Ribut soal cadar dan celana cingkrang, alasannya karena Sunnah.
Itu soal ibadah atau Amaliah namanya
Dan yang namanya Amaliah ibadah setinggi apapun dan sedalam apapun tetap tertolak selama dirimu masih kafir.
Ya saya tegas dan gak nutup nutupin, karena haram menutup nutupi kebenaran jika mengetahuinya
Allah SWT berfirman:
اِنَّ الَّذِيْنَ يَكْتُمُوْنَ مَاۤ اَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنٰتِ وَا لْهُدٰى مِنْۢ بَعْدِ مَا بَيَّنّٰهُ لِلنَّا سِ فِى الْكِتٰبِ ۙ اُولٰٓئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللّٰهُ وَ يَلْعَنُهُمُ اللّٰعِنُوْنَ ۙ
innallaziina yaktumuuna maaa anzalnaa minal-bayyinaati wal-hudaa mim ba'di maa bayyannaahu lin-naasi fil-kitaabi ulaaa`ika yal'anuhumullohu wa yal'anuhumul-laa'inuun
"Sungguh, orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk, setelah Kami jelaskan kepada manusia dalam Kitab (Al-Qur'an), mereka itulah yang dilaknat Allah dan dilaknat (pula) oleh mereka yang melaknat,"
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 159)
Makanya dengan jelas dan terang saya katakan kalian masih KAFIR saudara saudariku jika masih tidak mau menerima kenyataan bahwa Imam Ali as adalah rasul saksi yang diturunkan tuk mengikuti nabi Muhammad Saw, atau disebut juga syahidatan minallah, kesaksian dari Allah
Allah SWT berfirman:
اَمْ تَقُوْلُوْنَ اِنَّ اِبْرٰهٖمَ وَاِ سْمٰعِيْلَ وَاِ سْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَا لْاَ سْبَا طَ كَا نُوْا هُوْدًا اَوْ نَصٰرٰى ۗ قُلْ ءَاَنْـتُمْ اَعْلَمُ اَمِ اللّٰهُ ۗ وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ كَتَمَ شَهَا دَةً عِنْدَهٗ مِنَ اللّٰهِ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَا فِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ
am taquuluuna inna ibroohiima wa ismaa'iila wa is-haaqo wa ya'quuba wal-asbaatho kaanuu huudan au nashooroo, qul a antum a'lamu amillaah, wa man azhlamu mim mang katama syahaadatan 'indahuu minalloh, wa mallohu bighoofilin 'ammaa ta'maluun
"Ataukah kamu (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata bahwa Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub, dan anak cucunya adalah penganut Yahudi atau Nasrani? Katakanlah, Kamukah yang lebih tahu atau Allah? Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan KESAKSIAN dari Allah yang ada padanya? Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 140)
Kesaksian dari Allah adalah orang yang ditugaskan menjadi saksi dari Allah yang diturunkan bersama para Nabi syariat atau Rasul pembawa syariat
Allah SWT berfirman:
اَفَمَنْ كَا نَ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّهٖ وَيَتْلُوْهُ شَاهِدٌ مِّنْهُ وَمِنْ قَبْلِهٖ كِتٰبُ مُوْسٰۤى اِمَا مًا وَّرَحْمَةً ۗ اُولٰٓئِكَ يُؤْمِنُوْنَ بِهٖ ۗ وَمَنْ يَّكْفُرْ بِهٖ مِنَ الْاَ حْزَا بِ فَا لنَّا رُ مَوْعِدُهٗ ۚ فَلَا تَكُ فِيْ مِرْيَةٍ مِّنْهُ اِنَّهُ الْحَـقُّ مِنْ رَّبِّكَ وَلٰـكِنَّ اَكْثَرَ النَّا سِ لَا يُؤْمِنُوْنَ
a fa mang kaana 'alaa bayyinatim mir robbihii wa yatluuhu syaahidum min-hu wa ming qoblihii kitaabu muusaaa imaamaw wa rohmah, ulaaa`ika yu`minuuna bih, wa may yakfur bihii minal-ahzaabi fan-naaru mau'iduhuu fa laa taku fii miryatim min-hu innahul-haqqu mir robbika wa laakinna aksaron-naasi laa yu`minuun
"Maka apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang (Rasulullah Saw) yang sudah mempunyai bukti yang nyata (Al-Qur'an) dari Tuhannya, dan diikuti oleh saksi dari-Nya (Imam Ali as) dan sebelumnya sudah ada pula Kitab Musa IMAMAN dan rahmat? Mereka beriman kepadanya (Al-Qur'an). Barang siapa mengingkarinya (Al-Qur'an) di antara kelompok-kelompok (orang Quraisy), maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah engkau ragu terhadap Al-Qur'an. Sungguh, Al-Qur'an itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman."
(QS. Hud 11: Ayat 17)
Sanggahan:
Alah mas bro, itu kan sudah dijelaskan bahwa nabi juga bisa jadi saksi misalnya pada ayat ini
Allah SWT berfirman:
وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَکُوْنُوْا شُهَدَآءَ عَلَى النَّا سِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِيْ كُنْتَ عَلَيْهَاۤ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَّتَّبِعُ الرَّسُوْلَ مِمَّنْ يَّنْقَلِبُ عَلٰى عَقِبَيْهِ ۗ وَاِ نْ كَا نَتْ لَكَبِيْرَةً اِلَّا عَلَى الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ ۗ وَمَا كَا نَ اللّٰهُ لِيُضِيْعَ اِيْمَا نَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِا لنَّا سِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
wa kazaalika ja'alnaakum ummataw wasathol litakuunuu syuhadaaa`a 'alan-naasi wa yakuunar-rosuulu 'alaikum syahiidaa, wa maa ja'alnal-qiblatallatii kunta 'alaihaaa illaa lina'lama may yattabi'ur-rosuula mim may yangqolibu 'alaa 'aqibaiih, wa ing kaanat lakabiirotan illaa 'alallaziina hadalloh, wa maa kaanallohu liyudhii'a iimaanakum, innalloha bin-naasi laro`uufur rohiim
"Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya, melainkan agar Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 143)
Jawaban:
Iya Nabi Muhammad Saw pun bisa jadi saksi tapi bukan dalam konteks bukti yang nyata, karena dalam konteks bukti yang nyata telah final dan jelas, hanya Nabi Muhammad Saw lah yang berperan sebagai pembawa bukti yang nyata (As saf 6)
Allah SWT berfirman:
وَاِ ذْ قَا لَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ يٰبَنِيْۤ اِسْرَآءِيْلَ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرٰٮةِ وَمُبَشِّرًا بِۢرَسُوْلٍ يَّأْتِيْ مِنْۢ بَعْدِى اسْمُهٗۤ اَحْمَدُ ۗ فَلَمَّا جَآءَهُمْ بِا لْبَيِّنٰتِ قَا لُوْا هٰذَا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ
wa iz qoola 'iisabnu maryama yaa baniii isrooo`iila innii rosuulullohi ilaikum mushoddiqol limaa baina yadayya minat-taurooti wa mubasysyirom birosuuliy ya`tii mim ba'dismuhuuu ahmad, fa lammaa jaaa`ahum bil-bayyinaati qooluu haazaa sihrum mubiin
"Dan (ingatlah) ketika 'Isa putra Maryam berkata, Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad). Namun ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, Ini adalah sihir yang nyata."
(QS. As-Saff 61: Ayat 6)
* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com
Sedang Nabi Muhammad Saw menjadi saksi itu dalam konteks yang berbeda yaitu dalam konteks perbuatan manusia bukan dalam konteks bukti yang nyata, sebab beliau dalam konteks bukti yang nyata itu berperan sebagai pembawa, bukan saksi, sedangkan saksi dalam konteks bukti yang nyata pada ayat Hud 17 adalah juga sebagai pengikut, atau ummat ini ditunjukkan dengan kalimat 'dan diikuti' pula seorang saksi dari Allah, jadi rasul saksi adalah makmum, pengikut Rasul Pembawa bukti, jadi tidak mungkin Nabi Muhamad Saw maupun Jibril as karena keduanya bukan makmum atau ummat
Jadi saudara saudari ku, kalian masih kafir, jadi tegakkan dulu keimanan mu barulah beralih kepada bab Amaliah ibadah, jika tidak maka sampai kapanpun dan sampai di manapun, kalian masih tetap kafir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar