Senin, 22 April 2019

Perkara akal

Dalam menemukan kebenaran musti memakai akal sesuai perintah Yunus 100

Nabi Yunus (Yūnus):100 - Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.

Nah jika sudah menemukan kebenaran maka wajib menjalankan syariat sami'na wa atho'na, dalam syariat inilah kadang akal tidak terlalu berperan karena kadang dalam syariat ada hal hal yang tidak sesuai akal semisal membasuh kaki

Dari Imam ‘Ali as ia bersabda,
.
لَوْ كَانَ الدِّينُ بِالرَّأْىِ لَكَانَ أَسْفَلُ الْخُفِّ أَوْلَى بِالْمَسْحِ مِنْ أَعْلاَهُ وَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَمْسَحُ عَلَى ظَاهِرِ خُفَّيْهِ
. “Seandainya agama dengan logika, maka tentu bagian bawah khuf (sepatu) lebih pantas untuk diusap daripada atasnya. Sungguh aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap bagian atas khufnya (sepatunya).” (HR. Abu Daud no. 162)

Itu artinya dalam ketaatan pada jalan yang sdh didapat, akal menjadi tersandra dengan ketaatan,  ini syarat dari yang namanya ketaatan,  krn bukan keinginan kita yang akan kita taati lagi melainkan apa yang kita yakini, maka akal kita ditundukkan pada ketaatan

Makanya dalam islam itu ada dua jalan,  jalan menemukan kebenaran dan jalan ketaatan

Temukan dulu kebenaran lalu kau taati kebenaran itu dengan menelanjangi atribut keakuanmu (akal, ego)

Menemukan kebenaran dengan bantuan akal

Dan

Menaati kebenaran yang sudah ditemukan dengan merendahkan diri (ego, akal)

Mengapa demikian? Perhatikan hadis berikut ini

Dari Imam ‘Ali as ia bersabda
.
لَوْ كَانَ الدِّينُ بِالرَّأْىِ لَكَانَ أَسْفَلُ الْخُفِّ أَوْلَى بِالْمَسْحِ مِنْ أَعْلاَهُ وَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَمْسَحُ عَلَى ظَاهِرِ خُفَّيْهِ
. “Seandainya agama dengan logika, maka tentu bagian bawah khuf (sepatu) lebih pantas untuk diusap daripada atasnya. Sungguh aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap bagian atas khufnya (sepatunya).” (HR. Abu Daud no. 162)
.

Perhatikan kata "agama" itu artinya jika seseorang mau beramal sholeh dalam "agama",  menjalankan syariat dalam "agama",  maka akal itulah yang ditundukkan

Nah sebelum beragama maka perlu beriman bukan?

Nah proses menuju iman itulah yang harus memakai akal, nah iman itu adalah langkah pertama sebelum  beragama,  sebelum menjalankan syariat agama,  maka dalam proses menemukan iman inilah maka dipakai akal

Nabi Yunus (Yūnus):100 - Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.

Tanpa akal maka imannya rusak,  akidah nya kacau,  maka syariatnya percuma

Maka bangun dulu akidahmu dengan akal

Nah Hud 17 itu adalah syarat dalam beriman

Wajib gunakan akal,  karena didalamnya menyebut Rasul,  karena rasul adalah bagian dari keimanan yang wajib diimani. Maka menemukan keimanan kepada rasul wajib menggunakan akal,  makanya ada yang namanya bukti yang nyata atau al bayyinat untuk membuktikan bahwa manusia tersebut adalah rasul utusanNya,  nah al bayyinat atau bukti yang nyata inilah sebagai sarana akal dalam menemukan kebenaran kerasulan seorang utusan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar