Orang yang tidak punya kerjaan dan tidur tiduran saja itu selalu saja baik, gak jahat gak korupsi, gak maling gak bunuh orang, ya karena emang dia kerjanya hanya tidur tiduran
Nah coba jika sudah kerja, disuruh jadi kasir disuruh jaga warung, jaga perusahaan dll barulah ketahuan belangnya
Demikian pula sahabat nabi, disaat nabi masih ada mereka itu ibarat masih tidur tiduran, baeeek banget, kalem, adem, diridhoi Allah
Eh giliran nabi dah wafat, dan mulai ngambil kerjaan, mulai dah bunuh sana sini, bantai sana sini, ketahuan dah belangnya
Kayak abu bakar Umar dan Aisyah, saat masih ada nabi, kalem, adem tapi saat nabi dah wafat
Ngegaaaasss banget
Nah sama tuh kayak orang yang masih jadi penumpang, kalem banget, duduk slow, ramah pokoknya, tapi pas dia pindah duduk dibelakang kemudi karena sang supir sudah wafat, widihhh dia injak gas gak pake rem om, nabrak sana sini, main seruduk kesana kemari
Sehingga banyak orang bisa gak percaya
Masa sih mereka begitu? Gak mungkin mereka seruduk nabrak kanan kiri, bunuh kanan kiri
Waktu jadi penumpang mereka baek koq, malah diridhoi Allah
Lah iya om, mereka itu diridhoi sebagai penumpang, karena mereka baik kalem, tapi pas jadi supir, ganasssssnya ampun ampunan, rem seakan gak ada, bahkan Umar saja sempat protes dan injak pedal remnya tapi abu bakar malah nambah ngegas! 🤣
Itu artinya mereka diridhoi sebagai penumpang saja mas bro, bukan sebagai supir
Jadi gak salah at Taubah ayat 100 jika mau disandingkan kepada mereka sebagai orang orang yang diridhoi, tapi ingat mereka saat itu sebagai penumpang, jadi mereka diridhoi sebagai sebagai penumpang saja mas bro, bukan Sebagai supir karena emang ayat itu turun saat mereka hanya sebagai penumpang.
Saat mereka ngambil alih kemudi, ya lain lagi dong penilaiannya, jika nabrak sana sini masa supir ugal ugalan kayak gitu dan tanpa hak megang kemudi koq masih mau disebut diridhoi Allah? Situ mabuk ya?ðŸ¤
Sadar nak sadar ya... Kembali yuk ke jalan yang benar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar