Minggu, 24 November 2019

Siapakah orang yang mempunyai bukti yang nyata dalam Hud 17

Apakah sama mobil toyota Rush dan mobil Mitsubishi Expander? Tentu tidak sama

Atau apakah sama antara motor Yamaha Fino dan Honda Vario? Tentu tidak sama

Itu artinya untuk membandingkan sesuatu maka musti harus wujud dahulu apa yang mau diperbandingkan, tidak mungkin wujudnya saja belum ada lantas mau dibanding bandingkan bukan?

Atau misalnya seperti ini, Motor Honda Vario baru dalam rancangan, baru dalam bentuk rangka, mesinnya belum jadi, itu artinya belum dirakit menjadi sebuah motor Honda Vario, nah bagaimana mungkin motor yang belum wujud menjadi sebuah motor hendak diperbandingkan dengan motor yang jelas jelas sudah mengaspal di jalan raya? Tentu tidak mungkin kecuali orang itu gila. Misalnya dengan mengatakan, apakah sama motor Honda Vario dengan Yamaha Fino? 

Lantas orang bertanya, motor Honda Vario yang seperti apa mas bro? Ow belum jadi motor nya baru dirakit

Lalu orang akan berkata, lah motornya belum wujud nyata koq sudah dibanding bandingkan dengan yang sudah jelas jelas ada? Lucu sekali

Nah dalam ayat Hud 17 Semua ulama mengatakan bahwa ayat itu adalah ayat yang membandingkan antara kaum mukminin yang mempunyai bukti yang nyata dan kaum kafir yang tidak mempunyai bukti yang nyata.

Padahal fakta ayatnya yang dimulai dari Hud 12 tidak pernah Allah menyinggung soal kaum mukminin, sebab memang pada masa periode Makkah Allah tidak pernah menganggap ada kaum mukminin, sebab itulah tidak pernah ada ayat pada periode Makkah yang memakai kata ya ayyuhal ladzina amanu atau wahai orang orang yang beriman melainkan baru berbunyi ya ayyuhannas, wahai manusia. Itu artinya jikapun telah ada orang uang yang masuk Islam belum dianggap beriman oleh Allah, ibarat motor Vario diatas baru jadi rangka motornya, mesin baru tahap pembuatan dipabrik mesin.

Nah surat Hud 17 itu adalah sambungan dari ayat Hud 12 s/d 16 Dimana situasinya pada masa periode Makkah, awal awal dakwah nabi di Makkah dengan membawa bukti yang nyata (Al Qur'an) kepada kaum kafir Quraisy. Itu artinya wujud kaum mukmin belum ada, sekalipun mungkin sudah ada lima atau enam orang yang telah masuk Islam tapi semuanya belum dianggap sebagai orang beriman oleh Allah dengan dibuktikan tidak pernah ada ayat yang turun menyebut mereka sebagai orang yang beriman

Sedangkan Hud 17 adalah ayat yang membandingkan sesuatu yang sudah ada.

Nah bagaimana mungkin para mufassir memasukkan kaum mukminin sebagai arti dari kata ganti orang dalam mengartikan ayat Hud 17 padahal adanya mereka saja belum diakui ada oleh Allah?

Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang (kaum mukmin???) yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

Ini artinya sama saja dengan membandingkan motor Vario belum jadi dengan motor yang sudah jadi tapi selalu ugal ugalan di jalan, ya sangat tidak masuk akal

Maka sangat tidak mungkin Allah melakukan kebodohan seperti itu. Itu artinya tidak mungkin yang dimaksud dalam Hud 17 adalah perbandingan antara kaum mukminin dengan kaum kafir Quraisy, sebab kaum mukmin belum eksis atau belum ada, melainkan baru Islam, sedang Islam saja belum tentu beriman, dan Allah itu Maha sempurna tidak mungkin membandingkan sesuatu yang belum sempurna dengan sesuatu yang telah sempurna, yaitu kaum kafir Quraisy yang telah sempurna kekafirannya dihadapan Allah. Artinya tidak akan disebut kafir seseorang dihadapan Allah jika kekafirannya belum seutuhnya kafir.

Nah itu artinya sesuatu yang belum ada tidak mungkin dijadikan bahan pertimbangan.

Maka harus sesuatu yang wujud dahulu barulah bisa diperbanding bandingkan

Lalu apa yang sudah wujud? Rasul dan kaum kafir ditambah saksi, hanya ketiga objek inilah yang wujud ketika masa periode awal Makkah, maka hanya ketiga objek inilah yang bisa diperbandingkan, sedang yang masih dalam proses pabrikasi atau proses perakitan tidak mungkin masuk dalam perbandingan.

Umat Islam yang telah masuk Islam pada awal periode ini masuk dalam kategori produk yang baru dirakit, belum eksis secara sempurna, Maka mustahil Allah jadikan bahan perbandingan

Maka tafsiran yang benar dalam ayat Hud 17 adalah seharusnya seperti ini

Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang (Nabi Muhammad Saw) yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Rasul saksi) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

Ada tiga objek, yang dijadikan bahan pertimbangan, pertama Nabi Muhammad Saw kedua orang kafir Quraisy dan ketiga saksi yang mengikuti.

Itu artinya saksi disini pasti saksi yang sempurna juga, karena telah masuk dalam perbandingan diatas,. artinya saksi ini sudah ada dan beriman dengan sempurna. Nah siapa dia?

Dalam sejarah siapakah laki laki yang pertama tama beriman pada nabi Muhammad Saw dan selalu mengikutinya? Ya imam Ali as

Maka dialah rasul saksi dalam Hud 17, tidak mungkin yang lain karena yang lain baru beralih dari kekafiran menuju iman, dan baru tahap pengerjaan

Itu artinya imam Ali as telah sempurna keimanannya, tidak mungkin manusia biasa yang baru belajar Islam dan iman, harus manusia yang telah sempurna iman dan Islamnya maka tidak bisa manusia biasa karena manusia biasa baru ditempah atau baru mau dirakit. Karena itulah dia musti utusan Allah maka itulah ayatnya berbunyi syahidun minHu atau saksi dari Allah, yaitu utusan Allah

Maka utusan Allah dalam ayat ini ada dua orang, satu pembawa bukti dan satu adalah saksinya

Lalu soal bukti yang nyata itu sendiri

Bukti yang nyata adalah tentu bukti yang sempurna, sebab tidak mungkin akan menjadi Bukti yang nyata jika tidak sempurna. Maka jika diibaratkan mesin maka ini adalah mesin yang sempurna, maka tidak mungkin akan dipasangkan diatas rangka bodi motor atau mobil yang tidak sempurna. Karena itulah tidak mungkin orang yang mempunyai bukti yang nyata adalah orang yang tidak sempurna melainkan wajib manusia sempurna karena itulah orang yang mempunyai bukti yang nyata dalam Hud 17 wajib seorang yang sempurna atau Rasulullah Saw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar