Selasa, 21 November 2017

Bersama Allah atau bersama yang lain


Semalam saya bermimpi, sedang mendakwahi 3 orang ibu ibu

"Tau apa yg akan ditanyakan, siapa Tuhanmu? siapa nabimu?, siapa imammu dst?. Bisa dijawab gak? Apakah kita akan menjawab karena kita hapal? Atau krn kita "sadar"

Contoh "anda sekarang ada dimana?" "disentani" apakah sentani itu hasil dari hapalan?" : sentani, sentani, sentani atau karena anda sadar memang sedang berada disentani?" sehingga ketika ditanya "anda  sedang ada dimana saat ini?" maka anda akan berkata "disentani"

Sprt itulah ketika kita ditanyakan siapa Tuhanmu?, siapa nabimu?, apa kitabmu? itu bukan karena kita menghapalnya tapi karena kita emang sadar sedang berada bersama nabi, sadar sedang bersama imam, sadar sedang bersama al qur'an, sadar sedang bersama Allah."

Kesadaran itu muncul karena emang dia berada disitu. Sama dgn ketika ditanya, km dimana? Kamu berkata "disentani" krn kamu emang ada disentani, dan jawaban itu bukan karena kamu hapal atau diajarkan, melainkan karena emang sadar bahwa kamu emang berada di sentani bukan ditempat lain" begitu mimpi saya semalam

Demikianlah ketika kita ditanya kelak di alam barzakhi, Ma rabbuka? Siapa Tuhanmu? Kita tidak akan bisa menjawab Allah jika emang kita tidak sedang bersama Allah. Bagaimana kita bisa bersama Allah jika yang selalu kita lakukan adalah hal hal yang menjauhkan diri kita dengan Allah? Maka pasti kita akan sulit menjawabnya. malahan kita justru akan  menjawab sedang bersama yang lain selain Allah, ini konsekwensi spontanitas. Ya kita akan spontan menjawab dengan siapa selama ini kita habiskan seluruh hidup kita

Lalu bagaimana kita bisa menjawab ma nabiyyuka? (siapa nabimu?) jika kita tidak pernah bersama nabi? Tidak pernah menjalankan sunnah sunnahnya, sholat nawafil, qiyamul lail dll? Malah menyakiti nabi dengan berkhianat padanya? Menyakiti putri dan cucu cicitnya? Maka ketika kita ditanya ma nabiyyuka? Akan sulit kita menjawabnya, bahkan boleh jadi kita akan menjawab "muawiyyah". Ma nabiyyuka? Muawiyyah laknatullah

Lalu bagaimana kita bisa menjawab ma imamuka? (siapa Imammu?) Jika kita tidak pernah bersama sama imam? Jangankan bersama imam,  memiliki imam saja tidak,  semuanya diambil secara otodidak, belajar agama tidak dari imam, berbuat tidak dalam koridor imam. Maka bagaimana kita bisa menjawab ma imamuka?

Ma kitabuka? Apa kitabmu? Bagaimana kita bisa menjawab "apa kitabmu?" jika kita tidak pernah bersama kitab Allah? Jangankan bersama, membacanya saja tidak pernah, jangankan membaca menyentuhnya saja mungkin sepuluh tahun sekali, justru google, fb, WA tiap saat dibuka, maka boleh jadi kita akan menjawab pertanyaan "ma kitabuka?" "google, fb, instagram"

Lalu  dengan siapa kita saat  ini?, bolehlah kita pikirkan dari sekarang,  sebelum kita ditanya kelak, ya boleh jadi besok, lusa, atau kapan saja bisa terjadi.  Maka siapkanlah dari sekarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar