Senin, 20 Januari 2020

Cara menafsir yang benar



Hari Kiamat (Al-Wāqi`ah):75 - Maka Aku bersumpah dengan masa turunnya bagian-bagian Al-Quran.

Hari Kiamat (Al-Wāqi`ah):76 - Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui.

Hari Kiamat (Al-Wāqi`ah):77 - Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia,

Hari Kiamat (Al-Wāqi`ah):78 - pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh),

Hari Kiamat (Al-Wāqi`ah):79 - tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.

Pernahkah kita berpikir mengapa Allah bersumpah dan sumpah itu dengan sumpah yang besar pula?
Tentu ada hal yang sangat penting. Semisal contoh anda bersumpah, "Demi Allah, saya ingin mengatakan kepada anda bahwa jangan melewati bundaran HI hari ini, sesungguhnya ini sumpah yang besar jika kamu mengetahui"  lalu anda bertanya dengan sangat terkejut " wow ada apa ini? Ada apa  gerangan? Apakah ada kerusuhan disana sampai anda melarang saya dengan memakai sumpah yang begitu besar?" Lalu anda berkata "ow gak apa apa, santai saja, saya hanya bersumpah doang dan hanya melarang larang saja, gak ada apa apa koq" " lalu mengapa anda melarang saya? Pake sumpah segala lagi! Semprul!! Peak!"

Sekarang coba perhatikan Allah dalam ayat itu melarang kita dengan memakai sumpah yang besar jika kita memahaminya, tentunya ini bukan sumpah yang main main, ini sumpah yang sangat sangat besar sampai Allah menyatakan "Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui" Hari Kiamat (Al-Wāqi`ah):76

Nah apa yang tidak ketahui? 

Akibatnya akibat dari mengesampingkan larangan yang Allah telah sampaikan dalam ayat diatas, apa itu?

Hari Kiamat (Al-Wāqi`ah):77 - Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia,
Hari Kiamat (Al-Wāqi`ah):78 - pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh),
Hari Kiamat (Al-Wāqi`ah):79 - TIDAK MENYENTUHNYA KECUALI ORANG-ORANG YANG DISUCIKAN. 

Allah dalam ayat diatas menyatakan keagungan Al Qur'an dan melarang siapapun menyentuhnya kecuali orang orang yang disucikan, dan Allah nyatakan ini sumpah yang besar jika kalian memahami bahwa akan ada resiko besar yang bisa ditimbulkan jika mengabaikannya

Apa itu? Kehancuran dunia, kebinasaan tatanan keadaban. Pembunuhan atas nama agama, atas nama Al Qur'an, perampasan, pemerkosaan dan segala macam kejatahan akan muncul jika mengabaikan larangan ini

La yamassyhu illal muthoharun.. Al Qur'an ini sangat mulai, tidak ada yang boleh menyentuhnya kecuali orang yang disucikan. Siapa? 

1. Ahlul bait nabi Muhammad Saw, karena merekalah orang orang yang disucikan dalam Al ahzab 33

Golongan-Golongan yang bersekutu (Al-'Aĥzāb):33 -  Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.

 إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا

Mereka inilah yang disucikan oleh Allah, apa yang disucikan dari mereka? Rijsa. Kotoran jiwa

 إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ 👈الرِّجْسَ👉 أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا

الرِّجْسَ artinya kotor

Hal ini bisa kita lihat dalam ayat berikut

قُلْ لَا أَجِدُ فِي مَا أُوحِيَ إِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلَىٰ طَاعِمٍ يَطْعَمُهُ إِلَّا أَنْ يَكُونَ مَيْتَةً أَوْ دَمًا مَسْفُوحًا أَوْ لَحْمَ خِنْزِيرٍ فَإِنَّهُ👈 رِجْسٌ👉 أَوْ فِسْقًا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَإِنَّ رَبَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi -- karena sesungguhnya semua itu KOTOR -- atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". Al An'am 145

Rijsa atau Kotoran jiwa inilah yang DISUCIKAN dari ahlul bait, sebab kotoran jiwa inilah yang bisa menyebabkan seseorang menjadi tersesat jika berinteraksi dengan Al Qur'an

Perhatikan ayat ini

وَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَتْهُمْ  👈رِجْسًا👉 إِلَىٰ 
👈رِجْسِهِمْ 👉 وَمَاتُوا وَهُمْ كَافِرُونَ
(At Taubah 9:125) 

Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.

Dalam ayat ini kata Rijsa diartikan kekafiran padahal kata kafir dalam bahasa arab ya kafir bukan rijsa, tapi dalam ayat ini rijsa yang seharusnya diartikan kotor menjadi kafir, ini salah satu kesalahan penerjemahan yang membelokkan makna Al Qur'an. 

Seharusnya seperti ini 

Dan adapun orang-orang yang di DALAM HATI MEREKA ada PENYAKIT (KOTORAN JIWA), maka dengan surat itu bertambah kekotoran jiwa mereka, disamping kekotoran jiwanya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.

Itu artinya apabila seseorang itu tidak suci dari kotoran jiwa dan menyentuh Al Qur'an atau menyentuh makna dan tafsir Al Quran maka yang ada Al Qur'an tadi hanya akan menambah kekotoran jiwa mereka ibarat anda memasukkan air ke dalam gelas yang dimana pada dasar gelas ada tinta hitam, walaupun pada sisi dalam gelas masih bersih, tapi lama kelamaan dengan seiring naiknya air memenuhi gelas maka semakin naik pula tinta yang awalnya di dasar gelas mengotori semua permukaan gelas dan jika air tadi meluap keluar maka akan mengotori pula tempat dimana gelas tadi berada

Demikian pula jiwa manusia yang masih ada kotoran jiwanya maka dengan masuknya Al Qur'an akan menyebabkan jiwanya makin kotor disamping kotoran jiwanya yang telah ada, artinya dia hanya akan salah dan semakin salah dalam memahami Al Qur'an dan apabila dia menyampaikan apa yang dia pahami kepada orang lain maka akan menyebabkan orang lain akan ikut tersesat

Lalu bagaimana seharusnya?

Al Qur'an harus disandarkan pada ahlul bait yang disucikan, bukan ahlul bait yang tidak disucikan
Siapa mereka? Mereka adalah Imam Ali as, sayyidah Fatimah as, imam Hasan as dan imam Husain as. 

Waming koblihi kitabu Musa IMAMAN warahmatan
Kitab harus disandingkan dengan Imaman, sebagaimana dahulu semua kitab disandarkan pada imam imam manakala sang pembawa kitab telah meninggal agar Kitab tetap menghasilkan Rahmat bukan sebaliknya menghasilkan musibah Lil alamin.

Mereka yang tetap bersandar pada Imam Ali as dan imam imam ahlul bait yang disucikan inilah yang dikenal dengan istilah Syiah Ali atau pengikut Ali as. Mereka inilah yang mewarisi penafsiran penafsiran Al Qur'an yang diajarkan oleh imam imam yang suci

2. Disandarkan pada ayat Al Qur'an yang lain.

Bagaimana jika kita tidak menerima atau menemukan tafsiran yang diajarkan oleh ahlu bait yang suci? Maka kita harus menyandarkan penafsiran ayat Al Qur'an kepada ayat suci Al Quran yang lain. misalnya kita mau menafsirkan ayat A maka kita bisa menyandarkannya pada ayat B walaupun di lain surat asal yang semakna, karena ayat Al Qur'an itu suci dan hanya bisa disentuh oleh ayat suci yang lainnya. Atau dengan istilah Al Qur'an menjelaskan Al Qur'an itu sendiri. Dengan syarat kita meletakan qamis Ahlu bait kewajah kita agar kita bisa melihat 

Nabi Yusuf (Yūsuf):93 - Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah dia kewajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali; dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku".

Ahlul bait adalah ahli keluarga, gamis Yusuf as dapat menyembuhkan buta ayahnya karena cinta yang tertransfer lewat jubahnya. Karena cinta itulah sang ayah dapat melihat

Demikian pula dengan cinta Ahlul bait kepada orang yang meletakkan gamis mereka (ahlul bait) ke wajah hatinya dengan penuh cinta, maka orang itu akan terselamatkan dari kesalahan menafsirkan ayat ayat Al Qur'an, karena dengan sendirinya orang itu akan bisa melihat mana yang salah dan mana yang benar dalam menafsirkan, mana ayat ayat yang saling menjelaskan satu sama lainnya dalam Al Qur'an.

Apa gamis mereka? Keadilan, kasih sayang kepada sesama manusia, cinta kasih dan sabar dalam menghadapi segala kepahitan cinta. Berapa kali mereka dikhianati, tapi mereka tetap sayang dan cinta kepada musuh musuh yang membenci mereka, itulah gamis mereka, letakkan di dalam wajah hati kalian dengan begitu kalian dapat melihat kembali dan dapat melihat ayat ayat Nya yang suci yang sejatinya saling menjelaskan satu sama lainnya

Binatang Ternak (Al-'An`ām):126 - Dan inilah jalan Tuhanmu; (jalan) yang lurus. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran.

Allah sendiri telah menjelaskan ayat ayataNya kepada orang orang yang mau mengambil pelajaran. Lewat jalan apa Allah menjelaskan ayat ayatNya? Ya lewat ayat ayataNya yang lain.

Dengan satu catatan, cinta kepada ahlul bait dan letakkan gamis mereka ke wajah hatimu, agar mata hati mu terbuka kembali

Binatang Ternak (Al-'An`ām):104 - Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara(mu).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar