Awalnya saya juga mengira al bayyinat adalah kitab sama seperti yang diyakini oleh umat islam secara umum, makanya sempat alot perdebatan dengan salafi wahabi mengenai siapa sebenarnya org yang dimaksud dalam Hud 17 sebagai "orang yang mempunyai al bayyinat atau bukti yang nyata"
Karena sudah tertulis dalam terjemahan bahwa al bayyinat adalah al qur'an maka kita serempak mempercayainya begitu saja. Hal inilah yang kemudian menjadi perdebatan karena secara akal, emang bisa juga dianggap bahwa yang mempunyai bukti yang nyata adalah umat islam manakala al bayyinat diartikan sebagai al qur'an.
Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa IMAMAN dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.
hal inilah yang kemudian menjadikan salah fatal dalam penafsiran. Sehingga menjadikan Nabi Muhammad saw sebagai saksi yang mengikuti orang yang mempunyai bukti yang nyata atau ummat. Masa sang nabi jadi pengikut? Luar biasa kesalahannya.
Al hamdulillah setelah pergelutan panjang, muncullah ayat ini dengan sendirinya
Keluarga 'Imran ('Āli `Imrān):184 - Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun telah didustakan (pula), mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, Zabur dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna.
Walaupun lagi lagi kata WA (dan) diantara al bayyinat yang diartikan Mukjizat tidak disebutkan dalam terjemahan. Sehingga artinya menjadi al bayyinat atau mukjizat itu berupa zabur dan kitab.
Padahal ada kata "Wa" yang sengaja disembunyikan oleh penerjemah
Bila kita baca satu persatu akan nampak kata Wa nya atau kata "Dan"
Fa ingkadzadzabuka fa qod kudzdziba rusulum
Mingqoblika jaa-u bil bayyinati WA zabur WA Al-Kitab al Mubin
Ada kata wa diantara kata al bayyinat (mukjizat) dan kata zabur. Artinya ada kata dan diantara dua kata tersebut sebagai pemisahnya. Itu artinya al bayyinat Allah bedakan dengan zabur dan kitab. Mengapa demikian? Itu karena al bayyinat adalah bukti yang nyata bagi seorang nabi, atau bukti kenabian, sedangkan kitab adalah ajaran, syariat Tuhan. Sehingga al bayyinat adalah tanda kenabian agar ummat yakin bahwa dia adalah nabi sehingga mau menerima ajaran Tuhan. Itu artinya al bayyinat adalah alat bagi nabi agar ummat mau menerimanya dan mau menerima kitab Allah. Tanpa al bayyinat maka umat sulit meyakini seseorang itu nabi apalagi mau menerima ajarannya atau Kitabnya. Maka al bayyinat beda dengan kitab. Apa itu al bayyinat? Al bayyinat bisa berupa "tanda kenabian berupa tanda lahir, misalnya pada tubuh, waktu lahir berupa bintang semisal tanda lahir Isa as yang diketahui 3 raja dari timur, atau misalnya dinaungi awan sejak kecil semisal Nabi Muhammad saw, atau berupa tongkat semisal nabi Musa as dll.
Makanya hal inilah yang membuat ummat menolak ajaran nabi yang tidak memperlihatkan al bayyinatnya sekalipun dia sudah membawa ajaran
Nabi Hud:88 - Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.
itulah makanya nabi nabi syariat sebelum menerima kitab akan terlebih dahulu diberikan al bayyinat sejak kecil semisal dinaungi awan, bisa berbicara ketika bayi dll
Maka itulah al bayyinat bukanlah kitab, karena al bayyinat justru sebagai alat agar orang mau menerima kitab atau ajaran Tuhan yang dibawakan sang nabi
Nabi Hud:28 - Berkata Nuh: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu, jika aku ada mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan diberinya aku rahmat dari sisi-Nya, tetapi rahmat itu disamarkan bagimu. Apa akan kami paksakankah kamu menerimanya, padahal kamu tiada menyukainya?"
Lihat Nuh as dia berkata "hai kaumku, bagaimana pikiranmu, jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku?" saat nuh berkata demikian maka sejatinya dia sudah membawa ajaran tapi dia belum diberikan al bayyinatnya. Apa itu al bayyinatanya? Yaitu banjir besar. Karena ummat belum melihat al bayyinat maka mereka belum mau menerima ajaran Nuh as
Tidak ada komentar:
Posting Komentar