Jika kita membaca Al qur'an surat Hud 17 maka kita akan dapati terjemahan berikut ini
Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.
Diatas ini saya copy pastekan terjemahan umum dari Hud 17 yang dimana dalam terjemahan ini kita dapati Nabi Muhammad saw sebagai saksi dari Allah, lalu orang orang yang mempunyai bukti yang nyata itu diartikan sebagai umat islam, maka yang dipahami secara umum adalah ummat pemilik bukti yang nyata dan nabi Muhammad saw sebagai saksi dari Allah
Konsekuensinya? Nabi menjadi followers ummatnya sendiri, ini sangat mencederai kemuliaan nabi Muhammad saw
Padahal jika kita mau lebih teliti maka mustahil ummat bisa menjadi pemilik bukti yang nyata sebab bukti yang nyata itu tidak seperti apa yang selama ini kita pahami yaitu Al qur'an yang kita pegang saat ini, melainkan sesuatu yang lain
Bagaimana penjelasannya?
Sebelum saya lanjutkan, jangan lupa like, komen and subcribe 😁😁 (kayak youtube aja 😂😂😂)
Ok kita lanjutkan
Perhatikan dua ayat ini, yang Allah khususkan untuk menjelaskan apa itu al bayyinat dengan menurunkan surat khusus dengan nama surat al bayyinat.
Pembuktian (Al-Bayyinah):1 - Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,
Pembuktian (Al-Bayyinah):2 - (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Quran),
Perhatikan kedua ayat ini, Allah jelaskan bahwa al bayyinat itu adalah seorang rasul yang membacakan lembaran lembaran yang disucikan
Teks arabnya "suhufan muthoharotan" lembaran lembaran yang disucikan
Apa itu lembaran lembaran yang disucikan?
Kita simak penjelasan ibnu katsir ahli tafsir kawakan sandaran umat islam seluruh dunia sejak dahulu
berikut kutipannya:
"Adapun yang dimaksud dengan Ahli Kitab adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani, sedangkan orang-orang musyrik adalah para penyembah berhala dan api. baik dari kalangan bangsa Arab maupun bangsa ' Ajam (non-Arab). Mujahid mengatakan bahwa mereka tidak mau berhenti alias tidak mau meninggalkan agama mereka sebelum jelas bagi mereka perkara yang hak.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Qatadah dalam firman-Nya: sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata. (Al-Bayyinah: 1) Yaitu Al-Qur'an ini.
Untuk itu disebutkan oleh firman-Nya:
{لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ}
Orang-orang kafir yakni Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka,) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata. (Al-Bayyinah: 1)
Kemudian bukti yang nyata ini ditafsirkan oleh firman selanjutnya:
{رَسُولٌ مِنَ اللَّهِ يَتْلُو صُحُفًا مُطَهَّرَةً}
(yaitu) seorang rasul dari Allah yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan. (Al-Bayyinah: 2)
Yakni Nabi Muhammad dan kitab yang dibacanya, yaitu Al-Qur'an yang mulia, yang telah tercatat di kalangan Mala'ul A'la di dalam lembaran-lembaran yang disucikan. Seperti yang dikatakan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
فِي صُحُفٍ مُكَرَّمَةٍ مَرْفُوعَةٍ مُطَهَّرَةٍ بِأَيْدِي سَفَرَةٍ كِرامٍ بَرَرَةٍ
di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, yang ditinggikan lagi disucikan, di tangan para penulis (malaikat), yang mulia lagi berbakti. ('Abasa: 13-16)
Adapun firman Allah Swt.:
{فِيهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ}
di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus. (Al-Bayyinah: 3)
Ibnu Jarir mengatakan bahwa di dalam lembaran-lembaran yang disucikan itu terdapat kitab-kitab dari Allah yang berharga. adil, lagi lurus; tiada suatu kesalahan pun di dalamnya karena ia dari sisi Allah Swt.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: (yaitu) seorang rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan. (Al-Bayyinah: 2) Al-Qur'an dalam ayat ini disebutkan dengan sebutan yang terbaik dan dipuji dengan pujian yang terbaik.
Ibnu Zaid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang Iurus. (Al-Bayyinah: 3) Yakni yang Iurus lagi pertengahan."
mari kita lihat penggalan kutipan tafsir diatas
"Kemudian bukti yang nyata ini ditafsirkan oleh firman selanjutnya:
{رَسُولٌ مِنَ اللَّهِ يَتْلُو صُحُفًا مُطَهَّرَةً}
(yaitu) seorang rasul dari Allah yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan. (Al-Bayyinah: 2)
Yakni Nabi Muhammad dan kitab yang dibacanya, yaitu Al-Qur'an yang mulia, yang telah tercatat di kalangan Mala'ul A'la di dalam lembaran-lembaran yang disucikan. Seperti yang dikatakan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
فِي صُحُفٍ مُكَرَّمَةٍ مَرْفُوعَةٍ مُطَهَّرَةٍ بِأَيْدِي سَفَرَةٍ كِرامٍ بَرَرَةٍ
di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, yang ditinggikan lagi disucikan, di tangan para penulis (malaikat), yang mulia lagi berbakti. ('Abasa: 13-16)"
itu artinya al bayyinat itu adalah "seorang rasul yang membacakan lembaran lembaran yang disucikan, lembaran yang mana?
yaitu Al-Qur'an yang mulia, yang telah tercatat di kalangan Mala'ul A'la di dalam lembaran-lembaran yang disucikan. Seperti yang dikatakan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
فِي صُحُفٍ مُكَرَّمَةٍ مَرْفُوعَةٍ مُطَهَّرَةٍ بِأَيْدِي سَفَرَةٍ كِرامٍ بَرَرَةٍ
di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, yang ditinggikan lagi disucikan, di tangan para penulis (malaikat), yang mulia lagi berbakti. ('Abasa: 13-16)"
itu artinya bukan al qur'an yang seperti yang saat ini kita pegang, karena al qur'an saat itu belum dibukukan melainkan yang nabi bacakan berasal dari lembaran lembaran yang berada di alam malakut atau alam malaikat yang ditinggikan atau mala'ul a'la, yang disucikan lagi ditinggikan jadi bukan lembaran lembaran yang ada di alam dunia
hal ini dipertegas dengan penjelasan bahwa lembaran lembaran itu Allah singgung dalam ayat Abasa 13-16
"Seperti yang dikatakan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
فِي صُحُفٍ مُكَرَّمَةٍ مَرْفُوعَةٍ مُطَهَّرَةٍ بِأَيْدِي سَفَرَةٍ كِرامٍ بَرَرَةٍ
di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, yang ditinggikan lagi disucikan, di tangan para penulis (malaikat), yang mulia lagi berbakti. ('Abasa: 13-16)"
Dan diperkuat lagi dengan ayat al bayyinat 3
Pembuktian (Al-Bayyinah):3 - di dalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus.
jadi suhufan mutahoharotan (lembaran lembaran yang disucikan itu) mengandung kitab kitab yang lurus, termasuk al qur'an itu sendiri
Ibnu Jarir mengatakan bahwa di dalam lembaran-lembaran yang disucikan itu terdapat kitab-kitab dari Allah yang berharga. adil, lagi lurus; tiada suatu kesalahan pun di dalamnya karena ia dari sisi Allah Swt.
itulah mengapa dalam ayat diatas disebutkan hanya seorang rasul saja yang bisa membacanya
Pembuktian (Al-Bayyinah):2 - (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan
Sebab yang dibaca adalah lembaran yang disucikan yang berada di alam Mala'ul 'ala, alam malakut atau malaikat bukan alam dunia, makanya mustahil bisa dibaca oleh ummat
Maka dalam dalam Ayat Hud 17 mustahil jika ummat yang dimaksud sebagai pemilik al bayyinat sebab al bayyinat membutuhkan seorang rasul untuk membacakannya. Maka siapa pemilik al bayyinat? Ya harus seorang rasul
Inilah yang disebut bukti yang nyata karena kemampuan Nabi dalam membacakannya di depan ahli kitab dan kaum musyrik. Dan sudah pasti membuat ahli kitab keheranan karena nabi membacakan apa yang tertuang dalam kitab kitab mereka yang sama sekali tidak pernah nabi sentuh atau pelajari sama sekali.
Itulah yang disebut al bayyinat mustahil menjadi milik ummat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar