Ada yang bertanya, jika Abu Bakar dan umar adalah para perampas kedaulatan Allah mengapa nabi mau menjadikan mereka sebagai besan?
Pertama, nabi menjadikan mereka besan itu sebelum mereka berpaling dan berkhianat, jadi hukumnya tidak hina, sebab mereka dijadikan besan sebelum menjadi penghianat, jadi wanita yang dinikahi nabi saat itu adalah statusnya adalah anak anak orang beriman (belum fasik ataupun kufur)
Kedua, apakah nabi tidak tau jika mereka akan berkhianat? Jawabannya bisa saja tidak tau karena ada ayatnya
Pengampunan (At-Tawbah):101 - Di antara orang-orang Arab Badwi yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.
Jadi bagaimana nabi bisa dikatakan hina jika dia tidak tau abu bakar bakal berkhianat?
Katakanlah Allah memberitahukan kepadanya, maka tentu beliau akan semakin menunjukkan kasih sayang agar mereka bisa berubah dan mengurungkan niatnya bukan?
Atau jika pun akhirnya berkhianat maka dengan menjadikan mereka sebagai besan tentu dengan harapan semoga saat berkhianat tidak jahat jahat amat karena sudah diberikan kasih sayang dan perlakuan khusus dengan kebaikan yang banyak
Ketiga, semua sahabatnya baik muhajirin dan ansor kecuali imam Ali as dan keluarganya pada akhirnya berkhianat semuanya kepada Allah dengan mau berpaling kepadaNya (at taubah 117)
Lalu apakah nabi harus tidak menikah? Ya tetap harus menikah sekalipun semua pada akhirnya tidak ada yang tidak akan berpaling. Karena jika tidak menikah maka menyalhi kodratnya sebagai manusia .
Nah makanya Rasulullah saw tetap menikah sekalipun harus menikahi putri dari sahabat sahabatnya atau istri dari sahabatnya yang bakal berpaling semuanya pada akhirnya
Itu adalah keharusan tidak mungkin tidak
Jadi apakah nabi salah? Ya jelas tidak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar