Sabtu, 06 Juni 2020

BAGAIMANA MAYORITAS MASYARAKAT REPUBLIK ISLAM IRAN BERMAZHAB SYI'AH ?


Dan Siapa orang yang menjadikan Iran menjadi Negara Syi'ah ?

Kronologis Peristiwa tersebut terjadi pada saat Iran Dibawah kekuasaan Pemerintahan Raja namanya Khudobandeh. 

Pada waktu itu Mazhab yang dianut adalah umum (Hanafi, Maliki, Syafi'i, Hanbali, dan Syi'i). Suatu waktu Raja telah menceraikan istrinya dengan Talak Tiga. Setelah beberapa saat, dia ingin Rujuk kembali.

Raja kemudian berkonsultasi dengan Perdana Menterinya dan termasuk Para Ulama dari Empat Mazhab Pemikiran untuk mencari solusi jalan keluar. Para Ulama Empat Mazhab pemikiran Hanbali, Maliki, Syafi'i, dan Hanafi, memberikan Fatwa yang sama kepada Raja :

"Istri Anda harus menikah dulu dengan lelaki lain, kemudian dia menceraikannya kemudian baru Anda bisa mendapatkannya kembali.(Rujuk)." 

Raja menjadi sangat kecewa dan sedih karena dia sangat mencintai mantan Istrinya. Sulit baginya untuk membiarkan mantan istrinya dinikahi orang lain. 

Perdana Menteri berkata kepada Raja :

"Tuan Raja, Ada satu orang yang bisa menyelesaikan masalah dan dia adalah 'Allamah Hilli (ra)" (Seorang Ulama Mazhab Syi'ah). 

Para ulama Empat Mazhab berkata kepada Raja :

"Tidak, dia itu Rafidhi (Pembenci sahabat Nabi saw) dan kami Mazhab Empat tidak akan menerima fatwa dia.!!"

Raja berkata : "Aku harus melakukannya agar kalian bisa berkonsultasi dengan dia." 

Pada akhirnya Dewan Majlis Raja memanggil 'Allamah Hilli (ra) menemui Raja Khudobandeh. 

Para Ulama Empat Mazhab berkumpul rempugan di Majlis Dewan Raja dan mereka sepakat di antara mereka sendiri bahwa mereka tidak akan memberikan salam maupun menjawab salam kepada 'Allamah Hilli (ra). 

Maka Tiba lah 'Allamah Hilli (ra) langsung masuk ke dalam Majlis Dewan Raja sambil membawa sandalnya di bawah ketiak. 

Beliau berkata :

"Salam Sejahtera Bagi orang yang Mengikuti Petunjuk" 

Mereka semua terpaksa menjawab salam Beliau (ra), dan 'Allamah Hilli (ra) tidak melihat tempat kosong di antara perkumpulan Majlis kecuali di sisi Raja, jadi alhasil Beliau mendekati dan duduk di sana.

Raja bertanya kepadanya :

"Aku menceraikan istriku dengan Talak Tiga, Aku masih mencintainya dan Aku ingin mendapatkannya kembali (Rujuk)." 

'Allamah Hilli (ra) menjawab :

"Apakah Anda memiliki saksi perceraian terhadap istri Anda ?" 

Raja berkata : "Tidak." 

Kemudian 'Allamah Hilli (ra) berkata :

"Jadi, tidak ada perceraian dan dia adalah masih berstatus istrimu." 

Di sini, kegembiraan menyelimuti hati Raja yang dari tadi wajahnya kusam 😣 berubah jadi senyuman 😊. 

Raja bertanya : "Bagaimana bisa ?" 

'Allamah Hilli (ra) kemudian menjawab dengan mengatakan :

"Dalam Mazhab kami, perceraian harus memiliki dua orang saksi yang adil." 

Di sini Para Ulama Empat Mazhab tidak mampu menahan emosi diri mereka sendiri, sehingga mereka memotong pembicaraan 'Allamah Hilli (ra) dengan Raja. Dengan beraninya mencemooh Beliau ra dan berkata :

"Lancang sekali kau duduk di sebelah Raja...❗"

'Allamah Hilli (ra) berkata : 

"Kami memiliki hadits dari Rosulullah saw, 

إجلس حيث ينتهي بك المجلس.

"Duduklah di tempat manapun yang kosong."
 
Lalu mereka berkata : "kamu tidak sopan memasuki Majlis Raja membawa sandal di bawah ketiak di hadapan raja...!!! "

'Allamah Hilli (ra) menjawab : 

"Aku khawatir sandalku dicuri, seperti halnya saat Pengikut Hanbali mencuri pada zaman Rosulullah saw..!!" 

Komunitas para pengikut Hanbali keberatan dan mengatakan bahwa mereka tidak berada di zaman Rasulullah saw. 

'Allamah Hilli (ra) berkata, "tetapi lebih kepada Pengikut Maliki." 

Mereka memprotes dan berkata, "tidak, kami tidak berada di zaman Rasulullah saw."

'Allamah Hilli (ra) berkata, "lebih tepatnya, itu adalah Pengikut Syafi'i." 

Mereka keberatan, pada gilirannya.

'Allamah Hilli (ra) berkata, "kalau begitu mereka adalah Hanafi." 

Tetapi mereka juga keberatan dengan sang syekh.

Kemudian Sang Syekh ('Allamah Hilli (ra)), berkata :

"Lihat, wahai Raja ! Mereka semua tidak ada pada saat Rasulullah saw. Mereka mendirikan Mazhab mereka 500 hingga 700 tahun setelah wafatnya Nabi saw. Dan mereka mengklaim bahwa Mazhab pemikiran mereka adalah yang paling benar. Dan mereka menuduh Mazhab kami batil. Sedangkan Mazhab kami diambil langsung dari Rasulullah saw dan (Imam) Ali as."

Semua Ulama Empat Mazhab di Majlis Raja terdiam. Dan sejumlah besar ulama dari kalangan Rakyat jelata di Majlis itu serentak mengambil jalan Ahlulbait as. 

Raja sangat bersukacita dan dia memerintahkan sejak hari itu bahwa Mazhab Syi'ah/Ja'fari menjadi Mazhab Resmi Iran. 

Banyak orang di Iran menjadi terbuka pemikirannya setelah mendengar kisah yang sangat hebat ini. 

Dan terbukti Pertolongan Besar atas para penganut mazhab empat aliran pemikiran tersesat. Dan sungguh berbahagia Para Pengikut Mazhab Cahaya Muhammadi saw.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar