Dalam ayat ini banyak yang berkata bahwa Jibril-lah yang menjadi rasul saksi
Nabi Hud:17 - Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang (para nabi salah satunya; Nabi Muhammad Saw) yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Bayyinat) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Jibril) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.
Mengapa dalam ayat ini saksi yang dimaksud adalah Jibril? Itu karena ada kaitannya dengan bukti yang nyata, dalam hal ini adalah Al Qur'an menurut sebagian orang. Ok, berarti karena ada KETERKAITAN dirinya dengan Al Qur'an itulah maka Jibril dimasukkan kedalam saksi dalam ayat itu. Itu artinya jika bukan karena faktor KETERKAITAN maka Jibril tidak bisa jadi saksi dalam ayat itu karena tidak ada keterkaitannya sama sekali bukan?. Maka jika demikian, jika Jibril adalah saksi dalam Hud 17 diatas, maka dia juga adalah salah satu saksi dalam Hud 18 karena ayat ini adalah kelanjutan dari Hud 17
Nabi Hud:18 - Dan siapakah yang lebih zalim daripada ORANG YANG MEMBUAT-BUAT DUSTA terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan PARA SAKSI akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim,
Dalam ayat ini Jibril menjadi saksi kepada orang yang membuat buat dusta kepada Allah. Pertanyaannya; ada keterkaitan apa antara Jibril dan orang orang yang membuat buat dusta tersebut?
Jika di ayat Hud 17 Jibril menjadi saksi karena ada keterkaitan dirinya dengan Al Qur'an, (karena dialah yang membawa turun Al Qur'an kepada nabi Muhammad Saw)
Lantas ada keterkaitan apa Jibril dan orang orang yang membuat buat dusta kepada Allah dalam ayat tersebut? Apakah Jibril berhadapan langsung dengan mereka sehingga dia bisa menjadi saksi atas kedustaan mereka? Lantas dari keterkaitan apa Jibril dengan mereka sehingga Jibril bisa menjadi saksi atas kedustaan mereka? Sedang berhubungan langsung saja tidak, apakah bisa orang yang sama sekali tidak berhubungan langsung, tidak ada keterkaitan sama sekali dengannya bisa menjadi saksi?
Ini cacat logika namanya, tidak masuk akal
Maka mustahil Jibril yang menjadi salah satu saksi dalam Hud 18, itu artinya pula mustahil Jibril yang menjadi saksi dalam Hud 17 karena saksi dalam Hud 17 adalah juga salah satu saksi dalam Hud 18, dan itu bukan Jibril karena Jibril tidak berkaitan langsung dengan orang orang yang berdusta kepada Allah, sebab Jibril tidak berhubungan langsung kepada siapapun selain nabi Muhammad Saw. Sebab jika berhubungan langsung kepada selain nabi maka orang tersebut sudah sederajat dengan nabi Muhammad Saw.
Maka mustahil Jibril bisa berkaitan langsung dengan manusia selain nabi, maka mustahil pula Jibril bisa jadi saksi atas kedustaan mereka karena tidak berkaitan langsung, kecuali nabi.
Lalu siapa yang menjadi saksi dalam Hud 17 dan Hud 18 yang berkaitan langsung dengan Al bayyinat (Al Qur'an) yang juga berkaitan langsung dengan orang orang yang membuat buat dusta kepada Allah?
Ya Imam Ali as, tiada yang lain. Dialah rasul saksi yang dimaksud karena dialah yang menjadi saksi ketika nabi menunjukkan Al bayyinat kepada mereka (orang orang yang membuat buat dusta kepada Allah), sebab selain dirinya semuanya saat itu masih dalam keadaan kafir kepada Allah SWT. Ya dialah satu satunya manusia yang menyertai nabi Muhammad Saw diawal awal dakwah nabi, dimana dengan membawa bukti yang nyata (Al Qur'an) nabi mendatangi kaum kafir Quraisy saat itu yang diikuti Imam Ali as sebagai saksinya, bukan malaikat, sebagaimana yang disampaikan dalam Hud 12
Nabi Hud:12 - Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebahagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dengan dia seorang MALAIKAT?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala sesuatu.
Dalam ayat ini nabi Muhammad Saw benar benar tidak datang bersama malaikat yang mengikutinya melainkan hanya datang bersama imam Ali as sehingga nabi Muhammad Saw menjadi bulan bulanan (bullying) kaum kafir Quraisy, karena dianggap mengaku nabi tapi datang berdakwah tidak membawa kekayaan maupun malaikat sebagai bukti yang nyata, melainkan hanya datang membawa manusia biasa (Imam Ali as) itulah yang membuat mereka mengolok olok nabi
Tapi bagaimana jika ayat hud 17 pada kalimat
"Wayatluhu syahidun minHu" dikembalikan kepada arti asalnya, yang artinya
Dan membacakan kepadanya (Muhammad) seorang saksi dari Allah, bukankah hanya jibril yang membacakan Wahyu kepada nabi Muhammad Saw? ya benar jika Al bayyinat diartikan dengan Al Qur'an maka Jibril lah yang membacakan kepada Nabi, tapi menjadi tidak tepat ketika dihubungkan kembali dengan Hud 18 sebagai bagian kelanjutan ayat Hud 17.
Lalu bagaimana solusinya? Kita kembali ke akar masalahnya yaitu apa sebenarnya arti Al bayyinat? Apakah Al Qur'an? Ternyata bukan, karena arti Al bayyinat telah Allah artikan sendiri dalam surat Al bayyinat
Apa itu Al bayyinat dalam surat Al bayyinat tersebut? Mari kita simak
Pembuktian (Al-Bayyinah):1 - Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata (Al bayyinat)
Apa itu Al bayyinat? Diartikan oleh Allah dalam ayat kedua
Pembuktian (Al-Bayyinah):2 - (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan
Jadi Al bayyinat adalah seorang rasul juga.
Itu artinya ada dua rasul, pertama Rasul yang berdakwah kepada kaum kafir Quraisy dan ahli kitab dengan membawa Al Qur'an agar mereka beriman kepada Al Qur'an.
Tapi ternyata kaum kafir Quraisy menolak beriman kepada nabi dan Al Qur'an yang disampaikan olehnya sampai datang kepada Mereka rasul kedua (Al bayyinat) yang bisa membacakan lemberan lembaran yang disucikan.
Nah disinilah kesalahan semua ummat Islam selama ini, mengira bahwa rasul yang dimaksud dalam Al bayyinat ayat 2 ini adalah nabi Muhammad Saw dan lembaran yang disucikan itu adalah Al Qur'an, padahal mereka tidak menyimak ayat pertama dimana kaum kafir Quraisy dan ahli kitab sudah didakwahi oleh nabi Muhammad Saw dengan Al Qur'an, dan mereka menolak beriman dan menolak pindah agama sebelum datang padanya seorang Al bayyinat, sehingga jika Al bayyinat itu adalah nabi Muhammad yang membacakan Al Qur'an maka sama saja artinya nabi telah membacakan Al Qur'an dan mereka menolak beriman sebelum datang pada mereka nabi Muhammad membacakan Al Qur'an? Bukankah Al Qur'an inilah yang mereka tolak sehingga mereka meminta datangkan dulu pada mereka Al bayyinat, sehingga Al bayyinat bukan nabi Muhammad dan Al Qur'an karena kedua hal inilah yang mereka tolak.
Maka jawaban yang benar adalah Al bayyinat adalah imam Ali as dan lembaran yang disucikan adalah lemberan yang berada di alam malail 'ala
Contohnya seperti ini
A : Nabi Muhammad Saw
B : Al Qur'an
C : Al bayyinat
Maka mereka menolak B yang dibawakan oleh A sebelum datang pada mereka C, maka mustahil C adalah A dan B, karena A dan B inilah yang mereka tolak sampai didatangkan si C.
Lalu siapa C yang dimaksud? Imam Ali as yang membacakan lembaran yang disucikan.
Yang dimana dalam lembaran yang disucikan itu terdapat semua kitab Allah
Pembuktian (Al-Bayyinah):3 - di dalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus.
Dimana letaknya lemberan lembaran itu? Tentu dialam malakut, di alam malail 'ala dijaga oleh para malaikat, karena harus terhindar dari kerusakan oleh tangan manusia
فِي صُحُفٍ مُكَرَّمَةٍ مَرْفُوعَةٍ مُطَهَّرَةٍ بِأَيْدِي سَفَرَةٍ كِرامٍ بَرَرَةٍ
di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, yang ditinggikan lagi disucikan, di tangan para penulis (malaikat), yang mulia lagi berbakti. ('Abasa: 13-16)
Jadi lembaran lembaran yang disucikan itu berada di alam malail 'ala
Dari sanalah imam Ali as membacakannya, bukan nabi Muhammad Saw, sebab nabi Muhammad Saw adalah pihak yang ditolak oleh kaum Kafir Quraisy dan ahlul kitab
Dan bukan pula Jibril as, sebab jika Jibril yang membacakan lembaran lembaran yang disucikan langsung kepada mereka maka mereka menempati posisi derajat yang sama dengan Nabi Muhammad Saw, karena itulah Jibril tidak boleh berhubungan langsung dengan manusia selain nabi Muhammad Saw sebab akan menyebabkan orang tersebut menempati posisi kenabian, mendapat berita langsung dari Jibril as
Jadi ayat "wayatluhu syahidun minHu" dan membacakan kepadanya (Muhammad Saw) seorang saksi dari Allah adalah Imam Ali as, dialah yang membacakan lembaran yang disucikan dan dialah yang dimaksud dengan Al bayyinat dan dia pulalah yang sebagai saksi
Sehingga ayat afaman kana 'ala banyyinatin mirobbihi apakah orang yang mempunyai Al bayyinat itu adalah nabi Muhammad Saw yang mempunyai seorang rasul yang membacakan lemberan yang disucikan,
Wayatluhu syahidun minHu, dan yang membacakan kepadanya saksi dari Allah, artinya Al bayyinat itu adalah saksi dari Allah
Siapa dia? Imam Ali as
Itu artinya ketika anda tidak beriman kepada kerasulan saksi Imam Ali as, maka anda telah jatuh kedalam kekafiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar