rasulullah saw yang biasanya diberikan kepada panglima perangnya, sedangkan ar raya (panji) diberikan kepada detasemen detasemen tempur dibawah panglima perang, sehingga jumlahnya banyak sesuai jumlah detasemen yg dibentuk.
Al liwa adalah pusat komando yang mengomandoi ar raya ar raya (panji panji). Kedaulatan Rasulullah saw ditandai dgn Al liwa (bendera) yg berwarna putih, inilah yg dicopi paste oleh HTI dengan harapan itulah bendera dan panji Rasulullah saw, padahal tidak ada kaitan sama sekali, sebab apa yg mereka buat sekalipun katakanlah mirip tapi tidak memiliki kedaulatan Rasulullah saw. Sebab al liwa (bendera) rasulullah saw yang memiliki nilai kedaulatan hanya bisa berpindah kedaulatan dgn dua cara yiatu direbut paksa dalam perang atau diserahkan sendiri oleh Nabi saw, seperti ketika nabi menyerahkan al liwa kepada Zaid bin Haritsah ra ketika perang Mu'tah
Sepenggal kisahnya:
Rasulullah mengutus Harist bin ‘Umair Al Azdy dengan sepucuk surat dari beliau kepada raja Bushra, mengajaknya masuk Islam. Sampai di Mu’tah, sebelah Timur Yordan, seorang pembesar Bani Ghassan, yaitu Syurahbil bin ‘Amr menangkap Harits, lalu Harits dibunuhnya. Rasulullah sangat marah, karena sesungguhnya seorang utusan tidak boleh dibunuh.
Maka beliau siapkan tiga ribu tentara untuk memerangi Mu’tah. Beliau mengangkat anak kesayangannya Zaid bin Haritsah menjadi komandan pasukan tersebut. Kata Beliau, “Jika Zaid gugur, maka pimpinan harus digantikan oleh Ja’far bin Abi Thalib. Jika Ja’far gugur pula, pimpinan harus diambil alih oleh ‘Abdullah bin Rawahah. Jika ‘Abdullah gugur pula, maka pimpinan dipilih oleh kaum muslimin seorang diantara mereka.”
Pimpinan apa yang dimaksud harus diambil alih? Al liwa, bendera Rasulullah saw tidak boleh jatuh ketangan musuh karena itu sama saja kedaulatan Rasulullah saw ikut terenggut dan harus mengakui kekalahan dengan menyerahkan kedaulatan kota madinah kepada musuh. Karenanya nabi telah menunjuk siapa pemegang al liwa ketika pemegangnya terbunuh. Ini adalah jalur pemindah alihan kedaulatan.
Lalu dimanakah bendera al liwa terakhir kali terekam sejarah? Ada pada usamah bin zaid bin Haritsah, putra zaid bin Haritsah. Beliau ditunjuk menjadi pemegang bendera nabi atau pemenang kedaulatan nabi saat pasukan dikirim dalam syariah usamah. Syariah adalah rombongan pasukan yg tidak dipimpin langsung oleh Rasulullah saw sedangkan Ghazwa adalah rombongan pasukan yang dipimpin oleh Rasulullah saw.
Dalam shariyah usamah itulah nabi sendiri yg mengikat al liwa dan diserahkan kepada usamah. Dan karena nabi wafat maka pasukan balik kembali yang seharusnya tidak boleh. Baliknya usamah itu sekaligus menyerahkan kembali al liwa Rasulullah saw, tp beliau menyerahkannya kepada Aisyah itu artinya Usamah menyerahkan kedaulatan Rasulullah saw kepada wanita. Itu terlarang sejatinya. Tapi itulah usamah. Kekeliruan yang sulit diterima. Karena seharusnya bendera itu diserahkan kepada Imam Ali as. Mengapa demikian? Itu karena pasukan usamah adalah pasukan lanjutan dari perang ayahnya saat melawan romawi, dan romawi belum mengakui kedaulatan Rasulullah saw, sehingga terjadi perang tabuk dimana nabi sendiri yang memimpin pasukan dan Imam Ali as sebagai walikota madinah. Tapi sayangnya pasukan batal bertempur yang membuat pasukan islam kecewa berat karena batal memanen kurma dan batal pula meraih ganimah (rampasan perang) inilah yang kemudian membuat sahabat semuanya jatuh dalam fasik kecuali Imam Ali as
Pengampunan (At-Tawbah):117 - Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang muhajirin dan orang-orang anshar yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka HAMPIR BERPALING, kemudian Allah menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka,
mereka jatuh kedalam fasik. karena kesalahan inilah maka mereka harus memperbaiki diri yaitu dalam perang yang dipimpin usamah bin zaid bin Haristsah.
Lebah (An-Naĥl):119 - Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
sehingga hanya imam Ali as yg tidak fasik, dan beliau menemani nabi karena tidak ada kewajiban memperbaiki diri Untuk ikut dalam perang usamah, disamping nabi yang sedang sakit.
ketika nabi wafat al liwa diserahkan kepada Aisyah, ini tidak boleh harusnya diserahkan kepada laki laki muslim dan tidak fasik, siapa dia? Ya cuma Imam Ali as, tapi hal ini tidak dilakukan, malahan mereka memilih sendiri khalifah yang akan menegang al liwa Rasulullah saw. Maka itu artinya menyerahkan kedaulatan Rasulullah saw kepada kaum fasik karena mereka sejatinya masih fasik sampai memperbaiki diri, tp apa yg terjadi mereka malah membuat kesalahan Lagi yaitu tidak patuh pada perintah Nabi untuk pergi berperang.
karena penyerahan al liwa kepada abu bakar itulah maka Imam Ali as harus tunduk mengakui kedaulatan itu atau harus merebutnya, karena hak bendera kedaulatan Rasulullah saw harusnya diserahkan ke tangan wali kota terakhir yang diangkat nabi yaitu imam Ali as. mengapa demikian? Sebab tidak boleh ada kebijakan baru diluar kebijakan nabi yang sudah pernah ada.
ibarat seorang majikan yang wafat dan punya mobil maka mobil itu jika harus difugsikan maka lihat siapa orang terakhir yang dijadikan supirnya oleh majikan. Maka supir itulah yang dipakai karena tidak boleh ada keputusan lain diluar keputusan majikan.
tidak boleh ada walikota lain selain yang sudah pernah ada dan tidak fasik, ya cuma Imam Ali as
karena itulah seharusnya al liwa nabi diserahkan kepada imam Ali as karena hanya beliaulah yg tidak hampir berpaling. Bukan ketangan Aisyah seorang wanita
kedua, kenapa harus Imam Ali as? Itu karena imam Ali as adalah rasul pengganti nabi
Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang (para nabi salah satunya Rasulullah saw) yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Imam Ali as) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa, Imaman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.
karena itulah sejatinya al liwa dikembalikan kepada Imam Ali as sebagai tanda penyerahan kedaulatan Rasulullah saw dan kepatuhan pasukan, tapi sayangnya hal itu tidak terjadi. Dan baru kembali ketika Imam Ali as menjadi khalifah dan terus diwariskan kepada Imam Hasan as. Dan inilah yg dikejar oleh Muawiyyah laknatullah tapi gagal.
Itu artinya al liwa sejatinya ada ditangan 12 Imam Ahlulbait dan saat ini ditangan Imam Mahdi as
apa yg diklaim ISIS dan HTI adalah bathil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar