Jumat, 17 April 2020

Tawassul


Secara bahasa tawasul artinya mengambil perantara.
 
Secara istilah diartikan sebagai salah satu
cara berdo'a kepada Alloh SWT dan salah satu dari beberapa pintu tawajuh kepada Alloh SWT
dengan menggunakan wasilah (perantara). 

Adapun yang dituju dari tawasul ini adalah Alloh semata.

B. Dalil-dalil tawasul

Ada beberapa dalil tentang diperbolehkannya tawasul baik dalil Al quran, as-Sunnah maupun atsar.

Diantaranya firman Alloh SWT : "Hai Orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah SWT. Dan Carilah perantara untuk sampai kepada Allah SWT. Berjihadlah kamu di jalan-Nya, mudah-mudahan kamu dapat keuntungan." (QS. Al-Maidah:35).

Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki memberikan komentar tentang ayat ini. Bahwa yang dimaksud dengan ayat ini adalah setiap sesuatu yang dijadikan الوسيلة pendekatan
perantara kepada Alloh SWT. Lebih lanjut la menjelaskan :
ولفظ ألوسيلة عام فى ألآيه كما ترى فهو شامل للتوسل بالذوات الفاضلة من الأنبياء والصالحين فى الحياة وبعد الممات وبالاتيانبالأعمال الصالحة على الوجه المأمور به وللتوسل بها بعد وقوعها
Seperti yang kamu ketahui bahwa lafadh الوسيلة pada ayat di atas bersifat umum yang memungkinkan artinya berwasilah dengan dzat-dzat yang utama seperti para Nabi, orang-orang soleh, baik dalam masa hidup mereka maupun sudah mati. Juga memungkinkan diartikan berwasilah dengan amal-amal soleh dengan menjalankan amal-amal Soleh itu dan dijadikan perantara untuk mendekatkan diri kepada Alloh SWT.

Ibnu Taimiyyah berkata dalam kitabnya Shirath al – Mustaqim : "Tak ada perbedaan antara orang hidup dan mati seperti yang diasumsikan sebagian orang. 

Sebuah hadist sohih menegaskan :
"Telah diperintahkan kepada orang–orang yang memiliki hajat di masa khalifah Ustman untuk bertawassul kepada Nabi saw setelah dia wafat. Kemudian, mereka bertawassul kepada Rosul, dan hajat mereka pun terkabul. 

Demikian diriwayatkan oleh ath–Thabrany.
Dalam kitab 40 masalah agama, jilid 1, hal 137 – 138 disebutkan:
عن أنس أن عُمر ابن الخطاب رضي الله عنه كان اذا قحطؤا استسقى بالعباس بن عبد المطلب فقال اللهم كناً تتوسل اليك بتبيّناًفنسقيناً واناً تتوسل اليك يعم يقيناً فاسقنا فيسقون. )رواه البخارى
Dari sahabat Annas, Ia mengatakan : "Pada zaman Umar bin Khaththab mengatakan : pernah terjadi musim peceklik, ketika melakukan sholat istisqo, Umar bertawassul kepada paman Rosulullah saw, Abbas bin Abdul Muthalib : "Ya Tuhan, dulu kami mohon kepada–Mu, dengan tawassul ke paman NabiMu, turunkanlah hujan kepada kami." Allah pun segera menurunkan hujan
kepada mereka. (HR al – Bukhari).
 
ان التوسل والتشفع به صلى الله عليه وسلم ويجاهه وبركاته من سنن المرسلين وسيرة السلف الصلحين

Sesungguhnya tawassul dan minta syafaat kepada Nabi atau dengan keagungan dan
kebesarannya, termasuk diantara Sunnah (amal kebiasaan) para Rosul dan orang–orang Salafushalihin (para pendahulu yang Soleh– soleh).

Adapun kaitannya dengan ayat–ayat Al–Quran yang sering digunakan untuk mengharamkan tawassul seperti ayat–ayat dibawah ini :
الا لله الدين الخالص والذين اتخذوا من دُونه أولياء مانعبدُهم الا ليقربوناً الى الله زلفى ( ٢٣:رمزلا)
"Ingatlah, hanya kepunyaan Allah–lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang–orang yang mengambi pelindung selain Allah (berkata), "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat–dekatnya." (QS, Al– Zumr: 23).

Setelah memperhatikan ayat tersebut dengan cermat, Syaikh Abdul Hayyi al–Amrawi dan Syaikh Abdul Karim Murad menyatakan, "Perkataan para penyembah berhala, kami menyembah mereka (berhala–berhala itu) supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat–dekatnya." 

Ayat ini menegaskan bahwa mereka menyembah berhala untuk tujuan tersebut. Sedangkan orang yang bertawassul dengan orang alim atau para Rosul itu tidak menyembah, tetapi karena dia tau bahwa orang yang di–tawassuli,  mereka tersebut memiliki keutamaan di hadapan Allah Swt dengan kedudukannya sebagai RoSul, ilmu yang dimiliki atau karena keNabiannya.
Dan karena kelebihannya itulah kemudian ada orang yang melakukan tawassul dengan mereka." (Al–Tahdzir min al–lghtitar, hal: 113).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar