Selasa, 12 Desember 2017

Kedaulatan al Liwa

Melanjutkan status sebelumnya  

Bendera adalah lambang kedaulatan,  karena itulah dalam perang yang paling dijaga adalah bendera,  sekalipun rajanya terbunuh maka bendera tidak boleh direbut. Bendera atau al liwa pada zaman dahulu biasa disimbolkan dengan pedang, tombak, tabut atau kain bendera. Tombak pun banyak macamnya semisal tongkat raja berlambang elang,  batu permata dll,  ada pula berupa mahkota yg diletakkan dikepala dll

Ini semua disebut al liwa,  simbol kedaulatan

Ketika direbut maka tamatlah kedaulatan pemiliknya,  jika raja maka tamatlah kerajaan itu. Jika seorang nabi maka tamatlah kedaulatan nabi dan tamat pula kedaulatan Tuhan,  maka berganti  kedaulatan yang lain semisal berhala dsb.  Makanya panji Nabi wajib dijaga mati matian,  sekalipun nabi terbunuh panji atau al liwa tidak boleh terampas.  Makanya nabi berpesan kepada Zaid bin Haritsa ketika Nabi menyerahkan al liwa padanya,  bahwa jika dia terbunuh maka al liwa diserahkan kepada Ja'far bin Abi Tholib,  jika Ja'far terbunuh maka serahkan kepada Abdullah bin  Rawaha

Sprt itu yang diperintahkan dan jika Abdullah bin Rawaha terbunuh maka al liwa diserahkan kepada salah satu org islam siapa saja yg mampu mempertahankannya,  maka ketika semua terbunuh maka Khalid bin Walid mengambil alih

Sprt itulah urgensinya al liwa atau simbol kedaulatan, simbol ini harus diwujudkan agar bisa dipakai untuk menunjukkan kedaulatan pemiliknya, agar yang lain tidak sembarangan jika memasuki wilayah kedaulatan tersebut.

Ketika kedaulatan nabi direbut maka nabi menjadi tawanan dan harus mengakui kedaulatan lawannya dan wajib tunduk pada kedaulatan itu. 

Sama sprt ketika belanda merebut bendera atau al liwa raja raja maka raja raja jadi tawanan dan kedaulatannya tertawan,  jika dia mau bebas maka silahkan ajukan perang jika tdk maka wajib taat

Bgt pula ketika al liwa dikuasai abu bakar dgn jalan bathil,  maka Imam Ali wajib taat sekalipun tdk membaiat atau menyerahkan tangan dgn terkepal sekalipun harus taat demi menghormati al liwa rasulullah saw  yang tersandra. Jika keberatan boleh mengajukan perang,  dan ini yang diminta kepada 40 org sahabatnya tp hampir semua tidak memenuhi permintaan Imam Ali, hanya beberapa orang Sehingga tidak memenuhi syarat perang

Labbaik Ya Ali..

Karena itulah imam Ali tidak boleh berbuat yang lain,  harus patuh atau mengajukan perang hanya ada dua cara,  tidak boleh mengadakan makar krn makar tdk direstui Allah apapun dalihnya.  Silahkan hijrah,  bentuk pasukan dan ajukan perang ini etika kedaulatan

Makanya dalam islam tdk dibolehkan makar. Misalnya membuat kerusakan umum tanpa tanpa tanggung jawab

Begitupun ketika belanda dikalahkan rakyat indonesia dan naik simbol kedaulatan rakyat berupa al liwa merah putih maka kita wajib taat atau jika keberatan silahkan ajukan perang tuk memperebutkan kedaulatan tersebut. Jika tdk maka terlarang melakukan makar krn itu tdk diakui sejak dahulu.  Makanya imam Ali as tdk pernah melakukan makar demi menghargai etika kedaulatan,  jika tdk suka ya ajukan perang.

Maka seorang muslim harus menghormati kedaulatan dalam satu wilayah atau negara jika tdk suka bisa ajukan perang terbuka atau silahkan perang dlm bentuk perang politik

Makanya jika tdk setuju ya buat partai politik dan ajukan perang dalam bentuk politik,  yaitu merebut kekauasaan secara beretika. Jgn dalam bentuk  makar Karena Allah tdk suka kerusakan

Makanya dlm negara yg kedaulatannya ditangan rakyat dan disimbolkan dgn al liwa merah putih sejatinya kita diwajibkan taat dan patuh bukan malah membuat makar,  jika tdk suka ya hijrah atau lawan tentara yang telah disediakan sebagai pelindung kedaulatan tersebut

Makanya felix tdk memahami hal ini sehingga seenaknya menyebut bendera Rasulullah saw  pada bendera dimonas yang sama sekali tidak melambangkan kedaulatan Rasulullah saw. Itu adalah klaim palsu,  dia menyamakan kedaulatan Rasulullah saw  dgn kedaulatan rakyat,  dalam islam tdk ada kedaulatan rakyat yg ada adalah kedaulatan Rasulullah saw dan kedaulatan Rasulullah saw  adalah kedaulatan Allah. 

Sehingga tidak semua rakyat bisa memiliki bendera krn emang kedaulatan islam hanya ada ditangan Rasulullah saw

Berbeda dgn indonesia yg kedaulatannya ada ditangan rakyat maka silahkan jahit sendiri bendera merah putih masing masing dan silahkan kibarkan dimanapun didalam wilayah NKRI ini

berbeda dgn Al liwa Rasulullah saw tidak boleh seenaknya dijahit atau dicetak krn itu melanggar kedaulatan Rasulullah saw

makanya kita wajib sangat marah, pada siapapun yg seenaknya menunjuk bendera yg ada di monas sebagai al liwa Rasulullah saw,  itu penghinaan atas kedaulatan Rasulullah saw!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar