Sambungan
Shahih Bukhari 4064: Telah menceritakan kepada kami Musaddad Telah menceritakan kepada kami Yahya dari Syu’bah dari Al Hakam dari Mush’ab bin Sa’ad dari Bapaknya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menugasi Ali bin Abu Thalib untuk menjaga kaum muslimin ketika terjadi perang Tabuk.” Ali berkata; “Ya Rasulullah, mengapa engkau hanya menugasi saya untuk menjaga kaum wanita dan anak-anak?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Tidak inginkah kamu hai Ali memperoleh posisi di sisiku seperti posisi Harun di sisi Musa, padahal sesudahku tidak akan ada nabi lagi?” Abu Daud berkata; Telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Al Hakam Aku mendengar Mus’ab.
Shahih Muslim 4419: Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; Telah menceritakan kepada kami Ghundar dari Syu’bah; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu Basysyar keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far Telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Al Hakam dari Mush’ab bin Sa’ad bin Abi Waqqash dari Sa’ad bin Abi Waqqash dia berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menugasi Ali bin Abu Thalib ketika terjadi perang Tabuk.” Ali berkata, “Ya Rasulullah, mengapa engkau hanya menugasi saya untuk menjaga kaum wanita dan anak-anak di rumah?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Tidak inginkah kamu hai Ali memperoleh posisi di sisiku seperti posisi Harun di sisi Musa, hanya sesudahku tidak akan ada nabi lagi?” Telah menceritakan kepada kami ‘Ubaidullah bin Mu’adz; Telah menceritakan kepada kami Bapakku; Telah menceritakan kepada kami Syu’bah melalui jalur ini.
Shahih Muslim 4421: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; Telah menceritakan kepada kami Ghundar dari Syu’bah; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu Basysyar keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Sa’ad bin Ibrahim Aku mendengar Ibrahim bin Sa’ad dari Sa’ad dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda kepada Ali; Tidakkah kamu rela bahwa kedudukanmu denganku seperti kedudukan Harun dengan Musa?“
Sunan Tirmidzi 3663: Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad telah menceritakan kepada kami Syarik dari Abdullah bin Muhammad bin ‘Aqil dari Jabir bin Abdullah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Ali: “Kedudukanmu bagiku ibarat kedudukan Harun dari Musa, hanya saja tidak ada Nabi sesudahku.” Abu Isa berkata; “Hadits ini derajatnya hasan gharib melalui jalur ini, dan dalam bab ini, ada juga riwayat dari Sa’d, Zaid bin Arqam, Abu Hurairah dan Ummu Salamah.”
Sunan Ibnu Majah 112: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far berkata, telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Sa’d bin Ibrahim ia berkata; aku mendengar Ibrahim bin Sa’id bin Abu Waqqash menceritakan dari Bapaknya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwasanya beliau bersabda kepada Ali: “Apakah kamu tidak ridla, jika kedudukanmu di sisiku sebagaimana kedudukan Harun di sisi Musa.”
Musnad Ahmad 1498: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Al Hakam dari Mush’ab bin Sa’d dari Sa’d bin Abu Waqash berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat Ali bin Abu Thalib (sebagai pengganti beliau) pada saat Perang Tabuk, kemudian Ali RAdhiallah ‘anhu berkata; “Wahai Rasulullah, apakah anda meninggalkanku bersama para wanita dan anak-anak!” beliau bersabda: “Tidakkah kamu rela bahwa kedudukanmu denganku seperti kedud
Jadi sudah tahukan bahwa siapakah saksi yang diutus Allah tuk menjadi saksi bahwa nabi telah menunjukkan bukti yang nyata kepada ummat manusia? Ya Imam Ali as
Dialah rasul saksi yang disebut dalam Hud 17 dan yang ditolak hampir semua umat islam. itu artinya menolak Rasul Allah, dan itu artinya adalah kekufuran massal.
segera lah bertobat saudara ku semua
lalu bagaimana umat islam bisa kecolongan dengan hal ini? Itu karena al qur'an Allah khususkan bagi Nabi Muhammad saw sebagai bagian dari mukjizat itu sendiri, disitulah awal kecolongannya
"Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang nyata, orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata: "Datangkanlah Al Quran yang lain dari ini atau gantilah dia". Katakanlah: "Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri. Aku tidak mengikut kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut jika mendurhakai Tuhanku kepada siksa hari yang besar (kiamat)"." Yunus (10:15)
"Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata," Al-Bayyina (98:1)
"(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Quran)," Al-Bayyina (98:2)
"di dalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus." Al-Bayyina (98:3)
itu artinya al qur'an terkhusus menjadi mukjizat nabi Saw, dan karena al bayyinat itu adalah mukjizat dan harus disaksikan saat disampaikan kepada ummat maka mukjizat itu harus disaksikan layaknya mukjizat tongkat yang disampaikan oleh musa as pada Firaun dan disaksikan oleh Harun as
Itu artinya posisi al bayyinatnya yang disaksikan, krn dalam Hud 17 yang Allah sebut adalah al bayyinatnya, inilah yang disaksikan oleh rasul dari Allah layaknya harun as menyaksikan musa as menyampaikan bukti yang nyata (tongkat) bukan kitab, karena pada musa as kitab bukan mukjizatnya
maka disinilah para mufassirin salah menafsirkan saksi dalam Hud 17 yaitu jibril as
Wanita (An-Nisā'):166 - (Mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu), tetapi Allah mengakui Al Quran yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya; dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah yang mengakuinya.
hal ini terjadi karena mereka tidak melihat bahwa al bayyinat dan kitab adalah dua hal yang berbeda dan hanya pada Nabi Muhammad saw saja al qur'an menjadi al bayyinat
sehingga jika yang ditanyakan adalah saksi al bayyinat maka harus rasul saksi yaitu manusia
sedangkan jika ditanyakan adalah saksi kitab maka malaikat bisa menjadi saksinya, makanya jibril bisa masuk dalam saksi tersebut
karena itulah untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan ayat diatas (Hud 17), maka Allah memakai kata al bayyinat bukan kitab, dan mengikutkan nama musa as dalam ayat tersebut agar diingat kisah musa as yang membawakan al bayyinat (tongkat) kepada firaun bukan membawa Kitab kepadanya
Waming Koblihi Kitabu Musa Imaman warahmatan
Dan diperkuat lagi dengan ayat setelahnya
Nabi Hud:18 - Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim,
bahwa saksi yang dimaksud dalam Hud 17 akan berbantah bantahan dengan manusia berdosa di akhirat kelak, dan malaikat tidak memiliki potensi berbantah bantahan karena dia tercipta dari cahaya yang patuh dan taat
Inilah yang disebut Kemahasempurnaan Allah dalam menunjukkan Hud 17, diatur sedemikian rupa agar manusia tidak salah menafsirkan sehingga bisa kafir secara massal
tidak cukup sampai disitu, Allah menambahnya dengan keterangan lain agar manusia benar benar tidak kecolongan dalam kekafiran massal, yaitu dengan menjelaskan bahwa kelak nabi nabi pembawa bukti yang nyata akan dipanggil bersama saksi saksinya yang telah menyaksikan apakah nabi tersebut telah menunjukkan bukti yang nyata itu kepada ummat atau belum
Rombongan-rombongan (Az-Zumar):69 - Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan.
semua ini dengan tujuan agar ummat tidak mempunyai alasan lagi tuk membantah Allah ketika diadili kelak dihadapnNya
Wanita (An-Nisā'):165 - (Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar