Bintang (An-Najm):1 - Demi bintang ketika terbenam.
Bintang (An-Najm):2 - kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru.
Bintang (An-Najm):3 - dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.
Bintang (An-Najm):4 - Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
Bintang (An-Najm):5 - yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat KUAT.
Bintang (An-Najm):6 - yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan RUPA YANG ASLI.
Pada ayat ke 5 dan ke 6, Allah menyampaikan kepada kita bahwa malaikat ketika akan menampakkan wajah aslinya kepada manusia, maka dia harus sangat kuat, karena dia harus turun dimensi ke alam dunia
Sama ketika kita dari atas permukaan bumi hendak turun ke alam bawah laut, maka kita harus sangat kuat, karena dada kita bisa terkoyak oleh tekanan air laut, semakin kedalam semakin besar tekanannya sehingga dapat meremukkan kapal selam baja sekalipun hingga terbelah
Demikianlah ketika malaikat hendak masuk ke alam dunia, dan menampakkan wajah aslinya itu sama seperti ketika manusia hendak masuk ke alam bawah laut secara telanjang bulat, maka tubuhnya bisa remuk ditekan oleh tekanan air laut. Kacuali manusia memakai alat khusus semisal kapal peyelam khusus.
Demikian pula para malaikat yang ditugaskan ke alam dunia sejatinya tidak dalam wujud aslinya atau telanjang bulat tanpa pakaian atau media pembantu
Demikian lah Jibril datang menemui nabi tanpa alat bantu, saking kuatnya dia masuk ke alam manusia, sehingga Allah menyampaikan bahwa
Bintang (An-Najm):5 - yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat KUAT
Sangat kuat bukan berarti dia dapat berlama lama di alam manusia, sama seperti seorang penyelam yang sangat kuat lalu dia bisa berlama lama di dasar laut, tidak seperti itu, kondisi sangat kuat inipun hanya sebentar dan dia harus naik lagi, tidak untuk waktu yang lama di alam manusia
Makanya Malaikat hanya bisa turun naik di alam manusia, atau dunia, turun sebentar lalu naik lagi, persis seperti orang menyelam tanpa alat bantu, maka itulah malaikat tidak bisa berjalan jalan di dunia layaknya kita berjalan jalan.
Maka itulah ketika Malaikat meminta untuk jadi Khalifah di muka bumi Allah menolaknya, bukan karena Allah tidak menyukai Malaikat, melainkan karena mereka tidak akan kuat berjalan jalan di dunia sebagaimana manusia tidak akan sanggup berjalan jalan di dasar laut yang paling dalam.
Oleh karenanya semua malaikat yang diutus ke dunia hanya bisa turun naik dalam sekejap, atau tidak dapat berlama-lama di muka bumi
Maka untuk urusan mengatur bumi, maka Allah mengutus manusia, yang lebih kuat dari malaikat. Jadi jika Jibril sangat kuat maka manusia lebih kuat lagi,
Jika Jibril mempunyai akal yang cerdas, maka manusia lebih cerdas lagi
Bintang (An-Najm):6 - yang mempunyai akal yang CERDAS; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan RUPA YANG ASLI.
maka itulah semua malaikat sujud ke hadapan nabi Adam as, karena dia ternyata lebih kuat dan lebih cerdas dari mereka semuanya.
Inilah yang kemudian pada periodesasi kehidupan manusia, orang yang lebih kuat dan cerdas kemudian disembah dan dijadikan dewa dewi, karena ini adalah ajaran Tuhan itu sendiri, yang mengajarkan bahwa yang terkuat dan tercerdas pantas disembah, maka dalam tradisi orang Sulawesi Makassar ada yang namanya "Sombaya" yang disembah, siapa? Ya para raja raja karena dialah yang terkuat, apakah itu salah? Tentu tidak, karena itu tradisi Allah.
Apakah Malaikat menuhankan Adam karena dia menyembah Adam? Tentu tidak. Itu artinya menyembah bukan selalu diartikan menuhankan, melainkan tanda pengakuan bahwa dia yang terkuat atau yang tercerdas dari selainnya
Demikian pula dalam tradisi Jawa, ada tradisi nyembah atau membungkuk dihadapan raja, apakah ini salah? Ya tentu tidak karena ini tradisi Tuhan, bahwa yang terkuat pantas disembah atau membungkuk dihadapannya sebagai tanda pengakuan
Demikian pula kita semua wajib menyembah kepada Allah karena dialah puncak segala Kekuatan
Apakah ketika kita sujud kepada Allah itu artinya kita menuhankan Allah? Belum, pada saat sujud kita tidak bersyahadat bukan?
Dimana kita bersyahadat bahwa Allah adalah Tuhan? Ya pada saat duduk
Jadi dalam sujud pun itu artinya kita mengakui Allah yang terkuat bukan pengakuan ketuhananNya
Jadi jika melihat orang sujud itu bukan berarti dia sedang menuhankan apa yang dia sujud padanya
Lihat lah dia saat duduk dihadapannya, disanalah tanda dia sedang menuhankan atau tidak, sama seperti Allah yang menerima pengakuan manusia atas ketuhananNya ya saat duduk karena pada saat tersebut wajah dapat terlihat secara sempurna
Maka itu kalau zikir sebaiknya duduk sebagai tanda pemujaanmu kepadaNa
Makanya ibadah kaum kaum terdahulu ya duduk berjam jam bahkan ada yang bertahun tahun (semedi) berdzikir
Maka saat berdzikir upayakan khusyuk sebagai tanda menuhankan
Jadi duduk adalah cara kita mengakui ketuhanan Allah bukan sujud, sujud hanya tanda pengakuan kekuatan, kedaulatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar