Kamis, 30 Mei 2019

Ukuran

Segala sesuatu mempunyai ukuran, salah ukuran maka akan susah jadinya, nyesal dan sulit diperbaiki

Al-Ĥijr:21 - Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.

Jangan bermain main dengan ukuran, jika tidak ingin menyesal dikemudian hari. Untuk itulah manusia membutuhkan panduan Sang Pencipta ukuran, sama seperti misalnya anda masuk ke toko baju atau sepatu, harus ditemani penjaga toko yang paham semua ukuran sehingga anda tidak merusak semua sepatu atau baju yang anda pakai hanya untuk coba coba.

Banyak dari kita telah merusak dunia hanya demi coba coba, coba ini, ukuran tidak pas, lalu rusaklah, patahlah, robeklah dst

Sapi Betina (Al-Baqarah):11 - Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan".

Sapi Betina (Al-Baqarah):12 - Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.

Bumi ini ada khalifahnya, yang paham semua ukuran yang ada dibumi, merekalah para utusan Allah, para rasul, imaman atau imam imam suci dari ahlulbait nabi saw yang harus selalu kita cari ketika kita masuk kedalam toko super besar ini, merekah pemandu tokonya Allah, agar kita bertanya padanya dalam segala aspek agar tidak merusak disana sini, yang akan menyebabkan kita sendiri dan orang lain merasakan dampak buruknya. Lihat suriah, itu salah satu akibat salah ukuran, memaksakan kehendak merusak ukuran, merusak tatanan yang telah tercipta. Maka penyesalan datang kemudian

Selasa, 28 Mei 2019

Sholat

Sholat itu lima kali sehari dalam 3 waktu

Cahaya (An-Nūr):58 - Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya'. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

dalam Al qur'an hanya dikenal 3 istilah waktu, pertama; subuh, kedua; saat menanggalkan pakaian (siang hari ketika panas banyak yang menanggalkan baju dan hendak istirahat siang) serta ketiga; waktu malam atau isya, diketiga waktu itulah sholat disebutkan dalam ayat berikut ini

Memperjalankan di waktu malam (Al-'Isrā'):78 - Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).

"Dirikanlah sholat sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam" ini adalah satu waktu yang utuh yang tidak terpisah, yang dalam ayat an-nur 58 diatas Allah nyatakan sebagai "ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari"  atau dari jam 12 lewat sampai jam 6 saat masuk magrib karena waktu saat itu (jam 12 sampai jam 6) sedang panas panasnya sehinggga orang menanggalkan baju dan panas itu masih berlangsung dan berangsur angsur redah hingga menjelang magrib dan manusia banyak yang masih menanggalkan pakaian karena masih merasa panas saat itu. Diwaktu inilah untuk mendirikan sholat dhuhur dan sholat ashar. Batas akhir ashar adalah "sampai gelap malam" artinya sudah masuk waktu kedua yaitu "gelap malam" yaitu magrib dan kemudian isya, yang dalam ayat an nur 58 diatas disebut sebagai waktu ketiga, yaitu "....dan sesudah sembahyang Isya'.
(Itulah) tiga aurat bagi kamu. Allah menyatakan dan sesudah sholat isya baru boleh bertemu nabi sebagai waktu ke tiga karena nabi sudah sholat magrib dan isya tentunya, itu artinya dalam waktu ketiga ini adalah waktu magrib dan isya serta biasanya orang sudah memakai baju karena udara sudah tidak panas lagi.

Kemudian dalam ayat al isra 78 diatas dilanjutkan "dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)." ini adalah waktu pertama yang disebut Allah dalam surat an nur 58 diatas sebelum "sembahyang subuh" untuk bisa bertemu nabi atau mengambil waktu privat khusus dengan nabi.

Itu artinya ada tiga waktu untuk mendirikan sholat, Subuh, dhuhur dan ashar serta Magrib dan Isya. Subuh tentunya ketika telah masuk waktu fajar Shodiq bukan fajar Kazib yaitu telah jelas benang putih dan hitam yang pernah saya ulas di pembahasan sahur, kira kira jam 5, bukan jam 4:30 karena itu fajar kazib atau masih bisa sahur. 30 menit kemudian barulah muncul fajar shodiq atau fajar yang sebenarnya dan sudah tidak boleh makan dan minum, lalu sholat subuh lah disitu.

Kedua, waktu kedua tuk mendirikan sholat yaitu saat tergelincir matahari hingga malam, yaitu dhuhur dan ashar. Zaman nabi gak ada jam analog atau digitas semisal hari ini, jadi perkiraan waktunya ya memakai matahari, dan Allah nyatakan waktu kedua itu adalah

Memperjalankan di waktu malam (Al-'Isrā'):78 - Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam

Kata sampai artinya tidak terpisah, ini adalah satu waktu utuh, dari tergelincir matahari sampai gelap malam, artinya disanalah waktu dhuhur sampai ashar, sehingga gak ada alasan orang gak sholat dhuhur karena sudah masuk ashar karena waktu dhuhur dari jam 12 lewat sampai menjelang malam. Jika anda pulang kerja dan belum sholat dhuhur padahal sudah jam 5 maka masih bisa dhuhur diwaktu itu. Akan tetapi sebaik baik sholat adalah diawal waktu. Yaitu saat tergelincirnya matahari, tapi jika ada aktifitas lain yang sulit untuk dihindari ya tidak menjadi masalah jika sholat dhuhurnya di jam 5 karena emang masih waktunya. Demikian pula sholat ashar bukan di jam 3 melainkan bisa di jam 1 atau langsung setelah dhuhur karena dhuhur dan ashar adalah satu waktu diantara tergelincirnya matahari sampai masuk magrib

jadi tidak ada alasan, saya gak sholat ashar karena gak ada izin kantor, pulang jam 5 cari angkot sampai rumah jam 6. Maka sholatlah ashaar saat istirahat makan siang, karena emang disitulah waktu dhuhur dan ashar

Jadi Allah Maha Mengetahui kesibukan manusia milineal, yang kerjanya dari jam 8 pulang jam 5 dan alasan yang akan mereka ungkapkan nanti "gak sempat sholat ashar karena gak ada izin tempat kerja" maka dibuatlah tiga waktu oleh Allah diatas

Senin, 27 Mei 2019

Kekafiran massal ummat islam (2)

Sambungan

Shahih Bukhari 4064: Telah menceritakan kepada kami Musaddad Telah menceritakan kepada kami Yahya dari Syu’bah dari Al Hakam dari Mush’ab bin Sa’ad dari Bapaknya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menugasi Ali bin Abu Thalib untuk menjaga kaum muslimin ketika terjadi perang Tabuk.” Ali berkata; “Ya Rasulullah, mengapa engkau hanya menugasi saya untuk menjaga kaum wanita dan anak-anak?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Tidak inginkah kamu hai Ali memperoleh posisi di sisiku seperti posisi Harun di sisi Musa, padahal sesudahku tidak akan ada nabi lagi?” Abu Daud berkata; Telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Al Hakam Aku mendengar Mus’ab.
Shahih Muslim 4419: Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; Telah menceritakan kepada kami Ghundar dari Syu’bah; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu Basysyar keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far Telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Al Hakam dari Mush’ab bin Sa’ad bin Abi Waqqash dari Sa’ad bin Abi Waqqash dia berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menugasi Ali bin Abu Thalib ketika terjadi perang Tabuk.” Ali berkata, “Ya Rasulullah, mengapa engkau hanya menugasi saya untuk menjaga kaum wanita dan anak-anak di rumah?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Tidak inginkah kamu hai Ali memperoleh posisi di sisiku seperti posisi Harun di sisi Musa, hanya sesudahku tidak akan ada nabi lagi?” Telah menceritakan kepada kami ‘Ubaidullah bin Mu’adz; Telah menceritakan kepada kami Bapakku; Telah menceritakan kepada kami Syu’bah melalui jalur ini.
Shahih Muslim 4421: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; Telah menceritakan kepada kami Ghundar dari Syu’bah; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu Basysyar keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Sa’ad bin Ibrahim Aku mendengar Ibrahim bin Sa’ad dari Sa’ad dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda kepada Ali; Tidakkah kamu rela bahwa kedudukanmu denganku seperti kedudukan Harun dengan Musa?“
Sunan Tirmidzi 3663: Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad telah menceritakan kepada kami Syarik dari Abdullah bin Muhammad bin ‘Aqil dari Jabir bin Abdullah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Ali: “Kedudukanmu bagiku ibarat kedudukan Harun dari Musa, hanya saja tidak ada Nabi sesudahku.” Abu Isa berkata; “Hadits ini derajatnya hasan gharib melalui jalur ini, dan dalam bab ini, ada juga riwayat dari Sa’d, Zaid bin Arqam, Abu Hurairah dan Ummu Salamah.”
Sunan Ibnu Majah 112: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far berkata, telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Sa’d bin Ibrahim ia berkata; aku mendengar Ibrahim bin Sa’id bin Abu Waqqash menceritakan dari Bapaknya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwasanya beliau bersabda kepada Ali: “Apakah kamu tidak ridla, jika kedudukanmu di sisiku sebagaimana kedudukan Harun di sisi Musa.”
Musnad Ahmad 1498: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Al Hakam dari Mush’ab bin Sa’d dari Sa’d bin Abu Waqash berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat Ali bin Abu Thalib (sebagai pengganti beliau) pada saat Perang Tabuk, kemudian Ali RAdhiallah ‘anhu berkata; “Wahai Rasulullah, apakah anda meninggalkanku bersama para wanita dan anak-anak!” beliau bersabda: “Tidakkah kamu rela bahwa kedudukanmu denganku seperti kedud

Jadi sudah tahukan bahwa siapakah saksi yang diutus Allah tuk menjadi saksi bahwa nabi telah menunjukkan bukti yang nyata kepada ummat manusia?  Ya Imam Ali as

Dialah rasul saksi yang disebut dalam Hud 17 dan yang ditolak hampir semua umat islam.  itu artinya menolak Rasul Allah, dan itu artinya adalah kekufuran massal.

segera lah bertobat saudara ku semua

lalu bagaimana umat islam bisa kecolongan dengan hal ini?  Itu karena al qur'an Allah khususkan bagi Nabi Muhammad saw sebagai bagian dari  mukjizat itu sendiri, disitulah awal kecolongannya

"Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang nyata, orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata: "Datangkanlah Al Quran yang lain dari ini atau gantilah dia". Katakanlah: "Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri. Aku tidak mengikut kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut jika mendurhakai Tuhanku kepada siksa hari yang besar (kiamat)"." Yunus (10:15)

"Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata," Al-Bayyina (98:1)

"(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Quran)," Al-Bayyina (98:2)

"di dalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus." Al-Bayyina (98:3)

itu artinya al qur'an terkhusus menjadi mukjizat nabi Saw,  dan karena al bayyinat itu adalah mukjizat dan harus disaksikan saat disampaikan kepada ummat maka mukjizat itu harus disaksikan layaknya mukjizat tongkat yang disampaikan oleh  musa as pada Firaun dan disaksikan oleh Harun as

Itu artinya posisi al bayyinatnya yang disaksikan, krn dalam Hud 17 yang Allah sebut adalah al bayyinatnya,  inilah yang disaksikan oleh rasul dari Allah layaknya harun as menyaksikan musa as menyampaikan bukti yang nyata (tongkat) bukan kitab,  karena pada musa as kitab bukan mukjizatnya

maka disinilah para mufassirin salah menafsirkan saksi dalam Hud 17 yaitu jibril as

Wanita (An-Nisā'):166 - (Mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu), tetapi Allah mengakui Al Quran yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya; dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah yang mengakuinya.

hal ini terjadi karena mereka tidak melihat bahwa al bayyinat dan kitab adalah dua hal yang berbeda dan hanya pada Nabi Muhammad saw saja al qur'an menjadi al bayyinat

sehingga jika yang ditanyakan adalah saksi al bayyinat maka harus rasul saksi yaitu manusia

sedangkan jika ditanyakan adalah saksi kitab maka malaikat bisa menjadi saksinya, makanya jibril bisa masuk dalam saksi tersebut

karena itulah untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan ayat diatas (Hud 17), maka Allah memakai kata al bayyinat bukan kitab, dan mengikutkan nama musa as dalam ayat tersebut agar diingat kisah musa as yang membawakan al bayyinat (tongkat) kepada firaun bukan membawa Kitab kepadanya

Waming Koblihi Kitabu Musa Imaman warahmatan

Dan diperkuat lagi dengan ayat  setelahnya

Nabi Hud:18 - Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim,

bahwa saksi yang dimaksud dalam Hud 17 akan berbantah bantahan dengan manusia berdosa di akhirat kelak, dan malaikat tidak memiliki potensi berbantah bantahan karena dia tercipta dari cahaya yang patuh dan taat

Inilah yang disebut Kemahasempurnaan Allah dalam menunjukkan Hud 17, diatur sedemikian rupa agar manusia tidak salah menafsirkan sehingga bisa kafir secara massal

tidak cukup sampai disitu,  Allah menambahnya dengan keterangan lain agar manusia benar benar tidak kecolongan dalam kekafiran massal,  yaitu dengan menjelaskan bahwa kelak nabi nabi pembawa bukti yang nyata akan dipanggil bersama saksi saksinya yang telah menyaksikan apakah nabi tersebut telah menunjukkan bukti yang nyata itu kepada ummat atau belum

Rombongan-rombongan (Az-Zumar):69 - Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan.

semua ini dengan tujuan agar ummat tidak mempunyai alasan lagi tuk membantah Allah ketika diadili kelak dihadapnNya

Wanita (An-Nisā'):165 - (Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana

Wajah Allah (2)

Ingin melihat wajah Allah? Lihatlah wajah wajah para rasul rasulNya, disanalah wajah Allah teraktual dalam wujud yang paling rendah.

Lalu bagaimanakah jika para Rasul telah wafat?  Atau berada didalam alam ghaib? Maka lihat rumah rumahNya. Ya seperti itulah ketika Ibrahim diperintah mendirikan ka'bah diatas pondasinya yang telah ada, sejatinya ibrahim dan anaknya akan segera meninggalkan dunia dan jazirah akan mengalami kekosongan wajah Allah. Maka harus ada wajah abadi yang ditegakkan itulah wajah Allah, rumahNya adalah wajahNya

Sama seperti ketika anda rindu pada milea, santika, caca, fitri, nadia dst atau pada dilan, reno, joko, dst, maka dengan hanya melihat rumahnya saja sudah dapat melihat dirinya, rindu dapat terobati.

Demikianlah Allah, ingin melihatNya sedang rasul rasulNya telah tiada? Maka lihatlah rumah rumahNya, disanalah kerinduanmu akan terobati. Ya rumah Allah bukan hanya ka'bah melainkan juga adalah agama itu sendiri.

Manusia yang mengambil Allah sebagai pelindungnya sama saja sedang mendirikan rumah yang kokoh, itulah rumah Allah.

Laba-laba (Al-`Ankabūt):41 - Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.

Maka selama manusia masih menegakkan agama maka selama itu pula wajah Allah akan selalu abadi diatas dunia, sebaliknya jika manusia tidak lagi mengambil Allah sebagai penolongnya maka rumah itu hancur, maka lenyaplah wajah Allah dimuka bumi. Tapi apakah bisa? Bisa saja, jika manusia melupakan Allah. Karena itulah Allah selalu menjaga WajahNya di dunia agar tidak sirna dengan selalu mengutus manusia pilihanNya tuk menyertai manusia hingga akhir dunia, maka pintu kerasulan tidak pernah tertutup, hanya pintu kenabian yang tertutup, bukan pintu kerasulan, itu agar wajah Allah selalu abadi di muka bumi, jika tidak, maka dunia akan binasa, itulah sebabnya dunia tidak akan kiamat selama masih ada satu manusia yang sujud kepada Allah

Nah itu artinya rasul masih ada sampai hari ini sebab dunia masih ada, karena jika rasul telah tiada maka pasti tidak ada lagi rumah Allah yang tersisa, tidak ada lagi wajah Allah diatas dunia. Sebab satu satunya manusia yang benar benar mengambil Allah sebagai penolongnya hanyalah para rasul, manusia selain rasul tidak akan mampu dikarenakan cobaan, ujian, godaan yang selalu mendera manusia, hanyalah manusia utusanNyalah yang bisa menegakkan rumah Allah tanpa cacat, itulah sebabnya dunia masih ada sampai detik ini. Masih ada wajah Allah di dunia

Wajah Allah

Dahulu kala ketika orang orang bertanya, "mana Allah?" mana Tuhan? Maka orang orang bijak akan berkata, "lihatlah utusan utusanNya" sebab dengan melihat utusanNya maka sama saja dengan melihatNya. Sebab dari utusan itulah kita akan tau seperti apa Yang mengutusnya. Makanya dahulu seorang utusan raja memakai pakaian terbaik, untuk menunjukan bahwa yang mengutusnya pasti raja yang kaya raya. Demikian pula Allah, mengutus manusia utusan selalu dari manusia manusia terbaik dengan membawa mukjizat,  sehingga manusia yakin bahwa yang mengutusnya pasti sang Maha Segalanya.

Maka jika ingin melihat Raja maka lihatlah utusannya demikian pula jika ingin melihat wajah Allah maka lihatlah wajah sang utusan, maka engkau sama saja sedang melihat Yang Mengutusnya. Hadapkan wajahmu padanya maka sama saja engkau sedang menghadapkan wajahmu padaNya.

Sebaliknya, membalikkan badan atau menolaknya sama saja dengan menolakNya. Maka wajah sang utusan adalah gambaran paling sah dalam menyatakan wajahNya. Karena itulah menolak rasul sama saja kafir

Pernahkah anda merasa bahwa wajah jiwa anda lebih baik dari wajah anda yang nampak didepan kaca? Anda merasa lebih cantik atau lebih tampan? Ya wajah yang ada dalam jiwa sejatinya lebih tampan, lebih cantik, makanya anda selalu ingin tampil lebih cantik atau lebih tampan dengan ingin merias atau merapikan diri, itulah fitrah jiwa manusia. Apa yang ditampilkan wajah fisik selalu jauh dibawah standar asli kecantikan dalam wajah jiwa manusia, seperti itulah Allah menampilkan wajahNya dalam standar yang paling jauh dalam rupa wajah wajah para utusanNya. Sedang wajah aslinya jauh diatas wajah para rasul rasulNya

Sama ketika Allah mewujudkan wajahNya dalam rupa Api dilembah Thuwa saat berbicara pada Musa as, sejatinya itu adalah bentuk rupa paling rendah yang Allah wujudkan agar bisa berdialog dengan Musa as, makanya Allah nyatakan sedang berada di lembah suci, menandakan paling rendah, sebab lembah selalu berada dataran rendah

Ţāhā:11 - Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa.

Ţāhā:12 - Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa.

Jauh diatas itu, rupa Allah sangat jauh lebih indah, jauh lebih sempurnah sama seperti juahnya keindahan, kecantikan jiwa manusia dibanding wajah fisiknya

Maka wajah wajah para rasulNya adalah wajah wajahNya dalam setiap zaman yang teraktual dalam rupa yang jauh dibawah standar wajah AsliNya, bagaimana wajah AsliNya biarlah menjadi rahasiaNya. Setidaknya jika ingin melihat wajahNya di dunia? Maka lihatlah wajah rasul rasulNya.

Kekafiran massal ummat islam

Ada satu ayat yang sangat kuat. Ayat ini meruntuhkan semua akidah ummat islam dimanapun dan dalam golongan manapun selain syiah. Gak percaya?  Yuk saya perkenalkan ayat yang paling ditakuti oleh syaitan dan iblis.  Ini dia Hud 17!!

Ada apa dengan Hud 17?
Dalam Hud 17 ada satu pertanyaan Allah yang sangat sulit untuk dibantah oleh siapapun,  karena dalam Ayat ini Allah dengan Kemaha sempurnaanNya menunjukan ada dua rasul yang Dia utus kepada ummat islam,  dan salah satunya diingkari yang menyebabkan semua umat islam kafir secara massal

Yuk mari saya jelaskan,  dan tolong disimak baik baik karena penjelasan ini tidak muncul sembarangan, dan penjelasan ini tidak pernah muncul sebelumnya selama kurang lebih 1300 tahun lamanya. Maka anda semua termasuk beruntung karena anda semua adalah umat akhir zaman

Perhatikan ayatNya baik baik karena akan saya jelaskan panjang lebar

Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) ORANG-ORANG yang ada mempunyai BUKTI YANG NYATA (al qur'an) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad saw)  dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang IMAMAN dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

Itu adalah terjemahan ayatnya yang saya copykan

Dalam ayat itu Allah bertanya "Apakah sama orang yang mempunyai bukti yang nyata dan diikuti pula oleh seorang saksi dariNya?" ini pertanyaan Allah dan wajib kita jawab,  dan sebelum menjawab maka pasti kita wajib mengerti dahulu siapa yang ditanyakan dalam ayat tersebut bukan?  Ada dua orang yang Allah sebutkan dalam ayat tersebut
Pertama,  siapa orang yang mempunyai bukti yang nyata
Kedua,  siapa saksi yang mengikuti pemilik bukti yang nyata

Nah sebelum anda mengerti siapa yang dimaksud dalam ayat tersebut maka anda harus tau dulu dong siapa pemilik bukti yang nyata  baru menanyakan siapa saksinya bukan?  Kan seperti itulah urutan pertanyaannya bukan?

Nah siapa pemilik bukti yang nyata menurut kalian?

Mari kita baca ayat berikut

Satu barisan (Aş-Şaf):6 - Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".

Nah jika kalian sudah mengetahui bahwa pemilik bukti yang nyata itu adalah nabi Muhammad saw sesuai as saf ayat 6, maka siapa saksinya? Hanya ada tiga nama yang disampaikan ulama masyur ibnu katsir dalam tafsirnya

1. Nabi Muhammad saw,  nama ini gugur dengan dalil Q.S. as Saf ayat 6
2. Jibril as
3. imam Ali as

Jadi hanya tersisa 2 nama,  jibril as dan Imam Ali as

Maka siapa diantara keduanya yang menjadi saksi atas bukti yang nyata itu?
Nah untuk menjawabnya maka anda harus mengetahui dahulu apakah bukti yang nyata itu sama dengan kitab?  Jawabannya "Tidak sama"

Besi (Al-Ĥadīd):25 - Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa BUKTI -BUKTI YANG NYATA dan telah Kami turunkan bersama mereka Al KITAB dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

dalam ayat ini Allah menyatakan bahwa Dia mengutus para rasul dengan membawa
1. Bukti yang nyata
2. Al Kitab
3. Neraca (Hikmah)

Itu artinya Bukti yang nyata bukanlah Kitab, melainkan mukjizat

Ţāhā:72 - Mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada BUKTI -BUKTI YANG NYATA (mukjizat), yang telah datang kepada kami dan daripada Tuhan yang telah menciptakan kami; maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja.

Maka yang Allah tanyakan dalam Hud 17 bukan saksi kitab melainkan saksi bukti yang nyata,  mukjizat,  bukti yang nyata adalah mukjizat,  apa mukjizat Nabi Muhammad saw? wajahnya bercahaya bagai bulan purnama,  menyala kayak lampu disiang hari, jarinya mampu mengeluarkan air,  bisa membela bulan, itu bukti yang nyata namanya dan ini ada saksinya dari Allah,  saksi yang menyaksikan bahwa apakah bukti yang nyata itu sudah ditunjukkan para nabi kepada ummat atau belum? Maka wajib disertakan saksi dari Allah tuk menyaksikan apakah nabi pembawa bukti yang nyata telah menyampaikan bukti tersebut kepada manusia atau belum

Tempat yang tertinggi (Al-'A`rāf):105 - wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama aku".

Tempat yang tertinggi (Al-'A`rāf):106 - Fir'aun menjawab: "Jika benar kamu membawa sesuatu bukti, maka datangkanlah bukti itu jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang benar".

Tempat yang tertinggi (Al-'A`rāf):107 - Maka Musa menjatuhkan tongkat-nya, lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang sebenarnya.

Siapa saksi dari Allah yang diutus bersama Musa saat dia menyampaikan bukti yang nyata kepada manusia (firaun dan kaumnya?)

Nabi Harun as

Ţāhā:43 - Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas;

Itu artinya setiap pembawa bukti yang nyata selalu didampingi oleh saksi dari Allah (rasul saksi)  untuk menyaksikan apakah sang nabi telah menyampaikan, menunjukkan bukti yang nyata tersebut kepada manusia atau belum?

Karena itulah bunyi ayatnya dalam hud 17 sangat jelas

Afaman kana ala bayyinatin mirrobbihi
Apakah sama orang yang mempunyai bukti yang nyata

Wayatluhu syahidun min Hu
Dan diikuti pula seorang saksi dari Allah?

Harus selalu ada rasul saksi yang menyertai nabi pembawa bukti yang nyata

Nah jika Nabi Muhammad saw yang datang membawa bukti yang nyata, maka siapa rasul saksinya laksana Harun as pada Musa as?

Satu barisan (Aş-Şaf):6 - Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya AHMAD (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa BUKTI-BUKTI YANG NYATA, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".

Jika Nabi Muhammad saw adalah pembawa bukti yang nyata maka siapa rasul saksi yang datang bersamanya layaknya Harun as bersama Musa as?

Jawabannya ada dalam hadis ini

أَلَا تَرْضَى أَنْ تَكُونَ مِنِّي بِمَنْزِلَةِ هَارُونَ مِنْ مُوسَى إِلَّا أَنَّهُ لَيْسَ نَبِيٌّ بَعْدِي

Tidakkah engkau rela kedudukanmu dariku seperti kedudukan Harun dari Musa, hanya saja tidak ada nabi setelahku.

Hadist ini memiliki banyak riwayat, diantaranya:

(Bersambung)

Senin, 20 Mei 2019

Rumah Allah 6

Laba-laba (Al-`Ankabūt):61 - Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah", maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).

Sebelum nabi Muhammad saw diutus, banyak kaum quraiz yang sejatinya beriman kepada Allah, hanya saja agama (rumah Allah) yang mereka bangun rusak, tercemar berbagai hal termasuk berhala, maka itulah nabi saw diutus tuk memperbaiki, makanya ka'bah tidak diubah, artinya selama itu mereka membangun agama, ibadah mereka (rumah agama) dengan menjadikan ka'bah sebagai porosnya, kiblatnya, maka ibadah mereka diterima dan dialihkan kepada nabi Muhammad tuk dikoreksi, diperbaiki, maka turunlah syariat islam yang memperbaiki haji mereka, qurban mereka, dan berbagai hal termasuk perkara nikah.

Demikianlah setiap nabi yang turun ada kalanya untuk memperbaiki agama (rumah Allah) yang telah mereka bangun, misalnya nabi Isa as diutus tuk memperbaiki rumah Allah (agama) bani israel.

Karena itulah selalu wajib ada rasul ganti menggantikan dalam rangka memperbaiki rumah rumah ummat yang telah dibangun.

Itu artinya pula, ayah dan ibu nabi Muhammad saw adalah orang orang beriman, sebab dengan turunnya nabi Muhammad saw sama persis sebagaimana Isa as diutus, demi memperbaiki agama bani israil, demikian pula Nabi Muhammad saw diutus dalam rangka memperbaiki agama bani ismail as

Rumah Allah 5

Laba-laba (Al-`Ankabūt):41 - Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.

Dalam rumah ada yang namanya tuan rumah, seorang muslim yang membangun rumah islamnya lalu menyerahkannya kepada Allah sebagai Tuan rumahnya, karena Allah Maha ghoib maka Allah menunjuk wakilNya sebagai perpanjangan Tangan Allah sebagai Tuan Rumah, maka kita otomatis menjadi tamu dalam rumah yang telah kita bangun, maka semua yang berkaitan dengan rumah islam harus minta izin RasulNya sebagai tuan rumah.  Bagaimana sholat yang benar, zakat yang benar harus bertanya kepada rasulNya, tidak bisa sesuka hati kita, itulah maknanya rumah islam yang telah kita bangun tadi berada ditangan rasulNya agar rumah kita yang belum layak diparbaiki oleh nabi dan rasulNya

Demikian pula sebelum datang Nabi Muhammad saw, bangsa arab sudah menyembah Allah, paham akan Allah

Laba-laba (Al-`Ankabūt):61 - Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah", maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).

Mereka sudah membangun rumah Allah (agama ibrahim as) namun rusak disana sini, tercemar berhala dan sesembahan selain Allah, maka Allah menurunkan Nabi Muhammad saw agar mereka mau menyerahkan rumah itu kepada nabi tuk diperbaiki agar lebih layak diberikan kepada Allah

Demikian pula iblis, ibadahnya pun sudah baik hanya saja ada yang perlu diperbaiki oleh Adam as, makanya iblis diperintahkan menyerahkan rumah yang telah dia bina kepada adam sebagai khalifahNya, agar adam membantunya memperbaiki. Dan apa yang salah dari ibadah iblis? Rumah iblis? Kesombongan, tidak ada kerendahan dalam rumah yang telah dibinanya itu. Maka itulah adam diciptakan untuk memperbaiki ibadah iblis, dan dia menolaknya maka dia dihukum

Jadi tidak benar anggapan bahwa iblis dijebak Allah agar dihukum dan dilaknat

Dan dari sini kita bisa pahami bahwa tidak semua kaum quraiz sebelum nabi Muhammad diutus itu kafir, melainkan mereka menganut agama ibrahim hanya saja ibadahnya rusak, maka diutuslah nabi Muhammad saw untuk memperbaiki rumah mereka

Rumah Allah 4

Laba-laba (Al-`Ankabūt):41 - Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.

Iblis, ribuan tahun beribadah kepada Allah, itu adalah upaya dia dalam membangun rumah islamnya. Setelah sempurna dan dia menyerahkan rumah itu kepada Allah, Allah menerimanya dan menyerahkan kembali kepada NabiNya, rasulNya yaitu Adam as untuk dikuasai, artinya iblis harus ikhlas jika rumah yang telah dia bangun dikuasai oleh Adam as, dan dia menolaknya. Maka disitulah Allah murka

Demikian pula para sahabat nabi susah paya membangun rumah islamnya lalu dihadapkan kepada Allah dan Allah ridho lalu Allah menyerahkan rumah itu kepada nabiNya dan mereka mulai tidak ikhlas, banyak mendebat nabi, bahkan menolak perintah nabi, itu bisa dilihat saat perang, dan puncaknya pada perang tabuk dan perang dibawah panglima perang usama, sahabat menolak perintah nabi, dan semakin parah ketika nabi menyatakan bahwa rumah islam mereka diwariskan kepada imam Ali as. Maka genaplah pembangkangan mereka

Rumah Allah 3

Laba-laba (Al-`Ankabūt):41 - Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.

Jadi seorang muslim sejatinya sedang membangun rumah yang sangat kokoh indah dan sedap dipandang mata, itulah rumah Allah. Lalu setelah berdiri rumah itu barulah rumah itu kita serahkan kepada Allah untuk dikuasai dan Allah menyerahkannya kepada Nabi dan RasulNya untuk dijaga dan dipusakai, maka kita sebagai seorang muslim tidak punya hak lagi atas agama islam (rumah Allah) sekalipun kita sendiri yang membangunnya dengan mujahadah. Yang tersisa dari kita adalah keikhlasan dan kepatuhan mutlak kepada pemilik baru yaitu Allah dan RasulNya sebagai perpanjangan tanganNya dan jika rasulNya wafat akan digantikan kepemilikan itu kepada rasul yang lain atau para khalifahNya yaitu imam imam yang suci.

Maka sebagai seorang muslim sebelum taat pada rasulNya (nabi dan imam imam) wajib menegakkan dulu rumahNya dengan taat pada Allah atas semua perintahNya, sholat, puasa, zakat dsb. Sehingga tegak rumahNya dan bisa kita serahkan kepadaNya dan seterusnya akan diserahkan kepada rasul dan Imam Imam.

Sebab jika belum mengakkan ketaatan kepada Allah maka belum berdiri rumah Islam, lalu rumah yang mana yang hendak kita serahkan kepada Allah? Maka seorang pecinta ahlulbait harus terlebih dahulu menegakkan rumah islamNya, dengan patuh dan taat, menegakkan sholat, puasa, zakat khumus (mengeluarkan sepersepuluh dari harta) dst, jika tidak maka tidak ada rumah yang bisa dia berikan kepada Allah. Jika tidak ada maka bagaimana Allah akan menyerahkan rumah islam kita kepada nabi tuk dijaga dikuasai, lalu jika nabi tidak menerima rumah islam kita maka bagaimana nabi bisa mewariskannya kepada para imam imam untuk dikuasai dan dijaga sebagai bentuk keikhlasan dan kepatuhan kita?

Maka seorang pengikut ahlulbait jika tidak sholat, puasa, zakat, khumus, sejatinya rumahnya belum ada dan tidak ada ketaatan kepada imam jika tidak ada rumah islammu.

Maka dirikalah semua perintahNya barulah ketaatanmu pada Imam diterima

Rumah Allah 2

Laba-laba (Al-`Ankabūt):41 - Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.

Seseorang yang mengambil pelindung selain Allah itu bagaikan seseorang yang membangun rumah yang sangat rapuh. Sebaliknya seseorang yang mengambil Allah sebagai penolongnya itu bagaikan seseorang yang membangun rumah yang sangat kokoh, yaitu rumah islam. Ya kita sejatinya sedang membuat rumah, ada yang sangat rapuh dan ada yang sangat kokoh.

Rumah yang kita bangun itu tentu milik kita. Ini anggapan kita selama ini bukan? Berbeda dengan rumah islam, kita yang bangun dengan harta dan diri, dengan mujahadah, kesabaran dan kedisiplinan, tetapi itu bukan milik kita, melainkan milik Allah, itulah makna la ilaha ilallah, tiada Tuhan selain Allah, tiada yang berkuasa selain Allah, tiada pemilik selain Allah, disitulah nilai ikhlas. Ikhlas gak, rumah yang kita susah payah dirikan dikuasai Allah? Ya rumah islam itu kita sendiri yang harus tegakkan dengan mujahadah, sholat, puasa, zakat dll, tetapi bukan untuk kita kuasai, melainkan untuk kita serahkan dengan taat dan tunduk kepada Allah, karena itulah kita gak bisa seenaknya didalam islam, semua harus taat pada aturan Allah

Nah rumah yang telah kita bangun tadi dan serahkan kepada Allah, telah Allah serahkan pula kepada pihak lain selaku "perpanjangan Tangan" dari Allah, wakil Allah untuk diatur dan dijaga, dialah para Nabi dan Rasul. Lewat merekalah kita ikuti dan patuhi, atiullaha waatiurrasul wa ulil amri minkum. Jadi sekalipun ini rumah kita tapi bukan lagi milik kita, sudah menjadi rumah rasul, dan jika rasul satu wafat maka pasti akan diteruskan kepada rasul yang lain, gak bisa diberikan kepada manusia yang lain apalagi diambil kembali oleh kita dan kita sendiri seenaknya berbuat dalam rumah, itu artinya kita mengambil kembali rumah yang telah kita serahkan kepada Allah.

Nah siapa rasul rasul Allah yang lain setelah nabi Muhammad saw? Yaitulah para Imam Imam ahlulbait as yang berjumlah 12 orang.

Sabtu, 11 Mei 2019

Bukti yang nyata itu Mukjizat,  anda punya Mukjizat?

Tempat yang tertinggi (Al-'A`rāf):104 - Dan Musa berkata: "Hai Fir'aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam,

Tempat yang tertinggi (Al-'A`rāf):105 - wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa BUKTI YANG NYATA dari Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama aku".

Tempat yang tertinggi (Al-'A`rāf):106 - Fir'aun menjawab: "Jika benar kamu membawa sesuatu bukti, maka datangkanlah BUKTI itu jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang benar".

BUKTI YANG NYATA ITU hanya dibawa oleh para nabi tuk membuktikan kenabiannya. 

Makanya dalam ayat diatas Musa berkata Aku datang dengan membawa bukti yang nyata,  apa itu?  Kitab Tuarat?  Bukan, Nabi musa as saat itu belum menerima Taurat. Jadi apa bukti yang nyata itu?  Mukjizat,  makanya firaun berkata "Jika benar kamu membawa sesuatu bukti, maka datangkanlah BUKTI itu jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang benar", nah setelah itulah musa melemparkan tongkatnya dan berubah jadi ular,  itulah mukjizat atau bukti yang nyata

Tempat yang tertinggi (Al-'A`rāf):107 - Maka Musa menjatuhkan tongkat-nya, lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang sebenarnya.

Hal yang sama Allah sampaikan di dalam as saf ayat 6, bahwa ummatNya akan kedatangan Nabi yang bernama Ahmad,  dan dia akan datang dengan membawa bukti yang nyata, tapi setelah datang maka ummatnya akan menolaknya

Lalu dalam Hud 17, Allah kembali mengingatkan hambaNya bahwa mereka yang diutus dengan bukti yang nyata itu selalu datang bersama dengan saksinya,  sebagaimana Musa as datang bersama Harun as ketika membawa bukti yang nyata kepada firaun

Ţāhā:43 - Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas;

Mengapa harus berdua?,  ya karena ada bukti yang nyata yang dibawa oleh nabi tersebut yang harus disaksikan oleh rasul saksi yang datang bersamanya bahwa nabi tersebut telah benar benar menunjukkan bukti yang nyata itu kepada manusia, agar kelak manusia tidak bisa membantah Allah

Wanita (An-Nisā'):165 - (Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya RASUL-RASUL itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Demikian pula lah ketika Nabi Muhammad saw datang membawa bukti yang nyata kepada ummat manusia maka dia diutus bersama saksinya. Sebagaimana musa diutus bersama harun as sebagai saksinya,  makanya dalam Hud 17 disebut sebut nama musa agar umat islam mengingat peristiwa musa as dan firaun

Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang (.........) yang ada mempunyai bukti yang nyata (Mukjizat) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (........) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa, IMAMAN dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia (ini siapa?) tidak beriman.

Ini artinya setiap Nabi yang datang membawa bukti yang nyata maka selalu didampingi seorang rasul saksi dariNya,  termasuk Nabi Muhammad saw, dia datang tidak sendirian melainkan datang bersama rasul saksi dari Allah SWT dan dialah Imam Ali as

Menolaknya adalah KAFIR

maka siapa saja yang masih berpegang pada terjemahan hud 17 seperti dibawah ini

Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) ORANG-ORANG yang ada mempunyai BUKTI YANG NYATA (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

maka dia telah kufur pada as saf ayat 6 yang jelas jelas menyatakan bahwa ORANG yang mempunyai bukti yang nyata itu adalah Ahmad (nabi Muhammad saw) Dan telah kufur pada al a'raf 105 diatas

Satu barisan (Aş-Şaf):6 - Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa BUKTI -BUKTI YANG NYATA, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".

Tempat yang tertinggi (Al-'A`rāf):105 - wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa BUKTI YANG NYATA dari Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama aku".

sebab tidak mungkin ummat yang mempunyai bukti yang nyata itu, sebab bukti yang nyata adalah mukjizat!  Anda punya mukjizat?

Jumat, 10 Mei 2019

Rumah Allah 1

Laba-laba (Al-`Ankabūt):41 - Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.

Orang yang mengambil pelindung pelindung selain Allah maka sama saja dia telah membuat rumah yang paling lemah, seperti rumah laba laba, sebaliknya orang yang mengambil Allah sebagai pelindungnya maka sama saja dia telah berada didalam rumah yang sangat kokoh, yaitu rumah islam.

Jadi Dinul islam, agama islam adalah rumah yang sangat kokoh. Yang siapa saja berada didalamnya akan selamat dunia akhirat

Rumah pasti punya pemilik

Allah sebagai pemiliknya. Karena Allah Maha Ghoib maka Allah menyediakan para pembantuNya tuk menjamu setiap orang yang ingin masuk dan berlindung didalamnya. Mereka adalah para nabi dan rasul.

Pembantu pembantu ini silih berganti waris mewarisi dari satu keturunan yaitu keturunan rasul rasul, Musa kepada harun, Daud kepada Sulaiman dst.

Merekalah tuan rumah yang diutus pemilikNya guna menjaga, menjamu para tamuNya. Dan tentu saja mustahil hanya satu tuan rumah yang diutus oleh Allah dalam menjaga rumah dan menjamu para tamuNya.

Kita semua adalah tamu, sahabat nabi juga adalah tamu, tabiin, tabiut tabiin dst adalah tamu. Dan sampai kapanpun tamu adalah tamu tidak bisa menjadi tuan rumah. Karena tuan rumah dalam rumah Allah adalah mereka yang ditugaskan khusus oleh Allah. Maka itulah ketika tuan rumah wafat maka rumah hanya diwariskan kepada kerabat atau keturunannya. Karena itulah ada yang namanya ahlul bait atau ahli rumah, merekalah penerus tuan rumah dan bertugas melayani para tamu

Tapi kemudian, banyak tamu yang merasa menjadi tuan rumah, mengganti ini itu tanpa izin tuan rumah, maka rusaklah rumah islam.

Atap diganti ganti sesuai selera, halaman dirubah, ruang tamu dimodifikasi, pintu pintu diganti dst. Tuan rumah marah tapi mereka malah dibunuh satu persatu

Karena itulah syiah hanya mengikuti ahlul bait nabi sebagai penerus tuan rumah dalam rumah Allah (agama Allah) selainnya adalah tamu semata.

Dalam Ushul Kāfi, yang merupakan salah satu dari empat kitab utama mazhab Syiah menyebutkan:

إِنِّی تَارِک فِیکمْ أَمْرَینِ إِنْ أَخَذْتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضِلُّوا- کتَابَ اللَّهِ عَزَّ وَ جَلَّ وَ أَهْلَ بَیتِی عِتْرَتِی أَیهَا النَّاسُ اسْمَعُوا وَ قَدْ بَلَّغْتُ إِنَّکمْ سَتَرِدُونَ عَلَی الْحَوْضَ فَأَسْأَلُکمْ عَمَّا فَعَلْتُمْ فِی الثَّقَلَینِ وَ الثَّقَلَانِ کتَابُ اللَّهِ جَلَّ ذِکرُهُ وَ أَهْلُ بَیتِی
"Sesungguhnya aku tinggalkan di tengah-tengah kalian dua pusaka yang jika kalian mengambil (mengikuti) keduanya kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, (yaitu) Kitab Allah swt dan Ahlulbaitku dari keturunanku (itrahku). Wahai manusia, dengarlah dan sesungguhnya telah aku sampaikan kepada kalian bahwa sesungguhnya kalian akan menemuiku di tepi telaga (al-Haudh), maka aku akan mempertanyakan kalian, atas apa yang telah kalian perbuat terhadap dua pusaka berharga ini, yaitu Kitab Allah yang sangat agung penyebutannya dan Ahlulbaitku.”¹

Sunan Nasai, salah satu dari enam kitab sahih Ahlusunah (kutub sittah), meriwayatkan:
کأنی قد دعیت فاجبت، انی قد ترکت فیکم الثقلین احدهما اکبر من الآخر، کتاب الله و عترتی اهل بیتی، فانظروا کیف تخلفونی فیهما، فانهما لن یفترقا حتی یردا علی الحوض
“seakan-akan ajalku sudah mendekat. Sesungguhnya telah aku tinggalkan pada kalian dua hal yang sangat berharga, yang salah satu lebih besar dari yang lainnya, (yaitu) Kitab Allah dan keturunanku (itrahku) Ahlulbaitku. maka lihat dan perhatikan bagaimana kalian memperlakukan keduanya. maka sesungguh keduanya tidak akan terpisah sampai kalian menemuiku di tepi telaga (al-Haudh).” ²

Sumber dan Sanad Hadis
Hadis ini termasuk dalam riwayat yang diterima oleh semua ulama Islam baik dari kalangan Syiah maupun Sunni, yang dari sisi sanadnya tidak seorangpun yang mampu melemahkan dan mengkritiknya.

Sumber dari Literatur Ahlusunah

Menurut kitab Hadits al-Tsaqalain wa Maqāmāt Ahl al-Bait ³, hadis Tsaqalain ini diriwayatkan lebih dari 25 orang perawi dari kalangan sahabat yang mendengarkan langsung dari Nabi Muhammad saw.

Berikut di antara nama-nama sahabat yang meriwayatkan hadis Tsaqalain:

Zaid bin Arqam. Darinya terdapat 6 jalur periwayatan sebagaimana yang tertulis dalam kitab Sunan Nasai [4], al-Mu’jam al-Kabir Thabrani [5], Sunan Tirmidzi [6], Mustadrak Hākim [7], Musnad Ahmad [8] dan sejumlah kitab yang lain.

Zaid bin Tsabit. Dimuat dalam Musnad Ahmad[9] dan al-Mu’jam al-Kabir Thabrani. [10]
Jabir bin Abdullah. Dimuat dalam kitab Sunan Tirmidzi [11], al-Mu’jam al-Kabir [12], dan al-Mu’jam al-Ausath [13] Thabrani.
Huzaifah bin Asid. Dalam kitab al-Mu’jam al Kabir Thabrani. [14]

Abu Sa’id Khudri. Dalam empat bab dari Musnad Ahmad [15] dan Dhua’fa al-Kabir al-Aqili. [16]

Imam Ali as, dengan dua jalur periwayatan yang terdapat dalam Dar al-Bahr al-Zakhār atau juga dikenal dengan kitab Musnad al-Bazzar [17] dan Kanz al-‘Ummāl. [18]

Abu Dzar Ghifari. Dalam kitab al-Mu’talaf wa al-Mukhtalaf Dāruqutni. [19]

Abu Huraira. Dalam kitab Kasyf al-Atsār ‘an Zawaid al-Bazār. [20]

Abdullah bin Hanthab. Dalam Usd al-Ghabah. [21]

Jubair bin Math’am. Dalam Dhalāl al-Jannah. [22]

Sejumlah orang dari para sahabat. [23]
Bahrani, penulis kitab Ghayatul Maram wa Hujjatul Khisham menukil hadis ini melalui 39 jalur dari buku-buku Ahlusunah. Menurut penukilan buku tadi, hadis ini dimuat dan bisa ditemukan dalam beberapa buku seperti Musnad Ahmad, Shahih Muslim, Manāqib Ibnul Maghazili, Sunan Tirmidzi, al-‘Umdah Tsa’labi, Musnad Abi Ya’la, al-Mu’jamul Ausath Thabrani, al-‘Umdah Ibn al-Bathriq, Yanābi'ul Mawaddah Qunduzi, al-Tharaif Ibnul-Maghāzili, Faraidus Simthain dan Syarah Nahj al-Balāgah Ibnu Abi al-Hadid. [24]

___________
catatan kaki

1. Kulaini, Kāfi, jld. 1, hlm. 294.
2. Nasai, al-Sunan al-Kubra, hadis 8148.
3. Atsar Ahmad Mahauzi.
4. Nasai, al-Sunan al-Kubra, hadis 8148.
5. Thabrani, al-Mu’jam al-Kabir, jld. 5, hlm. 186.
6. Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzi, hadis 3876.
7. Hakim Naisyaburi, al-Mustadrak, jld. 3, hlm. 110.
8. Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad, jld. 4, hlm. 371.
9. Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad, jld. 5, hlm. 183, 189.
10. Thabrani, al-Mu’jam al-Kabir, jld. 5, hlm. 166.
11. Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzi, jld. 5, hlm. 328.
12. Thabrani, al-Mu’jam al-Kabir, jld. 3, hlm. 66.
13.  Thabrani, al-Mu’jam al-Ausath, jld. 5, hlm. 89.
14. Thabrani, al-Mu’jam al-Kabir, jld. 3, hlm. 180.
15.  Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad, jld. 3, hlm. 13, 17, 26, 59.
16. Al-‘Aqili, Dhu’afa al-Kabir, jld. 4, hlm. 362.
17. Al-Bazzar, al-Bahr al-Zakkhār, hlm. 88, hadis 864.
18. Mutqi Hindi, Kanz al-‘Ummāl, jld. 14, hlm. 77, hadis 37981.
19. Daruquthni, al-Mutalaf wal Mukhtalaf, jld. 2, hlm. 1046.
20. Al-Haitami, Kasyf al-astār, jld. 3, hlm. 223, hadis 2617.
21. Ibnu Atsir, Usd al-Ghabah, jld. 3, hlm. 219, no. 2907.
22. Al-Bani, Dhalāl al-Jannah, hadis 1465.
23. Penukilan hadis ini secara lengkap dimuat dalam buku Istijlabu Irtiqa'il Ghuraf karya Syamsuddin Sakhawi, hlm.23, dan dalam buku Yanabiul Mawaddah, Qunduzi , jld.1, hlm.106-107 dan al-Ishabah, Ibnu Hajar al-Asqalani, jld. 7, hlm. 245-274, juga telah disinggung.
24. Bahrani, Ghayatul Maram wa Hujjatul Khisham, jld. 2, hlm. 304-320.

Pertanyaannya, anda mau ikut yang mana? Ikut tuan rumah atau ikut para tamu yang lain? Sebaik baik tamu adalah mereka yang patuh pada tuan rumah. Ikutilah ahlul bait, insyaallah keselamatan, karena merekalah tuan rumah yang sebenarnya, jangan ikuti tamu yang lain karena kebanyakan tamu itu kadang kurang adab dan kurang ajar terhadap tuan rumah

Rabu, 08 Mei 2019

Beda antara nabi dan rasul saksi


Nabi itu pembawa nubuat syariat,  makanya saya sebut Nabi Syariat, atau nabi pembawa syariat Allah kepada ummat

Sedangkan rasul saksi adalah dua hal yang berbeda. Yang membedakannya adalah Allah sendiri dengan kata "diikuti" dalam Hud 17

Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang (para nabi salah satunya adalah Rasulullah saw) yang ada mempunyai bukti yang nyata ( Al qur'an) dari Tuhannya, dan DIIKUTI pula oleh seorang saksi (Imam Ali as) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa, IMAMAN dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia (ini siapa?) tidak beriman.

DIIKUTI itulah pembedanya antara nabi syariat dan rasul saksi. Nabi syariat yang diikuti dan rasul saksi yang mengikutinya.  Maka Rasul saksi adalah pengikut nabi syariat alias ummat dari sang nabi. Maka emang gak ada lagi nabi setelah Rasulullah saw,  sebab imam Ali as adalah pengikut nabi syariat. Bukan seorang nabi yang lain selain nabi Muhammad saw.  Posisi rasul saksi terhadap nabi adalah sebagai  bawahan terhadap atasannya.