Gugusan bintang (Al-Burūj):1 - Demi langit yang mempunyai gugusan bintang,
Gugusan bintang (Al-Burūj):2 - dan hari yang dijanjikan,
Gugusan bintang (Al-Burūj):3 - dan yang menyaksikan dan yang disaksikan.
Dalam ayat ini Allah bersumpah dengan 3 hal
Pertama Allah bersumpah dengan langit yang mempunyai gugusan bintang
Kedua Allah bersumpah dengan hari yang dijanjikan
Ketiga Allah bersumpah dengan yang menyaksikan dan yang disaksikan
Mengapa Allah bersumpah demi yang menyaksikan dan yang disaksikan? Tentu yang menyaksikan dan yang disaksikan sama sama didalam kebenaran maka itulah Allah menggunakannya dalam bersumpah
Keduanya tentu benar dan membawa kebenaran
Misalnya kita berkata Demi Tuhan, tentu itu artinya kita menyerahkan kebenaran pernyataan kita kepada Tuhan sebagai pengadil bukan?
Misalnya, kamu mencuri hp saya!
Demi Tuhan, tidak!
Itu artinya kita menyerahkan sepenuhnya kebenaran pernyataan kita kepada Allah, bahwa jika kau tidak percaya biarlah Allah sebagai saksi, penegak hukum diantara kita
Lalu mengapa Allah bersumpah kepada tiga hal diatas?
Langit, hari yang dijanjikan dan orang yang menyaksikan dan yang disaksikan?
Itu karena langit dan bumi Allah ciptakan dengan hukum kesempurnaan, artinya langit diciptakan dengan hukum kesempurnaan
Apa itu hukum kesempurnaan,
Satu kesempurnaan hanya akan menghasilkan kesempurnaan yang lain
Satu ketidaksempurnaan hanya akan menghasilkan ketidaksempurnaan yang lain
Mana kala langit dibina dan dijaga bukan dengan ilmu kesempurnaan Allah maka langit akan runtuh
Hari pembalasan jika tidak dibina dengan ilmu kesempurnaan Allah maka orang orang tidak akan menemukan kesempurnaan keadilan
Maka diperlukan kesempurnaan manusia yang menyaksikan dan yang disaksikan
Mereka harus sempurna dalam penyaksian dan demi kesempurnaan penyaksian maka mereka saling menyaksikan agar kesempurnaan hari pembalasan benar benar sempurna
Dalam hal ini ada dua
Pertama
Siapa yang menyaksikan? para Imam Imam as dan siapa yang disaksikan? Rasulullah saw atas tugas kenabiannya apakah telah sampai kepada seluruh alam atau tidak
Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang (para nabi salah satunya adalah Rasulullah saw) yang ada mempunyai bukti yang nyata ( Al qur'an) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Imam Ali as) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa, IMAMAN dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia (ini siapa?) tidak beriman.
Kedua
Siapa yang menyaksikan? Rasulullah saw
Dan siapa yang disaksikan? Para Imam Imam atas tugasnya dalam menyaksikan tugas kenabian
Golongan-Golongan yang bersekutu (Al-'Aĥzāb):45 - Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan,
Ini yang disebut menyaksikan dan dia disaksikan
Sapi Betina (Al-Baqarah):143 - Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (Imaman), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.
Maka itulah Allah bersumpah dengannya
Jika Allah bersumpah atasnya maka keduanya berada diatas kebenaran makanya Allah menggunakannya dalam sumpahNya
Siapa yang berada diatas kebenaran diantara yang menyaksikan dan yang disaksikan? rasulullah saw dan para imaman as
tidak mungkin ummat biasa karena ummat biasa tidak akan sempurna dalam menyaksikan, sebab manusia biasa bisa toledor, gegabah, jika satu saja ketidaksempurnaan terjadi dalam persaksian maka akan menghasilkan ketidaksempurnaan yang lain dan ini akan sangat berbahaya kelak di akhirat akibatnya keadlian akan sulit ditegakkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar