Dalam video ini yang saya dapat di YouTube menjelaskan adanya nama nabi Muhammad Saw dalam kitab Injil Ibrani original, yang kemudian diterjemahkan bukan lagi menjadi menjadi nama Muhammad pada Injil bahasa selain Ibrani.
Hal yang sama akan kita temui dalam Al Qur'an surat Al Hijr dimana ada nama imam Ali as disebutkan tapi menjadi berubah ketika diberikan harakat berbeda.
قَالَ هَٰذَا صِرَٰطٌ عَلَىَّ مُسْتَقِيمٌ
Q.S Al Hijr 41: Qola Hadza shirathun 'ALAYYA Mustaqim
Perhatikan kata yang saya berikan huruf kapital, kata ini terdiri dari tiga huruf yaitu 'ain lam dan ya, susunan tiga huruf yang sama dengan nama imam Ali as yang juga terdiri dari huruf yang sama 'ain lam dan ya. Koq bisa? Apa kebetulan atau memang itu adalah namanya imam Ali as, seperti kasus dalam Injil Ibrani dalam video tersebut yang sejatinya adalah nama nabi Muhammad Saw hanya saja diartikan berbeda?
Coba perhatikan video tersebut dan perhatikan ayat Al Hijr 41
قَالَ هَٰذَا صِرَٰطٌ عَلَىَّ مُسْتَقِيمٌ
Kata 'ALAYYA dalam surat Al Qur'an ini, sebelum adanya harakat maka tidak ada harakat diatas ain, lam dan ya, sehingga bisa dibaca Aliyyan atau nama Imam Ali as
Lalu setelah adanya penetapan harakat jauh setelah masa Usman bin Affan atau mungkin juga pada masanya sehingga ditetapkan adanya harakat diatas 'ain lam dan ya sehingga dibaca 'alayya
Lalu apa sih artinya jika memakai alayya atau aliyya
Jika memakai alayya seperti umum setelah adanya penetapan keseragaman cara baca maka sperti yang kita biasa baca di dalam Al Qur'an
Q.S Al Hijr 41: Qola Hadza shirathun 'ALAYYA Mustaqim
Artinya
Al-Ĥijr:41 - Allah berfirman: "Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya).
Namun jika memakai kata Aliyyan Sebelum adanya penyeragaman paksa oleh Usman bin Affan maka artinya seperti ini
Al-Ĥijr:41 - Allah berfirman: "Ini adalah jalan Ali yang lurus"
Coba kita susun ayatnya.
قَالَ هَٰذَا صِرَٰطٌ عَلَىَّ مُسْتَقِيمٌ
قَالَ Allah berfirman
هَٰذَا ini
صِرَٰطٌ jalan
عَلَىَّ alayya/Aliyyan
مُسْتَقِيمٌ yang lurus
Maka lebih cocok pada cara baca sebelum ada penyeragaman,
Al-Ĥijr:41 - Allah berfirman: "Ini adalah jalan Ali yang lurus"
Sesuai tata letak kata perkatanya, kata jalan dan lurus dipisahkan kata alayya atau aliyyan,
Namun dalam bacaan yang diseragamkan kata alayya digeser menjadi terakhir, kata jalan dan lurus digabung menjadi
Al-Ĥijr:41 - Allah berfirman: "Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya).
Lalu ditambahkan kata dalam kurung "menjaganya" jadi terkesan dipaksakan🤦
Coba perhatikan kita susun
Allah berfirman:قَالَ
Ini adalah هَٰذَا
jalanصِرَٰطٌ
yang lurusمُسْتَقِيمٌ
kewajiban Aku-lah (menjaganya).عَلَىَّ
Maka akan seperti ini susunannya jika memakai arti diatas
قَالَ هَٰذَا صِرَٰطٌ مُسْتَقِيمٌ عَلَىَّ
'Qola Hadza Shirothol Mustaqim alayya"
Kata "alayya" terpaksa digeser ke ujung, ini jelas keliru.
Tapi lucunya mereka menuduh Syiah yang mengubah Al Qur'an? Hmm padahal mereka yang berusaha mengubah Al Qur'an itu sendiri dengan menjadikan kata ain lam dan ya menjadi alayya sehingga artinya jadi aneh
Coba perhatikan rentetan ayatnya
Al-Ĥijr:39 - Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,
Al-Ĥijr:40 - kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka".
Al-Ĥijr:41 - Allah berfirman: "Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya).
Al-Ĥijr:42 - Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat.
Ayat 39-40 iblis berjanji akan menyesatkan manusia kecuali mereka yang ikhlas, maka seharusnya pada ayat 41 sudah selayaknya Allah menunjukkan siapa atau yang mana hamba hamba yang ikhlas itu bukan? Tapi malah Allah berfirman inilah jalan yang lurus, kewajiban Akulah? Maksudnya Allah yang berkewajiban berada diatas jalan yang lurus? Karena membingungkan maka ditambah kata dalam kurung (menjaganya), ini jelas penambahan. Dan memang bukan seharusnya seperti itu sebab yang dibicarakan adalah ancaman iblis kepada manusia kecuali mereka yang ikhlas, maka ayat selanjutnya sudah tepat jika menjelaskan siapa orang yang ikhlas itu yang akan selamat dari godaan iblis, seperti berikut ini
Al-Ĥijr:41 - Allah berfirman: "Ini adalah jalan Ali yang lurus"
Dengan ayat sperti ini maka lebih tepat, karena memang imam Alilah manusia paling ikhlas seperti ayat sebelumnya
Al-Ĥijr:40 - kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka".
Lalu dilanjutkan dengan ayat 42
Al-Ĥijr:42 - Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat.
Jadi ayat 40,41 hingga 42 berbicara soal hamba hamba yang ikhlas yang tidak akan bisa dikuasai oleh iblis karena iblis mengancam akan menyesatkan manusia maka Allah menunjukkan jalan siapa yang tidak akan bisa dikuasai, yaitu jalannya imam Ali as, sang rasul saksi, rasul pemberi peringatan
Jadi sudah jelas bukan siapa yang mengubah Al Qur'an? Bukan syiah, karena Syiah mengikuti alur ayat demi ayat dan sangat sesuai
Tuduhan itu muncul karena iblis tidak suka pada jalan Imam Ali jalan orang orang yang Mukhlis, siapa mereka? Ya pengikut (Syiah) Ali as
Hadza shirathal Aliyyan Mustaqim, ini adalah jalan Ali yang lurus
Ya nama Ali as disebut dalam Al hijir 41, tapi artinya dilencengkan sama persis seperti dalam Injil bahasa Ibrani yang nyata nyata menyebautkan nama Muhammad Saw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar