Cerita (Al-Qaşaş):34 - Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku".
Ada pandangan yang mengatakan bahwa Harun as bukanlah saksi bagi Musa as, beliau diutus oleh Allah bersama Musa as adalah untuk tujuan menjadi pembantu Musa as dan membenarkan perkataan musa saat musa nanti berhadapan dengan firaun. Sebab dalam ayat yang tertulis disebutkan bahwa musa berkata "Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku".
Nah pertanyaannya adalah, kapan kita menemukan satu dialog antara Harun as dan Firaun di dalam al qur'an yang membenarkan kata kata musa?
Kedua, lalu apakah dengan pembenaran yang dilakukan Harun atas perkataan Musa lalu firaun bisa meyakini seruan Musa as? Siapa Harun as yang bisa lebih dipercayai firaun? Lalu bagaimana mungkin firaun bisa lebih meyakini ucapan Harun as ketimbang perkataan Musa as yang membawa bukti yang nyata? Sedangkan bani israel saja tidak mempercayainya? Tidak mematuhinya?
Tempat yang tertinggi (Al-'A`rāf):150 - Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati berkatalah dia: "Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu? Dan Musapun melemparkan luh-luh (Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya, Harun berkata: "Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang zalim"
Ţāhā:90 - Dan sesungguhnya Harun telah berkata kepada mereka sebelumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan dengan anak lembu. itu dan sesungguhnya Tuhanmu ialah (Tuhan) Yang Maha Pemurah, maka ikutilah aku dan taatilah perintahku".
Ţāhā:91 - Mereka menjawab: "Kami akan tetap menyembah patung anak lembu ini, hingga Musa kembali kepada kami".
Ţāhā:92 - Berkata Musa: "Hai Harun, apa yang menghalangi kamu ketika kamu melihat mereka telah sesat,
Ţāhā:93 - (sehingga) kamu tidak mengikuti aku? Maka apakah kamu telah (sengaja) mendurhakai perintahku?"
Ţāhā:94 - Harun menjawab' "Hai putera ibuku, janganlah kamu pegang janggutku dan jangan (pula) kepalaku; sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku): "Kamu telah memecah antara Bani Israil dan kamu tidak memelihara amanatku".
Perhatikan ayat demi ayat ini, dimana kefasihan Harun as yang bisa membantu musa as? Tidak ada sama sekali, bahkan kaumnya sendiri tidak menerima sedikit pun perkataan Harun as, maka bagaimana mungkin firaun akan lebih percaya Harun as ketimbang Musa as yang nyata nyata membawa bukti yang nyata?
Lalu untuk apa Harun as diutus dengan kefasihan kata katanya jika Bani israel saja menolaknya?
Apakah ayatnya yang salah? Bukan, andalah yang salah memahami ayat tersebut
Mari kita baca kembali
Cerita (Al-Qaşaş):34 - Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku".
Ingat perhatikan kata yang ditandai kurung, itu kadang menyesatkan karena sejatinya itu hanya tambahan para penerjemah, maka mari kita hapus dulu untuk melihat arti sesungguhnya tanpa ada tambahan
Cerita (Al-Qaşaş):34 - Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan ku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku".
fa arsilhu ma'iya rid'an YUSHADDIQUNI
Maka utuslah dia bersamaku sebagi pembantuku untuk membenarkanku,
Ini teks aslinya, YUSHADDIQUNI untuk membenarkanku, mengapa Musa as minta dibenarkan?
itu karena dia khawatir firaun dan kaumnya akan mendustakannya. Itu artinya pembenaran Harun as atas musa as akan membuat mereka tidak bisa lagi mendustai Musa as, faktanya? Hal itu tidak terjadi, bahkan bani israel sendiri tidak mendengarkan perkataan Harun as.
Dan tidak ada satupun dialog antara firaun dan Harun as.
Lalu apakah ayat ini salah? Tidak sama sekali karena kefasihan Harun as dalam membenarkan Musa as bukan di dunia melainkan di akhirat nanti saat mereka mendustakan Musa as bahwa musa tidak pernah menyampaikan bukti yang nyata kepada mereka, disaat itulah Harun sebagai rasul saksi akan membenarkan Musa as, bahwa musa sudah menyampaikan bukti yang nyata kepada mereka, hanya merekalah yang berdusta kepada Allah
Nabi Hud:18 - Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi (salah satunya Harun aa) akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim,
disinilah maksud dari ayat diatas, musa khawatir kelak mereka akan mendustakannya dihadapan Allah swt, karena itulah ia minta diutus bersama seorang yang fasih untuk membantu dan membenarkannya kelak di hadapan Allah swt
itu artinya Musa as telah mengetahui sistematika pengadilan di akhirat kelak, bahwa kebanyakan ummat akan berdusta kepada Allah manakala dihadapkan kepadaNya bahwa nabi ini dan itu belum menyampaikan amanat Allah demi menghindari tuntutan Allah. Musa as tau darimana? Tentu dari Allah, karena musa as adalah termasuk nabi yang bercakap cakap langsung kepada Allah dan tentu Allah pasti akan menjelaskan bagaimana kejadian kelak di akhirat, karena itulah Musa khawatir dan meminta seseorang yang membantunya kelak dalam membenarkan tugas yang telah dilaksanakannya, karena itulah dia meminta saudaranya sebagai pembantunya. Dan Allah mengabulkannya karena itulah mereka berdua diutus kepada firaun, satu sebagai pembawa bukti yang nyata dan yang satunya adalah sebagai saksi. Hal inilah yang difirmankan Allah bahwa setiap rasul akan diikutsertakan antara sebagain yang lain kepada yang lain agar untuk saling bantu membantu kelak di akhirat, sebagian menjadi pembawa bukti yang nyata dan sebagian akan menjadi saksi
Orang-orang mukmin (Al-Mu'minūn):44 - Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut. Tiap-tiap seorang rasul datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya, maka Kami perikutkan sebagian mereka dengan sebagian yang lain. Dan Kami jadikan mereka buah tutur (manusia), maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak beriman.
maka termasuk pula nabi Muhammad saw, bersamanya beliau diperikutkan Imam Ali as sebagai rasul saksi baginya layaknya Harun as kepada Musa as
Tidak ada komentar:
Posting Komentar