Seorang rasul nubut sebelum diutus ke dunia wajib menandatangani surat perjanjian kerja sama rasul rasul yaitu perjanjian yang termuat di dalam surat Ali Imran 81 yang Allah khusus tempatkan surat perjanjian itu di dalam al qur'an dalam surat Ali Imran, dan siapa saja yang menandatangi perjanjian itu Allah khusus tempatkan dalam surat al ahzab.
Itu artinya kedua surat ini sangat fital, sangat istimewa, tanpa keduanya maka perjanjian dianggap tidak pernah ada, sebab perjanjian dianggap ada manakala berita keberadaannya sampai ketangan manusia. Untuk sampai ketangan manusia maka perlu adanya rasul nubuat, agar rasul nubuat bisa diterima oleh manusia maka harus membawa bukti yang nyata bahwa dia adalah seorang rasul dari Allah. Maka bukti yang nyata ini harus betul betul bisa diterima dan bisa berfungsi sampai ke akhir zaman, agar orang selalu yakin bahwa ianya adalah benar benar sebuah bukti yang nyata dari Tuhan.
Bukti yang nyata ini harus bisa terus ada melintasi ribuan tahun, puluhan abad agar setiap manusia yang sampai padanya bukti yang nyata ini maka dia akan percaya pada perjanjian diatas, dengan begitu semua agama yang pernah Allah turunkan bersama nabinya masing masing dapat diakui dan tetap berada pada kebenaran.
Ya, al bayyinat nabi Muhammad saw harus bisa sampai ke akhir zaman, dan harus bisa selalu berfungsi dengan sempurna sampai kapan pun sekalipun pembawanya telah tiada. Sebab jika tidak lagi berfungsi maka orang akan melupakan agama Allah, dan sudah tidak akan ada lagi nabi pembawa nubuat dan bukti yang nyata, maka ummat manusia bisa tenggelam dalam ketiadaan Hukum Tuhan, maka kebinasaan bisa melanda kehidupan seluruh alam
Karena itulah al bayyinat nabi Muhammad saw harus berbeda dari nabi sebelumya
Jika Nabi as saleh as memiliki unta betina sebagai al bayyinatnya dan unta bisa mati, maka al bayyinat jenis ini memiliki ajal
Jika Musa as memiliki tongkat sebagai salah satu dari sembilan al bayyinatnya dan tongkat bisa lapuk maka al bayinat ini memiliki ajal
Memperjalankan di waktu malam (Al-'Isrā'):101 - Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa sembilan buah mukjizat yang nyata, maka tanyakanlah kepada Bani Israil, tatkala Musa datang kepada mereka lalu Fir'aun berkata kepadanya: "Sesungguhnya aku sangka kamu, hai Musa, seorang yang kena sihir".
Jika Isa as memiliki kemampuan menghidupkan orang, menyembuhkan penyakit dan ini melekat pada diri nabi maka nabi bisa wafat, maka al bayyinat ini memiliki ajal
Maka harus berbeda dari semua al bayyinat yang pernah ada, maka Allah letakkan al bayyinat nabi Muhammad saw berada di dalam lembaran lembaran yang bisa dibaca oleh setiap manusia, yang dapat dipindah tangankan, diwariskan, diperbanyak, diabadikan dalam catatan dan ingatan, inilah al bayyinat nabi Muhammad saw
Pembuktian (Al-Bayyinah):1 - Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,
Pembuktian (Al-Bayyinah):2 - (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Quran),
Ya Al qur'an itulah salah satu al bayyinat nabi Muhammad saw dan merupakan al bayyinat yang paling abadi selama masih ada yang menghafalkannya, mencatatnya, mengkajinya, menyampaikannya serta menjaganya.
Tapi apakah cukup sampai disitu? Tidak, al bayyinat Musa as tidak akan ada artinya jika tidak bisa berubah menjadi ular, tidak mampu membela lautan dan menyelamatkan ummat musa as saat dikejar firaun. Semua itu hanya bisa terjadi jika diantar musa as ada seorang saksi yang menyaksikannya sebab semua itu akan menjadi pegangan Allah dalam menuntut kaumnya jika mengingkarinya
itu artinya tongkat Musa as bisa menjadi ular karena ada Harun as disisi Musa as, sekiranya Harun as tidak hadir disisi Musa as maka tongkat itu hanyalah kayu yang tidak dapat menjelma menjadi ular yang nyata
Nabi Yunus (Yūnus):75 - Kemudian sesudah rasul-rasul itu, Kami utus Musa dan Harun kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya, dengan (membawa) tanda-tanda (mukjizat-mukjizat) Kami, maka mereka menyombongkan diri dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.
Ţāhā:30 - (yaitu) Harun, saudaraku,
Ţāhā:31 - teguhkanlah dengan dia kekuatanku,
Ţāhā:32 - dan jadikankanlah dia sekutu dalam urusanku,
al bayyinat nabi musa sangat tergantung dari keberadaan harun as sebagai saksinya, Karena kekuatan itu telah Allah satukan dengan Harun as sebagai syarat terjadinya keajaiban. Sebab keajaiban, kemukjizatan akan ditanyakan kepada ummat, dan saksi adalah kunci Allah dalam membungkam kedustaan ummat jika mereka mau berdusta. Itu artinya al bayyinat Musa as hanya bisa berfungsi selama ada Harun as disisi Musa as, demikian pulalah al bayynat Muhammad saw tidak akan bisa memberikan keajaiban, kemukjizatan jika tidak ada Imam Ali as disisi Muhammad saw
Untuk itulah Rasulullah saw bersabda
ana madinatul ilmi wa Ali babuha
Aku adalah kotanya ilmu dan Ali adalah pintunya. Tanpa pintu apakah ilmu bisa keluar? Tidak bisa, karena seperti itulah syarat al bayyinat sebagaimana Allah mengukuhkan kekuatan Musa as dengan kehadiran Harun as
demikian pula Allah mengukuhkan kekuatan Nabi Muhammad saw dengan Imam Ali as
Ingat kisah perang tabuk as? Dan ingatkah mengapa Imam Ali as begitu sedih tidak diikutsertakan? Itu karena beliau faham bahwa nabi Muhammad saw tidak akan bisa menunjukkan mukjizatnya jika dia tidak menyertai nabi, makanya pasukan tabuk dilanda kelaparan yang hebat berhari hari tanpa ada bantuan makanan yang turun padahal nabi mempunyai mukjizat memperbanyak makanan dan minuman, silahkan baca sendiri disini
https://books.google.co.id/books?id=wWp3E0k9GqQC&pg=PA152&lpg=PA152&dq=hujan+perang+tabuk&source=bl&ots=XQ6yvt5FGp&sig=Taghi-XBq8HYazkam_xuprIOJa8&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjI-9uqtp3bAhUKPI8KHaTuBVMQ6AEwCXoECAcQAQ#v=onepage&q=hujan%20perang%20tabuk&f=false
Namun hal itu tidak terjadi pada perang tabuk, pasukan kehausan berhari hari, kelaparan yang sangat memprihatinkan, bahkan mereka harus mengemut biji korma hanya demi menutupi lapar yang begitu menyiksa. kemana mukjizat nabi? Itulah yang menjadikan mereka semua hampir berpaling
Pengampunan (At-Tawbah):117 - Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang muhajirin dan orang-orang anshar yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir BERPALING (Mau Kafir kembali) , kemudian Allah menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka,
Sehingga Allah menolong mereka dengan hujan. Jika mereka bisa mati kelaparan, bayangkan perjalanan 800 km sekali berangkat dan kehabisan bahan makanan ditengah jalan?
mengapa hal ini terjadi? Apakah nabi tega membiarkan para sahabatnya mati kelaparan? Tidak mungkin, itu semua karena imam Ali as tidak menyertainya, pintu mukjizatnya tidak bersamanya kala itu, maka mukjizat tidak dapat ditunjukkan nabi kepada mereka berupa kemampuan membanyakkan makanan
itu artinya keberadaan imam Ali as sangat fital, sebagai pintu teraktualisasinya al bayyinat nabi Muhammad saw, makanya sholawat atas nabi bisa menjadi obat bagi siapa saja manakala diikutkan dibaca sempurna dengan menyertakan Ali muhammad
oleh karena itulah al qur'an sebagai al bayyinat terbesar nabi sangat tergantung atas keberdaan imam Ali as, dia bisa menjadi mukjizat manakala imam Ali as berada bersama al qur'an, itulah sebabnya al qur'an tanpa imam Ali as hanyalah lembaran tanpa bisa memberikan petunjuk, ummat malah tersesat, bom bunuh diri disana sini atas nama al qur'an
Tidak ada komentar:
Posting Komentar