Kamis, 22 Oktober 2020

Zakat ummat vs Abu bakar

Dari kasus zakat ummat vs abu bakar, kita dapat melihat bahwa untuk urusan duitnya ummat saja tidak bisa asal main tarik aja sesuka hati tapi ada aturannya, apalagi mengurus ummatnya sang pemilik duitnya. itu memang perintah Tuhan, tapi bukan berarti bisa ditarik sesuka hati tanpa aturan dan tuntunan.

Paham maksud saya?

Gini loh,
Ada dua posisi
Posisi pertama adalah ummat, kita sebut saja A.
Posisi kedua adalah zakat duitnya ummat, atau zakat hartanya ummat, kita sebut saja B

Ada ummat, ada duitnya ummat
A itu ummat, B itu zakat duitnya ummat

Jika B (zakat hartanya ummat) saja harus pake aturan untuk mengurusi nya dan karena hal itulah maka A (ummat) ogah membayar B ( zakat) kepada abu bakar, maka apalagi mau mengurusi A? Maka sudah pasti mereka tidak mau lagi

Itu artinya abu bakar bukan khalifah sebenarnya, karena A jelas tidak mau diurusin oleh abu bakar. Gimana mereka mau diurus, lah zakat hartanya saja mereka menolak untuk diurusin abu bakar

Inilah yang membuat abu bakar naik pitam dan gelap mata membantai mereka sekalipun telah ditegur oleh Umar sahabat setianya sendiri

Umar saja tau abu bakar kaliru makanya mempertanyakan kebijakan abu bakar yang dianggapnya aneh, orang sudah mengucapkan kalimat la Ilaha ilallah koq diperangi? 

Dari sini kita bisa melihat bahwa untuk mengurus urusan persoalan hartanya ummat saja perlu aturan dan tidak sembarangan, hanya khusus Rasul yang bisa mengurusi harta ummat (at Taubah 103) apalagi mau mengurusi si pemilik harta atau ummat itu sendiri? 

Nih perhatikan ayatnya

Pengampunan (At-Tawbah):103 - Ambillah zakat dari sebagian harta mereka (ummat), dengan zakat itu kamu (Rasul) membersihkan dan mensucikan mereka (ummat) dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu/rasul itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka (ummat). Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Nah perintah ambil zakat itu khusus diberikan kepada rasul, bukan ummat, maka untuk urusan zakatnya ummat saja yang berhak hanya rasul apalagi mau mengurusi si pemilik harta atau ummat itu sendiri, jelas hanya bisa dilakukan oleh rasul bukan selainnya

Maka itulah setelah wafatnya nabi Muhammad Saw tentu masih ada rasul pelanjut atau rasul pemberi petunjuk yang akan mengurusi ummat, sebab zakat hartanya saja yang boleh mengurusinya hanyalah rasul, masa ummat pemiliknya diurus selain rasul kan lucu jadinya

Jika hartanya saja harus diurus Rasul agar ummat bisa suci
Masa urus ummat atau pemilik harta bukan rasul? Kan lucu bin aneh

Maka pengurus ummat wajib rasul bukan manusia biasa, sebab urusan hartanya saja wajib rasul gak bisa ummat biasa apalagi pemiliknya bukan? 

Sudah paham nak?

Contohnya begini 

Saya punya motor yang tiap dua bulan sekali saya ganti oli dan oli kotornya hanya bisa dikelola oleh rasul atas perintah Allah

Lah jika oli motor saya saja yang harus urusin itu rasul maka gimana dengan yang ngurusin saya sebagai pemilik motor? Masa manusia biasa? Jelas harus juga rasul

Makanya khalifah atau orang yang mengurusi saya dan kita semua adalah wajib seorang rasul tidak bisa manusia biasa

Mengapa? Karena kita ini sangat berharga disisi Allah, zakat harta kita saja diurus oleh rasul apalagi diri diri kita ini, itulah mulianya diri anda semua.

Maka itulah Islam itu memuliakan manusia, urusan hartanya saja diatur dan ditentukan oleh Allah apalagi mengurus pribadi manusianya

Sudah paham nak?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar