Minggu, 02 Juli 2017

Ayat pengangkatan kerasulan Ali as

Al Fath 8-9
Ayat ini yg dimaksud adalah imam Ali as

Kemenangan (Al-Fatĥ):8 - Sesungguhnya Kami mengutus kamu (Imam Ali as) sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan,

Kemenangan (Al-Fatĥ):9 - supaya kamu sekalian (para rasul saksi dan ummat semuanya) beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya. DianDan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang.

Mengapa demikian? Itu karena ayat selanjutnya memakai kata "supaya", yang artinya meng-"supaya"-kan bagi mereka yang diutus agar supaya beriman kepada Allah dan RasulNya, sebab jika yang dimaksud dalam ayat itu adalah Muhammad saw maka apakah nabi harus beriman pada RasulNya? :D

Lalu siapa RasulNya itu? Yang dia harus beriman kepadanya?

Coba perhatikan kembali kata "supaya kamu" ini kata syarat wajib bagi ayat sebelumnya, yaitu dia yang diutus supaya beriman pada Allah dan RasulNya lalu menguatkanya, membesarkanNya, membesarkan dan menguatkan Allah dan RasulNya agar kelak manusia tdk bisa membantah Allah!

Sehingga manusia kelak tidak bisa membantah Allah sebagaimana yang disebutkan dlm ayat ini

Wanita (An-Nisā'):165 - (Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Itulah tujuannya rasul saksi diutus untuk menguatkan dan membesarkan Nya

Sehingga kelak ketika manusia membantah Allah dgn berkata "Ya Allah, muhammad blm menyampaikan ini dan itu" maka para saksi ini akan berkata "kamu dusta!"

Nabi Hud:18 - Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim,

Krn itulah setiap pemilik bukti yg nyata (nabi pembawa kitab) wajib diikuti saksi dariNya

Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang (para Nabi salah satunya adalah rasulullah saw) yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Imam Ali as) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

Lalu bagaimana dgn menguatkan RasulNya?

Ya dgn cara menjadi wakilnya, pembantunya dlm semua urusan, pendukung, pelindung dari ancaman musuh, lalu melanjutkan risalah muhammad saw ketika nabi wafat, menjaga agar tetap terpelihara dgn suci tanpa noda

Kita lihat dlm hadis sunni ( Tapi ini sekedar pembanding semata)

Dengan sanad bersambung kepada Abu Hurairah, ia berkata:

“Rasulullah saw. bersabda [ketika malam diimi’rajkan]:

رًأيْتُ لَيلَةَ أُسرِيَ بِي إلى السَّماءِ على العرشِ مكْتوبًا : لا إلهَ إلا أنا وَحْدِي لا شَرِيكَ لِي , وَ مُحمدٌ عَبْدِي و رسولِي, أَيَّدتُهُ بِعَليٍّ

“Di malam aku di-isra’-mi’raj-kan, aku menyaksikan di atas Arsy terpampag tulisan: Tiada Tuhan selain Aku yang Maha Esa/Tunggal tiada sekutu bagi-Ku. Muhammad adalah hamba dan Rasul-Ku, aku kutkan dia dengan Ali.”

Dan itu adalah firman Allah:

هُوَ الَّذي أَيَّدَكَ بِنَصْرِهِ وَ بِالْمُؤْمِنينَ

“Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin.”

Riwayat di atas juga telah dipilih oleh al Qâdhi ‘Iyâdh dalam kitab asy Syifâ’-nya,1/174 dari jalur sabahat Abu al Hamrâ’

Demikian juga dengan Imam Jalâluddîn dalam tafsir ad Durr al Mantsûr-nya,3/361 dari riwayat Ibnu ‘Asâkir dari sahabat Abu Hurairah.

Bagaimana sodara ku, masih mau menolak kerasulan Ali as? Hati hati loh, Batal imanmu!

Lalu ada pertanyaan, "bukankah dalam ayat 8 diatas itu memakai dhomir KA? Arsalnaka, "mengutus kamu"  kamu disini adalah Rasulullah saw, maka tidak mungkin itu untuk Imam Ali as.

Jika Ayat 8 itu Muhammad saw maka ayat 9 mengharuskan muhammad juga harus masuk kedalam dhomir kamu, krn dhomir ayat 9 umum mencakup semua dhomir (kata ganti pelaku) pada ayat sebelumnya krn dia satu rangkaian kalimat.

Maka jalan tengahnya adalah Muhammad saw emang disuruh beriman pada rasul selainnya. Dan ini bisa dipahami dgn melihat ayat yang lain

Keluarga 'Imran ('Āli `Imrān):81 - Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang rasul (Ali as) yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya". Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" Mereka menjawab: "Kami mengakui". Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu".

Nabi muhammad saw diwajibkan beriman pada rasul (imam Ali as) yang akan datang padanya yg membenarkan apa yg ada pada nabi penerima kitab (muhammad saw)

Nah mengapa ayat ali imran 81 pasti termasuk Nabi Muhammad saw? Itu krn ada ayat yg ini

Golongan-Golongan yang bersekutu (Al-'Aĥzāb):7 - Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri muhammad saw) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh.

Jd Semua nabi penerima kitab dan hikmah wajib mengambil perjanjian dgn isi perjanjian yg sama dan tertuang dlm ali imran 81

Jd ayat 9 adalah juga termasuk Muhammad SAW dan umat islam secara umum harus beriman pada kerasulan Imam Ali as

Atau bisa juga ayat 8 ini turun untuk imam Ali as melalui pintu Lisan Muhammad saw dan menjadi amanatNya untuk disampaikan kepada ummat islam

Jamuan (Al-Mā'idah):67 - Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari  Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

Sehingga ayat 8 memakai dhomir KA, Inna arsalna-Ka

Jika tdk bisa maka opsi kedua wajib hukumnya, Nabi Muhammad saw masuk dlm dhomir lituminu..

Krn dhomir (kata ganti) dlm lituminu adalah mencakup semua dhomir pada ayat sebelumnya krn ini satu rangkaian ayat yg tak terpisahkan

Maka jika dhomir ka adalah Muhammad saw maka beliau juga termasuk dlm lituminu dlm ayat 9! Ini wajib

Apapun yang menjadi opsi pilihan, maka perlu diketahui, Allah menganggap Rasulullah dan Imam Ali as adalah satu badan, satu diri, lihat dlm ayat ini

Keluarga 'Imran ('Āli `Imrān):61 - Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami (Rasul dan Imam Ali as) dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.

Dlm mubahalah ini Rasulullah saw memanggil Imam Ali as sebagai perwujudan Diri kami,
Memanggil saidah Fatimah as sebagai istri kami
Dan memanggil Imam Hasan dan Imam Husain as yg masih kecil sebagai anak kami

Maka jika Allah mewahyukan ayat untuk imam Ali as dgn memakai kata ganti KA, aku (muhammad saw) maka sama saja untuk imam Ali as krn Rasulullah saw dlm pandangan Allah adalah satu

Kesimpulannya

Baru muncul nih kesimpulannya

Coba kita lihat pada ayat 8, krn ayat 9 mengharuskan supaya org yg disebut pada ayat 8 itu wajib beriman pada Allah dan RasulNya. Maka ayat delapan adalah manifestasi keduanya dlm kata "KAMI"

Sesungguhnya "Kami" mengutusmu- maka bisa jadi yg diutus dalam ayat 8 surat al Fath adalah utusan keduanya (Allah dan Muhammad saw)

Sehingga sebagai Nabi, Rasulullah membacakan ayat itu kepada Imam Ali as sebagai perwakilan KAMI, sehingga dhomir KA adalah Imam Ali as

Sehingga Imam Ali as adalah utusan Allah dan utusan Muhammad saw sekaligus.

Berbeda dgn Nabi Muhammad saw adalah khusus utusan Allah

Sedangkan Imam Ali as adalah utusan Allah sebagai rasul saksi sebagai mana dlm Hud 17
Dan juga sebagai rasul Muhammad saw sebagai khalifah nya kelak meneruskan risalah kenabian!!

Maka ayat 9, nyambung, bahwa Imam Ali as wajib beriman pada keduanya, menguatkan Allah dan membesarkan  Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar