Dinul Islam, yuk belajar dinul islam bag 3
Bagaimanakah dgn org yg tdk memilki imam? Maka mereka yg tdk berimam akan digiring ke Neraka Jahannam, sebab mereka telah gagal menjalankan perintah Allah. Sebab Tali Allah hanya bisa utuh jika tali itu tdk putus selepas wafatnya Rasulullah Saaw, dan yg bisa menggantikan posisi nabi disaat wafatnya adalah para imam yg suci sebagaimana dijelaskan pada bab 1. Maka mereka yg tdk memilki imam yg suci sama saja berpegang pada tali Allah yg telah terputus. Maka tali Allah yg telah terputus sama saja tali itu bukan lg berujung pangkal pada Allah tp telah berujung pangkal pada "sesuatu selain Allah". Inilah yg dimaksud mempersekutukan Allah dlm ketidaktahuan. Tanpa disadarinya, org org yg tdk memilki imam sama saja tak menjadikan Allah sebagai ujung pangkal sandaran talinya. Mereka inilah yg ditanyakan dlm ayat berikut
Qul hal minsyurakaa ikum,
katakanlah: apakah diantara syurakaikum, syurakaikum artinya para sekutu kalian, bisa juga diartikan persekutuan, perserikatan, perkelompokan kalian
Mayyahdi ilalhaqqi : siapakah yang memberi petunjuk kepada kebenaran?
Qulillahu yahdi lilhaqqi: Katakan lah, Allah yg memberikan petunjuk kepada kebenaran
Afaman yahdi ilal haqqi, ahaqqu ayyuttaba'a: katakanlah, apakah org yg memberikan petunjuk kepada kebenaran lebih berhak diikuti,
Amman la yahiddi illa ayyuhda: ataukah org yg tdk dapat memberikan petunjuk kecuali dia diberikan petunjuk terlebih dahulu?
Fama lakum kaifa tahkumuna: maka bagaimana kalian membuat keputusan (yg begitu bodoh??)
Artinya mereka yg tdk memilki imam sejatinya ujung pangkal tali din-nya, tali agamanya bukan berujung pangkal pada ajaran, atau petunjuk Allah melainkan kepada org yg dikiranya mengikuti Tuhan, padahal dia tdk mengikuti petunjuk melainkan petunjuk hawa nafsunya sendiri, sebab jika dia mengikuti petunjuk Tuhan maka dia akan mengikuti petunjuk Imam yg suci sebagaimana dijelaskan pada bab 1, yaitu Qul hadzihi sabili, ad'u lilallah, 'ala bashiratin ana wamanittaba'ni, wa subhanallahi wama ana minal musyrikin. Yaitu pasti dia mengikuti org yg mengikuti rasul sejak titik awal Rasulullah menerima wahyu pertama sampai wahyu terakhir, tampa pernah ngeluh, tanpa pernah membantah, meninggalkan rasulullah kapan dan dimana pun, sekalipun dlm perang yg berkobar. Yg mengikuti rasulullah sejak garis pertama start sampai garis finish. Yang juga harus punya bashira (penglihatan) bukan buta pengetahuan. Org melihat beda dgn orang yang buta. Orang buta tentu tdk mampu membedakan mana pisau dan sisir sebelum dijelaskan terlebih dahulu, berbeda dgn orang melihat, walau tanpa diberitahu maka sdh tau mana pisau dan mana sisir serta dan untuk apa sisir dan pisau tersebut. Orang buta berbeda,,masih meraba raba, mereka reka, kira kira, bisa salah bisa benar, makanya pada ayat diatas Allah berfirman, apakah org yg memberikan petunjuk lebih berhak diikuti (jd Imam) ataukah orang yg tidak bisa meberikan petunjuk (mereka reka) kecuali diberikan petunjuk terlebih dahulu? Maka yg berhak dijadikan sebagai pelanjut penyambung tali Allah adalah pengikut Rasulullah dari garis start awal sampai garis finish dan dia punya bashira (penglihatan) bukan org buta (mereka reka, meraba raba) dalam dinul islam, inilah yang pada akhirnya melahirkan perbedaan pendapat,,pandangan dlm islam lalu berkelompok kelompok dan saling mengkafirkan satu sama lainnya, makanya Allah nanya "siapa pemberi petunjuk sampai kalian begitu bodohnya?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar