Rabu, 23 Agustus 2017

KEMAKSUMAN AHLULBAIT

Golongan-Golongan yang bersekutu (Al-'Aĥzāb):33 - dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.

Ayat ini adalah dalil kemaksuman (kesucian) ahlulbait.

Namun hal ini akan dibantah oleh kaum Salafi bahwa itu bukan ayat kemaksuman
Seperti dibawah ini

"Apakah al ahzab 33 bercerita mengenai kemaksuman sebagaiman hayalan kaum syiah?

Mari kita periksa.

Sesungguhnya Allah hanyalah bermaksud hendak menghilangkan dosa kamu wahai Ahl al-Bait dan hendak membersihkan kamu sebersih-bersihnya. [al-Ahzab 33:33]

Perhatikan bahawa Allah ‘Azza wa Jalla menggunakan perkataan Yuridu (يريد) yang bererti “kehendak” atau “keinginan” atau “bermaksud”. Kemudian perkataan Yuzhiba (يذهب) didahului dengan huruf Lam (ل) yang bererti “untuk” atau “supaya”. Justeru firman Allah:(إنما يريد الله ليذهب) hanyalah menerangkan “kehendak” Allah “untuk” menghilangkan dosa paraAhl al-Bait.

Seandainya Allah ingin menetapkan sifat maksum (bebas dari dosa dan suci), Allah akan berfirman dengan sesuatu yang bersifat menetapkan, umpama:

“Sesungguhnya Allah telah menghilangkan dosa kamu wahai Ahl al-Bait dan telah membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”
contoh sebuah ayat yang juga menggunakan perkataan (يريد) dan (التطهير). Ia adalah ayat berkenaan perintah wudhu’, firman Allah Subhanahu wa Ta‘ala:

Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sembahyang (padahal kamu berhadas kecil), maka (berwuduklah) iaitu basuhlah muka kamu, dan kedua belah tangan kamu meliputi siku, dan sapulah sebahagian dari kepala kamu, dan basuhlah kedua belah kaki kamu meliputi buku lali; dan jika kamu junub (berhadas besar) maka bersucilah dengan mandi wajib; dan jika kamu sakit (tidak boleh kena air), atau dalam pelayaran, atau salah seorang dari kamu datang dari tempat buang air, atau kamu sentuh perempuan, sedang kamu tidak mendapat air (untuk berwuduk dan mandi), maka hendaklah kamu bertayamum dengan tanah - debu yang bersih, iaitu: sapulah muka kamu dan kedua belah tangan kamu dengan tanah - debu itu.

Allah tidak mahu menjadikan kamu menanggung sesuatu kesusahan (kepayahan), tetapi berkehendak untuk membersihkan (طهر) kamu dan hendak menyempurnakan nikmat-Nya kepada kamu, supaya kamu bersyukur. [al-Maidah 5:06]

Perhatikan perenggan kedua ayat di atas. Seandainya Syi‘ah menafsirkan ayat 33 surah al-Ahzab sebagai menetapkan sifat maksum kepada Ahl al-Bait, maka dengan itu juga setiap orang beriman yang berwudhu’ akan memiliki sifat maksum juga. Ini kerana kedua-dua ayat 33 surah al-Ahzab dan ayat kelima surah al-Maidah mengunakan istilah Tahara (طهر) yang bermaksud “bersih” atau “suci”."

Inilah anggapan Salafi bahwa ayat al ahzab 33 diatas bukanlah ayat kemaksuman ahlulbait.

Sebenarnya jika kita cermati yang disucikan bukan dosa, tapi rijsa, kotoran jiwa, krn ahlul bait itu gak punya dosa. Sebab dlm ayat itu ketika turun Hasan dan Husain as masih kecil, maka dosa apa yang mau dihapuskan?

Berikut penjelasannya

Kata asli Rijsa dalam al qur'an, artinya kotor

Kata rijsa dalam kamus bahasa arabpun juga adalah kotor

Maka yg dihapuskan dari Ahlulbait adalah kotor

Kotor apaan? Kotor jiwa, sebagaimana dalam ayat berikut, ayat ini menyatakan bahwa para sahabat yang fasik dalam ayat ini dengan sebutan rijsa, atau kotor atau najis, tentu bukan kotor fisik tapi kotor jiwa

Mengapa harus dibersihkan jiwa mereka ahlul bait, itu krn Allah hendak menyiapkan mereka sebagai imam imam, krn Imam imam ini akan berinteraksi langsung dgn al qur'an dalam membimbing ummat, sebab jika jiwa tdk suci dari rijsa maka ketika bersentuhan dgn al qur'an maka rijsa dlam hati akan semakin bertambah dan menyebabkan condong pada kesesatan

Tuh ayatnya
Pengampunan (At-Tawbah):125 - Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.

Sebenarnya bukan kafir disamping kekafiran krn kata kafir dlm bahasa arab ya kafir bukan rijsa

Harusnya Sprt ini

Pengampunan (At-Tawbah):125 - Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekotoran jiwa mereka, disamping kekotoran jiwa (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.

Nah ini bahayanya jika jiwa tdk suci bersentuhan dgn al qur'an maka akan semakin mengotori jiwanya sendiri dan akan melahirkan salah penafsiran dan pemaknaan al qur'an

Makanya ahlulbait itu telah Allah siapkan sebagai pengganti Nabi dalam membimbing ummat dgn al qur'an, makanya jiwa mereka Allah sucikan dari rijsa, kotoran jiwa, kotoran hati

Inilah yang disebut MAKSUM, suci dari kemungkinan berbuat fasik dan kekafiran karena hati atau jiwanya telah suci, tidak ada lagi kotoran jiwa yang bisa membuat mereka condong pada kesesatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar