Muĥammad:14 - Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Rabbnya sama dengan orang yang (shaitan) menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya?
Perhatikan ayatnya dalam teks arab
Afaman kana 'ala bayyinatin mirrobihi
Teks arabnya sangat mirip dengan Hud 17
Tapi pada ayat ini man diartikan orang, mufrad, tunggal bukan jamak, karena emang man itu mufrad bukan jamak. Tapi lucunya teks yang sama pada Hud 17 diartikan jamak menjadi "orang orang".
kemudian jika pada ayat Hud 17 diartikan apakah sama orang orang yang mempunyai bukti yang nyata, dalam ayat ini disebut apakah sama orang yang berpegang pada keterangan yang nyata. Padahal harusnya apakah sama orang yang mempunyai bukti yang nyata.
Padahal arti kata perkata bisa anda perhatikan pada pictures dibawah
Lalu siapa yang dimaksud dengan orang dalam surat Muhammad ayat 14 diatas?
Lihat ayat sebelumnya
Muĥammad:13 - Dan betapa banyaknya negeri yang (penduduknya) lebih kuat dari pada (penduduk) negerimu (Muhammad) yang telah mengusirmu itu. Kami telah membinasakan mereka, maka tidak ada seorang penolongpun bagi mereka.
Ayat sebelumnya adalah Allah bercerita langsung kepada Muhammad saw, maka sudah pasti ayat 14 berbicara mengenai Muhammad saw pula. Hal ini ditegaskan dalam ayat itu sendiri
Muĥammad:14 - Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Rabbnya SAMA DENGAN ORANG YANG (shaitan) MENJADIKAN DIA MEMANDANG BAIK PERBUATANNYA YANG BURUK ITU DAN MENGIKUTI HAWA NAFSUNYA?
Perhatikan kata yang saya tandai dengan huruf kapital
Allah membandingkan orang yang berpegang, atau yang mempunyai pada bukti yang nyata dengan orang yang shaitan menjadikan dia memandang baik perbuatan yang buruk dan mengikuti hawa nafsu. Itu artinya Allah membandingkan org yang pertama dengan orang yang kedua yang bisa digoda oleh syaitan dan mengikuti hawa nafsunya
Itu artinya Allah membandingkan orang yang suci, maksum, kebal godaan syaitan dan mustahil mengikuti hawa nafsunya dengan orang yang bisa digoda syaitan dan terjerumus hawa nafsu
Itu artinya dalam ayat ini Allah membandingkan seorang Rasulullah Muhammad saw dengan manusia biasa secara umum
Yang satu adalah orang yg berpegang pada bukti yang nyata, mempunyai bukti yang nyata mukjizat, kitab, nubuat dengan manusia biasa yang pasti bisa tergelincir tergoda oleh syaitan dan hawa nafsunya.
Makanya dalam ayat selanjutnya Allah menyamakan orang pertama bagaikan syurga
yang diberikan kepada orang yang bertakwa
ya nabi bagaikan syurga itu sendiri
Muĥammad:15 - perumpamaan jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?
Itu artinya tanpa keraguan bahwa orang yang mempunyai bukti yang nyata dalam Hud 17 adalah Rasulullah saw
Lalu dimana rasul saksi dalam surat Muhammad saw itu? Harusnya ada, terlebih ini berbicara soal nabi Muhammad saw dalam surat Muhammad
Rasul saksi itu Allah sebutkan dalam ayat selanjutnya, yaitu pada ayat 16 nya
Muĥammad:16 - Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan perkataanmu sehingga apabila mereka keluar dari sisimu orang-orang (ummat yang didakwahi nabi) berkata kepada orang yang telah diberi ilmu pengetahuan (Imam Ali as): "Apakah yang dikatakannya tadi?" Mereka itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka oleh Allah dan mengikuti hawa nafsu mereka.
itu artinya orang yang diberikan ilmu oleh Allah akan menjadi saksi atas apa yang disampaikan nabi kepada ummat. Inilah hujjah sang saksi bahwa sejatinya nabi muhammad saw telah menyampaikan wahyu dari Allah kepada ummat, hanya saja ummat selalu memperolok olokkannya, dengan berkata "apa yang dikatakannya tadi?" Bahkan tidak punya rasa malu mau berpaling pada Allah justru dipenghujung masa kenabian (at taubah 117) dan merampas kedaulatan Allah atas kepemimpinan ummat dengan ramai ramai bermusyawarah di saqifah demi memilih khalifah padahal nabi belum lagi dikubur
silahkan anda memilih. Mengikuti al qur'an atau mengikuti para perampok kedaulatan Allah? Dan jelas kekafiran adalah predikat yang akan tercatat dalam buku cacatan amalmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar