Kamis, 10 Juni 2021

Keutamaan Sholawat

Tafsir Hikmah ﷽ Ahlulbayt:
Imam Ja’far Shodiq as berkata:

“Ketika Aku memasuki Baitullah (Ka’bah), tiada doa yang Aku ingat kecuali shalawat kepada Nabi dan keluarganya. Kemudian Imam bersabda, tidak ada orang yang keluar dari Baitullah yang amalnya mengunggulimu.” 

Sholawat adalah zikir paling agung dan tali yang paling kuat bagi rahmat dan kecintaan Ilahi kepada manusia.

Shalawat merupakan zikir yang paling lengkap. Pasalnya shalawat mencakup tauhid, nubuwah dan wilayah. 

Dengan kata lain, seseorang yang membaca shalawat “Allahumma shali Aala Muhammad wa Aali Muhammad” ketika mengucapkan lafad Allah berarti ia telah mengumandangkan tauhid serta menerima Allah sebagai Tuhannya. 

Sementara ketika mengucapkan shali aala Muhammad, berarti ia telah menerima kenabian Muhammad. Adapun saat mengucapkan wa aali Muhammad, berarti ia telah menerima wilayah dan kepemimpinan Ahlu Bait Nabi. 

Dengan demikian ketika seseorang mengucapkan shalawat, berarti ia telah menerima tiga prinsip utama ini. Dengan sendirinya, shalawat telah menentukan jalan kehidupan manusia.

Al-Mustadrak Syeikh An-Nuri, jilid 5: 355, hadis ke 72.

t.me/tafsrhikmah

Nabi Muhammad Saw bersabda: 

“Malaikat Jibril memberitahu kepada ku bahwa setiap umatku yang membaca shalawat kepadaku dan keluargaku maka pintu langit akan terbuka dan para malaikat akan mengirim 70 ucapan selamat kepadanya…”

t.me/tafsrhikmah

Imam Ja’far Shodiq as saat memberikan tafsiran surat al-Ahzab ayat 56 berkata: 

“Dari sisi Tuhan, pembacaan shalawat adalah rahmat, pembacaan shalawat oleh malaikat adalah kesucian. Adapun shalawat manusia adalah doa dan permohonan rahmat.”

t.me/tafsrhikmah

Imam Ali as berkata: 

“Tidak ada doa yang akan menembus langit kecuali dibarengi dengan shalawat kepada Nabi dan keluarganya.”

t.me/tafsrhikmah

Rasulullah saw bersabda: 

“Pada hari kiamat aku akan berada di dekat timbangan. Barangsiapa yang berat amal buruknya di atas amal baiknya, aku akan menutupnya dengan shalawat kepadaku sehingga amal baiknya lebih berat karena shalawat.” 

Al-Bihar 7/304/72.
t.me/tafsrhikmah

Rasulullah saw bersabda: 

“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku tiga kali setiap hari dan tiga kali setiap malam, karena cinta dan rindu kepadaku, maka Allah azza wa jalla berhak mengampuni dosa-dosanya pada malam itu dan hari itu.” 

Ad-Da’awat Ar-Rawandi: 89, bab 224, hadis ke 226.
t.me/tafsrhikmah

Rasulullah saw bersabda: 

“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku ketika akan membaca Al-Qur’an, malaikat akan selalu memohonkan ampunan baginya selama namaku berada dalam kitab itu.”

Al-Bihar 94/71/65.
t.me/tafsrhikmah

Rasulullah saw bersabda: 

Pada suatu malam aku diperjalankan untuk mi’raj ke langit, lalu aku melihat malaikat yang mempunyai seribu tangan, dan setiap tangan mempunyai seribu jari-jemari. 

Malaikat itu menghitung dengan jari-jemarinya, lalu aku bertanya kepada Jibril: Siapakah malaikat itu dan apa yang sedang dihitungnya? 

Jibril menjawab: Dia adalah malaikat yang ditugaskan untuk menghitung setiap tetesan hujan, ia menghafal setiap tetesan hujan yang diturunkan dari langit ke bumi.

Kemudian aku bertanya kepada malaikat itu: Apakah kamu mengetahui berapa tetesan hujan yang diturunkan dari langit ke bumi sejak Allah menciptakan dunia?

Ia menjawab: Ya Rasulullah, demi Allah yang mengutusmu membawa kebenaran kepada makhluk-Nya, aku tidak hanya mengetahui setiap tetesan hujan yang turun dari langit ke bumi, tetapi aku juga mengetahui secara rinci berapa jumlah tetesan hujan yang jatuh di lautan, di daratan, di bangunan, di kebun, di tanah yang bergaram, dan yang jatuh di kuburan. 

Kemudian Rasulullah Saw bersabda: Aku kagum terhadap kemampuan hafalan dan ingatanmu dalam perhitungan itu.

Kemudian malaikat itu berkata: Ya Rasulullah, ada yang tak sanggup aku menghafal dan mengingatnya dengan perhitungan tangan dan jari-jemariku ini.

Rasulullah Saw bertanya: Perhitungan apakah itu? 

Ia menjawab: ketika suatu kaum dari ummatmu menghadiri suatu majlis, lalu namamu disebutkan di majlis itu, kemudian mereka bershalawat kepadamu. Pahala shalawat mereka itulah yang tak sanggup aku menghitungnya. 

Al-Mustadrak Syeikh An-Nuri, jilid 5: 355, hadis ke 72.
t.me/tafsrhikmah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar