Mengapa pada periode Makkah belum ada satupun ayat yang berbunyi ya ayyuhal ladzina amanu wahai orang-orang yang beriman? Mengapa masih ya ayyuhannas? Wahai manusia? Padahal saat itu sudah ada orang orang yang mengaku beriman kepada Allah dan rasul-Nya?
Pertama
Itu karena Allah belum mengakui keimanan mereka, lah koq ada seperti itu? Ya ada lah, contohnya nih
Jamuan (Al-Mā'idah):41 - Hari Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu diantara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merubah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah di rubah-rubah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini maka hati-hatilah". Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.
Kamar-kamar (Al-Ĥujurāt):14 - Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
Itu artinya pada periode Makkah mereka belum diakui keimanannya oleh Allah
Kedua karena ada ayat ini
Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.
Dalam ayat ini akan ditafsirkan salah, seperti tafsiran diatas, salahnya dimana? Pada saat menafsirkan kata 'orang yang mempunyai bukti yang nyata' orang dalam kalimat ini akan diartikan ummat Islam atau kaum mukminin, sehingga seolah olah emang benar, padahal salah, salahnya dimana? Salahnya terlihat ketika kita membaca ayat sebelumnya dari ayat 12, dimana Allah sedang menyampaikan kisah dakwah nabi di Makkah dimana pada saat itu umat Islam belum diakui keimanannya oleh Allah maka tidak mungkin orang yang belum terbukti keimanannya dihadapan Allah bisa mempunyai bukti yang nyata dari Allah, lah yg terbukti beriman saja belum mengapa sudah bisa membuktikan diri sebagai orang yang memiliki bukti dari Allah, apa bukti nya? Sedang dia saja belum terbukti beriman bukan?
Nah makanya mustahil umat Islam yang dimaksud sebagai orang yang mempunyai bukti yang nyata dari Allah dalam ayat Hud 17 karena mereka sendiri masih belum mempunyai bukti sebagai orang beriman, lah bagaimana bisa membuktikan diri sebagai orang beriman jika diakui oleh Allah saja belum?
Makanya kenapa Allah belum mau mengakui mereka sebagai orang beriman pada periode Makkah? Itu karena Ayat Hud 17 akan diselewengkan dari makna sebenarnya maka Allah menahan pengakuan itu demi menolak pengakuan mereka kelak sebagai ummat yang mempunyai bukti yang nyata dalam Hud 17 sebab akan berdampak buruk bagi agama dan ummat itu sendiri, apa dampak buruknya? Ummat kehilangan rasul saksi, yang seharusnya mereka imani, sehingga mereka berada dalam kekafiran yang nyata, akibatnya mereka akan salah menjalankan agama yang seharusnya menjadi Rahmat bagi semesta alam, ini mereka malah jadi musibah bagi semesta alam karena meninggalkan rasul saksi yang harus mereka imani
Untuk itulah mustahil umat Islam sebagai orang yang mempunyai bukti yang nyata dalam surat Hud ayat 17 diatas, sebab terbukti sebagai orang beriman saja belum, koq sudah berani beraninya mengklaim diri sebagai pemilik bukti yang nyata dari Allah?
Terbukti beriman saja belum loh masa sudah bisa menjadi pemilik bukti yang nyata dari Allah? 😂
Nah lalu siapa orang yang mempunyai bukti yang nyata dalam Hud 17? Ya hanya Nabi Muhammad Saw seorang, sebagaimana yang dinyatakan dalam as saf ayat 6
Satu barisan (Aş-Şaf):6 - Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".
Maka itulah tafsiran yang tepat dari Hud 17 adalah seperti ini
Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang (Nabi Muhammad Saw) yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Rasul Saksi; Imam Ali as) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa, Imaman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.
Maka berimanlah saudara ku sebelum terlambat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar