Sabtu, 10 Juni 2017

Penjaga kerangka acuan agama

Dalam membangun sebuah negara bangsa harus dibuat sebuah kerangka acuan dlm bernegara, yang dari kerangka acuan tersebut kemudian ditarik atau dimunculkan atau diwujudkan sosok sosok yang akan dan wajib bertugas
1. Mengamankan kerangka acuan tersebut untuk tetap kokoh sebagai kerangka acuan
2. Yang berwenang memberikan, penghargaan, hukuman, ganjaran bagi pelanggar acuan atau yg mengambil tindakan atas pelanggaran hak dan kewajiban, yang dlm sistem sekarang dikenal sebagai eksekutif, yudikatif dan
Legislatif, dst dan seterusnya sesuai sisitem yang disepakati dlm pelaksanaan praktisnya.

Kerangka acuan ini biasa dikenal dgn undang undang dasar sebuah negara bangsa, atau pada masyarakat yg lebih sederhana dikenal dgn hukum adat, atau pada organisasi publik dikenal dgn nama AD / ART: Anggaran Dasar atau Aggaran Rumah Tangga.

Begitupun dalam mengatur kehidupan manusia, Allah-pun melakukan hal yang sama tp tentu lebih sempurna.

Kerangka acuan itu tertuang dlm bentuk kitab suci, yang dari kitab suci tersebut Allah munculkan sosok sosok yang bertugas
1. Mengamankan kerangka acuan (kitab suci) yang akan diturunkan kepada manusia yaitu para Rasul, bukan satu Rasul, krn yang mengamankan kerangka acuan ini ketika wafat wajib hukumnya digantikan oleh pengaman kerangka acuan yang lain, sama persis dlm sebuah negara mana kala pasukan penjaga kerangka acuan (TNI) wafat maka wajib harus ada regenerasi. Jika tdk maka eksistensi kerangka acuan bernegara (undang undang dasar) dapat runtuh sewaktu waktu. Jika dalam negara Tentara penjaga kerangka acuan ini saja wajib ada, dan harus harus dan wajib harus ada, maka dalam menjaga kerangka acuan dlm beragama diwajibkan harus harus harus dan wajib super duper harus ada, tdk bisa tdk ada, harus ada regenerasi dari satu penjaga kepada penjaga lainnya, yang jika dlm ukuran manusia, penjaga itu harus disaring, discreening, dipilih diantara manusia paling terbaik dlm segi kualitas kemanusiaannya, maka dlm menjaga kerangka acuan beragama Allah sdh pasti akan memperlakukan hal yang lebih jauh lebih sempurna, lebih selektif ketimbang selektifnya manusia dalam menjaga kerangka acuan bernegaranya. Inilah makanya penjaga kerangka acuan agama (kitab suci) dlm aqidah syiah tdk bisa bersumber dari org org ecek ecek, yg pernah musyrik, pernah kafir, pernah dzolm dsb. Krn selektif itualah maka penetapan penjaga kerangka acuan agama musti dari manusia suci, manusia sempurna, dan kualitas itu hanya ada pada sosok Imam Ali as! Penetapan itulah yang telah saya uraikan dlm ayat ayat pada status sebelumnya
Qul hadzihi sabili, ad'u ilalllah dst..

Jika demikian maka sosok sosok penjaga kerangka acuan itu wajib memiliki wakil wakil, tenaga tenaga, kaki tangan, untuk menggapai wilayah manusia diseluruh dunia, sampai ketempat yang paling terkecil, terjauh, terpinggirkan, agar kerangka acuan td tetap bisa berada dlm koridor dan bisa menjadi acuan bagi manusia.

Keluarga 'Imran ('Āli `Imrān):101 - Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.

Ini pertanyaan yang akan Allah lontarkan bukan hanya kepada mereka yang berada pada zaman nabi saja melainkan akan ditanyakan kepada setiap org beriman kapanpun dan dimanapun yang kemudian menjadi kafir, padahal kepada mereka dibacakan ayat ayatNya (kerangka acuan agama) dan Rasul berada ditengah tengah mereka! Ini Rasul pasti ada dalam mendampingi kerangka acuan agama layaknya TNI senantiasa ada dlm menjaga undang undang dasar negara ini!. Maka kapan pun dan dimanapun rasul itu selalu ada dalam berbagai rupa dan bentuk sebagaimana keniscayaan adanya penjahat penjahat yang siap merongrong eksistensi kerangka acuan agama tersebut disetiap kota, negeri, komunitas masyarakat.

Binatang Ternak (Al-'An`ām):123 - Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya.

Karena itulah Allah mengutus utusan (rasulnya dlm bentuk yang bermacam macam baik dlm bermacam macam bentuk dan tipe maupun bermacam macam dlm tugas dan tanggungjawab serta hirarki ketaatan) ini satu keniscayaan, bahwa manusia mampu membuat hirarki dlm penjaga kerangka acuan bernegara, maka bagaimana mungkin Allah tdk lebih sempurna dan sistematis dari manusia? Ini sangat mencederai Kemahasempurnaan Allah!

Maka jika ada org yg berkata setelah Rasulullah wafat tdk ada pengganti tugas kerasulan dlm menjaga al qur'an, dan kemudian secara acak memilih, dan memakai sistem manusia dlm memilih khilafah, maka itu sama saja org itu telah menuduh Allah tdk sempurna dari pada manusia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar